Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah : Ilmu Dasar Keperawatan

Dosen Pengampu : Nurfitri,S.Kep., Ns., M.Kep.

ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2 :
1. Nurhayati (22206016)
2. Jelita Dwi Andini (22206009)
3. Saskia Ulfa Amelia (22206028)
4. Ema Alfonsa Balia (22206007)
5. Muh Rifki septian hamba (22206013)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/202
A. Pengkajian keperawatan Ca Mammae
Pengkajian kanker payudara berfokus pada hal-hal berikut: berapa lama muncul
massa, penebalan massa atau gejala kanker lain dan apakah telah mengalami perubahan
payudara, karakteristik nyeri payudara, rabas dari puting, adanya ruam, atau eksem
pada puting, riwayat trauma pada payudara, dan riwayat keluarga memiliki penyakit
kanker (Martin dan Griffin, 2014).
A. Anamnesis Data yang mencakup wawancara meliputi :
1. Identitas pasien Identitas pasien mencakup nama pasien, tanggal lahir/usia,
suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit,
jam masuk rumah sakit, nomor rekam medik dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama Keluhan utama terbagi menjadi dua yaitu keluhan utama saat
masuk rumah sakit dan keluhan saat pengkajian. Keluhan utama pada pasien
dengan kanker payudara dapat nerupa adanya massa tumor di payudara, 34 rasa
sakit di payudara, keluar cairan pada puting, kemerahan pada payudara,
payudara terasa restraksi.
B. Riwayat penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang dialami pasien dari penjelasan sebelum terjadinya
keluhan utamasampai terjadi keluhan utama dan hingga pada saat pengkajian.
Riwayat kanker payudara dari tanda gejala munjul, penetapan biopsi, keluhan
yang paling dirasakan hingga penanganan yang sudah diberikan untuk
menangani keluhan tersebut.
2. Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah di derita oleh
pasien dan berhubungan dengan penyakit yang sekarang ini.
3. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit kelurga adalah berisi tentang semua anggota kelurga pasien
yang memiliki penyakit kronis, menular, menurun dan menahun seperti
penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, TBC, HIV, hepatits B, penyakit
kelamin, dan apakah kelurga ada yang memiliki riwayat kanker payudara.
4. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan Perilaku yang mempengaruhi
kesehatan berisi tentang aktivitas atau prilaku sebelum pasien sakit yang dapat
mempengaruhi kesehatan 35 pasien, seperti peminum alkohol atau tidak,
merokok atau tidak, ketergantungan obat obatan atau tidak, dan bagaimana
dengan aktivitas berolahraga.
5. Data pisikososial Data pisikososial diperlukan untuk mengetahui koping yang
dimiliki pasien, persepsi pasien tentang penyakitnya dan untuk mengetahaui
apakah terjadi gangguan konsep diri pada pasien.
6. Personal hygine Data personal hygine diperlukan untuk mengetahui frekuensi
mandi, kramas, menyikat gigi, memotong kuku dan ganti pakaian dalam sehari.
7. Pengkajian spiritual Pengkajian spiritual dapat ditanyakan bagaimana kebiasaan
beribadah selama sebelum sakit dan sesudah sakit ini. Biasanya pada pasien
yang mengalami penyakit kronis akan lebih mendekatkan diri kepada tuhan
guna untuk mencari ketenangan hidupnya.

1
C. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat kondisi
pasien maupun lingkungan sekitar pasien atau respon pasien dengan penyakit
kanker, biasanya terdapat nyeri sehingga respon pasien terlihat meringis menahan
nyeri.

B. Tanda dan Gejala Kanker Payudara


Adapun tanda dan gejala pada kanker payudara yaitu munculnya benjolan pada
payudara dan ketiak,timbul rasa sakit atau nyeri, keluarnya cairan dari putting susu,
timbul kemerahan pada kulit, terjadinya pembesaran kelenjar getah bening.
Berdasarkan fasenya tanda dan gejala kanker payudara menurut
(Olfah,Yustiana,Mendri Ni Ketut, 2013) terdiri atas:
a. Fase awal
Pada fase ini muncul tanda adanya benjolan pada payudara. Sekitar 90%
penderita menemukan sendiri,pada stadium awal tidak mengalami keluhan.
b. Fase lanjut
Pada fase ini terjadi perubahan pada bentuk dan ukuran payudara, terdapat
luka yang sembuh meski sudah dilakukan pengobatan, puting susu terasa sakit,
keluar darah, nanah berwarna kuning atau keluar air susu pada wanita hamil
atau tidak menyusui, puting susu masuk ke dalam (infertet)dan kulit payudara
mengkerut.
c. Fase metastase luas
Pada fase ini terjadi pembesaran kelenjar getah bening, terdapat hasil foto
thorax yang abnormal, terdapat nyeri tulang yang berkaitan dengan penyebaran
di tulang,dan fungsi hati yang abnormal.

