“LEUKEMIA”
TUGAS DARI BU DOSEN
TRI PENI S.KEP.NS.,M.KES
Disusun Oleh:
KELOMPOK 13:
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmatnya
kami bisa menyelesaikan tugas ini, Untuk pemenuhan penugasan mata kuliah anak tentang
leukemia
Kelompok kami berterimakasih kepada dosen mata kuliah anak, yang memberikan
penjelasan mengenai mata kuliah ini, sehingga kami dapat memenuhi tugas ini tanpa ada suatu
masalah. Dan kelompok kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang membantu dalam
Harapan kelompok kami, semoga makalah leukemia yang kami susun ini dapat
bermanfaat dan juga dapat menambah pengetahuan serta wawasan dari semua orang yang
membacanya.
Penyusun
Kelompok 13
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
bab I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
bab II....................................................................................................................................2
KONSEP TEORY...............................................................................................................2
2.1 Definisi...................................................................................................................2
2.2 Etiologi...................................................................................................................3
2.4 Patologi..................................................................................................................5
2.5 Pathway..................................................................................................................6
bab III.................................................................................................................................10
ii
3.1 Pengkajian............................................................................................................10
bab IV................................................................................................................................29
ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................29
penutupan...........................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................45
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel imatur) sel
leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit dengan jumlah yang
berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia. (Hidayat, 2006).
Menurut U.S. Cancer Statistics (2005) terdapat 32.616 kasus leukemia di Amerika
Serikat, 18.059 kasus diantaranya pada laki-laki (55,37%) dan 14.557 kasus lainnya pada
perempuan (44,63%). Pada tahun yang sama 21.716 orang meninggal karena leukemia (CFR
66,58%).
Berdasarkan laporan kasus dari F. Tumiwa dan AMC. Kaparang (2008)
menyebutkan bahwa indeks rata-rata tertinggi Leukemia Mielositik Kronik terdapat di Swiss dan
Amerika (2 per 100.000) sedangkan Indeks rata-rata terendah berada di Swedia dan Cina (0,7 per
100.000).
Leukemia Mielositik Kronik merupakan leukemia kronis yang paling sering
dijumpai di Indonesia yaitu 25-20% dari leukemia. Indeks rata-rata Leukemia Mielositik Kronik
di negara barat adalah 1-1,4 per 100.000 per tahun.
Berdasarkan data dari International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG)
penderita leukemia pada anak-anak di RSK Dharmais terus bertambah setiap tahunnya. Pada
tahun 2007 terdapat 6 kasus leukemia pada anak dan pada tahun 2008 bertambah menjadi 16
kasus.
Di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2004 terdapat 30 penderita
(18,52%), tahun 2005 terdapat 39 penderita (24,07%), tahun 2006 terdapat 35 penderita
(21,61%) dan pada tahun 2007 terdapat 58 penderita (35,8%). (Anonim, 2012).
Keadaan tersebut di atas menunjukkan bahwa kasus penyakit Leukemia dalam
beberapa tahun terakhir ternyata jumlah kasusnya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan
fakta di atas perlu kita mengenal penyakit Leukemia secara lebih rinci.
BAB II
KONSEP TEORY
II.1 Definisi
Leukemia, mula-mula dijelaskan oleh Virchow pada tahun 1847 sebagai “darah putih”, adalah
penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik
yang secara maligna melakukan transformasi, yang menyebabkan penekanan dan penggantian
unsur sumsum yang normal (Greer dkk, 1999 dalam Price, 2006).
Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu atau
banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan tertekan pada waktu sel
leukemia bertambah banyak sehingga menimbulkan gejala klinis. Keganasan hematologik ini
akibat dari proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel
induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas tersebut dalam
sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik. (Anonim, 2012).
