Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Derajat kesehatan salah satunya didukung dengan kaum wanita yang memperhatikan
kesehatan reproduksi karena hal tersebut berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Salah
satu masalah kesehatan pada kaum wanita yang insidensinya terus meningkat adalah mioma
uteri. Mioma uteri menempati urutan kedua setelah kanker serviks berdasarkan jumlah angka
kejadian penyakit. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui secara pasti, diduga
merupakan penyakit multifaktor karena memiliki banyak faktor dan resikonya meningkat
seiiring dengan bertambahnya usia.

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2014 adalah meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat. Salah
satu indikator kesehatan, yaitu angka kematian Ibu (http//www.depkes.go.id. online diakses
tanggal 10 Maret 2015)
Berdasarkan multifaktor tersebut, kewaspadaan wanita terhadap resiko mioma uteri
sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peran perawat berpengaruh dalam menjawab kebutuhan
klien dengan mioma uteri. Yaitu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien
dengan mioma uteri serta menjalankan fungsi perannya sebagai health educator.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah hasil tutorial dari step 1 sampai step 7 dengan skenario tentang
“Mioma Uteri” ?

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien


dengan Mioma Uteri.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi dari Mioma Uteri


2. Mengetahui manifestasi klinis yang muncul pada klien dengan Mioma Uteri
3. Mengetahui etiologi dan faktor penyebab terjadinya Mioma Uteri
4. Mengetahui patofisiologi dari Mioma Uteri
5. Menjelaskan penatalaksanaan pada klien dengan Mioma Uteri
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik Mioma Uteri
7. Mengetahui klasifikasi mioma uteri
8. Mengetahui komplikasi mioma uteri
9. Menjelaskan proses asuhan keperawatan dengan Mioma Uteri

2
BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO

Apa yang terjadi pada kandunganku...?

Ibu W berumur 39 tahun kiriman dai Puskesmas A, dengan keluhan ibu merasa ada benjolan
pada rahimnya. Ibu mengalami menstruasi tetapi darah keluar dari vagina sudah 9 hari dan
lebih banyak dari biasanya. Didapatkan hasil pemeriksaan ibu cemas tinggi, anemia, muka
dan badan kelihatan pucat, menoragia, metrorargia dan dismenorhea. Ibu juga mengalami
retensio urine dan obstipasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data TD 100/60 mmHG,
frekuensi nadi 96 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37, 7 ℃, HB 8 g/dl.

STEP I (TERMINOLOGI)

1. Menoragia:
 Perdarahan haid yang berlebihan
 Perdarahan haid yang berlebihan lamanya dari normal siklus
 Istilah medis pada menstruasi yang berkepanjangan
 Perdarahan melebihi 80 ml dari biasanya
2. Vagina:
 Saluran yang terhubung ke servikal dan vulva (muskulomembroneos)
 Selubung liang senggama
 Sel dari vulva ke servik uteri
3. Metrorargia:
 Periode perdarahan menstruasi
 Perdarahan 2 siklus menstruasi
 Perdarahan diluar siklus haid/kemungkinan patologis
 Perdarahan irreguler antara 2 siklus menstruasi
4. Retensi Urine:
 Tertahanya urine dalam kandung kemih
 Gangguan pada kandung kemih dalam pengosongan urine
 Penimbunan urine dalam kandung kemih karena beberapa faktor

3
5. Menstruasi:
 Pengaruh darah dalam uterus
 Proses karena luruhnya lapisan rahim
 Persiapan fisiologis karena LH/FSH
 Aliran darah dari uterus pada wanita
6. Obstipasi:
 Sembelit
 Konstipasi yang tidak terobati
 Parah karena terhalangnya feses dalam usus
 Penimbunan feses karena penyakit
7. Dismenorhea:
 Nyeri pada saat menstruasi secara berlebihan
 Nyeri haid sekunder dan primer
8. Anemia:
 Keadaan berkurangnya kemampuan dari membran
 Berkurang Hb dalam darah
 Laki-laki 13,5 gr% dan wanita 11,5 gr%
9. Cemas:
 Istilah psikologis takut/khawatir

STEP II (MENGIDENTIFIKASI MASALAH)

1. Benjolan seperti apa yang dirasakan ibu W ?


2. Apa istilah benjolan pada rahim ibu W ?
3. Mengapa ada benjolan pada ibu W ?
4. Apa penyebab benjolan pada ibu W ?
5. Berapa normal jumlah darah yang keluar dari vagina dalam sehari ?
6. Apa penyebab menstruasi berlangsung lama ?
7. Berapa hari normalnya menstruasi ?
8. Apa yang terjadi pada ibu W dengan tanda pada kasus tersebut?
9. Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu W, sehingga bisa disebut anemia ?
10. Bagaimana pemeriksaan kecemasan ?
11. Penyebab retensio urine dan obstipasi pada ibu W?

