PENDAHULUAN
Derajat kesehatan salah satunya didukung dengan kaum wanita yang memperhatikan
kesehatan reproduksi karena hal tersebut berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Salah
satu masalah kesehatan pada kaum wanita yang insidensinya terus meningkat adalah mioma
uteri. Mioma uteri menempati urutan kedua setelah kanker serviks berdasarkan jumlah angka
kejadian penyakit. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui secara pasti, diduga
merupakan penyakit multifaktor karena memiliki banyak faktor dan resikonya meningkat
seiiring dengan bertambahnya usia.
Bagaimanakah hasil tutorial dari step 1 sampai step 7 dengan skenario tentang
“Mioma Uteri” ?
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO
Ibu W berumur 39 tahun kiriman dai Puskesmas A, dengan keluhan ibu merasa ada benjolan
pada rahimnya. Ibu mengalami menstruasi tetapi darah keluar dari vagina sudah 9 hari dan
lebih banyak dari biasanya. Didapatkan hasil pemeriksaan ibu cemas tinggi, anemia, muka
dan badan kelihatan pucat, menoragia, metrorargia dan dismenorhea. Ibu juga mengalami
retensio urine dan obstipasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data TD 100/60 mmHG,
frekuensi nadi 96 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37, 7 ℃, HB 8 g/dl.
STEP I (TERMINOLOGI)
1. Menoragia:
Perdarahan haid yang berlebihan
Perdarahan haid yang berlebihan lamanya dari normal siklus
Istilah medis pada menstruasi yang berkepanjangan
Perdarahan melebihi 80 ml dari biasanya
2. Vagina:
Saluran yang terhubung ke servikal dan vulva (muskulomembroneos)
Selubung liang senggama
Sel dari vulva ke servik uteri
3. Metrorargia:
Periode perdarahan menstruasi
Perdarahan 2 siklus menstruasi
Perdarahan diluar siklus haid/kemungkinan patologis
Perdarahan irreguler antara 2 siklus menstruasi
4. Retensi Urine:
Tertahanya urine dalam kandung kemih
Gangguan pada kandung kemih dalam pengosongan urine
Penimbunan urine dalam kandung kemih karena beberapa faktor
3
5. Menstruasi:
Pengaruh darah dalam uterus
Proses karena luruhnya lapisan rahim
Persiapan fisiologis karena LH/FSH
Aliran darah dari uterus pada wanita
6. Obstipasi:
Sembelit
Konstipasi yang tidak terobati
Parah karena terhalangnya feses dalam usus
Penimbunan feses karena penyakit
7. Dismenorhea:
Nyeri pada saat menstruasi secara berlebihan
Nyeri haid sekunder dan primer
8. Anemia:
Keadaan berkurangnya kemampuan dari membran
Berkurang Hb dalam darah
Laki-laki 13,5 gr% dan wanita 11,5 gr%
9. Cemas:
Istilah psikologis takut/khawatir
4
STEP III (BRAINSTORMING)
5
STEP IV (SKEMA)
Kiriman Puskesmas A
MIOMA UTERI
6
STEP V (LEARNING OBJECTIF/LO)
STEP VI (MANDIRI)
7
ganas) yang berada diantara otot polos miometrium (otot polos di dalam rahim). Selain itu
didapatkan juga adanya faktor keturunan sebagai penyebab mioma uteri. Pertumbuhan dari
leiomioma berkaitan dengan adanya hormon estrogen.
Tumor ini menunjukkan pertumbuhan maksimal selama 5 masa reproduksi, ketika
pengeluaran estrogen maksimal. Mioma uteri memiliki kecenderungan untuk membesar
ketika hamil dan mengecil ketika menopause berkaitan dengan produksi dari hormon
estrogen. Apabila pertumbuhan mioma semakin membesar setelah menopause maka
pertumbuhan mioma ke arah keganasan harus dipikirkan. Pertumbuhan mioma tidak
membesar dengan pemakaian pil kontrasepsi kombinasi karena preparat progestin pada pil
kombinasi memiliki efek anti estrogen pada pertumbuhannya. Perubahan yang harus diawasi
pada leiomioma adalah perubahan ke arah keganasan yang berkisar sebesar 0,04%
(Prawirohardjo Sarwono, 2010).