Leukemia adalah golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel darah putih
abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat menyebabkan kegagalan sumsum
tulang, hitung sel darah putih sirkulasi meninggi dan menginfiltrasi organ lain. Dengan demikian
gambaran umum leukemia mencakup sel darah putih abnormal dalam darah tepi, hitung sel darah
putih total meninggi, bukti kegagalan sumsum tulang misalnya: anemia, netropenia atau
trombositopenia dan keterlibatan organ lain misalnya: Hati, limpa, limfonodi, meningen, otak,
kulit dan testis. (Bruner, 2002)
Leukemia digolongkan ke dalam kelompok akut dan kronis berdasarkan derajat maturasi
sel-sel ganas di dalam sumsum tulang. Leukemia akut ditandai adanya gangguan maturasi yang
mengakibatkan meningkatnya sel-sel muda dan terjadi kegagalan diferensiasi sel-sel darah.
Keadaan ini menyebabkan penyakit tampak sangat berat dan menyebabkan kematian dalam
beberapa bulan tanpa pengobatan. Sebaliknya pada leukemia kronik terjadi peningkatan sel
matur yang tidak terkendali, sehingga penyakit tampak relatif lebih ringan. Leukemia kronik
pada stadium akhir dapat menjadi progresif seperti leukemia akut.
Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel imatur) sel
leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit dengan jumlah yang
berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia. (Hidayat, 2006).
2
Leukimia merupakan penyakit akibat proliferasi (bertambah banyak atau multiplikasi) patologi
dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. (Nursalam, 2005).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah putih dalam sumsum tulang,
menggantikan elemen-elemen sumsum normal. (Baughman, 2000, hal : 336). Leukimia
merupakan proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah.
(Suriadi, 2006).
Jadi dapat disimpulkan bahwa leukimia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel
leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya jumlah leukosit yang berlebihan
dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
II.2 Etiologi
Secara pasti penyebat dari penyakit leukemia belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor
prediosposisi yang dapat menyebabkan terjadinya leukemia (Suriadi & Rita Yuliani, 2001), yaitu
:
Faktor genetik, dapat dilihat pada tingginya kasus leukemia pada anak kembar monozigot.
Faktor lingkungan, berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai menifestasi leukemia timbul
bertahun – tahun kemudian.
Zat kimia, misalnya benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti neoplastik.
Agen virus, HTLV-1 dari leukemia sel T sejak lama dapat menyebabkan timbulnya leukemia.
Obat – obatan imunosupresif, obat anti kanker, obat – obatan kardiogenik seperti
diethylstilbestrol
Neoplasma
Ada persamaan jelas antara leukemia dan penyakit neoplastik lain, misalnya proliferasi
sel yang tidak terkendali, abnormalitas morfologi sel, dan infiltrasi organ. Selain dari itu kelainan
sum – sum kronis dapat berubah bentuk akhirnya menjadi leukemia akut, misalnya polisefemia
vera, mielosklerosis atau anemia plastik.
3
II.3 Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia menurut Suriadi & Rita
Yuliani (2001) adalah sebagai berikut :
h. Lumphedenopathy
i. Hepatosplenomegaly
1. Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan
sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi
hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita
leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
4
3. Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa
seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.
Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat
rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
4. Penurunan kesadaran
II.4 Patologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang maligna, imaturnya sel blast.
Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan
menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi
akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.
Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada
penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya
infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan
nyeri persendian.
5
II.5 Pathway
6
II.6 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Ngastiyah, (1987) pemeriksaan yang dilakukan pada penderita leukemia adalah
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum – sum tulang
yaitu adanya pansitupenia, lifositosis yang terkadang menyebabkan gambaran darah tepi terdapat
sel blas yang merupakan gejala patonomenik untuk leukemia.
b. Kimia Darah
Dari hasil pemeriksaan kimia darah biasanya terdapat kolesterol rendah, asam urat dapat
meningkat dan hipogamaglobinemia.
Dari pemeriksaan sum – sum tulang dapat ditemukan gambaran yang hanya terdiri dari
sel limfopeutik patologis. Pada LMA selain gambaran tersebut terdapat pula adanya liatus
leukemia yaitu keadaan yang diperlihatkan sel blas (mie blas), beberapa sel tua (segment) dan
sangat kurang bentuk pemotongan sel yang berada diantaranya (promielost, mielosil,
metamielosit dan sel batang).