4
STEP III (BRAINSTORMING)

1. - Benjolan bulat, berbatas tegas dan pada area uterus


- Perut membesar dari biasanya
2. - Mioma (istilah benjolan)
- Hasil pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan
3. - Mioma atau tumor jinak biasanya pada uterus
- Penyebabnya hormonal, genetik, kontrasepsi
4. - Mioma atau tumor jinak biasanya pada uterus
- Penyebabnya hormonal, genetik, kontrasepsi
5. - Harinya ± 7 hari antara 3 sampai 9 hari
- Banyaknya 80 sampai 150 cc atau siklus menstruasi
6. - Hormonal
- Psikologis
- Genetik
- Kontrasepsi
7. - Harinya ± 7 hari antara 3 sampai 9 hari
- Banyaknya 80 sampai 150 cc atau siklus menstruasi
8. - Mioma Uteri
9. - Cek labor (Hb, dll)
10. - Berupa kuensioner
- Ekspresi wajah
11. - Pembesaran Neoplasma (ureter tertekan)
- Kelainan hormon estrogen, yang menyebabkan mortilitas usus menurun

5
STEP IV (SKEMA)

Ibu W (39 tahun)

Kiriman Puskesmas A

Anamnesa: Hasil Pemeriksaan:

- Keadaan umun ibu - TD = 100/60 mmHg


merasa ada benjolan di - HR = 96 x/menit
rahim - RR = 20 x/menit
- Ibu cemas - T = 37, 7 ℃
- Anemia - HB = 8 g/dl
- Pucat
- Monoragia
- Metrorargia
- Disminorhea
- Retensi Urine
- Obstipasi

MIOMA UTERI

6
STEP V (LEARNING OBJECTIF/LO)

1. Defenisi mioma uteri ?


2. Manifestasi klinis mioma uteri ?
3. Etiologi mioma uteri ?
4. Patofisiologi dan WOC mioma uteri ?
5. Penatalaksanaan mioma uteri ?
6. Pemeriksaan penunjang mioma uteri ?
7. Komplikasi mioma uteri ?
8. Klasifikasi mioma uteri ?
9. Asuhan keperawatan mioma uteri ?

STEP VI (MANDIRI)

1. Mengerjakan Learning Objektif (LO) secara mandiri

STEP VII (PEMAPARAN HASIL DISKUSI)

1. Defenisi mioma uteri ?


Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau fibroid.
Mioma uteri adalah neoplasma jinak, yang berasal dari otot uterus yang disebut juga
leiomioma uteri atau uteri fibroid. Dikenal dua tempat asal mioma uteri yaitu serviks uteri
dan korpus uteri (Prawirohardjo Sarwono, 2010).

2. Manifestasi klinis mioma uteri ?

Separuh dari penderita mioma uteri tidak mengalami gejala. Pada umumnya manifesasi
klinis tergantung pada lokasi mioma, ukuran dan adanya perubahan sekunder di dalam moma
tersebut. Berikut adalah menifestasi klinis mioma uteri yang sering terjadi :

a) Tumor (massa di perut bawah)


Sering kali penderita mioma uteri datang untuk memeriksakan dirinya saat merasakan
adanya massa pada perut bagian bawah.

7
b) Perdarahan
Biasanya dalam bentuk menorraghia (perdarahan pada menstruasi), dan didapat pada
mioma submukosa. Ini diakibatkan oleh pecahnya pembuluh-pembuluh darah.
Perdarahan oleh mioma dapat menimbulkan anemia yang berat. Mioma intramural
juga dapat menyebabkan perdarahan, oleh karena ada gangguan kontraksi otot uterus.
Jenis mioma subserosa tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal.

c) Nyeri
Nyeri bukan merupakan gejala yang khas untuk mioma, meskipun sering terjadi.
Keluhan yang sering diutarakan adalah rasa berat dan dysmeorrhe. Kemungkinan
disebabkan adanya gangguan peredaran darah, yang juga disertai nekrose setempat,
atau disebabkan proses radang dengan perlekatan ke omentum usus.
Rasa nyeri juga bisa disebabkan oleh karena torsi pada mioma subserosa. Dalam hal
ini sifatnya akut dan disertai dengan rasa mual dan muntah. Pada mioma yang sangat
besar, rasa nyeri dapat disebabkan karena tekanan terhadap urat saraf, dan menjalar ke
pinggang serta tungkai bawah.

