Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KMB I

MANAGEMENT KASUS, PENDIDIKAN KESEHATAN DAN PERAN PERAWAT

HEMATOLOGI (POLISITEMIA VERA)

Dosen Pengampu : Leo Yosdimyati Romli, S.Kep., Ns., M.Kep

KELOMPOK 3 :

1. FITRIANI NABILA (203210011)


2. IKE FITRIATUS SOLEHAH (203210013)
3. IRSA KOMBADO (203210014)
4. JUNIYANTO MAULANA PUTRA (203210015)
5. LAILI OKTAFIANI (203210016)
6. MOH. EFFENDI (203210017)
7. MUHAMMAD RISKY FEBRIAN (203210019)
8. NADIA FEBBI INDRAWATI (203210020)
9. NUR CHASANAH FEBBY ANI (203210022)
10. RISQIATUL MUNAWAROH (203210026)

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema “Polisitemia Vera” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Polisitemia Vera bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Leo Yosdimyati Romli S.Kep., Ns.,
M.Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Medah 1 yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
Karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya .

Jombang, 14 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................................2

2.1 Pendidikan Kesehatan.......................................................................................................................2


2.1.1 Penanganan yang Dapat Dilakukan............................................................................................2
2.1.2 Cara Mencegah Polisitemia Vera................................................................................................2
BAB III..........................................................................................................................................................3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................................................3

3.1 Peran dan Fungsi Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Hematologi (Polisitemia Vera).....................................................................................................3
3.1.1 Prinsip Pengobatan Pada Polisitemia Vera.................................................................................3
3.1.2 Jenis Pengobatan Polisitemia Vera.............................................................................................3
3.1.3 Kebutuhan Pasien.......................................................................................................................7
3.2 Asuhan Keperawatan Polisitemia Vera..............................................................................................7
BAB IV........................................................................................................................................................21

PENUTUP...................................................................................................................................................21

4.1 Kesimpulan................................................................................................................................21
4.2 Saran..........................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran perawat dan fungsi perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengartuhi oleh keadaan
sosial baik dari profesi maupun diluar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Adapun fungsi
perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi
wewenang dokter dan seharusnya di lakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat,
dan melaksanakan suntikan.
Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif. Pada penderita
PV, terdapat produksi berlebih sel-sel darah akibat hipersensitifitas proses hematopoesis
sehingga didapatkan peningkatan hemoglobin dalam sel darah merah, leukosit granulosit,
trombosit dan hematokrit. Polisitemia vera dan neoplasma mieloproliferatif lain belum diketahui
pasti penyebabnya. Para peneliti menemukan bahwa penyakit ini dapat disebabkan oleh mutasi
pada rantai sinyal komunikasi sel manusia Salah satunya adalah mutasi pada Janus Kinase 2
(Jak2), yaitu suatu tirosin kinase yang berperan dalam proses hematopoesis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem Hematologi (Polisitemia Vera)

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan sistem Hematologi (Polisitemia Vera)

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Kesehatan

2.1.1 Penanganan yang Dapat Dilakukan


Penanganan terhadap polisitemia vera bertujuan untuk mengurangi kekentalan darah, serta
mencegah perdarahan dan pembekuan darah. Untuk mengurangi kekentalan darah, phlebotomy
dilakukan, yaitu jumlah darah tertentu dikeluarkan dari vena setiap minggu untuk mengurangi
jumlah sel darah merah. Waktu perawatan pun tergantung pada kondisi, pengidap mungkin akan
membutuhkan lebih dari satu metode perawatan berikut ini:

 Aspirin dosis rendah untuk mengurangi pembekuan darah dan rasa sakit. Aspirin
diberikan dalam dosis rendah untuk menghindari perdarahan pada lambung.
 Pengobatan untuk mengurangi sel darah: hydroxyurea, interferon, anagrelide (lower
platelet counts), ruxolitinib (Jakafi).
 Terapi untuk mengurangi rasa gatal: pengobatan yang biasanya digunakan untuk
mengatasi depresi, yang disebut selective serotonin reuptakeinhibitors (SSRIs) dapat
membantu meringankan gatal-gatal.