2. Biopsi Limpa
Dari hasil pemeriksaan ini akan terlihat proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limpa yang terdesak seperti : limposit normal, RES, Granulosit, pulp cell.
3. Cairan Serebropinalis
Leukemia Meningeal terjadi jika terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein.
4. Sistogenik
7
Pemeriksaan pada penderita leukemia menurut Betz, Cecily L (2002), yaitu :
a. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari
50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah
lengkap biasanya juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
b. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
c. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
d. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
e. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
f. PTT : memanjang
g. LDH : mungkin meningkat
h. Asam urat serum : mungkin meningkat
i. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
j. Copper serum : meningkat
k. Zink serum : menurun
l. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
m. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
n. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
o. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.
p. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
q. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
r. Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.
Belum ada cara yang efektif untuk mencegah leukemia hingga saat ini. Namun, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko Anda terkena leukemia, di
antaranya:
8
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak dini,
terutama jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga.
II.8 Program terapi
Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila
terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan
transfusi trombosit.
Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.
b) Pengobatan spesifik
Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut
sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-
sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi
gejala-gajala yang tampak.
Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak
diri lagi.
Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat
- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi
c) Pengobatan imunologik
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat
sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.
5. Penggunaan obat tradisional yaitu perpaduan antara buah mahkota dewa, sambiloto,
daun pegagan dan buah mengkudu.
9
BAB III
III.1 Pengkajian
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih
dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang pada penyakit leukemia klien biasanya lemah, lelah, wajah
terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
Pada riwayat kesehatan dahulu pada klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda
anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam
dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan
membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati,
hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi,
gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).
10
c. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat composmentis
selama belum terjadi komplikasi.
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : tidak normal (TD normal 120/80 mmHg)
Nadi :
Suhu : meningkat jika terjadi infeksi
RR : Dispneu, takhipneu
3. Pemeriksaan fisik head to toe
a. Pemeriksaan kepala
Bentuk : perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita
leukemia betuk kepala simetris.
Rambut: perhatikan keadaan rambut mudah dicabut atau tidak,warna, hygiene
Nyeri tekan: palpasi nyeri tekan, ada atau tidak. Biasanya pada penderita tidak ada nyeri
tekan.
b. Pemeriksaan mata
Palpebra: perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan konjungtiva
yang anemis.
Sclera : ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.
c. Pemeriksaan hidung
Inskpeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita
leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
d. Pemeriksaan mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri ), perdarahan gusi.
Biasa papa penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir pecah – pecah.
e. Pemeriksaan telinga
11
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi
pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan kelainan dan
bersifat normal.
f. Pemeriksaan leher
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya 5-
2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
g. Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita leukemia, iktus
terlihat
Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba.
Perkusi : tentukan batas jantung.
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal.
Paru – paru
Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya normal.
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi :
Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb.
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak. Biasaya terdapat nyeri
tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : lakukan perkusi, biasa didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
i. Pemeriksaan Ekstremitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah.
Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm 3
saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm 3
12
adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur, hitung darah lengkap biasanya
juga menunjukkan normositik, anemia normositik.
2. Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
3. Retikulosit : jumlah biasaya rendah
4. Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
5. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
6. PTT : memanjang
7. LDH : mungkin meningkat
8. Asam urat serum : mungkin meningkat
9. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
10. Copper serum : meningkat
11. Zink serum : menurun
e. Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
- Mengkaji kesehatan klien secara umum.
- Menanyakan alasan klien datang ke RS dan harapannya.
- Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara penangannya.
- Kepatuhan terhadap obat.
- Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien.
- Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.
13
3. Eliminasi
- Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau.
- Apakah ada masalah dalam pengeluaran urine.
- Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
- Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya.
- Apakah menggunakan alat bantu untuk defekasi.
- Mengkaji pengeluaran melalui IWL .
14
- Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut.
Biasanya klien merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
8. Peran – Hubungan
- Mengkaji pekerjaan klien.
