• Blastema umumnya hilang pada minggu ke-36 masa gestasi, namun demikian
diperkirakan satu persen dari neonatus yang lahir memiliki residual blastema
pada ginjalnya. Sel-sel tersebut dideskripsikan sebagai nephrogenic rests yang
oleh Beckwith diperkirakan sebagai fokus dari sel nefrogenik abnormal dan
persisten yang dapat diinduksi dan membentuk Wilms’ tumor.
Pathway
Kelainan genetika
Tumor Wilms
Sesak nafas
Pathway
Disfungsi ginjal
Gangguan Nutrisi tubuh Ansietas
keseimbangan berkurang
Gangguan glomerulus
asam dan basa
Infolnkuntuinitas
Gangguan filtrasi Gangguan jaringan
Asidosis metabolik metabolisme
01 Radiologi
04 MRI
07 Pemeriksaan Darah
Penentuan Stadium
• Stage 1 : tumor di ginjal tidak pecah di luar kapsul ginjal & tidak ada
infasi vascular.
• Stage 2 : Tumor tumbuh di luar ginjal misal di jaringan lemak, bersifat
regional, tidak menyerang kelenjar getah bening.
• Stage 3 : Menyebar ke kelenjar getah bening taapi tidak lebih jauh
seperti ke area dada, tumor ditemukan di peritoneum.
• Stage 4 : Menyebar ke organ yang jauh (paru, liver, otak, tulang, kel
getah bening).
• Stage 5 : Kedua ginjal terkena.
Penentuan Stadium
• National Wilms Tumor Study (NWTS) dan digunakan oleh Children’s
Oncology Group (COG) menggunakan surgical pathologic staging
system.
• Klasifikasi grup resiko mempertimbangkan beberapa faktor : umur
pasien, berat tumor, stadium, kelompok risiko, ada tidaknya loss of
heterozygosity pada 1p dan 16q, dan respon tumor terhadap
kemoterapi.
• Pengelompokan resiko berdasarkan hasil histologi rendah, sedang,
tinggi.
Penatalaksanaan
• Makanan gizi seimbang.
• Nefrektomi tindakan utama.
• Pre operatif : bila tumor terlalu besar (inoperable) kemoterapi preoperatif.
• Post-operatif dilakukan radioterapi kecuali stadium I.
2) Keluhan Utama
Anak tampak lemah, terdapat darah dalam urine anak, anak mengeluh
nyeri pada abdomen, mual, dan muntah.
A.
Pengkajian
3) Riwayat Kesehatan
A (antropometri )
- Berat badan pasien menurun 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
- IMT :11,31
B (Biokimia)
- Hb : (Rentang nilai normal anak-anak : 11-12 g/dL)
- Albumin: (kadar rentang nilai albumin normal pada anak-anak berkisar antara 3,5 hingga 5,9 gram
per desiliter (g/dL)
- Kreatinin darah:(Rentang nilai normal pada anak-anak : 0,3-0,7 mg/dL)
- Kreatinin Urine (Rentang nilai normal pada ank-anak : 8-20 mg/dL)
C (Clinical Sign)
- Pasien tampak lemah
- konstipasi
- Mukosa bibir kering
- Pasien muntah
- Tanda-tanda vital
TD : Hipertensi
Nadi : Takikardi
Suhu : Hipertermi
RR : Takypnea
2. TD : Hipertensi Peningkatan Gangguan
Nadi : Takikardi metabolisme, kebutuhan
Suhu : Hipertermi kehilangan nutrisi : kurang
RR : Takypnea protein, dan dari kebutuhan
penurunan tubuh
D (Diit) intake
Pemberian ASI/susu/makanan yang sehat dan bergizi (Domain 2,
Data penunjang kelas 1, 00002
A. Laboratorium (Hal 153)
Pada pemeriksaan radiologi ditemukan
Adanya delesi pada kromosom 11p13 seperti pada sindroma WAGR.
Duplikasi alel 11p15 seperti pada sindroma Beckwith-Wiedemann.