Namun, selain penanganan medis, dalam penanganannya, pengidap polisitemia vera perlu
melakukan perubahan gaya hidup, seperti berikut:

 Rutin berolahraga dengan intensitas sedang, seperti berjalan. Hal ini dapat
meningkatkan peredaran darah dan mencegah pembekuan darah.
 Hindari merokok, karena dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke
akibat pembekuan darah.
 Mandi dengan air dingin, untuk mengurangi rasa gatal. Jangan menggaruk kulit dan
gunakan pelembap untuk menjaga kesehatan kulit.
 Hindari suhu yang ekstrem untuk mencegah peredaran darah yang buruk.

2.1.2 Cara Mencegah Polisitemia Vera


Karena penyebabnya belum diketahui, cara mencegah polisitemia uga belum tersedia.
Khususnya jenis primer. Namun kita bisa mengurangi risiko polisitemia dengan menjauhi faktor
risiko, seperti tidak merokok dan mencegah gagal jantung.
BAB III

2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Peran dan Fungsi Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sistem Hematologi (Polisitemia Vera)

3.1.1 Prinsip Pengobatan Pada Polisitemia Vera


1) Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal kasus (individual) dan
mengontrol eritropoesis dengan flebotomi.
2) Menghindari pembedahan elektif pada fase eritrositik/polisitemia yang belum terkontrol.
3) Menghindari pengobatan berlebihan (over treatment).
4) Menghindari obat yang mutagenik, teratogenik dan berefek sterilisasi pada pasien usia
muda.
5) Mengontrol panmielosis dengan dosis tertentu fosfor radioaktif atau kemoterapi
sitostatika pada pasien diatas 40 tahun bila didapatkan:
 Trombositosis persisten di atas 800.000/mL, terutama jika disertai gejala trombosis.
 Leukositosis progresif.
 Splenomegali yang simtomatik atau menimbulkan sitopenia problematik.
 Gejala sistemik yang tidak terkontrol seperti pruritus yang sukar dikendalikan,
penurunan berat badan atau hiperurikosuria yang sulit diatasi.

3.1.2 Jenis Pengobatan Polisitemia Vera


1) Flebotomi.
Flebotomi dapat merupakan pengobatan yang adekuat bagi seorang pasien
polisitemia selama bertahun-tahun dan merupakan pengobatan yang dianjurkan. Indikasi
flebotomi adalah :
 Polisitemia sekunder fisiologis hanya dilakukan jika Ht >55% (target Ht≤55%).
 Polisitemia sekunder non fisiologis bergantung pada derajat beratnya gejala yang
ditimbulkan akibat hiperviskositas dan penurunan, shear rate, atau sebagai
penatalaksanaan terbatas gawat darurat sindrom paraneoplastik. Pada PV tujuan
prosedur flebotomi tersebut ialah mempertahankan hematokrit≤42% pada perempuan,
dan ≤47% pada pria untuk mencegah timbulnya hiperviskositas dan penurunan shear
rate. lndikasi flebotomi terutama padasemua pasien pada permulaan penyakit, dan
pada pasien yang masih dalam usia subur.