- Apakah hubungan yang dijalin klien dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar
berjalan dengan baik.
- Apa yang menjadi peran klien dalam keluarga.
- Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam keluarga.
- Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien.
- Apakah dalam lingkungan klien mengikuti kegiatan social.
15
(NANDA) (NOC)
menerus pindahkan).
16
Masa tubuh tempat tidur.
Berat badan
Sediakan peralatan
yang adaptif (ex : tangga
yang dapat disandarkan
dan susuran tangan),
dengan tepat.
17
Hindari pencahayaan
yang tidak penting,
sirkulasi udara, keadaan
yang terlalu panas, ataupun
dingin.
Manajemen
nutrisi
Intervensi yang
dilakukan :
18
pasien mempunyai alergi
terhadap makanan.
19
b.d trombositopenia darah perdarahan
Gumpalan
Monitor kemungkinan
pembentukan terjadinya perdarahan pada
Waktu protrombin pasien
Hb
Catat kadar HB dan Ht
Perdarahan
setelah pasien mengalami
Memar
kehilangan banyak darah
Petechiae
Pantau gejala dan
tanda timbulnya
perdarahan yang
berkelanjutan 9cek sekresi
pasien baik yang terlihat
maupun yang tidak
disadari perawat)
20
ada indikasi pendarahan
21
Instruksikan pasien
untuk menghindari/
menjauhi aspirasi atau anti
koagulan yang lain
22
Denyut nadi ketika
Tingkatkan komitmen
beraktivitas pasien dalam beraktivitas
Laju pernapasan
Bantu mengekplorasi
ketika beraktivitas aktivitas yang bemanfaat
Tekanan darah bagi pasien
sistolik Bantu mengidentifikasi
Tekanan darah sumberdaya yang dimiliki
diastolic dalam beraktivitas
Pemeriksaan EKG Bantu pasien/keluarga
Warna kulit dalam beradaptasi dengan
Kekuatan tubuh atas lingkungan
Kekuatan tubuh
Bantu menyusun
bawah aktivitas fisik
Daya tahan Pastikan lingkungan
aman untuk pergerakan
Klien diharapkan
otot
mampu untuk
Jelaskan aktivitas
menormalkan:
motorik untuk
Kinerja dari rutinitas meningkatkan tonus otot
Aktivitas Berikan reinforcemen
Konsentrasi positif selama beraktivitas
Kepulihan energy
Monitor respon
setelah beraktivitas emosional, fisik, sosial dan
Tingkat oksigen spiritual
darah
Manajemen
Tingkat energy
24
fisiologis dari leukemia) Kecemasan : cemas:
Menghindari
Tenangkan klien dan
perasaan gelisah. melakukan pendekatan.
Menghindari
Kaji perspektif situasi
serangan panik stress klien.
Menghindari Rasa
Berikan informasi
cemas yang berlebihan. faktual mengenai
Mengontrol tekanan diagnosis, terapi, dan
darah. prognosis.
Mengontrol
Bantu pasien untuk
peningkatan denyut nadi. untuk meminimalisir rasa
Mengontrol cemas yang timbul.
peningkatan jumlah
Kaji tanda-tanda
pernafasan. kecemasan baik secara
Menghindari hal-hal verbal maupun non verbal.
yang bisa mengganggu Menajemen nyeri
tidur.
Intervensi yang
Tingkatan nyeri
dilakukan:
Klien diharapkan
Ajarkan klien tentang
mampu untuk:
bagaimana cara
Mengendalikan rasa mengontrol rasa nyeri.
nyeri. Ajarkan klien teknik-
Mengontrol diri dari teknik relaksasi.
kehilangan nafsu makan. Ajarkan klien
bagaimana cara
menghindari diri dari rasa
cemas.
25
5. Ketidakseimbangan Status Nutrisi Mengontrol nafsu
nutrisi kurang dari Klien diharapkan makan:
kebutuhan tubuh b.d faktor mampu untuk
Intervensi yang
biologi (anoreksia) menormalkan:
dilakukuan:
Pemasukan nutrisi
Anjurkan asupan kalori
Pemasukan makanan
yang sesuai dengan
Pemasukan cairan
kebutuhan dan gaya hidup.