d) Akibat tekanan
Penekanan pada organ disekitar tumor, seperti kandung kemih, ureter, rectum, atau
organ-organ yang ada di rongga panggul lainnya dapat menimbulkan gangguan buang
air kecil dan gangguan buang air besar, pelebaran pembulluh darah vena dalam
panggul, serta gangguan ginjal karena pembengkakan tangkai miom. Apabila terjadi
tekanan pada vena cava inferior akn terjadi odem tungkai bawah.

e) Infertilitas dan abortus


Dapat terjadi gangguan untuk sulit hamil (infertilitas) jika mioma intramural menutup
atau menekan pars interstitialis tubae. Mioma submukosa memudahkan terjadinya
abortus. Bila ditemukan mioma pada wanita dengan keluhan infertilitas harus
dilakukan pemeriksaan yang seksama terhadap sebab-sebab lain dari infertilitas
sebelum menghubungkan dengan kemungkinan adanya mioma uteri.

8
3. Etiologi mioma uteri ?
Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun dari hasil penelitian Miller
dan Lipschultz yang megutarakan bahwa terjadi mioma uteri tergantung pada sel-sel otot
imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang, terus menerus oleh
estrogen. Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor: a. Tak pernah
dijumpai sebelum menstruasi b. Atropi setelah menopause c. Cepat membesar saat hamil d.
Sebagian besar masa reproduktif.
Penyebab dari mioma pada rahim masih belum diketahui. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa masing-masing mioma muncul dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel
ganas) yang berada diantara otot polos miometrium (otot polos di dalam rahim). Selain itu
didapatkan juga adanya faktor keturunan sebagai penyebab mioma uteri. Pertumbuhan dari
leiomioma berkaitan dengan adanya hormon estrogen. Tumor ini menunjukkan pertumbuhan
maksimal selama 5 masa reproduksi, ketika pengeluaran estrogen maksimal. Mioma uteri
memiliki kecenderungan untuk membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause
berkaitan dengan produksi dari hormon estrogen. Apabila pertumbuhan mioma semakin
membesar setelah menopause maka pertumbuhan mioma ke arah keganasan harus dipikirkan.
Pertumbuhan mioma tidak membesar dengan pemakaian pil kontrasepsi kombinasi karena
preparat progestin pada pil kombinasi memiliki efek anti estrogen pada pertumbuhannya.
Perubahan yang harus diawasi pada leiomioma adalah perubahan ke arah keganasan yang
berkisar sebesar 0,04% (Prawirohardjo Sarwono, 2010).

4. Patofisiologi dan WOC mioma uteri ?

Patofisiologi Mioma Uteri:

Miomoa memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak disbanding miometrium


normal. Menurut letaknya mioma terdiri dari mioma submukosum, intramural, dan
subserosa. Teori cell nest atau teori genitoblat membuktikan dengan pemberian estrogen
ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri
dari otot polos dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri
lebih sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder
pada mioma uteri sebagian besar bersifat degeneratif karena berkurangnya aliran darah ke
mioma uteri (Stuti, 2011).

9
Pathway:

10
5. Penatalaksanaan mioma uteri ?

a) Terapi Emergensi

Transfusi darah mungkin diperlukan untuk memperbaiki anemia. Transfusi dikemas


sel darah merah lebih digunakan dari pada whole blood. Operasi biasa diindikasikan
untuk pasien ketika mereka menjadi secara hemodinamik stabil. Operasi emergensi
diindikasikan untuk infeksi mioma, torsi akut, atau obstruksi usus yang disebabkan
oleh pedunkulata atau parisitik mioma.