Separuh dari penderita mioma uteri tidak mengalami gejala. Pada umumnya manifesasi
klinis tergantung pada lokasi mioma, ukuran dan adanya perubahan sekunder di dalam moma
tersebut. Berikut adalah menifestasi klinis mioma uteri yang sering terjadi :
b) Perdarahan
Biasanya dalam bentuk menorraghia (perdarahan pada menstruasi), dan didapat pada
mioma submukosa. Ini diakibatkan oleh pecahnya pembuluh-pembuluh darah.
Perdarahan oleh mioma dapat menimbulkan anemia yang berat. Mioma intramural
juga dapat menyebabkan perdarahan, oleh karena ada gangguan kontraksi otot uterus.
Jenis mioma subserosa tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal.
c) Nyeri
Nyeri bukan merupakan gejala yang khas untuk mioma, meskipun sering terjadi.
Keluhan yang sering diutarakan adalah rasa berat dan dysmeorrhe. Kemungkinan
disebabkan adanya gangguan peredaran darah, yang juga disertai nekrose setempat,
atau disebabkan proses radang dengan perlekatan ke omentum usus.
8
Rasa nyeri juga bisa disebabkan oleh karena torsi pada mioma subserosa. Dalam hal
ini sifatnya akut dan disertai dengan rasa mual dan muntah. Pada mioma yang sangat
besar, rasa nyeri dapat disebabkan karena tekanan terhadap urat saraf, dan menjalar ke
pinggang serta tungkai bawah.
d) Akibat tekanan
Penekanan pada organ disekitar tumor, seperti kandung kemih, ureter, rectum, atau
organ-organ yang ada di rongga panggul lainnya dapat menimbulkan gangguan buang
air kecil dan gangguan buang air besar, pelebaran pembulluh darah vena dalam
panggul, serta gangguan ginjal karena pembengkakan tangkai miom. Apabila terjadi
tekanan pada vena cava inferior akn terjadi odem tungkai bawah.
9
Pathway:
Reseptor estrogen
Myoma Uteri
Perdarahan p/v
Mk: Cemas Massa/Tumor
- Menoragia
- Metoragia
Mk: Intolerensi
aktivitas
(Nuratif & Kusuma, 2016)
Mk: Resiko
Infeksi
10
5. Klasifikasi mioma uteri ?
a. Mioma submukosum
Mioma yang berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
Mioma jenis ini walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui
vagina. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian
dilahirkan melalui saluran serviks (myomageburt)
b. Mioma Intramural
Mioma intrmural disebut juga sebagai mioma intrepitelial, biasanya multipel. Tumor
jenis ini terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium, dan sering tidak
memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor
di daerah perut sebelah bawah.
c. Mioma subserosum
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri, dapat hanya sebagai tonjolan saja,dapat pula
sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Mioma dapat
tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter,
selain itu mioma ini dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke
ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut
wandering/parasistic fibroid (Anwar, 2011).
a) Terapi Emergensi
b) Terapi Khusus
Terapi Medikasi Tujuan dari pada perawatan medis adalah untuk meringankan atau
mengurangi gejala. Meskipun tidak ada terapi medikasi yang pasti ada pada saat ini
11
tersedia untuk mioma uteri, gonadotropinreleasing hormone (GnRH) agonis
membuktikan bahwa GnRH adalah sangat berguna untuk membatasi pertumbuhan
atau membantu mengurangi ukuran tumor. GnRH agonis dapat
menyebabkan hypogonadism melalui hipofisis desensitisasi, mengatur turun reseptor,
dan penghambatan gonadotropin. Terapi gonadotropin yang dilakukan untuk mioma
uteri untuk 3 bulan akan mencapai penyusutan maksimum mioma uteri untuk lebih
kurang 35%-60% daripada volumnya dan hasil amenorrhea akan membaiki dalam
parameter hematologik. Terapi GnRH dilimitasi oleh efek samping hipopoestrogenik
dan keropos tulang, terutama dengan terapi yang dilakukan untuk lebih 6 bulan. Ada
kembalinya cepat volume uterus dan menstruasi pada penghentian terapi GnRH
agonis mungkin berguna untuk perdarahan control untuk mioma uteri; tingkat
preoperatif hematokrit, bertindak sebagai ukuran raguan sampai operasi dapat
dijadwalkan atau menopause diantisipasi atau penyusutan mioma akan mengizinkan
histerektomi vagina. Pil kontrasepsi oral umumnya diresepkan untuk mengontrol
perdarahan uterus abnormal tetapi terapinya tidak efektif dalam pengobatan mioma.
Pil kontrasepsi oral dapat membantu dalam mengobati kondisi hidup bersama
perdarahan anovulasi yang mungkin memberikan kontribusi untuk mioma. Suatu
penelitian menunjukkan hasil yang baik dengan penggunaan levonorgestrel-releasing
intrauterine alat untuk terapi menorrhagia terkait dengan beberapa mioma kecil
(Tinelli, 2014).
c) Terapi Operasi
Operasi adalah terapi yang paling penting untuk mioma. Pemeriksaan Imaging paling
sering harus disertai dengan evaluasi untuk menyingkirkan proses neoplastik panggul
lainnya. Semua pasien harus mengikuti serviks Papanicolaou smear test dan
endometrium evaluasi jika kalau perdarahannya irregular. Sebelum operasi definitive,
volume darah yang diperlukan harus disediakan terlebih dahulu dan langkahlangkah
lain seperti administrasi antibiotika profilatik atau heparin harus dipetimbangkan.
Mekanikal dan persediaan antibiotika usus dapat digunakan bila operasi panggul
menjadi sukar. Beberapa contoh terapi operasi antara lain :
12
1). Miomektomi
Miomektomi adalah salah satu pilihan simptomatik pasien yang ingin untuk
memelihara fertilitas atau melindungi uterus. Kerugian signifikan adalah resiko untuk
mioma yang akan timbul. Pascamiomektomi setelah 5 tahun, 50% - 60% pasien akan
mempunyai mioma baru yang akan dideteksi dalam ultrasound (USG), dan lebih dari
25% pasien akan memerlukan operasi major untuk kali kedua. Pasangan harus
menjalani evaluasi infertilitas menyeluruh sebelum wanita tersebut menjalani
miomektomi untuk memajukan fertilitas.Kebanyakkan wanita akan dinasihati untuk
melambatkan kehamilan untuk 3-6 bulan selepas miomektomi abdomen dan untuk
merencanakan sektio sesarean selepas mengeliminasi mioma transmural. Resiko
untuk kerusakan uterus disebabkan oleh paritas selepas miomektomi abdomen
dilaporkan sebanyak 0,0002%. Miomektomi yang dilakukan melalui histeroskopi
dalam kasus mioma submukosa dan melalui laparaskopi untuk mioma subserosa yang
angkanya kecil atau mioma intramural sedang meningkat.
2). Hiperektomi
Mioma uteri adalah indikasi paling sering untuk histerektomi dengan resiko
kumulatif sebanyak 7% untuk semua wanita yang berusia dalam lingkungan 25 tahun
- 45 tahun. Lebih dari 50% histerektomi dilakukan pada wanita yang kulit hitam
disebabkan oleh mioma, dengan resiko kumulatif sebanyak 20% sehingga umur 45
13
tahun. Histerektomi menyingkirkan gejala dan rekuren. Uterus dengan mioma kecil
mungkin dapat dieliminasikan dengan tindakan histerektomi vagina total, terutamanya
jika relaksasi vagina membutuhkan perbaikan cystocele, rectocele, atau entrocele.
Bila tumor yang besar ditemukan banyak, histerektomi abdomen total diindikasikan.
Ovari umumnya dipelihara pada wanita premenopausal. Tidak ada komplikasi dalam
mengangkat ovary daripada wanita yang pasca menopause.
Okulasi emboli arteri uterus adalah suatu alternatif untuk operasi major pada
wanita premenopausal yang tidak menginginkan fertilitas tetapi menginginkan untuk
terus memelihara uterus atau mengelakkan efek samping daripada terapi medikasi.
Dalam prosedur ini, arteriogram akan dilaksanakan untuk mengidentifikasikan suplai
darah ke mioma. Selepas itu satu kateter akan dimasukkan ke dalam bagian distal
arteri uterus, biasanya melalui arteri femoris sebelah kanan. Arteri tersebut akan
diinfusi dengan agen embolisasi (polyvinyl alcohol particles atau tris-acryl gelatine
microspheres) sehingga alirannya terhenti. Prosedur ini akan bertahan selama 1 jam
secara menyeluruh. Studi observasi menunujukkan bahwa terapinya sama efektif
seperti histeretomi dan miomektomi, dengan banyak komplikasi minor dan dengan
komplikasi major yang sikit. Frekuensi mioma rekuren adalah sedikit dengan
embolisasi dibandingkan dengan miomektomi.
b) Miolisis
14
5). Laparaskopi uterus okulasi arteri
Cara ini diluluskan oleh Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2004
untuk terapi mioma pada wanita premenopausal yang sudah memiliki anak.
Prosedur outpatient yang menggunakan MRI untuk real-time monitoring of
thermoablative teknik yang menukarkan multipel ambangan energi ultrasound
pada volume jaringan yang kecil untuk dimatikan (Mettler L,2012)
Mioma uteri yang besar paling bagus didiagnosis dengan kombinasi transabdominal
dan transvaginal sonografi. Gambaran sonografi mioma kebiasaanya adalah simetrikal,
berbatas tegas, hypoechoic dan degenerasi kistik menunjukkan anechoic. USG
menunjukkangambaran massa padat dan homogen pada uterus. Mioma uteri berukuran
besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis, dan kadang terlihat tumor
dengan kalsifikasi (Tinelli,2014)
Lebih baik daripada USG tetapi mahal. MRI mampu menentukan saiz, lokasi dan
bilangan mioma uteri serta bisa mengevaluasi jarak penembusan mioma submukosa di
dalam dinding miometrium. MRI akan menghasilkan gambaran dengan menyerap energy
dari suatu gelombang radio berfrekuensi tinggi yang menunjukkan adanya mioma.
c. Histerosalfingografi (HSG)
Digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh kearah kavum uteri pada
pasien infertil. Merupakan suatu prosedur yang menghasilkan gambaran foto rontgen
bagian dalam lavitas uterus dan untuk mengetahui keadaan tuba falopii. Sejumlah cairan
yang mengandung iodine diinjeksikan melalui cervix ke dalam uterus dan tuba falopii,
hasil foto rontgen didapatkan.
15
d. Urografi intravena
Digunakan pada kasus massa di pelvis sebab pada kasus tersebut sering terjadi deviasi
ureter atau penekanan dan anomali sistem urinarius. Cara ini baik untuk mengetahui
posisi, jumlah massa pada ureter dan ginjal.
f. Sonohistografi
Suatu prosedur ultrasonic di mana kavitas uterus dibatasi oleh sejumlah kecil cairan.
Cairan ini ditempatkan pada uterus melalui suatu selang plastik kecil. Pasien bisa
merasakan kram yang ringan. Sonohistografi meningkatkan kemampuan pemeriksa untuk
mengidentifikasi mioma yang masuk ke dalam kavum uteri(Anwar,2011)
Lebih kurang dua pertiga wanita dengan mioma uteri dan infertiliti yang tidak dapat
dijelaskan pascamiomektomi, dan lebih kurang separuh darpada wanita akan menjalani
paritas bayi. Tetapi perbedaan dengan manajmen kehamilan diperlukan untuk
menyimpulkan keefektifan prosedur ini.Semasa trimester kedua dan ketiga kehamilan,
mioma akan meningkt dalam ukuran dan akan melalui deprivasi vaskuler dan perubahan
degenratif. Secara klinis, keadaan ini menyebabkan nyeri dan kelembutan lokal tetapi
juga akan menyebabkan persalinan premature.
16
b. Komplikasi pada wanita tidak hamil
Perdarahan yang hebat dengan anemia adalah komplikasi yang paling sering pada
kasus mioma. Obstruksi saluran kemih atau usus dari mioma besar atau parisitik lebih
kurang umum dan transformasi maligna jarang terjadi. Cedera ureter atau ligasi
merupakan komplikasi diakui operasi untuk kasus mioma terutama yang terhubung
dengan serviks (Manuaba,2008).
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Riwayat Penyakit Sekarang
3) Riwayat Penyakit Dahulu
a. Pernah mengalami infeksi pada organ reproduksi atau tidak.
b. Pernah dilakukan pembedahan contohnya miomektomi atau tidak.
c. Pernah dilakukan kuretase atau tidak.
4) Riwayat kehamilan
1. Gravida: jarang atau tidak pernah hamil.
2. Partus: multipara / nulipara.
3. Abortus: apakah terdapat riwayat abortus atau tidak.
4. Prematur: apakah pernah terjadi persalinan prematur ataukah tidak.
5. Riwayat hormonal
Apakah pasien mengkonsumsi obat hormonal atau tidak sehingga ada peningkatan
estrogen.
6. Riwayat menstruasi
adakah gangguan haid dan usia berapa haid pertama,pernah mengalami :
a) Dysminore yaitu nyeri yang berhubungan dengan menstruasi dan paling kuat dan
bersifat kolik atau terus menerus.
b) Metrorhagi yaitu perdarahan pervaginam yang berlebih yang tidak teratur dan
tidak ada hubungan dengan siklus haid.
c) Menoraghi yaitu pengeluaran darah menstruasi yang lebih banyak daripada
biasanya dan terjadi pada siklus yang teratur atau normal
17
7. Pemeriksaan persistem
a. Breath ( B1): Pola nafas efektif/tidak, ekspansi dada, suara nafas tambahan.
b. Blood (B2): Anemis, pucat, perdarahan pervaginam,tekanan darah bisa naik atau
turun, bradikardi atau takikardia, CRT kurang atau lebih dari 2 detik.
c. Brain (B3): Kaji adanya penurunan kesadaran menurun (GCS).
d. Bladder (B4):
1) Penekanan vesika urinari oleh massa tumor.
2) Retensi urine, disuria/ polakisuria, overflow inkontinesia.
3) Nyeri tekan pada vesika urinaria.
4) Hematuria.
e. Bowel (B5):
1) Palpasi abdomen : Tumor teraba seperti benjolan padat dan kenyal pada perut
bagian bawah.
2) Konstipasi
3) Auskultasi : peristaltik menurun
f. Bone (B6): terdapat varises, odema tungkai, kelemahan ekstremitas.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan p/v berlebihan
2. Anxietas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, ancaman pada status
kesehatan konsep diri (kurangnya sumber informasi terkait penyakit)
3. Nyeri otot berhubungan dengan kerusakan jaringan otot, uterus berkontraksi,
gangguan sirkulasi darah berhubungan darah pada sarang mioma akibat nekrosis dan
peradangan
4. Retensio urine berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada
organ sekitar (ureter, uretra)
5. Konstipasi berhubungan dengan penekanan pada rectum
18
3. Intervensi
Diagnosa INTERVENSI
Keperawatan NOC NIC
1. Kekurangan - Fluid Balnce a. Fluid management
volume - Hydration - Timbang pembalut jika
cairan - Nutional staty/food and fluid diperlukan
berhubungan intake - Pertahankan dan cata 1 & 0
dengan Kriteri Hasil: yang akurat
perdarahan - Mempertahankan urine - Monitor status hidrasi
p/v output sesuai dengan usia dan (kelembaban membaran
berlebihan BB mukosa, nasi adekuat,
- Vital sign tekanan darah normal)
- Tidak ada tanda-tanda - Monitor vital sign
dehidrasi - Monitor masukan
makanan/cairan dan hitung
kalori harian
- Kolaborasi pemberian
cairan IV
- Monitor status nutrisi
- Atur kemungkinan
transfusi/persiapan transfusi
b. Hipovolemia Management:
- Monitor status cairan
termasuk 1 & 0 cairan
- Peliham IV line
- Monitor vital sign
- Monitor dan catat respon
pasien terhadap
penambahan cairan
- Dorong pasien untuk
menambah intake oral
- Monitor adanya tanda &
gejala kelebihan volume
19
cairan pada pemberian
cairan IV
- Monitor adanya tanda-tanda
gagal ginjal
20
b. Relaxation Terapy
- Jelaskan alasan untuk
relaksasi dan manfaat,
batas, dan jenis relaksasi
yang tersedia
- Menciptakan lingkungan
yang tenang dengan cahaya
redup dan suhu yang
senyaman mungkin
- Ajak pasien bersantai dan
membiarkan sensasi terjadi
- Menunjukkan teknik
berlatih relaksasi dengan
pasien
21
menentukan dukungan
- Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
- Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang teknik non
farmakologis
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasi dengan dokter
jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
b. Analgesik administation
- Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Monitor vital sign sebelum
& sesudah pemberian
analgesik pertaman kali
- Berikan analgesik tepat
waktu
- Evaluasi efektifitas
analgesik, tanda & gejala
22
4. Retensio - Urinary elemination a. Urinary retention care
urine - Urinary continence - Monitor 1 & 0
berhubungan - Monitor derajat distensi
Kriteria Hasil:
dengan bladder
penekanan - Kandung kemih kosong - Sediakan priracy untuk
oleh massa secara penuh eliminasi
jaringan - Tidak ada residu urine > - Keterisasi jika perlu
neoplasma 100-200 - Monitor tanda-tanda gejala
pada organ - Bebas dari ISK ISK
sekitar - Tidak ada spasme bladdes b. Urinary elemination
(ureter, - BC seimbang management
uretra) - Monitor pengeluaran urine
- Ajarkan pada PX mengenai
tanda & gejala ISK
23
- Kolaborasi pemberian
laktasif
- Evaluasi profil obat untuk
efek samping gastro
intestinal
- Anjurkan pasien untuk diet
tinggi serat/kolaborasi gizi
- Lepaskan secara manual
bila perlu
24
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari telaah pustaka yang penulis lakukan maka dapat diperoleh kesimpulan: Mioma
uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya
sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau fibroid.Mioma uteri
termasuk neoplasma jinak, yang berasal dari otot uterus yang disebut juga dengan dua tempat
yaitu serviks uteri dan korpus uteri.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan reproduksi mioma uteri adalah
suatu tindakan keperawatan mulai dari pengkajian data, menentukan diagnosa yang muncul,
membuat rencana tindakan, lalu mengimplementasikan dan terakhir mengevaluasi tindakan
yang telah dilakukan. Pada Ny. R dapat ditegakkan 3 masalah yaitu nyeri, gangguan
eliminasi dan cemas karena kurangnya pengetahuan tentang mioma uteri. Setelah dilakukan
tindakan maka hasil evaluasi yang diperoleh semua masalah teratasi sebagian sehingga
intervensi tetap dilanjutkan.
b. Saran
Memberikan asuhan keperawatan harus lebih maksimal agar hasil yang dicapai dapat
terwujud sesuai keinginan dan mengupayakan terhadap pasien agar menjaga kesehatan
mereka supaya tidak ada orang yang sakit serupa seperti mioma uteri. Memberikan motivasi
pendidikan kesehatan tentang mioma uteri, bagaimana mioma uteri itu bisa tumbuh di serviks
untuk kita semua, memberikan semaksimal mungkin untuk kesehatan bagi kita sendiri
maupun orang lain atau pasien.
Bagi pasien yang mengalami kesakitan hendaknya secepat mungkin untuk memeriksa
keadaan tubuhnya. Selain itu, sekiranya pasien belum mengetahui tentang apapun untuk
menanyakan ke pihak kesehatan setempat. Peningkatan pelayanan di Rumah Sakit hendaknya
ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan agar pasien yang dirawat memperoleh kepuasan
dan cepat sembuh. Bagi pelayanan kesehatan akan merasa puas bila melihat pasien yang
dirawat sembuh total dan merasakan kebahagiaan itu muncul bila melihat orang yang
kesakitan menjadi sembuh total, kekeluargaan akan muncul sewaktu pasien dirawat dan kami
merawatnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Andrea Tinelli, 2014. Uterine Myoma, Myomectomy and Minimally Invasive Treatments.
2015 Edition. Springer, 227.
Anwar, Mochammad. 2011. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Jakarta:Bina Pustaka.Sarwono
Prawiroharjo.
Manuaba, I.B.G. 2008 Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit EGC.
Mettler, L,. 2012 Value of Malignancy Exclusion of Ovarian Cysts Prior to
Nuratif A.H, Kusuma H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Diagnosa Nanda,
NIC, NOC dalam berbagai kasus jilid 2. Yogyakarta: Nedi Action
Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Stuti, Aria, 2011. Hubungan Faktor Resiko dan Kejadian Mioma Uteri. Jurnal Unimus,
26