F. Haid
Adalah : perdarahan secara periodic dan siklis dari rahim disertai pengeluaran
(deskuaminasi) endometrium
1. Haid normal:
a. Siklus haid di pengaruhi 3 unsur:
1) SSP: Korteks serebri, Hipothalamus, Hipofise,
2) Ovarium: Perkembangan folikel, esterogen, Progesteron.
3) Endometrium/uterus: Fase proliferasi, Fase sekresi, Menstruasi.
b. Siklus haid normal: 21-35 hari
c. Lama haid: 3-7 hari
d. Jumlah darah: 35-50 cc
1. Pada wanita terdapat hubungan dari dunia luar dengan rongga peritoneum.
Untuk mencegah terjadinya infeksi dari luar dan untuk menjaga supaya infeksi
tak meluas. masing masing alat kandungan memiliki mekanisme pertahanan.
2. Vulva: Umumnya resisten terhadap infeksi dan Vulva ditutup oleh labia mayora
dan minor
3. Vagina: Selaput lendir tebal dan mengandung glikogen Basil doderlein buat
asam laktat sehingga pH menjadi rendah.
4. Leher rahim: Menghasilkan lendir menyukarkan masuknya kuman keatas.
5. Rahim: Pengelupasan selaput lendir rahim saat menstruasi
6. Saluran Telur: rambut getar dan gerak peristaltik kearah uterus.
Pembagian:
a. Infeksi rendah dari vulva, vagina, leher rahim dan gejala umumnya keputihan
b. Infeksi Tinggi dari rahim, saluran telur, indung telur dan ongga peritoneum, dan
gejala umumnya
1. Vulvitis
a. Radang selaput lendir labia dan sekitarnya.
b. Gejala perasaan panas dan nyeri terutama waktu kencing, Keputihan,
Gangguan senggama, Vulva memerah.
c. Sebab: Kurang kebersihan, Kuman, Jamur, Trikomonas
d. Pengobatan: Tergantung penyebab
2. Vaginitis
a. Penyebab Kebersihan yang kurang, Tampon didalam vagina, senggama
yang tidak bersih, Benda asing.
b. Gejala: Keputihan, perasaan panas atau nyeri vagina, perasaan gatal
pada vulva.
c. Pengobatan: antibiotik yang sesuai
3. Servisitis
a. Sebab Kuman, Tindakan intrauterine yang tidak sehat, Sekunder dari
Vagina.
b. Gejala Keputihan yang hebat, erosi di mulut rahim memerah, sekunder
dapat terjadi kolpitis dan vaginitis
c. Pengobatan : antibiotic
4. Endometritis akut
a. Terutama terjadi postpartum dan post abortum.
b. Gejala Demam, darah nifas berbau, kadang terjadi metroragia
c. Pengobatan : uterotonika, istirahat (fowler) antibiotic
5. Salfingitis akut
a. Sumbernya dari kuman
b. Dapat disebabkan oleh : kuman yang naik dari rongga uterus, kuman
yang menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari apendiks yang
meradang, kuman yang bersal dari aliran darah.
c. Gejala : demam tinggi, kadang menggigil, nyeri kiri dan kanan di perut
bagian bawah terutama ditekan, mual, muntah, menoragia, dan
dismenore
d. Pengobatan : istirahat antibiotic.
Bab 4
KLIMAKTERIUM, MENOPAUSE DAN SENIUM
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang terdiri dari
kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani yang pertama kali digunakan
untuk menggambarkan berhentinya haid, ini merupakan suatu akhir proses biologis dari
siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormone Estrogen yang
dihasilkan ovarium (indung telur).
1. Klimaterium, yaitu merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa
senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pramenopause, antara usia 40
tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid
yang memanjang dan relative banyak.
2. Menopause, yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila
sesudah menopause disebu pascamenopause bila telah mengalami menopause
12 bulan sampai menuju ke senium, umumnya terjadi pada usia 50- an tahun.
3. Senium adalah periode sesudah pasca menopaus yaitu ketika individu mampu
menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik
antara usia 65 tahun.
Menopause adalah suatu hal yang alami, merupakan yang terjadi pada wanita
saat menopause sering berkaitan den gan gizi Antara lain, berat badan bertambah
karena aktivi tas berkurang sehingga pengeluaran energy pun berkurang. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup, Kalsium bias diperoleh dari
susu, keju dan sereal.