b) Terapi Khusus

Terapi Medikasi Tujuan dari pada perawatan medis adalah untuk meringankan atau
mengurangi gejala. Meskipun tidak ada terapi medikasi yang pasti ada pada saat ini
tersedia untuk mioma uteri, gonadotropinreleasing hormone(GnRH) agonis
membuktikan bahwa GnRH adalah sangat berguna untuk membatasi pertumbuhan
atau membantu mengurangi ukuran tumor. GnRH agonis dapat
menyebabkan hypogonadism melalui hipofisis desensitisasi, mengatur turun reseptor,
dan penghambatan gonadotropin. Terapi gonadotropin yang dilakukan untuk mioma
uteri untuk 3 bulan akan mencapai penyusutan maksimum mioma uteri untuk lebih
kurang 35%-60% daripada volumnya dan hasil amenorrhea akan membaiki dalam
parameter hematologik. Terapi GnRH dilimitasi oleh efek samping hipopoestrogenik
dan keropos tulang, terutama dengan terapi yang dilakukan untuk lebih 6 bulan. Ada
kembalinya cepat volume uterus dan menstruasi pada penghentian terapi GnRH
agonis mungkin berguna untuk perdarahan control untuk mioma uteri; tingkat
preoperatif hematokrit, bertindak sebagai ukuran raguan sampai operasi dapat
dijadwalkan atau menopause diantisipasi atau penyusutan mioma akan mengizinkan
histerektomi vagina. Pil kontrasepsi oral umumnya diresepkan untuk mengontrol
perdarahan uterus abnormal tetapi terapinya tidak efektif dalam pengobatan mioma.
Pil kontrasepsi oral dapat membantu dalam mengobati kondisi hidup bersama
perdarahan anovulasi yang mungkin memberikan kontribusi untuk mioma. Suatu
penelitian menunjukkan hasil yang baik dengan penggunaan levonorgestrel-releasing
intrauterine alat untuk terapi menorrhagia terkait dengan beberapa mioma kecil
(Tinelli, 2014).

11
c) Terapi Operasi

Operasi adalah terapi yang paling penting untuk mioma. Pemeriksaan Imaging paling
sering harus disertai dengan evaluasi untuk menyingkirkan proses neoplastik panggul
lainnya. Semua pasien harus mengikuti serviks Papanicolaou smear test dan
endometrium evaluasi jika kalau perdarahannya irregular. Sebelum operasi definitive,
volume darah yang diperlukan harus disediakan terlebih dahulu dan langkahlangkah
lain seperti administrasi antibiotika profilatik atau heparin harus dipetimbangkan.
Mekanikal dan persediaan antibiotika usus dapat digunakan bila operasi panggul
menjadi sukar. Beberapa contoh terapi operasi antara lain :

1). Miomektomi

Miomektomi adalah salah satu pilihan simptomatik pasien yang ingin untuk
memelihara fertilitas atau melindungi uterus. Kerugian signifikan adalah resiko untuk
mioma yang akan timbul. Pascamiomektomi setelah 5 tahun, 50% - 60% pasien akan
mempunyai mioma baru yang akan dideteksi dalam ultrasound (USG), dan lebih dari
25% pasien akan memerlukan operasi major untuk kali kedua. Pasangan harus
menjalani evaluasi infertilitas menyeluruh sebelum wanita tersebut menjalani
miomektomi untuk memajukan fertilitas.Kebanyakkan wanita akan dinasihati untuk
melambatkan kehamilan untuk 3-6 bulan selepas miomektomi abdomen dan untuk
merencanakan sektio sesarean selepas mengeliminasi mioma transmural. Resiko
untuk kerusakan uterus disebabkan oleh paritas selepas miomektomi abdomen
dilaporkan sebanyak 0,0002%. Miomektomi yang dilakukan melalui histeroskopi
dalam kasus mioma submukosa dan melalui laparaskopi untuk mioma subserosa yang
angkanya kecil atau mioma intramural sedang meningkat.

Kekuatan penutupan uterus dalam laparaskopi mioma ialah kontroversi, dan


kerusakan uterus dilaporkan apabila masa gestasi 33 minggu. Pasien yang
menginginkan fertilitas dinasihatkan tentang resikonya.Pedunculated mioma
submukosa yang bertumbuh dalam vagina dapat disingkirkan kadang-kala dengan
menggunakan tali yang ada lengkungan atau melalui histereskopi. Tindakan ini adalah
langkah yang paling efektif jikalau tidak ada tumor yang diperlukan untuk
dieliminasi. Jikalau pedunculated mioma tidak dapat disingkirkan melalui vagina
maka biopsi dilakukan untuk mengelakkan miosarcoma atau mesodermal

12
sarcoma.Indikasi untuk miomektomi dalam kehamilan adalah tanda torsi dalam
mioma pedunculated di mana hemostasis stalk dapat dicapai dengan keselamatan
relatif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tindakan ini mempunyai resiko yang
besar untuk mendapatkan perdarahan atau transfusi.