3
Prosedur flebotomi :
 Pada permulaan, 250-500 cc darah dapat dikeluarkan dengan blood donor
collection set standard setiap 2 hari. Pada pasien dengan usia >55 tahun
ataudengan penyakit vaskularaterosklerotik yang serius, flebotomi hanya boleh
dilakukan dengan prinsip isovolemik yaitu mengganti plasma darah yang
dikeluarkan dengan cairan pengganti plasma (coloid/plasma expander) setiap kali,
untuk mencegah timbulnya bahaya iskemia serebral atau jantung karena
hipovolemik.
 Sekitar 200 mg besi dikeluarkan pada tiap 500 cc darah (normal total bodyiron ±
5 g) Defisiensi besi merupakan efek samping pengobatan flebotomi berulang.
Gejala defisiensi besi seperti glositis, keilosis, disfagia, dan astenia dapat cepat
hilang dengan pemberian preparat besi.
2) Fosfor radioaktif (P32)
Pengobatan dengan fosfor radioaktif ini sangat efektif, mudah, dan relatif murah
untuk pasien yang tidak kooperatif atau dengan keadaan sosio ekonomi yang tidak
memungkinkan untuk berobat secara teratur. Pertamakali diberikan dengan dosis sekitar
2-3 mCi/msecara intravena, apabila diberikan per oral maka dosis dinaikkan 25%.
Selanjutnya apabila setelah 3-4minggu pemberian pertama:
a) Mendapatkan hasil, re-evaluasi setelah 1012 minggu. Jika diperlukan dapat diulang akan
tetapi hal ini jarang dibutuhkan.
b) Tidak mendapatkan hasil selanjutnya dosis kedua dinaikkan 25% dari dosis pertama, dan
diberikan sekitar 10-12 minggu setelah dosis pertama. Dengan cara ini panmielosis dapat
dikontrol pada sekitar 80% pasien untuk jangka waktu sekitar l-2 bulan dan mungkin
berakhir 2 tahun atau lebih lama lagi. Sitopenia yang serius setelah pengobatan ini jarang
terjadi. Pasien diperiksa sekitar 2-3 bulan sekali setelah keadaan stabil. Trombositosis
dan trombositemia yang mengancam (hiperagregasi) atau terbukti menimbulkan
thrombosis masih dapat terjadi meskipun eritrositosis dan lekositosis dapat terkontrol.
3) Kemoterapi sitostatika
Tujuan pengobatan kemoterapi sitostatika adalah sitoreduksi. Saat ini lebih
dianjurkan menggunakan Hidroksiures salah satu sitostatika golongan obatanti metabolik,
sedangkan penggunaan golongan obat alkilasi sudah banyak ditinggalkan atau tidak

4
dianjurkan lagi karena efek leukemogenik, dan mielosupresi yang serius. Walaupun
demikian FDA masih membenarkan Chlorambucil dan Busulfon digunakan pada
polisitemia veraIndikasi penggunaan kemoterapi sitostatika:
 Hanya untuk Polisitemia rubra primer,
 flebotomi sebagai pemeliharaan dibutuhkan >2 kali sebulan.
 trombositosis yang terbukti menimbulkan trombosis,
 urtikaria berat yang tidak dapat diatasi dengan antihistamin,
 splenomegali simptomatik/mengancam rupture limpa.

Cara pemberian kemoterapi sitostatika:


 Hidroksiurea (Hydrea 500mg/tablet) dengan dosis 800-1200 mg/m/hari atau diberikan
sehari 2 kali dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali, jika telah tercapai target dapat
dilanjutkan dengan pemberian intermitten untuk pemeliharaan.
 Chlorambucil (@Leukeran 5mg/tablet) dengan dosis induksi 0,1-0,2 mg/kgBB/hari
selama 3-6 minggu, dan dosis pemeliharaan 0,4 mg/kgBBtiap 2-4 minggu.
 Busulfan (@Myleran 2 mg/tablet) 0,06 mg/kgBB/hari atau 1,8 mg/m/hari,jika telah
tercapai target dapat dilanjutkan dengan pemberian intermitten untuk pemeliharaan.

Pasien dengan pangobatan cara ini harus diperiksa lebih sering (sekitar dua sampai
tiga minggu sekali). Kebanyakan klinisi rnenghentikan pemberian obat jika hematokrit:
 Pada pria ≤47% dan memberikannya lagi jika >52%,
 Pada perempuan ≤ 42% dan memberikannya lagi jika >49%.
Kemoterapi biologi (sitokin)

Tujuan pengobatan dengan produk biologi pada polisitemia vera terutama adalah
untuk mengontrol trombositemia (hitung trombosit >800.000/mm), produk biologi yang
digunakan adalah Interferon. Interferon digunakan terutama pada keadaan trombositemia
yang tidak dapat dikontrol, dosis yang dianjurkan 2 juta iu/m/s.c. atau i.m. 3 kali
seminggu. Kebanyakan klinisi mengkombinasikannya dengan sitostatika Siklofosfamid
(Cytoxan 25mg &50mg/tablet) dengan dosis l00mg/m 2/hari, selama l0-14 hari atau

5
sampai target telah tercapai (hitung trombosit < 800.000/mm3) kemudian dapat
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 100 mg/m22 kali seminggu.