Energy
Kontrol asupan nutrisi
Berat badan
dan kalori.
Tonus otot
Anjurkan kepada klien
Hidrasi
untuk mengkonsumsi
nutrisi yang cukup.
Nafsu makan
Pengontrolan
Klien diharapkan
nutrisi
mampu untuk
Intervensi yang
menormalkan:
dilakukuan:
Menyeimbangkan
Tanyakan apakah
nafsu makan
pasien mempunyai alergi
Menyeimbangkan
terhadap makanan
Pasokan cairan tubuh
Tentukan makanan
Menyeimbangkan
pilihan pasien
Pasokan nutrisi tubuh
Tentukan jumlah kalori
Weight gain
dan jenis zat makanan
behavior :
yang diperlukan untuk
Klien diharapkan memenuhi nutrisi, ketika
mampu : berkolaborasi dengan ahli
makanan, jika diperlukan
Mengidentifikasi
Tunjukkan intake
penyebab kehilangan
kalori yang tepat sesuai
berat badan
Memilih sebuah
26
target sehat berat badan. tipe tubuh dan gaya hidup
Mengidentifikasi
Timbang berat badan
pemasukan kalori pasien pad jarak waktu
Memilihara suplai yang tepat
nutrisi makanan dan Terapi Nutrisi
minuman yg adekuat
Intervensi yang
Meningkatkan nafsu
dilakukan :
makan
Monitor pemasukan
cairan dan makanan dan
menghitung pemasukan
kalori sehari-hari
Bantu pasien
membentuk posisi duduk
yang benar sebelum makan
Ajarkan pasien dan
kelurga tentang memilih
makanan
27
Jaringan bebas lesi. kelembaban kulit.
Catat perubahan kulit
atau membran mukosa.
Periksa keketatan
pakaian.
Pantau warna kulit.
Pantau suhu kulit.
Instruksikan anggota
keluarga / pemberi
perawatan tentang tanda –
tanda dari kerusakan kulit.
28
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. S datang ke rumah sakit M. Djamil Padang Tanggal 11 januari 2013 dengan keluhan
sesak nafas sejak 4 hari yang lalu dan badan terasa lemas. Klien pingsan setelah beberapa saat ,
sampai ke tempat klien bekerja dan di bawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh. Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium didapat Hb 8 gr/dl, trombosit 11.000 /mm 3 , leukosit 8.000 /
mm3. Sehingga mendapatkan transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3 Khloft. Namun hasil lab
tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat klien dirujuk ke RSUP M.
Djamil untuk dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan rawatan lebih lanjut.
IV.1Data klinis
Nama : Ny. S
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Minang
TB : 160 cm
BB : 45kg
Ruang : UGD
29
No. Registrasi : 804548
Ny. S masuk rumah sakit M. Djamil Padang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari
yang lalu dan badan terasa lemah, sebelumnya klien pingsan di temapt kerja.
IV.2Asuhan keperawatan
30
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/menit
Suhu : 36,50 C
31
Perkusi : redup
Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2 normal.
Paru – paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi
Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.
Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler.
k. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi.
Auskultasi : bising usus normal 15 x / menit.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba.
Perkusi : bunyi tympani untuk semua daerah abdomen
l. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep dan trisep
baik. Terdapat memar dan bercak – bercak hitam kebiruan di tangan kiri
Ekstremitas bawah : pergerakan lemah, reflek patelanya baik.
Nyeri di persendian dan tulang.
c. Pemeriksaan Labor
Hemoglobin : 8 gram / dl (rendah)
Leukosit : 8.000 / mm3 (normal)
Trombosit : 11.000 / mm3 (rendah)
Ny. S datang ke Rsup. M. Djamil Padang dengan keluhan badan terasa lemas dan sesak
nafas sejak 4 hari yang lalu. Kilen juga mengaku sering pusing dan sakit kepala. Kilen berharap
agar ia bisa cepat sembuh dengan berbagai pengobatan dan perawatan yang diberikan oleh
rumah sakit. Klien menduga penyakit yang dideritanya ada hubungan nya dengan anemia yang
dideritanya beberapa tahun lalu. Klien telah mendapat transfusi PRC 2 Kholf dan trombosit 3
kholf.