2). Hiperektomi

Mioma uteri adalah indikasi paling sering untuk histerektomi dengan resiko
kumulatif sebanyak 7% untuk semua wanita yang berusia dalam lingkungan 25 tahun
- 45 tahun. Lebih dari 50% histerektomi dilakukan pada wanita yang kulit hitam
disebabkan oleh mioma, dengan resiko kumulatif sebanyak 20% sehingga umur 45
tahun. Histerektomi menyingkirkan gejala dan rekuren. Uterus dengan mioma kecil
mungkin dapat dieliminasikan dengan tindakan histerektomi vagina total, terutamanya
jika relaksasi vagina membutuhkan perbaikan cystocele, rectocele, atau entrocele.
Bila tumor yang besar ditemukan banyak, histerektomi abdomen total diindikasikan.
Ovari umumnya dipelihara pada wanita premenopausal. Tidak ada komplikasi dalam
mengangkat ovary daripada wanita yang pasca menopause.

3). Embolisasi mioma uteri

Okulasi emboli arteri uterus adalah suatu alternatif untuk operasi major pada
wanita premenopausal yang tidak menginginkan fertilitas tetapi menginginkan untuk
terus memelihara uterus atau mengelakkan efek samping daripada terapi medikasi.
Dalam prosedur ini, arteriogram akan dilaksanakan untuk mengidentifikasikan suplai
darah ke mioma. Selepas itu satu kateter akan dimasukkan ke dalam bagian distal
arteri uterus, biasanya melalui arteri femoris sebelah kanan. Arteri tersebut akan
diinfusi dengan agen embolisasi (polyvinyl alcohol particles atau tris-acryl gelatine
microspheres) sehingga alirannya terhenti. Prosedur ini akan bertahan selama 1 jam
secara menyeluruh. Studi observasi menunujukkan bahwa terapinya sama efektif
seperti histeretomi dan miomektomi, dengan banyak komplikasi minor dan dengan
komplikasi major yang sikit. Frekuensi mioma rekuren adalah sedikit dengan
embolisasi dibandingkan dengan miomektomi.

13
4). Ablasi Endometrium:

a) Untuk wanita yang tidak menginginkan fertilitas, ablasi endometrium dapat


mengkontrol gejala perdarahan. Prosedur ini lebih efektif jika dikombinasikan
dengan miolisis

b) Miolisis

c) Prosedur ini adalah teknik laparascopic thermal coagulation tidak


membutuhkan penjahitan dan senang untuk dilaksanakan. Destruksi jaringan
lokal mungkin akan mengakibatkan kerusakan pada masa kehamilan.

5). Laparaskopi uterus okulasi arteri

Tindakan ini dilaksanakan dengan kateterisasi arteri uterus melalui laparaskopi.

6). Magnetic resonance-guided focused ultrasound surgery

Cara ini diluluskan oleh Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2004
untuk terapi mioma pada wanita premenopausal yang sudah memiliki anak.
Prosedur outpatient yang menggunakan MRI untuk real-time monitoring of
thermoablative teknik yang menukarkan multipel ambangan energi ultrasound
pada volume jaringan yang kecil untuk dimatikan (Mettler L,2012).

Prognosis Mioma Uteri :

Histerektomi dengan eliminasi semua mioma adalah penyembuhan sempurna. Miomektomi


yang berlanjutan akan menyebabkan uterus dan kavitasnya kembali ke keadaan normal. Salah
satu keprihatinan major adalah resiko rekuren selepas miomektomi. Studi yang dilakukan
menunjukkan 2% - 3% per tahun mengalami simptomatik mioma selepas miomektomi
(Mettler L,2012).

14
6. Pemeriksaan penunjang mioma uteri ?

a. Ultra Sonografi (USG)

Mioma uteri yang besar paling bagus didiagnosis dengan kombinasi transabdominal
dan transvaginal sonografi. Gambaran sonografi mioma kebiasaanya adalah simetrikal,
berbatas tegas, hypoechoic dan degenerasi kistik menunjukkan anechoic. USG
menunjukkangambaran massa padat dan homogen pada uterus. Mioma uteri berukuran
besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis, dan kadang terlihat tumor
dengan kalsifikasi (Tinelli,2014)

b. Magnetic Resonance Imagine (MRI)

Lebih baik daripada USG tetapi mahal. MRI mampu menentukan saiz, lokasi dan
bilangan mioma uteri serta bisa mengevaluasi jarak penembusan mioma submukosa di
dalam dinding miometrium. MRI akan menghasilkan gambaran dengan menyerap energy
dari suatu gelombang radio berfrekuensi tinggi yang menunjukkan adanya mioma.