4) Pengobatan Suportif
 Hiperurisemia diobati dengan alopurinol 100-600 mg/hari oral pada pasien dengan
penyakit yang aktif dengan memperhatikan fungsi ginjal.
 Pruritus dan urtikaria dapat diberikan antihistamin, jika diperlukan dapat diberikan
Psoralen dengan penyinaran Ultraviolet range A (PUVA)
 Gastritis/ulkus peptikum dapat diberikan penghambat reseptor H2.
 Anti aggregasi trombosit Analgrelide turunan dari Quinazolin disebutkan juga dapat
menekan trombopoesis.

5) Pembedahan Darurat
Pembedahan segera sedapat-dapatnya ditunda atau dihindarkan. Dalam keadaan
darurat dapat dilakukan flebotomi agresif dengan prinsip isovolemik dengan mengganti
plasma yang terbuang dengan plasmafusin 4% atau cairanplasma ekspander lainnya
bukan cairan isotonis atau garam fisiologis, suatu prosedur yang dapat digolongkan
sebagai tindakan penyelamatan hidup (lifesaving). Tindakan splenektomi sangat
berbahaya untuk dilakukan pada semua fase polisitemia, dan harus dihindarkan karena
dalam perjalanan penyakitnya jika terjadi fibrosis sumsum tulang organ inilah yang
masih diharapkan sebagai pengganti hemopoesrsnya.

6) Pembedahan Berencana
Pembedahan berencana dapat dilakukan setelah pasien terkontrol dengan baik.
Lebih dari 75% pasien dengan polisitemia vera tidak terkontrol atau belum diobati akan
mengalami perdarahan atau komplikasi trombosis pada pembedahan, kira-kira sepertiga
dari jumiah pasien tersebut akan meninggal. Angka komplikasi akan menurun jauh jika
eritrositosis sudah di kontrol dengan adekuat sebelum pembedahan. Makin lama telah
terkontrol, makin kecil kemungkinan terjadinya komplikasi pada pembedahan. Darah
yang didapat dari flebotomi dapat disimpan untuk transfuse autologus pada saat
pembedahan.

6
7) Pencegahan Tromboemboli Peri Operatif
Pencegahan tromboemboli perioperatif dapat dilakukan dengan:
 Penggunaan alat-alat bantu mekanik seperti kaos kaki elastik (elasticstocking) alat
pulsatting boots.
 Heparin dosis rendah jika tidak ada indikasi kontra dapat diberikan. Untuk dewasa,
heparin i.v drip dengan dosis 10-20 iu/kgBB/jam dengan target APTT 40 " -60"
sampai pasien dapat berjalan atau ambulatorik. Kemudian 50-100iu/kgBB/subkutan
dapat diberikan setiap 8-12 jamsampai pasien kembali ke aktivitas normal.

3.1.3 Kebutuhan Pasien


1. Memberikan informasi kepada pasien mengenai jadwal kunjungan sehingga
pasien dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
pasien dengan makan teratur dengan komposisi makanan yangseimbang.
3. Menyarankan pasien untuk diet rendah garam untuk mengurangi progresivitas
hipertensi sehingga menurunkan resiko komplikasi penyakit akibat hipertensi
4. Menyarankan pasien menyajikan makanan dalam keadaan higienis.
5. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi air secara teratur 1,5-2 Liter perhari