2. Karbohidrat, Batasi mengkomsumsi lemak.
3. Vitamin.
Vitamin yang diperlukan antara lain :
a. Vitamin A, C dan E untuk anti oksidan
b. Vitamin D untuk penyerapan kalsium yang terdapat pada kuning
telur, hati, mentega, dan keju.
c. Vitamin B kompleks yang berguna untuk memperlambat datangnya
menopause terdapat pada kacang-kacang dan sereal C
4. Untuk memperlambat datangnya menopause, hindari kafein, kopi, alkohol,
minuman bersoda, rempah rempah dan makanan berlemak.
5. Terapi Hormon
a. Terapi sulih hormon atau HRT (Hormon Replacement Therapy)
merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan
keluhan atau sindroma menopause.
b. Terapi sulih hormon juga berguna untuk mencegah berbagai
keluhan yang muncul akibat menopause, vagina kering, dan
gangguan pada seluruh kandung kemih.
c. Penggunaan terapi sulih hormon juga dapat mencegah
perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen
seperti osteoporosis dan jantung koroner.
d. Dengan pemberian terapi sulih hormon, kualitas hidupnya dapat
ditingkatkan sehingga memberikan kesempatan untuk dapat hidup
nyaman, secara fisiologis maupun psikologi.
Bab 5
1. PMS ditularkan dari orang ke orang melalui kontak seksual per vaginal, oral atau
anal dengan patner yang terinfeksi, dan atau dari bumil yang terinfeksi kepada
janin atau bayinya saat kehamilan, persalinan
2. Sebagian besar asimptomatik
3. . Risiko tertinggi umur dibawah 25 th
4. Wanita lebih mudah terinfeksi dan sering asimptomatik
5. Wanita tanpa pengobatan timbul pelvic inflamatory disease (PID), infertilitas,
kehamilan ektopik, kanker saluran reproduksi, keguguran, kematian bayi dan
rentan terhadap HIV
6. Pria tanpa pengobatan rentan terhadap HIV, epididymitis, infertilitas, Reiter's
syndrome
A. GONORRHEA
1. Disebabkan oleh N Gonorrhoeae
2. Ditemukan pada saluran genitalia, mulut, mata, tenggorokan dan anus
3. Insidens tertinggi 15-24 tahun
4. Transmisi kontak sexual (vaginal dan amall
5. Transmisi vertical ibu ke anak
6. N. gonorrhoeae Gram negatip diplococcus
7. Mayoritas asimptomatik/ gejalanya ringan
8. Gejala: vagian/ penile discharge, nyeri pada saat kencing
9. Komplikasi pada wanita PID kehamilan ektopik infertilitas
10. Komplikasi pada pria epididymitis
11. Pada neonatal kebutaan
12. Asimptomatik 10% pria, 50% wanita
Manifestasi klinis
B. OPTHALMIA NEONATURUM
a. Terjadi akibat infeksi pada saat persalinan per vagina
b. Penyebab N Gonorrhoeae (20-75%), C. trachomatis (15-35%)
c. Ditandai dengan konjungtivitis purulenta
d. Infeksi GO tanpa terapi jadi buta
e. Pencegahan dengan pemberian silver nitrat aban antibiotika tetes mata yang
diberikan segera setelah lahir
Diagnosis laboratorium:
TREATMENT RECOMMENDATIONS
Gonococcal infections of the urethra, cervix, rectum, pharynx
Recommended regimens:
Cefixime, 400 mg oral as single dose, or
Ceftriaxone, 250 mg IM as single dose, or
Ciprofloxacin, 500 mg oral as single dose, or
Ofloxacin, 400 mg oral as single dose, or
Alternative regimens (not recommended for pharyngeal gonorrhea)
Spectinomycin, 2 g IM as single dose
Penicillin resistance (<5%) amoxicillin (amoxycillin), 2 g or 3 g
orally, plus probenecid, 1 g orally as a single dose
Chlamydia testing to axciude confection or routinely performed additional
treatment for C trachomatis are recommended
Special situations
Pregnancy/breastfeeding:
Ceftriaxone, 250 mg IM as single dose, or
Spectinomycin, 2 g IM as single dose, or
Amoxicillin, 2 g or 3 g orally, plus probenecid, I g orally as a single
dose, when N. gonorrhocae isolate is penicillin sensitive
Disseminated gonococcal infection
Ceftriaxone, 1 g IM or IV every 24 hours,
Cefotaxime, I g IV every 8 hours, or
Ciprofloxacin, 500 mg IV every 12 hours, or
Spectinomycin, 2 g IM every 12 hours
Continue therapy for 7 days, may be switched after one day to oral
regimens
Ophthalmia neonaturum:
Ceftriaxone, 25-50 mg/kg IV or IM as single dose, not to exceed
125 mg
C. Sifilis
1. Nama lain : lues
2. Penyebab Treponema pallidum
3. Ulkus soliter, ulat atau lonjong, dasar bersih dengan indurasi, tidak ada
rasa nyeri
4. Kelenjar getah bening membesar, umumnya bilateral kenyal, tidak ada
nyeri dan tidak disertai eritema 5. Intermitent disease dengan sifilis primer,
skunder, tersier dan latent
Gejala klinis:
Diagnosis:
Consequences
Spontaneous abortion (second or third trimester) (10%)
Stillbirth (10%)
Infant death (20%)
Congenital syphilis (20%)
Healthy child (40 %)
D. CHANCROID
1. Sinonim soft chancre, ulkus molle
2. Ulkus genital multipel, bentuk tidak teratur, dasar kotor, tepi bergabung,
sekitar ulkus eritema dan edema.