2
C. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Payudara

1. Pemeriksaan laboratorium
- Morfologi sel darah
Pemeriksaan morfologi darah tepi atau MDT adalah pemeriksaan yang bermanfaat
untuk memeriksa bentuk dari bagian padat dari penyusun darah manusia, yaitu sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
a. Peningkatan kadar sel darah putih bisa menjadi tanda adanya infeksi akibat virus
atau bakteri. Peningkatan sel darah putih merupakan cara tubuh untuk melawan
serangan tersebut. Tak hanya tanda infeksi, kondisi leukositosis juga bisa
menjadi tanda penyakit yang berbahaya. jika sel darah putih menurun
Leukopenia adalah kondisi rendahnya jumlah sel darah putih dalam tubuh.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi berat dan efek
samping kemoterapi. Jika tidak ditangani dengan tepat, leukopenia berpotensi
menimbulkan komplikasi, bahkan kematian.
b. Tanpa perawatan, sel-sel darah merah ekstra di pembuluh darah dapat
menyebabkan peningkatan pembekuan yang memperlambat aliran darah. Ini
membuat kamu lebih mungkin mengalami stroke atau serangan jantung. Itu juga
dapat menyebabkan rasa sakit yang disebut angina di dada. Tetapi jika sel darah
merah menurun bisa menyebabkan anemia
c. Trombosit yang tinggi atau trombositosis bisa membahayakan kesehatan karena
menyebabkan terjadinya kerusakan sel darah merah, hingga
terbentuknya gumpalan darah. Sedangkan jika trombosit menurun
Berkurangnya kandungan trombosit di dalam darah tidak selalu menyebabkan
masalah yang serius. Namun, kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan darah

3
untuk menggumpal dan luka dapat terus mengeluarkan darah karena tidak
terjadinya pembekuan.

Jenis sel darah Jumlah sel darah

Sel darah putih 3400–9600 sel/mikroliter

Pria : 4,35–5,65 juta sel/mikroliter


Sel darah merah
Wanita : 3,92–5,13 juta sel/mikroliter

Pria : 135–317 juta sel/mikroliter


Sel keping darah
Wanita : 157–371 juta sel/mikroliter

Pria : 13,2–16,6 gram/desiliter


Hemoglobin
Women: 11.6–15 gram/desiliter

Pria : 38,3–48,6%
Hematocrit
Wanita : 35,5–44,9%

Pria : 135.000-137.000 mcl


Trombosit
Wanita : 157.000-371.000 mcl

- Laju endap darah adalah kecepatan sel - sel darah merah mengendap di dalam
tabung uji dengan satuan mm/jam. Uji LED umumnya dilakukan menggunakan
metode Westergren dan bertujuan untuk memantau keberadaan radang atau
infeksi di dalam tubuh. Hasil pemeriksaan laju endap darah normal jika berada pada
kadar:
a. 0 dan 20 mm/jam untuk wanita di bawah usia 50 tahun.
b. 0 dan 15 mm/jam untuk pria di bawah usia 50 tahun
c. 0 dan 30 mm/jam untuk wanita di atas usia 50 tahun.
d. 0 dan 20 mm/jam untuk pria di atas usia 50 tahun.
e. 0 dan 10 mm/jam untuk anak-anak.

Laju endap darah tinggi dapat disebabkan oleh peradangan atau infeksi dalam tubuh. Tidak
hanya itu, ada pula beberapa kondisi yang dapat memengaruhi tingkat laju endap darah dalam
tubuh.Tingkat laju endap darah dapat diketahui melalui pemeriksaan laju endap darah.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur seberapa cepat sel darah merah menggumpal atau
mengendap di dasar tabung dalam waktu 1 jam.