3.2 Asuhan Keperawatan Polisitemia Vera

I. PENGKAJIAN
A. Tanggal Masuk : 11 September 2021
B. Jam masuk : 21.50 WIB
C. Tanggal Pengkajian : 12 September 2021
D. Jam Pengkajian : 08.00 WIB
E. No.RM : 026087
F. Identitas
1. Identitas pasien

7
a. Nama : Tn.B
b. Umur : 19 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMK
f. Pekerjaan : Pelajar
g. Alamat : Jalan Kemuning Gang I, Candimulyo, Jombang
h. Status Pernikahan : Belum Menikah
2. Penanggung Jawab Pasien
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 44 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g. Alamat : Jalan Kemuning Gang I, Candimulyo, Jombang
h. Hub. Dengan PX : Ibu

G. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh , lemah, nyeri pada sendi dan bengkak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 11 September 2021, Tn.B mengatakan setelah pulang sekolah ia
mengalami keluhan nyeri persendiaan sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS. Keluhan
awal pasien ia merasakan nyeri terus menerus pada sendi , sakit kepala dan mual sejak 3
hari yang lalu sebelum masuk RS. .
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien sudah pernah di rawat di RS sebelumnya dengan penyakit yang sama dan telah
dilakukan tindakan flebotomi sebanyak 2x klien mempunyai riwayat hypoklemia sejak 2
tahun yang lalu, dan melakukan rawat jalan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga

8
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi,
diabetes melitus, penyakit jantung, asma, dan TBC
H. Genogram 3 generasi

44

19

 KeteranganGenogram

= Laki-laki

= Perempuan

= Tinggal serumah

= Keluarga yang sakit

= Hubungan keluarga

= Anggota keluarga yang meninggal

9
I. Pola Fungsi Kesehatan
1. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
a. Merokok : Jumlah : - Jenis: sigaret Ketergantungan: tidak aktif
b. Alkohol : Jumlah : - Jenis: - Ketergantungan: -
c. Obat-obatan : Jumlah : - Jenis: - Ketergantungan: -
d. Alergi : tidak memiliki alergi obat, tetapi memiliki alergi makanan
e. Harapan dirawat di RS : klien ingin segera sembuh dan pulang
f. Pengetahuan tentang penyakit : klien mengetahui bahwa penyebab memburuknya
penyakit dikarenakan aktivitas yang berlebihan
g. Pengetahuan tentang keamanan dan keselamatan :
h. Data lain : -
2. Nutrisi dan Metabolik
a. Jenis diet : Protein hewani rendah
b. Diet/Pantangan : ada
c. Jumlah porsi : makan sekitar 3 porsi dalam sehari, hanya tiga kali suapan dalam satu
porsi
d. Nafsu makan : berkurang
e. Kesulitan menelan : ada
f. Jumlah cairan/minum : minum air putih sekitar 5 gelas dalam sehari (oral),infuse pz
20 tpm (parenteral) Jenis cairan : air putih,infus pz 20 tpm
g. Data lain : -
3. Aktivitas dan Latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Berpindah 

10
Mobilisasi di tempat tidur & ambulasi ROM 

0: Mandiri 2: Dibantu orang 4: Tergantung total


1: Menggunakan alat bantu 3: Dibantu orang lain dan alat
a. Alat bantu : tidak menggunakan alat abntu
b. Data lain : -
4. Tidur dan Istirahat
a. Kebiasaan tidur : SMRS : 23.00 WIB-05.00 WIB, MRS : 21:00 WIB-04.00 WIB
b. Lama tidur: SMRS : 6 jam, MRS: 7 jam
c. Masalah tidur : klien mengatakan mengalami gangguan dalam tidur karena nyeri
sendi yang di rasakan
d. Data lain :
5. Eliminasi
a. Kebiasaan defekasi : SMRS : klien biasa defekasi pada pagi ,sore dan malam hari
b. MRS : klien biasa defekasi pada pagi sore dan hari
c. Pola defekasi : SMRS : dua kali sehari, MRS : belum defekasi sama sekali
d. Warna feses : kuning kecoklatan
e. Kolostomi : tidak terdapat kolostomi
f. Kebiasaan miksi : pagi, siang, malam hari
g. Pola miksi :4-5 kali sehari
h. Warna urine : kuning gading
i. Jumlah urine : ±1.500cc/24 jam
j. Data lain : -
6. Pola Persepsi Diri (Konsep Diri)
a. Harga diri : tidak percaya diri
b. Peran : klien mengatakan perannya sebagai seorang anak
c. Identitas diri : seorang anak dan pelajar
d. Ideal diri : klien berharap ingin segera sembuh
e. Penampilan : kurang baik
f. Koping : cukup baik
g. Data lain : -

