Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR WILLIAM
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
stase Keperawatan Medikal Anak

Disusun oleh :
DELVI RAHMAYANTI (14420202167 )
KONSEP
MEDIS
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah
jenis tumor ginjal yang menyerang anak-anak
usia 3-4 tahun, terutama laki-laki. Tumor ini
umumnya hanya menyerang satu ginjal saja,
namun tidak menutup kemungkinan tumor
dapat menyerang kedua ginjal dalam tubuh
sang anak.
STADIUM TUMOR
WILLIAM
 Stadium 1 : Tumor hanya berada di dalam satu
ginjal dan dapat disembuhkan melalui tindakan
operasi.
 Stadium 2 : Tumor telah menyebar hingga ke
jaringan sekitar ginjal, termasuk pembuluh
darah. Pada stadium ini, tindakan operasi masih
menjadi pilihan untuk mengobati tumor Wilms.
 Stadium 3 : Penyebaran tumor sudah meluas dan
mulai mencapai organ perut lainnya atau
kelenjar getah bening.
 Stadium 4 : Tumor telah menyebar ke organ lain
yang letaknya jauh dari ginjal, seperti paru-paru,
tulang, atau otak.
 Stadium 5 : Tumor telah menyerang kedua
ginjal.
ETIOLOGI
1. Faktor genetic : Jika seorang anggota keluarga memiliki riwayat tumor
Wilms, maka risiko seorang anak juga menderita tumor Wilms makin
tinggi.
2. Kelainan bawaan (kongenital) : Tumor Wilms berisiko tinggi dialami
oleh bayi atau anak yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir, seperti:.
a. Hipospadia : yaitu kondisi ketika lubang saluran kemih pada penis
tidak berada posisi yang seharusnya.
b. Hemihypertrophy : yaitu kondisi ketika salah satu
bagian tubuh lebih besar dibandingkan bagian
tubuh lainnya.
c. Aniridia : yaitu kondisi ketika bagian mata
yang berwarna (iris) hilang sebagian atau
seluruhnya
ETIOLOGI
3. Memiliki penyakit tertentu : Beberapa jenis penyakit juga
dapat membuat anak berisiko mengalami tumor Wilms,
meskipun penyakitnya juga jarang terjadi. Di antaranya:

a. Sindrom WAGR : gabungan dari gejala


anirida, kelainan pada kelamin dan
sistem kemih, serta retardasi mental
b. Sindrom Denys-Drash, meliputi
gabungan penyakit ginjal dan kelainan
pada testis
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dan pembengkakan pada abdomen
Demam
Rasa lelah dan lemas yang berlebihan
Nafsu makan menurun
Mual dan muntah
Konstipasi
Sesak napas
Peningkatan tekanan darah
Hematuria atau urine berdarah
Pertumbuhan tubuh yang tidak seimbang
PATOFISIOLOGI
Secara histopatologi, Wilms’tumor dibagi menjadi dua, yakni
favourable dan unfavourable. Grup unfavourable terdiri atas Wilms’
tumor dengan histopatologi anaplastik (nukleus dan sitologi yang atipia
secara ekstrim). Histologi anaplastik terdapat pada 5% Wilms’ tumor dan
pada umumnya terjadi pada anak yang berusia lebih tua dengan rerata
umur 5 tahun. Anaplastik sendiri dapat bersifat fokal maupun difusa,
dengan subtipe fokal memiliki kecenderungan sedikit lebih favourable
dibandingkan anaplastik difusa.
Secara patologi, Wilms’ tumor diperkirakan terjadi saat
embrional. Ginjal fetus yang terbentuk saat embrional berasal dari
ureteric bud (pembentuk collecting duct) dan mesenkim metanefrik /
blastema. Blastema umumnya hilang pada minggu ke-36 masa gestasi,
namun demikian diperkirakan satu persen dari neonatus yang lahir
memiliki residual blastema pada ginjalnya. Sel-sel tersebut
dideskripsikan sebagai nephrogenic rests yang oleh Beckwith
diperkirakan sebagai fokus dari sel nefrogenik abnormal dan persisten
yang dapat diinduksi dan membentuk Wilms’ tumor.
K
O
M
P
L
I
K
A
S
I
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Biopsi hispatologi
2. Nrs
3. Radiografy
4. Ct-Scan
5. Ultrasonografi
6. MRI
PENATALAKSANAAN MEDIS
PEMBEDAHAN & KEMOTERAPI