Analisis mutasional gen WT1 dalam kasus dicurigai adanya sindroma Denys-Drash
B. Ultrasonografi (USG)
Pada tumor Wilms, pemeriksaan USG ginjal menunjukkan adanya massa besar yang tidak homogen
dan area-area multipel dengan echogenisitas yang menurun yang menunjukkan adanya nekrosis.
Ultrasonography (USG) merupakan modalitas yang berharga untuk mengevaluasi pasien dengan
dugaan massa pada abdomen
C. CT Scan
Pada Wilms tumor, CT menunjukkan gambaran campuran hipoatenuasi yang dikelilingi oleh
jaringan seperti kapsula yang menyangat, yang menyelubungi area nekrotik dan kistik. Apabila
terdapat varian rhabdoid Wilms’ tumor, maka CT scan terhadap kepala adalah wajib untuk
mengevaluasi terjadinya metastase otak. CT membantu untuk identifikasi relaps pada paru pada
pasien dengan Wilms’ tumor stadium 1 yang mendapatkan terapi kemoterapi tunggal saja.
2. D. FotoRayToraks Peningkatan metabolisme, Gangguan
kehilangan protein, dan kebutuhan nutrisi :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya metastasis ke organ paru. penurunan intake kurang dari
E. Histopatologi kebutuhan tubuh
Pemeriksaan histopatologi berguna untuk menentukan klasifikasi tumor apakah
termasuk ke dalam histologi baik atau histologi anaplastik (Domain 2, kelas 1,
F. Radiologi 00002 (Hal 153)
konvensional merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang non-invasif
dan ekonomis dalam membantu menegakkan diagnosis metastasis pada paru
dan tulang. Di samping itu, penggunaan foto polos dapat dilakukan untuk
melihat komplikasi yang terjadi akibat kemoterapi.
Malaise
Post operasi
4. DS : Terputusnya Nyeri akut
kontituitas
• Klien mengeluh nyeri jaringan (domain 12,kelas 1,
00132)
• P : terjadinya nyeri pada pasien tumor willms dengan post operasi ini disebabkan karena
terputusnya jaringan akibat operasi yang dilakukan sehingga pasien merasakan nyeri dibagian
yang dilakukan operasi
• Q : rasa nyeri yang dirasakan pada pasien dengan tomur willms ini yaitu terasa sakit dibagian
perut akibat operasi
• R : setelah post operasi pasien lebih merasakan sakit pada bagian yang dioperasi
• S: nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan 0 berarti tidak sakit dan 10 yang paling sakit.
DO :
• Wajah tampak meringis
• TTV meningkat
• Gangguan tidur
5. DS : Luka operasi Risiko infeksi
• Adanya tanda infeksi (bengkak,nyeri,demam,kemerahan)
• Peningkatan suhu tubuh
Diagnosa Keperawatan
01 02 03
Pre Operasi Pre Operasi Pre Operasi
Nyeri akut berhubungan dengan Gangguan kebutuhan nutrisi: Inteloransi aktivitas
efek fisiologis dari neoplasma kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
berhubungan dengan Kurangnya nutrisi tubuh
Peningkatan metabolisme,
kehilangan protein, dan
04 penurunan intake 05
Post Operasi Post Operasi
Inteloransi aktivitas Risiko infeksi berhubungan
berhubungan dengan dengan luka operasi
Kurangnya nutrisi tubuh
INTERVENSI
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
PRE OPERASI
1. Nyeri akut b.d NOC Pain management
efek fisiologis 1. Pain level O:
dari neoplasma 2. Pain control - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
3. Comfort level frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Setelah dilakukan - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
tindakan keperawatan - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
3x24 jam, diharapkan N :
masalah nyeri akut dapat - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
teratasi dengan kriteria - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi dan interpersonal)
hasil : - Tingkatkan istirahat
4. Melaporkan bahwa - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
nyeri berkurang dan kebisingan
5. Frekuensi nyeri E :
berkurang - Ajarkan tentang teknik non farmakologi
6. Mampu mengenali C :
nyeri - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
7. Menyatakan rasa - Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
nyaman setelah
nyeri berkurang
1. Nyeri
akut b.d NOC Analgesic Administration
efek fisiologis 1. Pain level O:
dari neoplasma 2. Pain control - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
3. Comfort level N:
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
Setelah dilakukan - Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek samping analgesik (misal, konstipasi
tindakan keperawatan dan iritasi lambung)
3x24 jam, diharapkan E :