11
7. Peran dan Hubungan Sosial
a. Peran saat ini : pasien
b. Penampilan peran : cukup baik
c. Sistem pendukung : keluarga dan saudara
d. Interaksi dengan orang lain : baik
e. Data lain : -
8. Seksual dan Reproduksi
a. Frekuensi hubungan seksual : tidak terkaji
b. Hambatan hubungan seksual : tidak terkaji
c. Periode menstruasi : -
d. Masalah menstruasi : -
e. Data lain : -
9. Kognitif Perseptual
a. Keadaan mental : baik
b. Berbicara : baik, lancar
c. Kemampuan memahami : cukup baik, mampu memahami edukasi yang diberikan
dokter maupun perawat
d. Ansietas : sedikit malu dengan warna buruk pada kulit
e. Pendengaran : baik
f. Penglihatan : baik
g. Nyeri : pada sendi
h. Data lain : -
Nilai dan Keyakinan
a. Agama yang dianut : islam
b. Nilai/keyakinan terhadap penyakit : klien menganggap bahwa penyakit yang diderita
adalah ujian dari Tuhan
c. Data lain : -
J. Pengkajian
a. Vital Sign
Tekanan Darah : 110//70 mmHg Nadi : 90x/m
Suhu : 37ºC RR : 26x/m

12
b. Kesadaran : composmentis
GCS : E=4 M=6 V=5
c. Keadaan Umum
a. Sakit/nyeri:
P : Klien merasakan nyeri saat beraktivitas dan hilang saat istirahat
Q : nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : daerah persendian
S : nyeri skala 5
T : nyeri hilang timbul hingga 5 menit

d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a. Warna rambut : hitam
b. Kuantitas rambut : tipis
c. Tekstur rambut : sedikit kasar
d. Kulit kepala : terdapat lesi
e. Bentuk kepala : simetris
f. Data lain : -
2) Mata
a. Konjungtiva : anemis
b. Sclera : anikterik
c. Reflek pupil : miosis apabila terkena rangsang cahaya
d. Bola mata : kemerahan
e. Data lain :
3) Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
b. Kesimetrisan : simetris kanan dan kiri
c. Pengeluaran cairan : tidak terdapat pengeluaran cairan
d. Data lain : -
4) Hidung dan Sinus
a. Bentuk hidung : simetris

13
b. Warna : sawo matang
Data lain :
5) Mulut dan tenggorokan
Bibir : simetris
Mukosa : lembab
Gigi : mengalami kerusakan
Lidah : bersih
Data lain : gangguan menelan
6) Leher
Bentuk : simetris
Warna : sawo matang
Posisi trakea : berada di tengah
Pembesaran tiroid :mengalami abnormal
7) Thorax
 Paru-Paru
a. Bentuk dada: simetris
b. Frekuensi nafas : 26x/m
c. Kedalaman nafas : normal
d. Jenis pernafasan : dipsnea
e. Pola nafas : meningkat
f. Retraksi dada : terdapat pergerakan retraksi dada
g. Irama nafas : takipnea, bunyi nafas menurun
h. Ekspansi paru : sedikit memanjang
i. Vocal fremitus : penurunan vocal fremitus
j. Nyeri : tidak terdapat nyeri tekan
k. Batas paru : normal
l. Suara nafas : sinistra (vesikuler), dextra (ronchi)
m. Suara tambahan : ronchi
n. Data lain : perkusi paru-paru sinistra (sonor), paru-paru dextra (redup)
 Jantung
a. Ictus cordis : tidak tampak

