Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Pada

Tumor Willms

Naya Ernawati, S. Kep,Ns, M. Kep


Poltekkes Kemenkes Malang
2018
Pengertian
 Tumor Willms atau nefroblastoma adalah suatu
tumor ganas pada ginjal yang biasa dijumpai
pada anak kecil.
 Sekitar 80 % tumor ini terjadi pada anak di
bawah 6 tahun, dengan puncak insiden pada
umur 2-4 tahun dan dapat juga dijumpai pada
neonatus.
 Tumor ini bersifat bilateral pada saat diagnosis.
Etiologi
 Meski belum jelas tetapi predisposisi genetik
diduga menjadi penyebab (Abnormalitas
kongenital) .
 Neoplasma embrional yang berkembang bila
jaringan blasternal metanefrik gagal
mencapai maturitas.
 Tumor willms lebih sering terjadi pada anak-
anak dengan kelainan kongenital.
Etiologi
 Namun diyakini bahwa kanker ini timbul
ketika anak masih berkembang dalam rahim
dan beberapa sel-sel yang seharusnya
membentuk ginjal gagal berkembang
dengan baik. Sebaliknya, sel-sel itu
berkembang biak dengan cara primitif,
menjadi tumor yang nampak semakin jelas
ketika anak berusia sekitar 3 atau 4 tahun.
 Tumor willms  WAGR sindrom
dapat pula terjadi (tumor willms,
sebagai bagian dari anirida (kondisi
suatu sindrom selaput mata yang
tidak lengkap),
abnormalitas pada
genital, dan
retardasi mental).
Manifestasi klinis
 Suatu massa pada abdomen (85%)
 Nyeri abdomen (40%)
 Hipertensi (60%)
 Hematuria (12-24%)
 Demam (25%)
 Sembelit
Klasifikasi stadium klinis untuk tumor Willms
(The National Willms Tumor Study (NWTS):

Stadium I
 Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa
menembus kapsul. Tumor ini dapat direseksi dengan
lengkap.

Stadium II
 Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam

jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan


perirenal, vena renalis, dan kelenjar limfe para-aortal.
Tumor ini masih dapat direseksi dengan lengkap.
Klasifikasi
Stadium III
 Tumor menyebar ke rongga abdomen

(perkontinuitatum), misalnya ke hepar, peritoneum, dan


lain-lain.

Stadium IV
 Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen,

paru-paru, otak dan tulang.


Diagnosis
 Diagnosis tumor willms berdasarkan atas
gejala klinik.
 CT (Computerized Tomography) Scan, MRI
(Magnetic Resonance Imaging), pemeriksaan
USG, dan dipastikan dengan pemeriksaan
hispatologik tumor.
 Gejala klinik untuk diagnosis terutama
adanya tumor dalam perut ( tumor abdomen).
Pengobatan
 Pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi
 Prognosis: ukuran tumor, gambaran
histopatologik, umur pasien dan stadium atau
tingkat penyebaran tumor.
 Mereka yang mempunyai prognosis yang baik
adalah pasien yang mempunyai ukuran tumor
kecil, tingkat deferensiasi sel tinggi secara
histopatologik, stadium masih dini atau belum ada
metastasis dan umur pasien di bawah 2 tahun.
WOC Tumor Willms

Click
here
Kasus Tumor Willms
 An.B laki-laki usia 2,5 tahun dengan BB saat ini 10 kg, 1 bulan yang lalu BB An. B 11 kg, ini berarti anak
tersebut mengalami penurunan BB sebesar 1 kg jika dibandingkan sebelumnya. Tanggal 20 Maret 2010 An.
B dibawa ke RS karena sang ibu menemukan adanya benjolan di punggung bawah sang anak. Menurut
keterangan ibu, An.B sudah satu minggu tidak nafsu makan sehingga berat badannya turun, kencing
berwarna merah, anak tampak pucat, konjungtiva anemi. Saat MRS dilakukan pemeriksaan darah dengan
hasil Hb 7gr/dl. Suhu anak 380C, TD 135/80mmHg, HR 110 x/mnt, RR 35x/mnt, TB 88,6 cm, BBL 3250
gram, LLA 10 cm, LK 38 cm. Seharusnya BB ideal An. B pada saat ini adalah 4 kali dari BBL yaitu sebesar
13 kg. Jika dicocokkan dengan KMS (Berat Badan Menurut Umur), An. B tepat pada garis merah KMS
sedangkan jika dibandingkan berdasarkan TB / Umur maka akan didapatkan hasil sebesar 77%, ini berarti
status gizi An. B saat ini termasuk kategori malnutrisi sedang. Di RS anak selalu mengeluh sakit di perut.
Hasil anamnesa menunjukkan bahwa saudara sepupu dari anak ada yang menderita penyakit yang sama
dan sekarang sudah meninggal. Ibu tampak bingung dan sering menanyakan ke dokter tentang penyakit
serta pengobatan dan kemungkinan sembuh anaknya. Saat pengkajian fisik ditemukan adanya benjolan di
punggung belakang. Anak selalu menangis saat didekati perawat dan menolak untuk dilakukan tindakan.
Menurut diagnosa dokter, An. B menderita tumor willms stadium II.