masalah nyeri akut dapat - Ajarkan tentang penggunaan analgesik, strategi untuk menurunkan efek samping, dan
teratasi dengan kriteria harapan terkait dengan keterlibatan dalam keputusan pengurangan nyeri
hasil : C:
4. Melaporkan bahwa - Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
nyeri berkurang - Kolaborasikan dengan dokter apakah obat, dosis, rute pemberian, dan perubahan interval
5. Frekuensi nyeri di butuhkan, buat rekomendasi khusus berdasarkan prinsip analgesik
berkurang
6. Mampu mengenali
nyeri
7. Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
2. ketidakseimbangan nutrisi NOC Nutrition management
: kurang dari kebutuhan 1. Nutritional status : O :
tubuh b.d peningkatan food and fluid intake - Kaji adanya alergi makanan
metabolisme, kehilangan 2. Nutritional status : - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
protein dan penurunan nutrient intake - Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
intake 3. Weight control N:
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
Setelah dilakukan tindakan konstipasi
keperawatan 3x24 jam, - Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
diharapkan masalah E :
Perubahan nutrisi : kurang - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
dari kebutuhan tubuh dapat - Ajarkan keluarga pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
teratasi dengan kriteria hasil C :
: - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
4. Adanya peningkatan dibutuhkan pasien
berat badan sesuai - Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
dengan tujuan
5. Tidak ada tanda-tanda Nutrition monitoring
malnutrisi O:
6. Berat badan ideal - Monitor adanya penurunan berat badan
sesuai dengan tinggi - Monitor mual dan muntah
badan - Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht
7. Tidak terjadi - Monitor kalori dan intake nutrisi
penurunan berat badan N :
yang berarti - BB pasien dalam batas normal
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papila lidah dan cavitas oral
3. Intoleransi aktivitas NOC Activity therapy
b.d kurangnya 1. Energi conservation O:
nutrisi tubuh 2. Activity tolerance - Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
3. Self care : ADLs - Kaji pasien setiap hari terhadap kesesuain aktivitas
N:
- Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
Setelah dilakukan tindakan
berkaktivitas
keperawatan 3x24 jam,
- Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
diharapkan masalah intoleransi
- bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
aktivitas dapat teratasi dengan
- sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktifitas
kriteria hasil :
E:
- Tanda-tanda vital normal
- Instruksikan klien/keluarga tentang rasional dan teknik untuk
- Berpartisipasi dalam aktivitas
menghindari intoleransi aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan
C:
tekanan darah, nadi dan RR
- Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi
- Mampu melakukan aktivitas
sehari-hari (ADLs)
- Mampu berpindah : dengan
atau tanpa bantuan alat
POST OPERASI
4. Nyeri akut b.d NOC NIC
terputusnya kontinuitas 1. Pain level O : observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan
jaringan 2. Pain control terutama pada mereka yang tidak bisa berkomunikasi secara efektif
3. Comfort level N : gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
Setelah diberikan nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
intervensi selama E : berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan dan
3x24 jam ditemukan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri
hasil : C : kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
1.Ketidaknyamanan memilih dan mengimplementasikan tindakan penurun nyeri nonfarmakologi,
teratasi sesuai kebutuhan
2.aktivitas hidup
sehari-hari tidak
terganggu
5. Risiko tinggi infeksi NOC O : Monitor kerentanan terhadap infeksi
b.d luka operasi 1. Immune status N : Periksa kondisi setiap sayatan dan luka
2. Knowledge : infection control E : ajarkan pasien dan anggota keluarga
3. Risk control bagaimana cara menghindari infeksi
setelah diberi intervensi selama 3x24 jam C : Intruksikan pasien minum antibiotik yang
didapatkan hasil : diresepkan
1. Status imunitas membaik
2.mengetahui perilaku yang berhubungan
dengan risiko infeksi
3.Mempraktikkan strategi untuk mengontrol
infeksi
TERIMA
KASIH