14
b. Nyeri : tidak terdapat nyeri tekan
c. Batas jantung : normal, tidak melebar
d. Bunyi jantung : lup dup (S1 S2 reguler)
e. Suara tambahan : tidak terdapat suara tambahan
f. Data lain : -
8) Abdomen
a. Bentuk perut: simetris, sedikit buncit
b. Warna kulit : sawo matang
c. Lingkar perut : ±75cm
d. Bising usus : normal (8x/m)
e. Massa : tidak terdapat massa
f. Acites : tidak teradapat acites
g. Nyeri : tidak terdapat nyeri tekan
h. Data lain : -
9) Genetalia :
a. Kondisi meatus : tidak terkaji
b. Kelainan skrotum : tidak terkaji
c. Odem vulva : -
d. Kelainan : -
e. Data lain :
10) Ekstremitas
a. Kekuatan otot: 5/5/5/5
b. Turgor : kembali <2 detik
c. Odem : tidak terdapat odem
d. Nyeri : tidak terdapat nyeri
e. Warna kulit : sawo matang
f. Akral : hangat,
g. Sianosis : tidak terdapat sianosis
h. Parese : tidak terdapat parese
i. Alat bantu : tidak menggunakan alat bantu
j. Data lain : terpasang infus Pz pada tangan kanan

15
DAFTAR MASALAH

Tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan


11 September Nyeri akut berhubungan dengan Masalah berhubungan dengan
2021 respon agen cedera biologis kekurangan sel-sel pada darah
ditandai dengan: DS : (sel darah putih, merah, dan

- Klien mengatakan nyeri trombosit darah) ditandai dengan

kepala dan nyeri pada tubuh menjadi mudah lelah dan


kurang bergairah juga ada
persendian
beberapa fungsi organ tubuh
P : Klien merasakan nyeri
terganggu.
saat beraktivitas dan hilang
saat istirahat
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : daerah kepala dan
persendian
S : nyeri skala 5
T : nyeri hilang timbul hingga
5 menit
DO :
- Composmentis
(GCS:15 E4M6V5)
- wajah tampak menahan
sakit
- klien tampak gelisah
- TD :110/70mmHg
- RR : 15 x/menit

16
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut Tingkat Nyeri L. 08066 Manajemen nyeri
D.0077 Tujuan : Observasi
Kategori : Psikologis Setelah dilakukan intervensi - Identifikasi tempat, ciri-
Sub kategori : Nyeri dan keperawatan selama 2x24 jam. ciri, waktu, frekuensi,
Kenyamanan Maka Tingkat Nyeri Menurun, kualitas, kedalaman
dengan kriteria hasil : nyeri
Nyeri akut berhubungan - Keluhan nyeri - Identifikasi skala nyeri
dengan agen cedera menurun - Identifikasi gerakan
biologis ditandai dengan - Skala nyeri 0 nyeri non verbal
klien mengeluh nyeri - Tidak tampak meringis - Identifikasi dominasi
kepala dan nyeri pada - Sikap protektif cukup nyeri pada kualitas hidup
persendian. Wajah klien menurun - Monitor risiko
tampak menahan kesakitan, - Tidak gelisah pemakaian analgetik
gelisah , dan tidak mampu - Nafsu makan cukup
menuntaskan aktivitas . membaik Terapeutik
- Proses berfikir - Kontrol lingkungan yang
membaik memperberat rasa nyeri
- Fokus membaik (suhu ruangan,
pencayahaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan
tidur

Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi

17
meredakan nyeri,
periode, dan pemicu
nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik

Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi


11 September 1. Monitor S:
2021 tanda-tanda  Klien mengatakan nyeri pada
vital kepala, nyerinya hilang timbul
Hasil: dan rasanya seperti tertusuk-
Tekanan darah: tusuk
140/90 mmHg
Nadi : 89 x/menit O:
Suhu : 36,7  Tekanan darah: 140/90 mmHg
o
C  Skala nyeri 5
Pernapasa  Klien nampak meringis
n : 23 memegang kepala
x/menit A:
 Masalah
2. Lakukan pengkajian nyeri nyeri
secara komperhensif belum
termasuk lokasi, teratasi
karakteristik, durasi P : Intervensi
frekuensi, kualitas dan dilanjutkan
faktor presipitasi.