 Pembedahan merupakan  Kemoterapi merupakan suatu


tatalaksana terpenting dalam modalitas yang berperan
tatalaksana Wilms’ tumor penting dalam tatalaksana
disamping kemoterapi. Wilms’tumor, terdapat beberapa
obat-obatan antineoplastik yang
Prosedur operasi yang
dapat dipilih dalam tatalaksana
dijalankan dengan akurat Wilms’tumor, prosedur ini
dapat menentukan staging dilakukan jika ukuran tumor
dari Wilms’ tumor dengan sudah cukup besar atau
tepat serta rencana tindakan operasi tidak mampu
tatalaksana selanjutnya. mengangkat seluruh sel kanker.
RADIOTERAPI

Peran radioterapi untuk Wilms’tumor mulai


meningkat. Radioterapi dianggap sanggup
meningkatkan angka kesembuhan mencapai 50% dari
15-30% yaitu terapi pengobatan dengan menggunakan
pancaran sinar radiasi berfrekuensi tinggi yang
diarahkan ke bagian tubuh yang terinfeksi sel kanker.
Terapi radiasi juga dapat menjadi pilihan bagi pasien
dengan kondisi tumor yang telah menyebar ke organ
tubuh lainnya.
Belum diketahui diduga factor genetic
KONSEP
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Data umum : nama pasien, ttl, umur, no.RM, pendidikan, gol.darah,
jenis kel, agama, data penannggung jawab/ pengantar
2. Riwayat kesehatan saat ini
a. Keluhan utama : pasien mengeluh mual muntah
b. Alasan masuk RS : pasien masuk ke rumah sakit mengeluh
kencing berwarna kemerahan, bengkak pada area mata dan
seluruh tubuh, tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare,
badan terasa panas saat pertama sakit.
c. Diagnosa medis : Tumor wills
3. Riwayat kesehatan masa lalu : penting dilakukan anamnesa
mengenai riwayat penyakit terdahulu
4. Riwayat kesehatan keluarga : Biasanya pada pasien tumor wills
memiliki riwayat genetic dari orangtua atau anggota keluarga.
Diagnosa Keperawatan
1. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrisi
2. Hypervolemia berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi nutrisi
Manajemen nutrisi :
a. Observasi pola makan pasien
R/ mengidentifikasi kebutuhan nutrisi khusus
b. Observasi intake dan output nutrisi
R/ untuk menghitungan intake dan output pasien
c. Timbang berat badan pasien
R/ berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi
d. Anjurkan pasien untuk beristirahat
R/ membantu menhemat energy khususnya bila kebutuhan
metabolic meningkat
e. Berikan perawatan mulut dengan teratur
R/ menurunkan rasa tidak nyaman karena sisa makanan
f. Edukasi pasien makan porsi kecil tapi sering
R/ memaksimalkan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
menurunkan iritasi gaster
g. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan komposisi diet
R/ memberikkan bantuan dalam perencanaan diet
2. Hypervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
Manajemen hypervolemia
a. Monitor intake dan output cairan
R/ intake dan output yang akurat diperlukan untuk menentukan
pergantian cairan kebutuhan dan mengurangi resiko kelebihan cairan
b. Monitor hemodinamik (mis, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO,
CI) jika tersedia
R/ takikardi dapat terjadi karena gagal ginjal untuk mengeluarkan
urin
c. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
R/ berat badan harian adalah monitor terbaik untuk status cairan.
Kenaikan berat badan 0,5 kh/hari menunjukan retensi cairan
d. Batasi asupan cairan dan garam anjurkan
R/ hiponatremia dapat terjadi akibat kelebihan cairan atau
ketidakmampuan ginjal untuk menyimpan natrium
e. Melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam sehari
R/ edema terjadi terutama dijaringan tubuh yang bergantung, seperti
tangan, kaki, daerah lumbosarkal.
f. Kolaborasi pemberian diuretic
R/ diberikan diawal fase oligurik AKI dalam upaya mengubah fase
diuretic, membersihkan lumen tubular dari debris, mengurangi
hyperkalemia dan meningkatkan volume urin yang adekuat.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Manajemen nyeri
a. Identifikasi lokasi, karakterisitk, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
R/ untuk memilih intervensi/tindakan yang tepat
b. Identifikasi skala nyeri
R/ untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan
c. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
R/untuk menghilangkan stress dan mengistirahatkan
tubuh pasien
d. Jelaskan penyebab, periode dan strategi untuk meredakan nyeri
R/ untuk memungkinkan pasien dapat mengontrol nyerinya
sendiri
e. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgetik yang tepat
R/ sebagai proses penyembuhan nyeri dari dalam tubuh

Anda mungkin juga menyukai