4
- Tes faal hati
Tes fungsi hati adalah sebuah pemeriksaan yang berguna untuk mengukur seberapa
baik hati dalam tubuhmu berfungsi. Pemeriksaan fungsi hati mencari enzim atau
protein tertentu dalam darah, di mana tinggi atau rendahnya zat tersebut dapat
menentukan masalah pada hati. Pemeriksaan yang paling umum dilakukan untuk
mendapatkan gambaran fungsi hati adalah pemeriksaan SGOT dan SGPT.
Kadar SGOT dan SGPT Normal
Rentang normal kadar SGOT dan SGPT adalah:
• SGOT : 5 – 40 IU/L
• SGPT : 7 – 56 IU/L
• Albumin : 3,5–5,0 g/dL
• Bilirubin : 0,1–1,2 mg/dL
• Protein total : 6,3–7,9 g/dL
• Alanine transaminase : 7–55 U/L
• Aspartate transaminase : 8–48 U/L
• Alkaline phosphatase : 40–129 U/L
• Gamma-glutamyltransferase : 8–61 U/L
• L-lactate dehydrogenase : 122–222 U/L
• Protrombin time : 9,4–12,5 detik

SGOT-SGPT yang berada sedikit di atas normal tak selalu menunjukkan orang sedang sakit.
Bisa saja peningkatan itu terjadi bukan akibat gangguan pada liver. Kadar SGOT-SGPT juga
gampang naik turun. Mungkin saja saat diperiksa, kadarnya sedang tinggi. Namun setelah itu,
dia kembali normal. Pada orang lain, mungkin saat diperiksa, kadarnya sedang normal, padahal
biasanya justru tinggi. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalamn serum
atau plasma

- Pemeriksaan CEA (Carcinoembryonic Antigen) adalah tes yang digunakan untuk


memeriksa seberapa baik pengobatan bekerja pada jenis kanker tertentu, terutama
kanker usus.
• Tingginya kadar CA 15-3 bisa disebabkan oleh kanker maupun non kanker.
Namun, hasil yang lebih tinggi sering mengindikasikan kanker payudara yang
telah menyebar ke bagian tubuh lain. Secara umum, semakin tinggi kadar CA
15-3 dalam darah, semakin banyak kanker yang ada di dalam tubuh. Tingkat

5
tertinggi terjadi Ketika kanker payudara telah menyebar ke tulang, hati atau
keduanya. Tetapi Jika tingkat CA15-3 turun atau kembali normal, hal ini bisa
mengindikasikan bahwa pengobatan berhasil. Apabila kadarnya meningkat
seiring waktu, hal ini bisa menandakan bahwa kanker tidak merespon
pengobatan dengan baik, masih tumbuh, atau kambuh kembali (berulang).
- Tes skrining kimia : elektrolit
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
sponyan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
Pemeriksaan elektrolit pada serum dengan menggunakan alat elektrolit analizer
dengan metode elektroda ion selektif. Serum dari darah yang diambil sebanyak 5
ml digunakan sebagai sampel setelah disentrifuse selama 3 menit dengan kecepatan
4000 rpm. Dimana nilai normal dari kadar elektrolitnya yaitu:
1. Natrium (Na+): 135 – 145 mEq/L
➢ Dampak natrium tinggi
Akibatnya, saat natrium tinggi dalam darah maka bisa
menyebabkan retensi cairan dan munculnya tekanan darah
tinggi. Pada akhirnya kondisi ini akan menyebabkan munculnya
potensi penyakit jantung, ginjal kronis, tekanan darah tinggi,
gagal jantung serta stroke.
➢ Pada hiponatremia, kadar natrium di dalam darah kurang dari
yang semestinya. Hal ini mengakibatkan kadar air dalam tubuh
meningkat dan membuat sel-sel tubuh membengkak.
Pembengkakan sel ini dapat menimbulkan beragam gangguan
kesehatan, mulai dari sakit kepala hingga penurunan kesadaran.
2. Kalium (K+): 3,5 – 5,3 mEq/L
➢ Hiperkalemia adalah kondisi di mana kadar kalium dalam darah
terlalu tinggi melebihi nilai normal. Hiperkalemia paling sering
disebabkan oleh penyakit gagal ginjal akut maupun kronis.
Gejala hiperkalemia cukup beragam, seperti
kesemutan dan lemah otot.
➢ Kadar kalium dalam darah yang rendah dapat melemahkan
sinyal saraf, yang dapat menyebabkan kesemutan dan mati rasa.
Kadang gejala ini juga bisa muncul dan tidak berbahaya,