c. Histerosalfingografi (HSG)

Digunakan untuk mendeteksi mioma uteri yang tumbuh kearah kavum uteri pada
pasien infertil. Merupakan suatu prosedur yang menghasilkan gambaran foto rontgen
bagian dalam lavitas uterus dan untuk mengetahui keadaan tuba falopii. Sejumlah cairan
yang mengandung iodine diinjeksikan melalui cervix ke dalam uterus dan tuba falopii,
hasil foto rontgen didapatkan.

d. Urografi intravena

Digunakan pada kasus massa di pelvis sebab pada kasus tersebut sering terjadi deviasi
ureter atau penekanan dan anomali sistem urinarius. Cara ini baik untuk mengetahui
posisi, jumlah massa pada ureter dan ginjal.

e. Computed Tomography (CT

CT merupakan salah satu tipe rontgen yang menggunakan komputer untuk


menghasilkan gambaran struktur tubuh seperti uterus. Walapun jarang dibutuhkan, hasil
gambaran CT dapat memperlihatkan adanya mioma.

15
f. Sonohistografi

Suatu prosedur ultrasonic di mana kavitas uterus dibatasi oleh sejumlah kecil cairan.
Cairan ini ditempatkan pada uterus melalui suatu selang plastik kecil. Pasien bisa
merasakan kram yang ringan. Sonohistografi meningkatkan kemampuan pemeriksa untuk
mengidentifikasi mioma yang masuk ke dalam kavum uteri(Anwar,2011)

7. Komplikasi mioma uteri ?

a. Mioma dan kehamilan

Lebih kurang dua pertiga wanita dengan mioma uteri dan infertiliti yang tidak dapat
dijelaskan pascamiomektomi, dan lebih kurang separuh darpada wanita akan menjalani
paritas bayi. Tetapi perbedaan dengan manajmen kehamilan diperlukan untuk
menyimpulkan keefektifan prosedur ini.Semasa trimester kedua dan ketiga kehamilan,
mioma akan meningkt dalam ukuran dan akan melalui deprivasi vaskuler dan perubahan
degenratif. Secara klinis, keadaan ini menyebabkan nyeri dan kelembutan lokal tetapi
juga akan menyebabkan persalinan premature.

Manajmen kehamilan dengan istirahat hampir setiap kali menghilangkan nyerinya


tetapi tokolitik mungkin diperlukan untuk mengkontrol kontraksi uterus.Semasa
persalinan, mioma akan memproduksi kelembaban uteri, malpresentasi janin atau
obstruksi jalan persalinan. Pada umumnya, mioma cenderung naik dari panggul sebagai
kehamilan berlanjut dan pengiriman vagina bisa dicapai. Mioma uteri mungkin akan
mengganggu kontraksi uterus yang efektif segera setelah persalinan, maka kemungkinan
hemorrhagia pascapartus harus diantisipasi.

b. Komplikasi pada wanita tidak hamil

Perdarahan yang hebat dengan anemia adalah komplikasi yang paling sering pada
kasus mioma. Obstruksi saluran kemih atau usus dari mioma besar atau parisitik lebih
kurang umum dan transformasi maligna jarang terjadi. Cedera ureter atau ligasi
merupakan komplikasi diakui operasi untuk kasus mioma terutama yang terhubung
dengan serviks (Manuaba,2008).

16
8. Klasifikasi mioma uteri ?

a. Mioma submukosum

Mioma yang berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
Mioma jenis ini walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui
vagina. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian
dilahirkan melalui saluran serviks (myomageburt)

b. Mioma Intramural

Mioma intrmural disebut juga sebagai mioma intrepitelial, biasanya multipel. Tumor
jenis ini terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium, dan sering tidak
memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor
di daerah perut sebelah bawah.

c. Mioma subserosum

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri, dapat hanya sebagai tonjolan saja,dapat pula
sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Mioma dapat
tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter,
selain itu mioma ini dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke
ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut
wandering/parasistic fibroid (Anwar, 2011)