32
2. Nutrisi-Metabolik
Ny. S mengaku akhir - akhir ini nafsu makannya menurun dan sering mual serta muntah.
Dalam sehari, Ny. S mengaku hanya menghabiskan sepertiga dari porsi makan yang biasanya.
Semenjak sakit, klien mengalami penurunan berat badan 2 kg sejak satu bulan terakhir. Saat ini
klien mendapatkan asupan nutrisi berupa NaCl 0,9%.
3. Eliminasi
Ny. S memiliki kebiasaan buang air besar sehari-hari normal dan tidak merasakan
keluhan nyeri. BAK klien juga normal.
4. Aktivitas dan Latihan
Ny. S dalam kesehariannya merupakan PNS di salah satu institusi kesehatan. Klien
mudah merasa letih dan lemas. Pada saat bekerja klien mengaku kelelahan dan terkadang sesak
nafas, ini terjadi karena Hb klien rendah. Untuk mengurangi hal tersebut Ny. S berbaring dan
beristirahat total. Hal ini menyebabkan tingkat aktivitas klien menurun.
Ny. S tidur rata-rata 7 jam setiap harinya. Namun semenjak sakit, jam tidur klien
berkurang karena klien sering merasakan sesak nafas disertai dengan mual dan muntah, sehingga
klien mengalami kesulitan untuk tidur.
6. Kognitif dan Persepsi Sensori
Kemampuan Ny. S untuk membaca dan menulis mulai terganggu sehingga klien
menggunakan kacamata (-) sebagai alat bantu, walaupun demikian klien tidak menagalami
gangguan pendengaran. Klien mengeluh mual, muntah dan nyeri pada persendian. Klien juga
sering mengalami pusing. Klien juga mengatakan mudah sekali memar dan berdarah jika
mengalami perdarahan.
7. Persepsi diri-Konsep diri
Ny. S mengaku mengalami penurunan nafsu makan sering mual dan muntah, badan
terasa lemah sehingga membuat klien merasa gelisah, cemas dan takut yang berlebihan, bahwa
33
penyakitnya tidak akan sembuh. Padahal klien berharap penyakitnya bisa sembuh, karena klien
merupakan seorang istri yang membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan kerluarganya.
8. Peran dan Hubungan dengan Sesama
Ny. S adalah seorang ibu yang mempunyai 2 orang anak diantaranya 1 orang perempuan
(5th) dan 1 orang anak laki-laki (3th). Klien bekerja sebagai PNS di salah satu institusi
kesehatan dibagian radiologi. Klien adalah seorang ibu yang di sayangi oleh keluarganya, hal ini
dibuktikan dengan keluarga yang setia menemaninya selama di rumah sakit.
Ny. S stress karena harus memikirkan penyakit yang dideritanya dan juga ia juga
memikirkan keadaan kedua anaknya yang masih kecil. Klien hanya bisa bercerita keluhannya
pada suaminya. Suaminya memberikan dukungan dan semangat kepada klien agar bisa
semangat, rajin berobat dan mengontrol makanan.
Ny. S adalah seorang muslim. Setiap harinya klien sangat rajin shalat, tidak pernah
meninggalkan shalat meskipun klien sedang sakit sekarang. Walupun klien cemas penyakitnya
tidak sembuh, akan tetapi klien yakin bahwa kilen semakin rajin shalat dan memohon
kesembuhan pada Allah SWT.
Dari kasus yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang diderita
pasien.
Analisis Data
34
1. DS : Intoleransi aktivitas b.d
kelemahan umum (anemia)
Klien mengeluh badannya terasa lemah
Klien mengaku nafasnya sesak.
