Anda di halaman 1dari 22

GIZI REMAJA

OLEH
Nama : Salmiati
NIM : 22206026
Jurusan: S-1 Keperawatan
TUGAS
PENDAHULUAN

Masa remaja (edolescence) masa terjadinya perubahan yang


berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan
psikososial. Masa ini merupakan masa peralihan dari anak-
anak menuju remaja yang ditandai dengan banyak perubahan,
diantaranya pertambahan masa otot, jaringan lemak tubuh, dan
perubahan hormon. Perubahan tersebut mempengaruhi
kebutuhan gizi. Dimana kebutuhan gizi dipengaruhi oleh faktor
psikologis dan sosial.
PENDAHULUAN

Masa remaja dibagi berdasarkan kondisi perkembangan fisik, psikologi, dan


sosial. World Health Organization (WHO)/United Nations Children’s Emergency
Fund (UNICEF) (2005) membaginya menjadi tiga stase, yaitu :
1. Remaja awal (10 – 14 tahun)
2. Remaja pertengahan (14 – 17 tahun)
3. Remaja akhir (17 – 21 tahun)
PENDAHULUAN

Pemenuhan kebutuhan zat gizi pada masa remaja perlu diperhatikan karena :
1. Terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi untuk mendukung pertumbuhan
dan perkembangan fisik dan psikis.
2. Perubahan gaya hidup dan kebiasan makan pada remaja memengaruhi
kebutuhan dan asupan zat gizi.
3. Kebutuhan zat gizi khusus perlu diperhatikan, terutama pada kelompok
remaja dengan aktivitas olahraga tinggi, kehamilan, gangguang perilaku
makan, diet ketat, konsumsi alkohol, dan obat-obatan.
PENILAIAN STATUS GIZI

Penilaian Gizi
Penilaian gizi pada remaja meliputi pengukuran
antropometri, penggaliang data terkait riwayat medis klien,
data fisik-klinis dan biokimia, data asupan makan,
perawatan medis yang dijalani saat ini, dan kondisi
ketahanan pangan.
PENILAIAN STATUS GIZI

Penilaian Gizi
Antropometri

Pengukuran Antropometri pada remaja meliputi


IMT, lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala,
dan tebal lemak bawah kulit.
PENILAIAN STATUS GIZI

Penilaian Gizi
Antropometri
Biokimia

Tes laboratorium digunakan untuk mengetahui kadar zat


gizi dalam darah, urine, maupun feses. Hasil dari
pemeriksa tersebut memberikan gamabaran terkait
masalah kesehatan yang memengaruhi nafsu makan dan
status gizi sehingga dapat dilakuan tindak lanjut secara
tepat.
PENILAIAN STATUS GIZI

Penilaian Gizi
Antropometri
Biokimia
Fisik-klinis

Pemeriksaan fisik-klinis merupakan pemeriksaan untuk


melihat adanya tanda yang terkait difisiensi zat gizi,
seperti edema, kehilangan otot dan jaringan lemak
rambut mudah rontok, dan rambut berwarna
kemerahan.
PENILAIAN STATUS GIZI

Penilaian Gizi
Antropometri
Biokimia
Fisik-klinis
Riwayat
Makan Penilaian asupan makan memberikan informasi
mengenai jumlah dan kualitas makanan yang
dikonsumsi , perubahan nafsu makan, alergi,
dan intoleransi makanan, serta ketidakcukupan
asupan makan saat dan setelah sakit.
PENILAIAN STATUS GIZI

Penilaian Gizi
Antropometri
Biokimia
Fisik-klinis
Riwayat
Makan
Ketahanan Ketahanan pangan mendefinisikan
Pangan ketahanan pangan sebagai kondisi
tercukupinya secara fisik dan ekonomi
dalam memperoleh makanan guna
memenuhi kebutuhan gizi sehari untuk
Kebutuhan Gizi

Makronutrien (Zat Gizi


Makro)
Energi
Salah satu faktor penting yang perlu
diperhatikan untuk menentukan kebutuhan
energi remaja adalah aktivitas fisik. Secara garis
besar, remaja laki-laki memerlukan lebih
banyak energi dibandingkan remaja perempuan.
Makronutrien (Zat Gizi
Makro)
Energi
Protein
Kebutuhan protein mengalami peningkatan selama
masa remaja karena proses tumbuh-berkembang
berlangsung cepat. Protein akan menggatikan
energi jika asupan energi kurang dari kebutuhan.
Makronutrien (Zat Gizi
Makro)
Energi
Protein
Lemak