9. Asuhan keperawatan mioma uteri ?

17
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Riwayat Penyakit Sekarang
3) Riwayat Penyakit Dahulu
a. Pernah mengalami infeksi pada organ reproduksi atau tidak.
b. Pernah dilakukan pembedahan contohnya miomektomi atau tidak.
c. Pernah dilakukan kuretase atau tidak.
4) Riwayat kehamilan
1. Gravida: jarang atau tidak pernah hamil.
2. Partus: multipara / nulipara.
3. Abortus: apakah terdapat riwayat abortus atau tidak.
4. Prematur: apakah pernah terjadi persalinan prematur ataukah tidak.
5. Riwayat hormonal
Apakah pasien mengkonsumsi obat hormonal atau tidak sehingga ada peningkatan
estrogen.
6. Riwayat menstruasi
adakah gangguan haid dan usia berapa haid pertama,pernah mengalami :
a) Dysminore yaitu nyeri yang berhubungan dengan menstruasi dan paling kuat dan
bersifat kolik atau terus menerus.
b) Metrorhagi yaitu perdarahan pervaginam yang berlebih yang tidak teratur dan
tidak ada hubungan dengan siklus haid.
c) Menoraghi yaitu pengeluaran darah menstruasi yang lebih banyak daripada
biasanya dan terjadi pada siklus yang teratur atau normal
7. Pemeriksaan persistem
a. Breath ( B1): Pola nafas efektif/tidak, ekspansi dada, suara nafas tambahan.
b. Blood (B2): Anemis, pucat, perdarahan pervaginam,tekanan darah bisa naik atau
turun, bradikardi atau takikardia, CRT kurang atau lebih dari 2 detik.
c. Brain (B3): Kaji adanya penurunan kesadaran menurun (GCS).
d. Bladder (B4):
1) Penekanan vesika urinari oleh massa tumor.
2) Retensi urine, disuria/ polakisuria, overflow inkontinesia.
3) Nyeri tekan pada vesika urinaria.
4) Hematuria.

18
e. Bowel (B5):
1) Palpasi abdomen : Tumor teraba seperti benjolan padat dan kenyal pada perut
bagian bawah.
2) Konstipasi
3) Auskultasi : peristaltik menurun
f. Bone (B6): terdapat varises, odema tungkai, kelemahan ekstremitas.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot
dan sistem saraf akibat penyempitan kanalis servikalis oleh myoma.
2. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa
jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya.
3. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan
memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual.
4. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan terjadinya perdarahan yang
berulang-ulang.

3. Intervensi
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
criteria hasil
Gangguan rasa Klien dapat 1. Observasi adanya Memudahkan
nyaman (nyeri) mengontrol nyeri dan tingkat tindakan
berhubungan nyerinya dengan nyeri. keperawatan.
dengan kerusakan criteria hasil 2. Ajarkan dan catat Meningkatkan
jaringan otot dan mampu tipe nyeri serta persepsi klien
sistem saraf mengidentifikasi tindakan untuk terhadap nyeri yang
akibat cara mengurangi mengatasi nyeri dialaminya.
penyempitan nyeri, 3. Ajarkan teknik Membantu
kanalis servikalis mengungkapkan relaksasi mengurangi nyeri
oleh mioma keinginan untuk 4. Kolaborasi dan meningkatkan
mengontrol pemberian analgesic kenyamanan klien.
nyerinya. Mengurangi nyeri.

19
Gangguan Pola eliminasi 1.Catat pola miksi dan Melihat perubahan
eliminasi urine urine ibu kembali monitor pengeluaran pola eliminasi klien
(retensio) normal dengan urine
berhubungan criteria hasil ibu 2.Lakukan palpasi Menentukan tingkat
dengan memahami pada kandung kemih, nyeri yang dirasakan
penekanan oleh terjadinya retensi observasi adanya oleh klien
massa jaringan urine, bersedia ketidaknyamanan dan
neoplasma pada melakukan rasa nyeri.
daerah tindakan untuk 3.Anjurkan klien
sekitarnya. mengurangi atau untuk merangsang Mencegah terjadinya
menghilangkan miksi dengan retensi urine
retensi urine. pemberian air hangat,
mengatur posisi,
mengalirkan air
keran.
Ganguan konsep Konsep diri klien 1.Beritahu klien Mengurangi
diri berhubungan tidak mengalami tentang siapa saja kecemasan dan
dengan gangguan dengan yang bisa dilakukan meningatkan harga
kekawatiran criteria hasil histerektomi dan diri klien
tentang menerima anjurkan klien untuk
ketidakmampuan keadaan dirinya, mengekpresikan
memiliki anak, menyatakan perasaannya tentang
perubahan dalam bersedia untuk histerektomi
masalah dilakukan 2.Kaji apakah klien
kewanitaan, tindakan mempunyai konsep
akibat pada termasuk diri yang negatif.
hubungan tindakan 3.Memotivasi klien Identifikasi kekuatan
seksual. pembedahan untuk dan kelemahan klien
mengungkapkan
perasaannya Mengurangi
mengenai tindakan kecemasan
pembedahan dan
pengaruhnya