6
kesemutan dan mati rasa yang persisten mungkin merupakan
tanda dari kondisi yang mendasarinya
3. Klorida (Cl‾): 100 – 106 mEq/L.
➢ Keracunan atau kelebihan kadar klorida dalam darah disebut
hiperkloremia. Kondisi ini terjadi akibat dehidrasi parah, diare,
atau masalah metabolisme sehingga darah menjadi terlalu asam.
Adapun gejala keracunan klorida adalah kelemahan otot,
tekanan darah tinggi dan kelelahan.
➢ Tubuh yang mengalami kekurangan natrium, klorida, dan
magnesium akan mengalami gangguan fungsi pada jantung dan
paru-paru. Ketidakseimbangan elektrolit juga akan
memengaruhi metabolisme dan kebugaran tubuh seseorang

2. Pemeriksaan Radiologi
a. Non invasive
- Mammografi
yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting.
Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam
beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari
massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring
pada wanita-wanita yang asimptomatis dan memberikan keterangan untuk
menuntun diagnosis suatu kelainan.

7
- CT SCAN
CT scan dapat membantu dokter menemukan kanker dan menunjukkan hal-hal
seperti bentuk dan ukuran tumor. CT scan paling sering merupakan prosedur rawat
jalan. Pemindaian tidak menimbulkan rasa sakit dan membutuhkan waktu sekitar
10 hingga 30 menit. CT scan dapat menunjukkan bentuk, ukuran, dan lokasi tumor.
Melalui pemindaian, CT scan, bahkan dapat menunjukkan pembuluh darah yang
memberi makan tumor tanpa harus melakukan tindakan operasi ke pasien.
- MRI
MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan alat deteksi kanker yang lebih
sensitif dari mammografi, tetapi MRI memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi.
Maksudnya, sering muncul gambaran kelainan payudara yang
ternyata bukan kanker.

MRI payudara - pasien terbaring rentan ke kumparan payudara khusus kearah


untuk pencitraan

MRI payudara - Benjolan kanker meningkat dengan baik pada gambar MRI

8
MRI payudara menunjukkan beberapa gelembung putih karena injeksi silikon
untuk peningkatan payudara (bukan pengobatan yang disetujui FDA)

- Ultrasonografi (USG) payudara, untuk menentukan benjolan payudara berupa


massa padat atau kista yang berisi cairan. USG payudara adalah pemeriksaan yang
menggunakan gelombang suara. Pemeriksaan ini dapat membedakan benjolan
berupa tumor padat atau kista (benjolan berisi cairan). USG payudara juga
digunakan untuk mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram
dan lebih direkomendasikan pada wanita muda (di bawah usia 30 tahun).

- Positive Emission Tomografi(PET)


Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase
ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa,
pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan. PET Scan merupakan metode
pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan metabolisme sel
kanker. Caranya dengan penyuntikan zat kontras lewat vena yang akan diserap oleh

9
sel kanker. Derajat penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan
derajat histologis dan potensi agresivitas tumor.

- Termografi Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada


payudara. Termografi adalah istilah umum yang merujuk pada penggunaan energi
infra merah untuk mengambil gambar "termogram" untuk mendeteksi tumor.
saat ini dan termografi digunakan khusus untuk mendeteksi kanker payudara
stadium awal. Bahkan, termografi payudara merupakan prosedur standar untuk
menilai resiko serta mendeteksi kanker payudara sejak dini.Prosedur ini disarankan
bagi wanita yang beresiko tinggi terserang kanker payudara

- SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Jika SADARI dilakukan secara rutin,


seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya
SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih
mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah
7-10 hari sesudah 1 hari menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa
dilakukan kapan saja tetapi secara rutin dilakukan setiap bulan (misalnya setiap
awal bulan).

10
b. Invasif
1. Biopsy
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara
untuk pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4
tipe biopsy 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan
menggunakan insisi pembedahan.

2. Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik
atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram nomal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa
selama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut.Jika
massa menetapterbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung
darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy
pembedahan.

11
3. Tu-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic
biopsy mammografi dan computer untuk memndu jarum pada
massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun
pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan
biaya tidak mahal.

d. Insisi biopsy Sebagian masa dibuang


Untuk melakukan biopsi payudara stereotaktik, diperlukan pencitraan dari
mammografi untuk menentukan lokasi pasti jaringan yang dicurigai pada
payudara. Dokter akan membuat sayatan kecil dan memasukkan jarum atau alat
penyedot khusus untuk mengangkat sampel jaringan payudara.