18
Hasil :
Klien mengeluh nyeri pada
kepala dan persendian. Nyeri
bertambah parah ketika
bangun dari tidur, nyeri
seperti tertusuk- tusuk.
Dengan skala nyeri 6 dan
nyeri hilang timbul
3. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan.

Hasil :
Klien nampak meringis
memegang kepala
4. Mengajarkan tentang teknik
non farmakologi (Teknik
nafas dalam)

Hasil :
Klien tampak mengikuti
apayang diajarkan (teknik
relaksasi nafas dalam dan
distraksi)
5. Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istirahat.

Hasil :
klien nampak mengerti
dengan apa yang
dianjurkan dan akan
melakukannya.

19
6. Mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
berulang)
Hasil :
Membatasi pengunjung dan
mengontrol kebisingan.

12 September 1. Monitor S:
2021 tanda-tanda  Klien mengatakan nyeri
vital kepalanya mulai berkurang
Hasil: hilang timbul
Tekanan darah:
O:
130/80 mmHg
 120/80mmHg
Nadi : 90 x/menit
 skala nyeri 2
Suhu : 36,6
o
C
Pernapasa
A:
n : 24
 Ma
x/menit
salah
nyeri
2. Lakukan pengkajian nyeri
teratasi
secara komperhensif
P :
termasuk lokasi,
Intervensi
karakteristik, durasi
dihentikan
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi.
Hasil :
Klien mengatakan kepala

20
dan persendian masih nyeri,
skala nyeri 3 dan nyeri
hilang timbul

21
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif . Pada penderita
PV, terdapat produksi berlebih sel-sel darah akibat hipersensitifitas proses hematopoesis
sehingga didapatkan peningkatan hemoglobin dalam sel darah merah, leukosit granulosit,
trombosit dan hematokrit. Polisitemia vera dan neoplasma mieloproliferatif lain belum diketahui
pasti penyebabnya. Para peneliti menemukan bahwa penyakit ini dapat disebabkan oleh mutasi
pada rantai sinyal komunikasi sel manusia Salah satunya adalah mutasi pada Janus Kinase 2
(Jak2), yaitu suatu tirosin kinase yang berperan dalam proses hematopoesis.

 Flebotomi.
 Fosforradioaktif (P32)
 Kemoterapisitostatika
 PengobatanSuportif
 PembedahanDarurat
 PembedahanBerencana
 PencegahanTromboemboliPeriOperatif

4.2 Saran

Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan Health Education pada pasien terkait
hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya, sehingga mampu mengurangi tingkat stres
hospitalisasi.

Bagi klien dan keluarga klien diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan
keluarga klien dengan perawat dalam proses keperawatan. Sehingga didapatkan proses
keperawatan yang berkesinambungan, cepat dan tepat kepada klien.

22
DAFTAR PUSTAKA

Simdos.unud.ac.id. 2016. POLISITEMIA VERA-Universitas Udayana.


https://simdos.unud.ac.id/upload/file_penelitian_1_dir/860d19cb867202aa66371622d7fe
cd8a.pdf. Diakses pada 12 Oktober 2021

Nurbaety, 2021., " Asuhan keperawatan polistemia vera pada Tn.B di ruang iccu RSUD
bahteramas Kendari " pada http://repository.poltekkes-kdi.ac.id , 14 Oktober 2021

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/symptoms/high-red-blood-cell-


count/basics/definition/sym-20050858. Diakses pada 23 November 2018

NHS. https://www.nhs.uk/conditions/polycythaemia/ Diakses pada 23 November 2018

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/polycythemia Diakses


pada 21 April 2021.

Anda mungkin juga menyukai