  
Tugas
 Buatlah asuhan keperawatan sesuai
kasus Tumor Willms di atas.
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut b.d. agen cedera biologi (penekanan jaringan sekunder
terhadap masa di abdomen).
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
asupan diet kurang.
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d. anemia.
 Intoleran aktivitas b.d. masalah sirkulasi.
 Hipertermi b.d. peningkatan laju metabolisme sekunder akibat
tumor.
 Resiko infeksi b.d tindakan invasive (pemasangan kateter).
 Ansietas b.d. kurang pengetahuan.
Asuhan Keperawatan Pada
Lupus Eritematosus Sistemik
(LES)

Naya Ernawati, S. Kep,Ns, M. Kep


Poltekkes Kemenkes Malang
2018
Pengertian
 Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah
penyakit autoimun yang melibatkan berbagai
organ dengan manifestasi klinis bervariasi dari
yang ringan sampai berat. Pada keadaan awal,
sering tidak dikenal, karena manifestasinya
sering tidak terjadi bersamaan.
Etiologi
Sampai saat ini penyebab LES belum diketahui ( idiopatik).
 Genetik

 Hormon

 Sinar UV

 Imunitas

 Obat

 Infeksi

 Stres
Manifestasi Klinis
1.Manifestasi klinis pada kulit (lesi ruam diskoid dan ruam
malar/kupu-kupu).
2. Manifestasi Klinis pada sistem saraf pusat
(Disfungsi kognitif ( tidak dapat berpikir jernih, defisit
memori, Sakit kepala, Seizure, Berubahnya kewaspadaan
mental (stupor atau koma), Meningitis aseptik.
3. Manifestasi klinis pada ginjal (edema, sindrom nefrotik
atau gagal ginjal yang progresif, proteinuria (> 0,5g/ 24
jam) dan hematuria).
Manifestasi Klinis

4. Manifestasi klinis pada pulmoner (pleuritis)


5. Manifestasi klinis pada hematologik (Leukositopenia
(leukosit < 4.000mm3), Trombositopenia (trombosit
<100.000mm3).
6. Manifestasi klinis muskuloskeletal (artralgia, artritis
(sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa
nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari ).
7. Manifestasi klinis pada Gastrointestinal (mual muntah,
nyeri abdomen )
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan umum yaitu:


 Hindari merokok

 Hindari perubahan cuaca karen aakan mempengaruhi

proses inflamasi
 Hindari stress dan trauma fisik

 Diet sesuai kelainan, misalnya hiperkolesterolemia

 Hindari pajanan sinar matahari, khususnya UV pada pukul

10.00- 15.00
 Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang

mengandung hormon estrogen.


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medikamentosa yaitu:
LES derajat ringan:
 Aspirin dan obat antiinflamasi non steroid merupakan pilihan utama,

dengan dosis sesuai derajat penyakit.


 Penambahan obat anti malaria hanya bila ada ruam kulit dan lesi di

mukosa membran.
 Bila gagal, dapat ditambah prednisone 1-2 mg/kg BB/hari. Dosis

dapat dinaikkan 20% secara bertahap tiap 1- 2 minggu sesuai


kebutuhan.
LES derajat berat:
 Pemberian steroid sistemik merupakan pilihan pertama dengan dosis

sesuai dengan kelainan organ sasaran yang terkena.


WOC SLE

Click here
Kasus
 An. B usia 5 tahun dengan BB 16 Kg dirawat di Ruang
Anak dengan keluhan fotosensitifitas, malar rash,
serositis. Dari hasil lab didapatkan leukopeni 3000/mm 3,
proteinuria, trombositopenia 70.000/mm3. BUN : 65
mg/dl, Kreatinin : 3 mg/dl. Saat ini anak mendapatkan
terapi prednison 16 mg/hari. Nadi: 110x/menit; RR:
36x/menit; Suhu: 38°C. Gejala penyakit sudah dirasakan
anak 2 tahun yang lalu sehingga anak tidak bersekolah
dan jarang memiliki teman. Oleh karena anak diopname,
maka ayah tidak dapat bekerja penuh karena harus
menunggui anaknya di RS.

Anda mungkin juga menyukai