Konsumsi lemak berlebihan mengakibatkan timbunan


lemak sehingga dalam jangka waktu lama dapat
menyumbak saluran pembuluh darah, terutama pada arteri
jantung. Hal tersebut membahayakan bagi kesehatan
jantung. Namun, konsumsi lemak yang kurang juga
mengakibatkan asupan energi tiidak kuat.
Makronutrien (Zat Gizi
Makro)
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang
primer untuk aktivitas tubuh sehingga pemenuhan
kebutuhan karbohidrat dianjurkan sebesar 50-60%
dari kebutuhan energi total dalam sehari. Makanan
sumber karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi
antara lain beras, terigu, dan hasil olahannya,
umbi-umbian dan olahannya, jagung, dan gula.
Mikronutrien (Zat Gizi Mikro)

Kebutuhan mikronutrien seperti vitamin dan mineral menginkar


selama remaja karena pertumbuhan dan perkembangan juga
berlangsung cepat.
Kalsium

Kalsium pada masa ini berfungsi sebagai


penunjang akselerasi muskular, skeltal, dan
perkembangan endokrin. Pada masa ini,
pertumbuhan tinggi badan mencapai lebih dari
20% dan masa tulang dewasa mencapai 50%.
Mikronutrien (Zat Gizi Mikro)

Kalsium
Zat Besi (Fe)
Zat besi dalam makanan dapat berbentuk Fe-beme (sumber
protein hewani) dan Fe-nonbeme (sumber protein nabati).
Zat besi dari sumber nabati hanya berserap sebesar 1-2%,
sedangkan sumber zat besi dari hewani lebih mudah
terserap, yaitu sebanyak 10-20%.
Mikronutrien (Zat Gizi Mikro)

Kalsium
Zat Besi (Fe)
Yodium (i)
Yodium (Iodin) dibutuhkan tubuh dalam jumlah
sedikit, tetapi mempunyai fungsi yang penting, yaitu
membantu pembentukan hormon tiroksin pada
kelenjer gondok. Hormon tersebut berperan pada
pertumbuhan tulang dan perkembangan fungsi otak.
Masalah Gizi dan Kesehatan
Pada Masa Remaja

Gangguan
Terdapat dua macam gangguan makan Makan
yaitu, anoreksia dan bulimia nervosa.
Kedua gangguan ini hanya terjadi
akibat timbulnya obsesi untuk
membentuk tubuh langsing dengan cara
menguruskan badan.
Masalah Gizi dan Kesehatan
Pada Masa Remaja

Gangguan
Makan
Obesitas
Obesitas pada remaja dengan
masalah kesehatan saat dewaasa,
seperti masalah psikososial,
peningkatan resiko penyakit
kardiovaskular, metabolisme glukosa
abnormal, gangguan saluran cerna
dalam hatii, sleep apnea ,
komplikasi masalah tulang, hingga
kematian.
Masalah Gizi dan Kesehatan
Pada Masa Remaja

Gangguan
Makan
Obesitas

Anemia
Anemia merupakan keadaan jumlah
eritrosit atau kadar Hb dalam darah
kurang normal (<12 g%). Hal
tersebut menyebabkan penurunan
kemampuan Hb dan eritrosit
membawa oksigen ke seluruh tubuh
sehingga tubuh menjadi cepat lelah
Masalah Gizi dan Kesehatan
Pada Masa Remaja

Gangguan
Sarapan berfungsi untuk menjaga kondisi
Makan
tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar,
dan sumber tenanga untuk beraktivitas. Obesitas
Remaja biasa melewatkan sarapan dan
makan siang karena aktivitas yang tinggi Anemia
baik dis sekolah maupun di luar sekolah. Makan tidak
Selain itu, remaja lebih menyukai Teratur
makanan “nol kalori” sehingga
menghilangkan nafsu makan terhadap
makanan begizi.. Makan ‘nol kalori’
tersebut berasal dari restoran Fast food
seperti pizza, fried chicken, spageti, dan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai