Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN


TUMOR WILMS
Oktiani Tejaningsih, M.Kep., Ners
APA ITU
TUMOR
WILMS?
Tumor Wilms
(Nefroblastoma)
• Suatu tumor ginjal yang mengenai baik jaringan
epithelial maupun jaringan parenkim.
• Biasanya diketahui pada umur 2-3 tahun,
sebagai tumor abdomen yang asimotomolitik.
• Dapat menjadi bilateral.
Tumor Wilms
(Nefroblastoma)
• Keganasan ginjal tersering pada anak.
• Insidensinya mencapai 6% dari seluruh kasus
keganasan pada anak.
• Nomer 2 keganasan intraabdominal pada anak &
nomer 5 pada kasus keganasan pada anak secara
keseluruhan.
• Insidensinya dilaporkan mencapai 7:1.000.000
kasus anak yang berusia <15 tahun.
ETIOLOGI
Etiologi Tumor Wilms
• Neoplasma ganas ini termasuk tumor embrional, tumbuh dari sel
embrional primitive diginjal.
• Mengandung bermacam komponen dan jaringan, semua berasal dari
mesoderm.
• Nama lainnya  adenomyosarooma embrional carcinoma,
embryonal mixed tumor.
• Berasal dari proliferasi patologik blastoma metanefron akibat tidak
adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk
menghasilkan tubuli dan glemeruli yang berdiferensiasi baik
perkembangan blastoma renalis untuk membentuk struktur ginjal
terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu.
Etiologi Tumor Wilms ETIOLOGI
• Diduga dapat terjadi secara sporadik ataupun herediter dengan
melibatkan genetic disorder secara spesifik.
• Diduga mempunyai hubungan dengan kelainan kongenital  terutama
kelainan urogenital, hemihipertrofi, dan aniridia.
• Mekanisme genetik yang berkaitan dengan penyakit ini, belum
sepenuhnya diketahui  beberapa kasus disebabkan karena defek
genetik yang diwariskan dari orangtua.
• Ada 2 gen yang di tentukan mengalami defek  wilms tumor 1 atau
wilms tumor 2. Juga di temukan kelainan mutasi di kromosom lain.
• Sindrom yang berhubungan dengan Wilms’ tumor : sindrom WAGR (>50
% risiko Wilms’ tumor), sindrom Denys-Drash (>50% risiko), sindrom
Beckwith-Wiedemann dan sindrom Simpson-Golabi-Behmel.
Patofisiologi
• Terdapat beberapa perubahan variasi genetik pada DNA pasien
dengan Wilms’ tumor. Umumnya melibatkan gen supresor tumor
pada kromosom 11p13 yang dikenal sebagai WT1.

• Gen WT1 memainkan peranan penting dalam perkembangan


gonad dan glomerular. Di samping WT1, terdapat pula WT2 yang
berperan dalam sindrom Beckwith-Wiedemann pada kromosom
11p15.
Patofisiologi
Secara histopatologi, kelompok risiko tumor ginjal anak setelah
menjalani nefrektomi (sebelum kemoterapi):

• Favourable  tidak terdapat adanya anaplasia.

• Unfavourable  histopatologi anaplastik (nukleus dan sitologi


yang atipia secara ekstrim). Anaplastik sendiri dapat bersifat fokal
maupun difusa, dengan subtipe fokal memiliki kecenderungan
sedikit lebih favourable dibandingkan anaplastik difusa.
Patofisiologi
• Secara patologi, Wilms’ tumor diperkirakan terjadi saat embrional. Ginjal
fetus yang terbentuk saat embrional berasal dari ureteric bud (pembentuk
collecting duct) dan mesenkim metanefrik / blastema (pembentuk stroma dan
struktur tubulus proksimal dan distal, glomeruli, dan Henle loop).

• Blastema umumnya hilang pada minggu ke-36 masa gestasi, namun demikian
diperkirakan satu persen dari neonatus yang lahir memiliki residual blastema
pada ginjalnya. Sel-sel tersebut dideskripsikan sebagai nephrogenic rests yang
oleh Beckwith diperkirakan sebagai fokus dari sel nefrogenik abnormal dan
persisten yang dapat diinduksi dan membentuk Wilms’ tumor.
Pathway
Kelainan genetika

Poliferasi patolgik blastema

Tubuli dan glomerulus tidak berdifusi dengan baik pada kehamilan

Blastema renalis di janin

Tumor Wilms

Tumor belum menembus Tindakan operasi


kapsul ginjal

Pre operasi Post operasi


Berdiferensiaisi Nyeri
hematoma
Tumor menembus kapsul ginjal Kurang
perrineal, hilus, vena renal Paru-paru pengetahuan

Sesak nafas
Pathway
Disfungsi ginjal
Gangguan Nutrisi tubuh Ansietas
keseimbangan berkurang
Gangguan glomerulus
asam dan basa
Infolnkuntuinitas
Gangguan filtrasi Gangguan jaringan
Asidosis metabolik metabolisme

Hematuria cairan Nyeri Laserasi


Mual dan muntah kelelahan
banyak
keluar
Nafsu makan Intoleransi Resiko
berkurang aktivitas infeksi
Resiko
kekurangan
Perubahan nutrisi
cairan
kurang dari
kebutuhan tubuh
Manifestasi Klinis
• Massa abdomen asimptomatik  berbatas tegas dan biasanya tidak melewati
garis tengah.
• 20-30% : nyeri pada abdomen, malaise, atau hematuria mikroskopik.
• 25% : hipertensi  diduga akibat peningkatan aktivitas renin.
• 10% gejala atipikal  terjadi karena kompresi massa terhadap organ sekitarnya
ataupun infiltrasi vaskuler mencapai vena renalis ataupun vena kava inferior
yang terjadi sekitar 4% dari gejala klinis Wilms’ tumor.
• Gejala klinis ekstensi massa pada vaskuler : asites, gagal jantung kongestif
ataupun hepatomegali.
• Gejala akut : pembesaran ukuran massa pada abdomen dengan cepat, anemia,
hipertensi, nyeri dan demam.
Gejala Lain yang Bisa Muncul
• Varicocele atau abnormalitas dari traktus genitourinaria  terjadi pada
kasus Wilms’ tumor akibat penekanan massa tumor yang besar pada
abdomen.
• Sindrom paraneoplastik : hiperkalsemia dan eritrositosis  produksi
hormonal corticotrophin-releasing hormone secreting dari tumor sendiri.
• Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya
 aniridia, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.
Pemeriksaan Penunjang

01 Radiologi
04 MRI

02 Ultrasonografi (USG) 05 Biopsi/Histopatologi

03 CT Scan 06 Nuclear Imaging

07 Pemeriksaan Darah
Penentuan Stadium
• Stage 1 : tumor di ginjal tidak pecah di luar kapsul ginjal & tidak ada
infasi vascular.
• Stage 2 : Tumor tumbuh di luar ginjal misal di jaringan lemak, bersifat
regional, tidak menyerang kelenjar getah bening.
• Stage 3 : Menyebar ke kelenjar getah bening taapi tidak lebih jauh
seperti ke area dada, tumor ditemukan di peritoneum.
• Stage 4 : Menyebar ke organ yang jauh (paru, liver, otak, tulang, kel
getah bening).
• Stage 5 : Kedua ginjal terkena.
Penentuan Stadium
• National Wilms Tumor Study (NWTS) dan digunakan oleh Children’s
Oncology Group (COG)  menggunakan surgical pathologic staging
system.
• Klasifikasi grup resiko  mempertimbangkan beberapa faktor : umur
pasien, berat tumor, stadium, kelompok risiko, ada tidaknya loss of
heterozygosity pada 1p dan 16q, dan respon tumor terhadap
kemoterapi.
• Pengelompokan resiko berdasarkan hasil histologi  rendah, sedang,
tinggi.
Penatalaksanaan
• Makanan gizi seimbang.
• Nefrektomi  tindakan utama.
• Pre operatif : bila tumor terlalu besar (inoperable)  kemoterapi preoperatif.
• Post-operatif dilakukan radioterapi kecuali stadium I.

Pembedahan Kemoterapi Radioterapi


Penatalaksanaan
• Protokol inisial terapi dengan kemoterapi pre operasi yang diajukan oleh SIOP ataupun
nefrektomi tanpa didahului oleh kemoterapi yang diajukan oleh COG  menunjukkan hasil
yang tidak berbeda secara bermakna.
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan : subtipe histologi dan stadium tumor 
mempengaruhi pemberian jenis dan jumlah kemoterapi, serta rencana tatalaksana ajuvan
pasca inisial terapi.

Pembedahan Kemoterapi Radioterapi


Komplikasi
• Penyebaran regional (penetrasi melalui kapsula renal ke jaringan lunak
perirenal), perdarahan di luar ginjal, penyebaran ke peritoneal, penyebaran
hematogen ke paru, kelenjar getah bening, hati, tulang, dan otak.
• Gangguan fungsi ginjal, metastasis ke paru, sumsum tulang (anemia),
ginjal kontralateral, hati.
• Reaksi yang tidak diharapkan dari kemoterapi dan/atau terapi radiasi.
• Komplikasi jangka panjang : disfungsi hipofisis, pubertas prekok, gagal
tumbuh, kesulitan belajar, kardiotoksisitas, dan infertilasi.
ASUHAN
KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1) Identitas

Paul et al. (2019) menyatakan bahwa Tumor Wilms atau nefroblastoma


merupakan tumor pada ginjal yang sebagian besar kasusnya ditemukan pada
anak-anak dengan usia kurang dari 5 tahun. Pada sebagian besar kasus
ditemukan hanya menyerang satu ginjal.

2) Keluhan Utama
Anak tampak lemah, terdapat darah dalam urine anak, anak mengeluh
nyeri pada abdomen, mual, dan muntah.
A.
Pengkajian
3) Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Anak merasakan malaise, anoreksia, mual, muntah, konstipasi.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Beberapa kelainan berisiko memicu tumbuhnya tumor Wilms pada anak, seperti
Sindrom WAGR (komplikasi aniridia, kelainan pada kelamin dan sistem kemih,
serta retardasi mental), Beckwith-Wiedemann Syndrome (bayi lahir di atas 4 kg dan
tumbuh abnormal), dan Sindrom Denys-Drash (kelainan testis dan penyakit ginjal).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak dengan tumor Wilms yang keluarganya memiliki riwayat penyakit yang
sama hanya ditemukan pada 1-2% kasus.
A.
Pengkajian
4) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala-leher
Area wajah terutama mata terlihat bengkak
b. Dada
Terlihat pergerakan dada yang abnormal akibat adanya dyspnea
c. Perut
Perut anak terlihat membesar, teraba massa pada saat pemeriksaan, terdapat nyeri
pada abdomen.
d. Ekstremitas
Adanya kelemahan pada ekstrimitas, akral teraba lebih hangat, ditemukan adanya
pembengkakan pada area ekstrimitas.
e. Kulit
Ditemukan adanya edema pada area tubuh.
f. Pemeriksaan Neurologis
Ditemukan adanya kelemahan otot.
g. Urogenital
Ditemukannya darah dalam urine.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
    Pre operasi  
1. DS : Efek fisiologis dari Nyeri akut
neoplasia
• Anak mengatakan nyeri dibagian perut (domain 12, kelas 2,
00132)
• P : penyebab terjadinya nyeri pada pasien tumor willms ini disebabkan karena
pembengkakan di bagian perut akibat adanya massa tumor sehingga menyebabkan
nyeri
• Q : rasa nyeri yang dirasakan pada pasien dengan tomur willms ini yaitu terasa
menekan bagian perut sehingga menyebabkan rasa sakit atau nyeri yang dirasakan
pasien
• R : umunya,seorang anak mengalami tumor wilms mengalami pembengkakan pada
bagian perut serta rasa nyeri pada perutnya.selain itu,gejala yang berkembang pun akan
berbeda tiap anak tingkat keparahan yang dialami oleh anak.
• S: nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan 0 berarti tidak sakit dan 10 yang paling sakit.
• T: pada pasien dengan tumor wilms ini rasa nyeri yang dirasakan beruba hilang timbul
di bagian area perut
DO :
• Anak tampak memegang daerah perutnya
2. DS : Peningkatan Gangguan
metabolisme, kebutuhan nutrisi
• Anak mengatakan tidak mau makan kehilangan : kurang dari
DO : protein, dan kebutuhan tubuh
penurunan
• Terjadi penurunan berat badan intake (Domain 2, kelas
1, 00002 (Hal
• Makan tidak bisa dihabiskan 153)

A (antropometri )
- Berat badan pasien menurun 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
- IMT :11,31
B (Biokimia)
- Hb : (Rentang nilai normal anak-anak : 11-12 g/dL)
- Albumin: (kadar rentang nilai albumin normal pada anak-anak berkisar antara 3,5 hingga 5,9 gram
per desiliter (g/dL)
- Kreatinin darah:(Rentang nilai normal pada anak-anak : 0,3-0,7 mg/dL)
- Kreatinin Urine (Rentang nilai normal pada ank-anak : 8-20 mg/dL)
C (Clinical Sign)
- Pasien tampak lemah
- konstipasi
- Mukosa bibir kering
- Pasien muntah
- Tanda-tanda vital
TD : Hipertensi
Nadi : Takikardi
Suhu : Hipertermi
RR : Takypnea
2. TD : Hipertensi Peningkatan Gangguan
Nadi : Takikardi metabolisme, kebutuhan
Suhu : Hipertermi kehilangan nutrisi : kurang
RR : Takypnea protein, dan dari kebutuhan
penurunan tubuh
D (Diit) intake
Pemberian ASI/susu/makanan yang sehat dan bergizi (Domain 2,
Data penunjang kelas 1, 00002
A. Laboratorium (Hal 153)
Pada pemeriksaan radiologi ditemukan
 Adanya delesi pada kromosom 11p13 seperti pada sindroma WAGR.
 Duplikasi alel 11p15 seperti pada sindroma Beckwith-Wiedemann.
 Analisis mutasional gen WT1 dalam kasus dicurigai adanya sindroma Denys-Drash
B. Ultrasonografi (USG)
Pada tumor Wilms, pemeriksaan USG ginjal menunjukkan adanya massa besar yang tidak homogen
dan area-area multipel dengan echogenisitas yang menurun yang menunjukkan adanya nekrosis.
Ultrasonography (USG) merupakan modalitas yang berharga untuk mengevaluasi pasien dengan
dugaan massa pada abdomen
C. CT Scan
Pada Wilms tumor, CT menunjukkan gambaran campuran hipoatenuasi yang dikelilingi oleh
jaringan seperti kapsula yang menyangat, yang menyelubungi area nekrotik dan kistik. Apabila
terdapat varian rhabdoid Wilms’ tumor, maka CT scan terhadap kepala adalah wajib untuk
mengevaluasi terjadinya metastase otak. CT membantu untuk identifikasi relaps pada paru pada
pasien dengan Wilms’ tumor stadium 1 yang mendapatkan terapi kemoterapi tunggal saja.
2. D. FotoRayToraks Peningkatan metabolisme, Gangguan
kehilangan protein, dan kebutuhan nutrisi :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya metastasis ke organ paru. penurunan intake kurang dari
E. Histopatologi kebutuhan tubuh
Pemeriksaan histopatologi berguna untuk menentukan klasifikasi tumor apakah
termasuk ke dalam histologi baik atau histologi anaplastik (Domain 2, kelas 1,
F. Radiologi 00002 (Hal 153)
konvensional merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang non-invasif
dan ekonomis dalam membantu menegakkan diagnosis metastasis pada paru
dan tulang. Di samping itu, penggunaan foto polos dapat dilakukan untuk
melihat komplikasi yang terjadi akibat kemoterapi.

3. DS : Kurangnya nutrisi tubuh Inteloransi aktivitas


 Anak mengatakan lemas dan lelah (domain 4,kelas 4,
00092)
DO :
 
 Terlihat berbaring lemas diatas tempat tidur

 Terlihat kurang bersemangat saat beraktifitas

 Malaise
    Post operasi  
4. DS : Terputusnya Nyeri akut
kontituitas
• Klien mengeluh nyeri jaringan (domain 12,kelas 1,
00132)
• P : terjadinya nyeri pada pasien tumor willms dengan post operasi ini disebabkan karena
terputusnya jaringan akibat operasi yang dilakukan sehingga pasien merasakan nyeri dibagian
yang dilakukan operasi
• Q : rasa nyeri yang dirasakan pada pasien dengan tomur willms ini yaitu terasa sakit dibagian
perut akibat operasi
• R : setelah post operasi pasien lebih merasakan sakit pada bagian yang dioperasi
• S: nilai nyeri dalam skala 1-10 dengan 0 berarti tidak sakit dan 10 yang paling sakit.
DO :
• Wajah tampak meringis
• TTV meningkat
• Gangguan tidur
5. DS : Luka operasi Risiko infeksi
• Adanya tanda infeksi (bengkak,nyeri,demam,kemerahan)
• Peningkatan suhu tubuh
Diagnosa Keperawatan
01 02 03
Pre Operasi Pre Operasi Pre Operasi
Nyeri akut berhubungan dengan Gangguan kebutuhan nutrisi: Inteloransi aktivitas
efek fisiologis dari neoplasma kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
berhubungan dengan Kurangnya nutrisi tubuh
Peningkatan metabolisme,
kehilangan protein, dan
04 penurunan intake 05
Post Operasi Post Operasi
Inteloransi aktivitas Risiko infeksi berhubungan
berhubungan dengan dengan luka operasi
Kurangnya nutrisi tubuh
INTERVENSI
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
PRE OPERASI
1.  Nyeri akut b.d NOC Pain management
efek fisiologis 1. Pain level O:
dari neoplasma 2. Pain control - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
3. Comfort level frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
  - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Setelah dilakukan - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
tindakan keperawatan - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
3x24 jam, diharapkan N :
masalah nyeri akut dapat - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
teratasi dengan kriteria - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi dan interpersonal)
hasil : - Tingkatkan istirahat
4. Melaporkan bahwa - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
nyeri berkurang dan kebisingan
5. Frekuensi nyeri E :
berkurang - Ajarkan tentang teknik non farmakologi
6. Mampu mengenali C :
nyeri - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
7. Menyatakan rasa - Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
nyaman setelah  
nyeri berkurang
1. Nyeri
  akut b.d NOC Analgesic Administration
efek fisiologis 1. Pain level O:
dari neoplasma 2. Pain control - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
3. Comfort level N:
  - Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
Setelah dilakukan - Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek samping analgesik (misal, konstipasi
tindakan keperawatan dan iritasi lambung)
3x24 jam, diharapkan E :
masalah nyeri akut dapat - Ajarkan tentang penggunaan analgesik, strategi untuk menurunkan efek samping, dan
teratasi dengan kriteria harapan terkait dengan keterlibatan dalam keputusan pengurangan nyeri
hasil : C:
4. Melaporkan bahwa - Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
nyeri berkurang - Kolaborasikan dengan dokter apakah obat, dosis, rute pemberian, dan perubahan interval
5. Frekuensi nyeri di butuhkan, buat rekomendasi khusus berdasarkan prinsip analgesik
berkurang
6. Mampu mengenali
nyeri
7. Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
2. ketidakseimbangan nutrisi NOC Nutrition management
: kurang dari kebutuhan 1. Nutritional status : O :
tubuh b.d peningkatan food and fluid intake - Kaji adanya alergi makanan
metabolisme, kehilangan 2. Nutritional status : - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
protein dan penurunan nutrient intake - Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
intake 3. Weight control N:
  - Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
Setelah dilakukan tindakan konstipasi
keperawatan 3x24 jam, - Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
diharapkan masalah E :
Perubahan nutrisi : kurang - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
dari kebutuhan tubuh dapat - Ajarkan keluarga pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
teratasi dengan kriteria hasil C :
: - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
4. Adanya peningkatan dibutuhkan pasien
berat badan sesuai - Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
dengan tujuan  
5. Tidak ada tanda-tanda Nutrition monitoring
malnutrisi O:
6. Berat badan ideal - Monitor adanya penurunan berat badan
sesuai dengan tinggi - Monitor mual dan muntah
badan - Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht
7. Tidak terjadi - Monitor kalori dan intake nutrisi
penurunan berat badan N :
yang berarti - BB pasien dalam batas normal
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papila lidah dan cavitas oral
 3. Intoleransi aktivitas NOC Activity therapy
b.d kurangnya 1. Energi conservation O:
nutrisi tubuh 2. Activity tolerance - Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
3. Self care : ADLs - Kaji pasien setiap hari terhadap kesesuain aktivitas
  N:
- Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
Setelah dilakukan tindakan
berkaktivitas
keperawatan 3x24 jam,
- Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
diharapkan masalah intoleransi
- bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
aktivitas dapat teratasi dengan
- sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktifitas
kriteria hasil :
E:
- Tanda-tanda vital normal
- Instruksikan klien/keluarga tentang rasional dan teknik untuk
- Berpartisipasi dalam aktivitas
menghindari intoleransi aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan
C:
tekanan darah, nadi dan RR
- Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi
- Mampu melakukan aktivitas
sehari-hari (ADLs)
- Mampu berpindah : dengan
atau tanpa bantuan alat
POST OPERASI
4.   Nyeri akut b.d NOC NIC
terputusnya kontinuitas 1. Pain level O : observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan
jaringan 2. Pain control terutama pada mereka yang tidak bisa berkomunikasi secara efektif
3. Comfort level N : gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
Setelah diberikan nyeri dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
intervensi selama E : berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan dan
3x24 jam ditemukan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri
hasil : C : kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
1.Ketidaknyamanan memilih dan mengimplementasikan tindakan penurun nyeri nonfarmakologi,
teratasi sesuai kebutuhan
2.aktivitas hidup
sehari-hari tidak
terganggu
5. Risiko tinggi infeksi NOC O : Monitor kerentanan terhadap infeksi
  b.d luka operasi 1. Immune status N : Periksa kondisi setiap sayatan dan luka
2. Knowledge : infection control E : ajarkan pasien dan anggota keluarga
3. Risk control bagaimana cara menghindari infeksi
setelah diberi intervensi selama 3x24 jam C : Intruksikan pasien minum antibiotik yang
didapatkan hasil : diresepkan
1. Status imunitas membaik
2.mengetahui perilaku yang berhubungan
dengan risiko infeksi
3.Mempraktikkan strategi untuk mengontrol
infeksi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai