PENDAHULUAN
Derajat kesehatan salah satunya didukung dengan kaum wanita yang memperhatikan
kesehatan reproduksi karena hal tersebut berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Salah
satu masalah kesehatan pada kaum wanita yang insidensinya terus meningkat adalah mioma
uteri. Mioma uteri menempati urutan kedua setelah kanker serviks berdasarkan jumlah angka
kejadian penyakit. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui secara pasti, diduga
merupakan penyakit multifaktor karena memiliki banyak faktor dan resikonya meningkat
seiiring dengan bertambahnya usia.
Bagaimanakah hasil tutorial dari step 1 sampai step 7 dengan skenario tentang
“Mioma Uteri” ?
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO
Ibu W berumur 39 tahun kiriman dai Puskesmas A, dengan keluhan ibu merasa ada benjolan
pada rahimnya. Ibu mengalami menstruasi tetapi darah keluar dari vagina sudah 9 hari dan
lebih banyak dari biasanya. Didapatkan hasil pemeriksaan ibu cemas tinggi, anemia, muka
dan badan kelihatan pucat, menoragia, metrorargia dan dismenorhea. Ibu juga mengalami
retensio urine dan obstipasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data TD 100/60 mmHG,
frekuensi nadi 96 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37, 7 ℃, HB 8 g/dl.
STEP I (TERMINOLOGI)
1. Menoragia:
Perdarahan haid yang berlebihan
Perdarahan haid yang berlebihan lamanya dari normal siklus
Istilah medis pada menstruasi yang berkepanjangan
Perdarahan melebihi 80 ml dari biasanya
2. Vagina:
Saluran yang terhubung ke servikal dan vulva (muskulomembroneos)
Selubung liang senggama
Sel dari vulva ke servik uteri
3. Metrorargia:
Periode perdarahan menstruasi
Perdarahan 2 siklus menstruasi
Perdarahan diluar siklus haid/kemungkinan patologis
Perdarahan irreguler antara 2 siklus menstruasi
4. Retensi Urine:
Tertahanya urine dalam kandung kemih
Gangguan pada kandung kemih dalam pengosongan urine
Penimbunan urine dalam kandung kemih karena beberapa faktor
3
5. Menstruasi:
Pengaruh darah dalam uterus
Proses karena luruhnya lapisan rahim
Persiapan fisiologis karena LH/FSH
Aliran darah dari uterus pada wanita
6. Obstipasi:
Sembelit
Konstipasi yang tidak terobati
Parah karena terhalangnya feses dalam usus
Penimbunan feses karena penyakit
7. Dismenorhea:
Nyeri pada saat menstruasi secara berlebihan
Nyeri haid sekunder dan primer
8. Anemia:
Keadaan berkurangnya kemampuan dari membran
Berkurang Hb dalam darah
Laki-laki 13,5 gr% dan wanita 11,5 gr%
9. Cemas:
Istilah psikologis takut/khawatir
4
STEP III (BRAINSTORMING)
5
STEP IV (SKEMA)
Kiriman Puskesmas A
MIOMA UTERI
6
STEP V (LEARNING OBJECTIF/LO)
STEP VI (MANDIRI)
Separuh dari penderita mioma uteri tidak mengalami gejala. Pada umumnya manifesasi
klinis tergantung pada lokasi mioma, ukuran dan adanya perubahan sekunder di dalam moma
tersebut. Berikut adalah menifestasi klinis mioma uteri yang sering terjadi :
7
b) Perdarahan
Biasanya dalam bentuk menorraghia (perdarahan pada menstruasi), dan didapat pada
mioma submukosa. Ini diakibatkan oleh pecahnya pembuluh-pembuluh darah.
Perdarahan oleh mioma dapat menimbulkan anemia yang berat. Mioma intramural
juga dapat menyebabkan perdarahan, oleh karena ada gangguan kontraksi otot uterus.
Jenis mioma subserosa tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal.
c) Nyeri
Nyeri bukan merupakan gejala yang khas untuk mioma, meskipun sering terjadi.
Keluhan yang sering diutarakan adalah rasa berat dan dysmeorrhe. Kemungkinan
disebabkan adanya gangguan peredaran darah, yang juga disertai nekrose setempat,
atau disebabkan proses radang dengan perlekatan ke omentum usus.
Rasa nyeri juga bisa disebabkan oleh karena torsi pada mioma subserosa. Dalam hal
ini sifatnya akut dan disertai dengan rasa mual dan muntah. Pada mioma yang sangat
besar, rasa nyeri dapat disebabkan karena tekanan terhadap urat saraf, dan menjalar ke
pinggang serta tungkai bawah.
d) Akibat tekanan
Penekanan pada organ disekitar tumor, seperti kandung kemih, ureter, rectum, atau
organ-organ yang ada di rongga panggul lainnya dapat menimbulkan gangguan buang
air kecil dan gangguan buang air besar, pelebaran pembulluh darah vena dalam
panggul, serta gangguan ginjal karena pembengkakan tangkai miom. Apabila terjadi
tekanan pada vena cava inferior akn terjadi odem tungkai bawah.
8
3. Etiologi mioma uteri ?
Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun dari hasil penelitian Miller
dan Lipschultz yang megutarakan bahwa terjadi mioma uteri tergantung pada sel-sel otot
imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang, terus menerus oleh
estrogen. Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor: a. Tak pernah
dijumpai sebelum menstruasi b. Atropi setelah menopause c. Cepat membesar saat hamil d.
Sebagian besar masa reproduktif.
Penyebab dari mioma pada rahim masih belum diketahui. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa masing-masing mioma muncul dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel
ganas) yang berada diantara otot polos miometrium (otot polos di dalam rahim). Selain itu
didapatkan juga adanya faktor keturunan sebagai penyebab mioma uteri. Pertumbuhan dari
leiomioma berkaitan dengan adanya hormon estrogen. Tumor ini menunjukkan pertumbuhan
maksimal selama 5 masa reproduksi, ketika pengeluaran estrogen maksimal. Mioma uteri
memiliki kecenderungan untuk membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause
berkaitan dengan produksi dari hormon estrogen. Apabila pertumbuhan mioma semakin
membesar setelah menopause maka pertumbuhan mioma ke arah keganasan harus dipikirkan.
Pertumbuhan mioma tidak membesar dengan pemakaian pil kontrasepsi kombinasi karena
preparat progestin pada pil kombinasi memiliki efek anti estrogen pada pertumbuhannya.
Perubahan yang harus diawasi pada leiomioma adalah perubahan ke arah keganasan yang
berkisar sebesar 0,04% (Prawirohardjo Sarwono, 2010).
9
Pathway:
10
5. Penatalaksanaan mioma uteri ?
a) Terapi Emergensi
b) Terapi Khusus
Terapi Medikasi Tujuan dari pada perawatan medis adalah untuk meringankan atau
mengurangi gejala. Meskipun tidak ada terapi medikasi yang pasti ada pada saat ini
tersedia untuk mioma uteri, gonadotropinreleasing hormone(GnRH) agonis
membuktikan bahwa GnRH adalah sangat berguna untuk membatasi pertumbuhan
atau membantu mengurangi ukuran tumor. GnRH agonis dapat
menyebabkan hypogonadism melalui hipofisis desensitisasi, mengatur turun reseptor,
dan penghambatan gonadotropin. Terapi gonadotropin yang dilakukan untuk mioma
uteri untuk 3 bulan akan mencapai penyusutan maksimum mioma uteri untuk lebih
kurang 35%-60% daripada volumnya dan hasil amenorrhea akan membaiki dalam
parameter hematologik. Terapi GnRH dilimitasi oleh efek samping hipopoestrogenik
dan keropos tulang, terutama dengan terapi yang dilakukan untuk lebih 6 bulan. Ada
kembalinya cepat volume uterus dan menstruasi pada penghentian terapi GnRH
agonis mungkin berguna untuk perdarahan control untuk mioma uteri; tingkat
preoperatif hematokrit, bertindak sebagai ukuran raguan sampai operasi dapat
dijadwalkan atau menopause diantisipasi atau penyusutan mioma akan mengizinkan
histerektomi vagina. Pil kontrasepsi oral umumnya diresepkan untuk mengontrol
perdarahan uterus abnormal tetapi terapinya tidak efektif dalam pengobatan mioma.
Pil kontrasepsi oral dapat membantu dalam mengobati kondisi hidup bersama
perdarahan anovulasi yang mungkin memberikan kontribusi untuk mioma. Suatu
penelitian menunjukkan hasil yang baik dengan penggunaan levonorgestrel-releasing
intrauterine alat untuk terapi menorrhagia terkait dengan beberapa mioma kecil
(Tinelli, 2014).
11
c) Terapi Operasi
Operasi adalah terapi yang paling penting untuk mioma. Pemeriksaan Imaging paling
sering harus disertai dengan evaluasi untuk menyingkirkan proses neoplastik panggul
lainnya. Semua pasien harus mengikuti serviks Papanicolaou smear test dan
endometrium evaluasi jika kalau perdarahannya irregular. Sebelum operasi definitive,
volume darah yang diperlukan harus disediakan terlebih dahulu dan langkahlangkah
lain seperti administrasi antibiotika profilatik atau heparin harus dipetimbangkan.
Mekanikal dan persediaan antibiotika usus dapat digunakan bila operasi panggul
menjadi sukar. Beberapa contoh terapi operasi antara lain :
1). Miomektomi
Miomektomi adalah salah satu pilihan simptomatik pasien yang ingin untuk
memelihara fertilitas atau melindungi uterus. Kerugian signifikan adalah resiko untuk
mioma yang akan timbul. Pascamiomektomi setelah 5 tahun, 50% - 60% pasien akan
mempunyai mioma baru yang akan dideteksi dalam ultrasound (USG), dan lebih dari
25% pasien akan memerlukan operasi major untuk kali kedua. Pasangan harus
menjalani evaluasi infertilitas menyeluruh sebelum wanita tersebut menjalani
miomektomi untuk memajukan fertilitas.Kebanyakkan wanita akan dinasihati untuk
melambatkan kehamilan untuk 3-6 bulan selepas miomektomi abdomen dan untuk
merencanakan sektio sesarean selepas mengeliminasi mioma transmural. Resiko
untuk kerusakan uterus disebabkan oleh paritas selepas miomektomi abdomen
dilaporkan sebanyak 0,0002%. Miomektomi yang dilakukan melalui histeroskopi
dalam kasus mioma submukosa dan melalui laparaskopi untuk mioma subserosa yang
angkanya kecil atau mioma intramural sedang meningkat.
12
sarcoma.Indikasi untuk miomektomi dalam kehamilan adalah tanda torsi dalam
mioma pedunculated di mana hemostasis stalk dapat dicapai dengan keselamatan
relatif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tindakan ini mempunyai resiko yang
besar untuk mendapatkan perdarahan atau transfusi.
2). Hiperektomi
Mioma uteri adalah indikasi paling sering untuk histerektomi dengan resiko
kumulatif sebanyak 7% untuk semua wanita yang berusia dalam lingkungan 25 tahun
- 45 tahun. Lebih dari 50% histerektomi dilakukan pada wanita yang kulit hitam
disebabkan oleh mioma, dengan resiko kumulatif sebanyak 20% sehingga umur 45
tahun. Histerektomi menyingkirkan gejala dan rekuren. Uterus dengan mioma kecil
mungkin dapat dieliminasikan dengan tindakan histerektomi vagina total, terutamanya
jika relaksasi vagina membutuhkan perbaikan cystocele, rectocele, atau entrocele.
Bila tumor yang besar ditemukan banyak, histerektomi abdomen total diindikasikan.
Ovari umumnya dipelihara pada wanita premenopausal. Tidak ada komplikasi dalam
mengangkat ovary daripada wanita yang pasca menopause.
Okulasi emboli arteri uterus adalah suatu alternatif untuk operasi major pada
wanita premenopausal yang tidak menginginkan fertilitas tetapi menginginkan untuk
terus memelihara uterus atau mengelakkan efek samping daripada terapi medikasi.
Dalam prosedur ini, arteriogram akan dilaksanakan untuk mengidentifikasikan suplai
darah ke mioma. Selepas itu satu kateter akan dimasukkan ke dalam bagian distal
arteri uterus, biasanya melalui arteri femoris sebelah kanan. Arteri tersebut akan
diinfusi dengan agen embolisasi (polyvinyl alcohol particles atau tris-acryl gelatine
microspheres) sehingga alirannya terhenti. Prosedur ini akan bertahan selama 1 jam
secara menyeluruh. Studi observasi menunujukkan bahwa terapinya sama efektif
seperti histeretomi dan miomektomi, dengan banyak komplikasi minor dan dengan
komplikasi major yang sikit. Frekuensi mioma rekuren adalah sedikit dengan
embolisasi dibandingkan dengan miomektomi.
13
4). Ablasi Endometrium:
b) Miolisis
Cara ini diluluskan oleh Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2004
untuk terapi mioma pada wanita premenopausal yang sudah memiliki anak.
Prosedur outpatient yang menggunakan MRI untuk real-time monitoring of
thermoablative teknik yang menukarkan multipel ambangan energi ultrasound
pada volume jaringan yang kecil untuk dimatikan (Mettler L,2012).
14
6. Pemeriksaan penunjang mioma uteri ?
Mioma uteri yang besar paling bagus didiagnosis dengan kombinasi transabdominal
dan transvaginal sonografi. Gambaran sonografi mioma kebiasaanya adalah simetrikal,
berbatas tegas, hypoechoic dan degenerasi kistik menunjukkan anechoic. USG
menunjukkangambaran massa padat dan homogen pada uterus. Mioma uteri berukuran
besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis, dan kadang terlihat tumor
dengan kalsifikasi (Tinelli,2014)
Lebih baik daripada USG tetapi mahal. MRI mampu menentukan saiz, lokasi dan
bilangan mioma uteri serta bisa mengevaluasi jarak penembusan mioma submukosa di
dalam dinding miometrium. MRI akan menghasilkan gambaran dengan menyerap energy
dari suatu gelombang radio berfrekuensi tinggi yang menunjukkan adanya mioma.
c. Histerosalfingografi (HSG)
Digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh kearah kavum uteri pada
pasien infertil. Merupakan suatu prosedur yang menghasilkan gambaran foto rontgen
bagian dalam lavitas uterus dan untuk mengetahui keadaan tuba falopii. Sejumlah cairan
yang mengandung iodine diinjeksikan melalui cervix ke dalam uterus dan tuba falopii,
hasil foto rontgen didapatkan.
d. Urografi intravena
Digunakan pada kasus massa di pelvis sebab pada kasus tersebut sering terjadi deviasi
ureter atau penekanan dan anomali sistem urinarius. Cara ini baik untuk mengetahui
posisi, jumlah massa pada ureter dan ginjal.
15
f. Sonohistografi
Suatu prosedur ultrasonic di mana kavitas uterus dibatasi oleh sejumlah kecil cairan.
Cairan ini ditempatkan pada uterus melalui suatu selang plastik kecil. Pasien bisa
merasakan kram yang ringan. Sonohistografi meningkatkan kemampuan pemeriksa untuk
mengidentifikasi mioma yang masuk ke dalam kavum uteri(Anwar,2011)
Lebih kurang dua pertiga wanita dengan mioma uteri dan infertiliti yang tidak dapat
dijelaskan pascamiomektomi, dan lebih kurang separuh darpada wanita akan menjalani
paritas bayi. Tetapi perbedaan dengan manajmen kehamilan diperlukan untuk
menyimpulkan keefektifan prosedur ini.Semasa trimester kedua dan ketiga kehamilan,
mioma akan meningkt dalam ukuran dan akan melalui deprivasi vaskuler dan perubahan
degenratif. Secara klinis, keadaan ini menyebabkan nyeri dan kelembutan lokal tetapi
juga akan menyebabkan persalinan premature.
Perdarahan yang hebat dengan anemia adalah komplikasi yang paling sering pada
kasus mioma. Obstruksi saluran kemih atau usus dari mioma besar atau parisitik lebih
kurang umum dan transformasi maligna jarang terjadi. Cedera ureter atau ligasi
merupakan komplikasi diakui operasi untuk kasus mioma terutama yang terhubung
dengan serviks (Manuaba,2008).
16
8. Klasifikasi mioma uteri ?
a. Mioma submukosum
Mioma yang berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
Mioma jenis ini walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui
vagina. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian
dilahirkan melalui saluran serviks (myomageburt)
b. Mioma Intramural
Mioma intrmural disebut juga sebagai mioma intrepitelial, biasanya multipel. Tumor
jenis ini terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium, dan sering tidak
memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor
di daerah perut sebelah bawah.
c. Mioma subserosum
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri, dapat hanya sebagai tonjolan saja,dapat pula
sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Mioma dapat
tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter,
selain itu mioma ini dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke
ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut
wandering/parasistic fibroid (Anwar, 2011)
17
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Riwayat Penyakit Sekarang
3) Riwayat Penyakit Dahulu
a. Pernah mengalami infeksi pada organ reproduksi atau tidak.
b. Pernah dilakukan pembedahan contohnya miomektomi atau tidak.
c. Pernah dilakukan kuretase atau tidak.
4) Riwayat kehamilan
1. Gravida: jarang atau tidak pernah hamil.
2. Partus: multipara / nulipara.
3. Abortus: apakah terdapat riwayat abortus atau tidak.
4. Prematur: apakah pernah terjadi persalinan prematur ataukah tidak.
5. Riwayat hormonal
Apakah pasien mengkonsumsi obat hormonal atau tidak sehingga ada peningkatan
estrogen.
6. Riwayat menstruasi
adakah gangguan haid dan usia berapa haid pertama,pernah mengalami :
a) Dysminore yaitu nyeri yang berhubungan dengan menstruasi dan paling kuat dan
bersifat kolik atau terus menerus.
b) Metrorhagi yaitu perdarahan pervaginam yang berlebih yang tidak teratur dan
tidak ada hubungan dengan siklus haid.
c) Menoraghi yaitu pengeluaran darah menstruasi yang lebih banyak daripada
biasanya dan terjadi pada siklus yang teratur atau normal
7. Pemeriksaan persistem
a. Breath ( B1): Pola nafas efektif/tidak, ekspansi dada, suara nafas tambahan.
b. Blood (B2): Anemis, pucat, perdarahan pervaginam,tekanan darah bisa naik atau
turun, bradikardi atau takikardia, CRT kurang atau lebih dari 2 detik.
c. Brain (B3): Kaji adanya penurunan kesadaran menurun (GCS).
d. Bladder (B4):
1) Penekanan vesika urinari oleh massa tumor.
2) Retensi urine, disuria/ polakisuria, overflow inkontinesia.
3) Nyeri tekan pada vesika urinaria.
4) Hematuria.
18
e. Bowel (B5):
1) Palpasi abdomen : Tumor teraba seperti benjolan padat dan kenyal pada perut
bagian bawah.
2) Konstipasi
3) Auskultasi : peristaltik menurun
f. Bone (B6): terdapat varises, odema tungkai, kelemahan ekstremitas.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot
dan sistem saraf akibat penyempitan kanalis servikalis oleh myoma.
2. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa
jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya.
3. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan
memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual.
4. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan terjadinya perdarahan yang
berulang-ulang.
3. Intervensi
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
criteria hasil
Gangguan rasa Klien dapat 1. Observasi adanya Memudahkan
nyaman (nyeri) mengontrol nyeri dan tingkat tindakan
berhubungan nyerinya dengan nyeri. keperawatan.
dengan kerusakan criteria hasil 2. Ajarkan dan catat Meningkatkan
jaringan otot dan mampu tipe nyeri serta persepsi klien
sistem saraf mengidentifikasi tindakan untuk terhadap nyeri yang
akibat cara mengurangi mengatasi nyeri dialaminya.
penyempitan nyeri, 3. Ajarkan teknik Membantu
kanalis servikalis mengungkapkan relaksasi mengurangi nyeri
oleh mioma keinginan untuk 4. Kolaborasi dan meningkatkan
mengontrol pemberian analgesic kenyamanan klien.
nyerinya. Mengurangi nyeri.
19
Gangguan Pola eliminasi 1.Catat pola miksi dan Melihat perubahan
eliminasi urine urine ibu kembali monitor pengeluaran pola eliminasi klien
(retensio) normal dengan urine
berhubungan criteria hasil ibu 2.Lakukan palpasi Menentukan tingkat
dengan memahami pada kandung kemih, nyeri yang dirasakan
penekanan oleh terjadinya retensi observasi adanya oleh klien
massa jaringan urine, bersedia ketidaknyamanan dan
neoplasma pada melakukan rasa nyeri.
daerah tindakan untuk 3.Anjurkan klien
sekitarnya. mengurangi atau untuk merangsang Mencegah terjadinya
menghilangkan miksi dengan retensi urine
retensi urine. pemberian air hangat,
mengatur posisi,
mengalirkan air
keran.
Ganguan konsep Konsep diri klien 1.Beritahu klien Mengurangi
diri berhubungan tidak mengalami tentang siapa saja kecemasan dan
dengan gangguan dengan yang bisa dilakukan meningatkan harga
kekawatiran criteria hasil histerektomi dan diri klien
tentang menerima anjurkan klien untuk
ketidakmampuan keadaan dirinya, mengekpresikan
memiliki anak, menyatakan perasaannya tentang
perubahan dalam bersedia untuk histerektomi
masalah dilakukan 2.Kaji apakah klien
kewanitaan, tindakan mempunyai konsep
akibat pada termasuk diri yang negatif.
hubungan tindakan 3.Memotivasi klien Identifikasi kekuatan
seksual. pembedahan untuk dan kelemahan klien
mengungkapkan
perasaannya Mengurangi
mengenai tindakan kecemasan
pembedahan dan
pengaruhnya
20
terhadap diri klien.
4.Ciptakan lingkungan
atau suasana yang
terbuka bagi klien
untuk membicarakan Meningkatkan harga
keluhan-keluhannya. diri klien dan
berperan aktif dalam
perencanaan
perawatan bagi diri
klien
Resiko tinggi Tidak terjadi 1.Monitor keadaan Untuk memonitor
syok hipovolemik syok hipovolemik umum pasien. kondisi pasien
berhubungan Kriteria : Tanda selama perawatan
dengan terjadinya Vital dalam batas terutama saat terdi
perdarahan yang normal, wajah perdarahan. Perawat
berulang-ulang. tidak pucat, segera mengetahui
konjungtiva tidak tanda-tanda presyok
anemis. /syok.
2. Observasi tanda- Perawat perlu terus
tanda vital tiap 3 jam. mengobaservasi vital
sign untuk
memastikan tidak
terjadi presyok /
3. Berikan oksigenasi syok.
Untuk
mempertahankan
supply oksigen ke
4. Kolaborasi seluruh tubuh.
pemberian cairan Cairan intravena
intravena. diperlukan untuk
mengatasi
kehilangan cairan
5. Kolaborasi untuk tubuh secara hebat.
21
pemeriksaan Untuk memantau
laboratorium (Hb). perdarahan dan
menentukan tindakan
lebih lanjut.
22
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari telaah pustaka yang penulis lakukan maka dapat diperoleh kesimpulan: Mioma
uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya
sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau fibroid.Mioma uteri
termasuk neoplasma jinak, yang berasal dari otot uterus yang disebut juga dengan dua tempat
yaitu serviks uteri dan korpus uteri.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan reproduksi mioma uteri adalah
suatu tindakan keperawatan mulai dari pengkajian data, menentukan diagnosa yang muncul,
membuat rencana tindakan, lalu mengimplementasikan dan terakhir mengevaluasi tindakan
yang telah dilakukan. Pada Ny. R dapat ditegakkan 3 masalah yaitu nyeri, gangguan
eliminasi dan cemas karena kurangnya pengetahuan tentang mioma uteri. Setelah dilakukan
tindakan maka hasil evaluasi yang diperoleh semua masalah teratasi sebagian sehingga
intervensi tetap dilanjutkan.
b. Saran
Memberikan asuhan keperawatan harus lebih maksimal agar hasil yang dicapai dapat
terwujud sesuai keinginan dan mengupayakan terhadap pasien agar menjaga kesehatan
mereka supaya tidak ada orang yang sakit serupa seperti mioma uteri. Memberikan motivasi
pendidikan kesehatan tentang mioma uteri, bagaimana mioma uteri itu bisa tumbuh di serviks
untuk kita semua, memberikan semaksimal mungkin untuk kesehatan bagi kita sendiri
maupun orang lain atau pasien.
Bagi pasien yang mengalami kesakitan hendaknya secepat mungkin untuk memeriksa
keadaan tubuhnya. Selain itu, sekiranya pasien belum mengetahui tentang apapun untuk
menanyakan ke pihak kesehatan setempat. Peningkatan pelayanan di Rumah Sakit hendaknya
ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan agar pasien yang dirawat memperoleh kepuasan
dan cepat sembuh. Bagi pelayanan kesehatan akan merasa puas bila melihat pasien yang
dirawat sembuh total dan merasakan kebahagiaan itu muncul bila melihat orang yang
kesakitan menjadi sembuh total, kekeluargaan akan muncul sewaktu pasien dirawat dan kami
merawatnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Andrea Tinelli, 2014. Uterine Myoma, Myomectomy and Minimally Invasive Treatments.
2015 Edition. Springer, 227.
Anwar, Mochammad. 2011. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Jakarta:Bina Pustaka.Sarwono
Prawiroharjo.
Manuaba, I.B.G. 2008 Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit EGC.
Mettler, L,. 2012 Value of Malignancy Exclusion of Ovarian Cysts Prior to
Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Stuti, Aria, 2011. Hubungan Faktor Resiko dan Kejadian Mioma Uteri. Jurnal Unimus,
24