20
terhadap diri klien.
4.Ciptakan lingkungan
atau suasana yang
terbuka bagi klien
untuk membicarakan Meningkatkan harga
keluhan-keluhannya. diri klien dan
berperan aktif dalam
perencanaan
perawatan bagi diri
klien
Resiko tinggi Tidak terjadi 1.Monitor keadaan Untuk memonitor
syok hipovolemik syok hipovolemik umum pasien. kondisi pasien
berhubungan Kriteria : Tanda selama perawatan
dengan terjadinya Vital dalam batas terutama saat terdi
perdarahan yang normal, wajah perdarahan. Perawat
berulang-ulang. tidak pucat, segera mengetahui
konjungtiva tidak tanda-tanda presyok
anemis. /syok.
2. Observasi tanda- Perawat perlu terus
tanda vital tiap 3 jam. mengobaservasi vital
sign untuk
memastikan tidak
terjadi presyok /
3. Berikan oksigenasi syok.
Untuk
mempertahankan
supply oksigen ke
4. Kolaborasi seluruh tubuh.
pemberian cairan Cairan intravena
intravena. diperlukan untuk
mengatasi
kehilangan cairan
5. Kolaborasi untuk tubuh secara hebat.

21
pemeriksaan Untuk memantau
laboratorium (Hb). perdarahan dan
menentukan tindakan
lebih lanjut.

22
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari telaah pustaka yang penulis lakukan maka dapat diperoleh kesimpulan: Mioma
uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya
sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau fibroid.Mioma uteri
termasuk neoplasma jinak, yang berasal dari otot uterus yang disebut juga dengan dua tempat
yaitu serviks uteri dan korpus uteri.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan reproduksi mioma uteri adalah
suatu tindakan keperawatan mulai dari pengkajian data, menentukan diagnosa yang muncul,
membuat rencana tindakan, lalu mengimplementasikan dan terakhir mengevaluasi tindakan
yang telah dilakukan. Pada Ny. R dapat ditegakkan 3 masalah yaitu nyeri, gangguan
eliminasi dan cemas karena kurangnya pengetahuan tentang mioma uteri. Setelah dilakukan
tindakan maka hasil evaluasi yang diperoleh semua masalah teratasi sebagian sehingga
intervensi tetap dilanjutkan.
b. Saran

Memberikan asuhan keperawatan harus lebih maksimal agar hasil yang dicapai dapat
terwujud sesuai keinginan dan mengupayakan terhadap pasien agar menjaga kesehatan
mereka supaya tidak ada orang yang sakit serupa seperti mioma uteri. Memberikan motivasi
pendidikan kesehatan tentang mioma uteri, bagaimana mioma uteri itu bisa tumbuh di serviks
untuk kita semua, memberikan semaksimal mungkin untuk kesehatan bagi kita sendiri
maupun orang lain atau pasien.
Bagi pasien yang mengalami kesakitan hendaknya secepat mungkin untuk memeriksa
keadaan tubuhnya. Selain itu, sekiranya pasien belum mengetahui tentang apapun untuk
menanyakan ke pihak kesehatan setempat. Peningkatan pelayanan di Rumah Sakit hendaknya
ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan agar pasien yang dirawat memperoleh kepuasan
dan cepat sembuh. Bagi pelayanan kesehatan akan merasa puas bila melihat pasien yang
dirawat sembuh total dan merasakan kebahagiaan itu muncul bila melihat orang yang
kesakitan menjadi sembuh total, kekeluargaan akan muncul sewaktu pasien dirawat dan kami
merawatnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Andrea Tinelli, 2014. Uterine Myoma, Myomectomy and Minimally Invasive Treatments.
2015 Edition. Springer, 227.
Anwar, Mochammad. 2011. Ilmu Kandungan Edisi ke-3. Jakarta:Bina Pustaka.Sarwono
Prawiroharjo.
Manuaba, I.B.G. 2008 Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit EGC.
Mettler, L,. 2012 Value of Malignancy Exclusion of Ovarian Cysts Prior to

Laparoscopy.J. Reproduktionsmed. Endokrinol; 5(2).p.93 –100

Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Stuti, Aria, 2011. Hubungan Faktor Resiko dan Kejadian Mioma Uteri. Jurnal Unimus,

24

Anda mungkin juga menyukai