3. Terasa sangat nyeri
4. Biasanya tidak disertai gejala sistemik
5. Penyebeb Haemophylus ducreyi
6. Bakteri Gram negative yang bersifat fakultatif anaerob Lesi mirip dengan
PMS yang lain
7. Reservoir : prostitusi
8. Kemungkinan penularan setelah Kontak seksual tunggal 0,35
9. Wanita terinfeksi tanpa terapi infeksius sampai 45 hari meningkatkan
resiko infeksi HIV
10. Dx kultur
Terapi:
Manifestasi Klinis
a. Infeksi primer 3-7 hari limfadenopati, malaise, anoreksia, panas, nyeri,
rasa terbakar
b. Lesi spesifik, vesikel eritematosus, "umbilicated" diikuti dengan
pustulasi dan atau ulserasi.
c. Penyembuhan dalan 2-6 minggu, infeksi rekuren; manifestasi lebih
ringan.
Diagnosis
a. Kultur virus
b. Direct immunofluoresen
c. Serologi western blot
d. Teknik molecular
Diagnosis
Pengobatan LGV
H. AIDS-HIV
1. Definisi
a. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome adalah penyakit yang merupakan kumpulan gejala
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena
seseorang terinfeksi virus HIV.
b. HIV adalah singkatan dari Human Immuno Virus, termasuk family
Retrovirus, yang menyerang sistem kekebalan tubuh terutama
limfosit
2. Epidemiologi (WHO)
Tiga masa epidemi:
a. Epidemic pertama Penyebaran terjadi melalui hubungan seksual
(homo, hetero) dari ibu terinfeksi pada bayi dan melalui darah yang
tercemar. Epidemi ini terjadi secara diam diam
b. Epidemic kedua Berjangkitnya AIDS (simptomatis)
c. Epidemic ketiga: Bersifat sosial yaitu rasa ketakutan berlebihan,
penolakan, prasangka, diskriminasi, dan pengucilan terhadap
penderita AIDS
5. Perjalanan Infeksi
a. Mana inkubasi 5-10 tahun.
1) Mana jendela (window period) masuk HIV prubahan serologik
(A+) 1-3/6 bulan, terjadi sindroma Retroviral akut
2) Masa tanpa gejala (asimptomatik) 5-10 tahun
3) Pembesaran kel Limfe pembesaran kelenjar limfe menetap dan
merata, lebih dari 1 bulan.
4) Gejala klinis
a) Gejala Utama
(1) Demam berkepanjangan
(2) Diare kronis> 1 bulan
(3) Penerunan berat badan> 10%/3 bln
b) Gejala minor
(1) Batuk kronis> 1 bulan
(2) Infeksi candida mulut/tenggorokan
(3) Pembengkakkan KGB menetap
(4) Herpes zoster berulang
(5) Bercak gatal diseluruh tubuh
b. AIDS (+) kalau ditemukan 2 gejala utama dan 1 gejala minor
c. Indicator Sarcoma Kaposi atau pneumonia pneumosistis carini
7. Prosedur Tes
3. Metode skrining:
a. TEST PAP (PAP SMEAR)
b. IVA (inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat)
c. KOLPOSKOPISER
d. VIKOGRAVI
e. PAP NET (KOMPUTERISASI)
f. TEST molekuler DNA-HPV