Klien mengaku aktivitasnya menurun
Klien mengaku nyeri di persendiaan dan
abdomen.
Klien mengaku tidak nyam saat
beraktivitas
Klien mengeluh cepat merasa lelah saat
beraktivitas
Klien mengaku sering pusing
Klien merasa cemas dengan keadaannya.
DO
Hb : 8 gr/dl
Trombosit : 11.000/mm3
RR : 26 x / menit
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 37 0C
Bibir klien tampak pucat
Wajah klien tampak pucat
Konjungtiva anemis
35
Trombosit : 11.000/mm3
Hb : 8 gr/dl
Gusi tampak berdarah
Terdapat memar dan bercak – bercak
hitam di tangan kiri.
3. DS: Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
Klien mengaku mengalami penurunan
tubuh b.d faktor biologis
nafsu makan
(anoreksia)
Klien mengaku berat badannya turun 2
kg semenjak sejak 1 bulan yang lalu.
Klien mengaku adanya nyeri tekan di
daerah abdomen
Klien mengaku hanya menghabiskan
sepertiga dari porsi makanan yabg tersedia.
Klien mengaku sering mual dan muntah.
Klien mengaku sering pusing.
DO :
36
Perumusan NANDA,NOC,NIC sesuai kasus
37
Aktivitas otot
Konsentrasi Jelaskan aktivitas
Kepulihan energy motorik untuk
setelah beraktivitas meningkatkan tonus otot
Tingkat oksigen
Berikan reinforcemen
darah positif selama beraktivitas
Monitor respon
emosional, fisik, sosial
Tingkat
dan spiritual
kegelisahan
Klien Manajemen
diharapkan mampu energy
untuk menormalkan:
Intervensi yang
Nyeri dilakukan
Cemas
Tentukan pembatasan
Mengerang
aktivitas fisik pasien
Stress
Jelaskan tanda yang
Takut
menyebabkan kelemahan
Kegelisahan
Jelaskan penyebab
Nyeri otot
kelemahan
Meringis
Jelaskan apa dan
Sesak nafas
bagaimana aktivitas yang
Mual
dibutuhkan untuk
Muntah
membangun energi
Monitor intake nutrisi
yang adekuat
Monitor respon
kardiorespirasi selama
aktivitas
Monitor pola tidur
38
Monitor lokasi
ketidaknyamanan/nyeri
Batasi stimulus
lingkungan
Anjurkan bedrest
Lakukan ROM
aktif/pasif
Bantu pasien membuat
jadwal istirahat
Monitor efek obat
stimulan dan depresan
Monitor respon
oksigenasi pasien
39
maupun yang tidak
disadari perawat)
40
Gunakan alat ukur
elektrik yang memiliki
pinggiran tepi saat pasien
mencukur
41
keluarga untuk mengenali
tanda-gejala terjadinya
perdarahan dan tindakan
pertama untuk penanganan
selama perdarahan
berlangsung
43
PENUTUPAN
Kesimpulan
Leukimia adalah keganasan pada organ pembuat sel darah, berupa proliferasi patologis sel
hemapoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel
darah normal dan disertai infiltrasi ke organ-organ lain.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor
predisposisi penyabab dari leukemia, diantaranya : sel darah putih yang kemungkinan
berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab tersering, kemudian karena radiasi, zat
kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetik.
Sampai saat ini, leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang
tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi ke CNS merupakan faktor yang memperburuk
perjalanan penyakit ini.
44
DAFTAR PUSTAKA
Buku saku NIC NOC.NANDA. (2005) Diagnosa Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC.
Price, Sylvia Anderson. (1994) Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih
Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta: EGC.
Reeves, Charlene J et al. (2001). Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I.
Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer Suzanne C. (2001) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta: EGC.
Tucker, Susan Martin et al. (1998). Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And
Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 ed.8. Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC) : Fifth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Moorhead, Sue., Marion Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson. 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC) : Fourth Edition. Missouri : Mosby Elsevier.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Wiley, John dan Sons Ltd. 2009. NANDA International : 2009-2011. United Kingdom : Markono Print
Media.
45