Teknik biopsi payudara ini biasanya dilakukan pada kelainan payudara yang
tidak terdeteksi saat dokter melakukan pemeriksaan payudara.
e. Eksisi
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara froxen section. Biopsi bedah atau biopsi eksisi adalah jenis

12
biopsi yang dilakukan dengan sayatan bedah. Teknik biopsi ini dilakukan di
kamar operasi dan menggunakan bius total.Dokter juga dapat mengambil
sampel jaringan kulit atau puting apabila pasien dicurigai mengalami kanker
payudara yang meradang. Kondisi ini disebut juga penyakit Paget.

D. Diagnosis Keperawatan Kanker Payudara


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi(mis.
Inflamasi,iskemia,neoplasma) d/d nyeri dipayudara.
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (penekanan
massa kanker) d/d kerusakan jaringan/lapisan kulit
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur d/d mengeluh sulit
tidur

13
E. Rencana Asuhan Keperawatan Ca Mammae

Tabel Intervensi Keperawatan Pada Pasien Kanker Payudara


Tujuan & Kriteria
Diagnosa Keperawatan
No. Hasil Intervensi (SIKI)
(SDKI)
(SLKI)
1. Nyeri akut berhubungan Luaran : Tingkat nyeri  Manajemen nyeri
dengan agen pencedera Kode : L.08066 (1.08238)
fisiologis Ekspektasi : Menurun • Observasi
(inflamasi,iskemia,neoplas Kriteria Hasil : - Identifikasi lokasi,
ma) - Keluhan nyeri karakteristik, durasi,
d/d nyeri dipayudara - Meringis frekuensi, kualitas,
- Sikap protektif intensitas nyeri
- Gelisah - Identifikasi skala nyeri
- Kesulitan tidur - Identifikasi respon nyeri
- Frekuensi nadi non verbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
- Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik

• Terapeutik
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri(mis. Suhu
ruangan,pencahayaan,
Kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

• Edukasi

14
- Jelaskan
pemyebab,periode,dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Anjurkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

• Kolaborasi
- Kolaborasi dalam
pemberian analgetik jika
perlu.

2 Gangguan integritasi Luaran : Integritas kulit  Perawatan integritas kulit


kulit/jaringan berhubungan dan jaringan (1.11353)
dengan faktor Kode : L.14125 • Observasi
mekanik(penekanan massa Ekspektasi : Meningkat - Identifikasi penyebab
kanker) d/d kerusakan Kriteria Hasil : gangguan kulit(mis.
jaringan?lapisan kulit - Kerusakan jaringan Perubahan
- Kerusakan lapisan kulit sirkulasi,perubahan status
- Nekrosis nutrisi,penurunan
kelembapan,suhu
linkungan
ekstrem,penurunan
mobilitas)

• Terapeutik
- Ubah posisi tiap 2 jam jika
tirah baring
- Lakukan pemijatan pada
area penonjolan
tulang,jika perlu
- Bersihkan perineal dengan
air hangat, terutama
selama periode diare
- Gunakan produk berbahan
petroleum atau minyak
pada kulit sensitif
- Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering

• Edukasi
- Anjurkan menggunakan
pelembab(mis.
Lotion,serum)
- Anjurkan minum air yang
cukup

15
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
- Anjrukan menggunakan
tabir surya SPF minimal 30
saat berda diluar rumah
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya

3 Gangguan pola tidur Luaran : Pola Tidur  Dukungan tidur (1.05174)


berhubungan dengan Kode : L.05045 • Observasi
kurang control tidur d/d Ekspektasi : Membaik - Identifikasi pola aktifitas
dengan mengeuh sulit tidur Kriteria Hasil : dan tidur
- Keluhan sulit tidur - Identifikasi faktor
- Keluhan sering terjaga pengganggu tidur(fisik dan
- Keluhan tidak puas tidur psikologis)
- Keluihan pola tidur - Identifikasi makanan dan
berubah minuman yang
- Keluhan istirahat tidak menggangu
cukup tidur(mis.kopo,the,alkohol
,makan mendekati waktu
tidur,minum banyak air
sebelum tidur)
- Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi

• Terapeutik
- Modifikasi lingkungan(mis.
Pencahayaan,kebisingan,s
uhu,matras,dan tempat
tidur) batasi waktu tidur
sing,jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan(mis.
Pijat,pengaturan
posisi,terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal
pemberian obat atau
Tindakan yang menunjang
siklus tidur-terjaga

• Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur

16
- Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menggangu tidur
- Aanjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
- Anjurkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidru(mis. Psikologis,gaya
hidup,sering berubah shift
bekerja)
- Ajarkan relaksasi otot
autogenikatau cara
nonfarmakologi lainnya

17
18

Anda mungkin juga menyukai