Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYLUHAN

DIABETES MELITUS TIPE2


Tema : Diabtes Melitus
Sub tema : Diabetes Melitus tipe 2
Sasaran : Pasien
Hari, Tanggal: Sabtu, 17 April 2021
Tempat : PV. Flamboyan

A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pendidikan kesehatan ini bertujuan agar keluaga dan pasien penyandang diabetes
mampu meahami atau mampu menambah pengetahuan tentang diabetes melitus tipe 2
2. Tujuan Khusus
Setelah penyuluhan di berikan masyarakat dapat memahami :
a. Peserta Mampu Mengetahui Tentang Diabetes Melitus tipe 2
b. Peserta Mampu Mengetahui Penyebab Diabetes Melitus tipe 2
c. Peserta Mampu Mengetahui Tanda Dan Gejala Diabetes Melitus
d. Peserta Mampu Mengetahui Komplikasi Diabetes Melitus
e. Peserta Mampu Mengetahui Perawatan untuk klien dengan Diabetes melitus
tipe 2
f. Peserta Mampu Mengetahui pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia

C. KISI-KISI MATERI

a. Pengrtian DM Tipe 2
b. Etiologi DM Tipe 2
c. Manifestasi Klinis DM Tipe 2
d. Komplikasi DM Tipe 2
e. Pencegahan DM Tipe 2
f. PenatalaksanaanDM Tipe 2
g.
D. Media
LIFLET
E. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
F. RENCANA PELAKSANAAN

Tahap
N Kegiatan WAKTU PENYULUHAN PESERTA
O

1. Pembukaan 2 menit a) Menyampaikan a. Memperhatikan


dan mendengarkan
salam dan perkenalan
b) Membuat kontrak
waktu dan topik

Menjelaskan TIU dan


TIK

2. Pengembangan 20 menit 1. Menjelaskan dan a. Memperhatikan


menguraikan materi: dan mndngarkan
a) Pengertian Diabetes
Melitus
b) Penyebab Diabetes
Melitus
c) Tanda dan Gejala
Diabetes Melitus
d) Komplikasi Diabetes
Melitus
e) Manifestasiklinis
Diabetes Melitus tipe
2
f) Penatalaksanaan
Diabetes melitustipe
2

3. Penutup 10 menit a) Mengajukan


a) Memberi peluang
pertanyaan
pertanyaan
b) Memahami
b) Evaluasi atau
materi yang telah
menyimpulkan
materi yang sudah disampaikan
disampaikan
c) Menanyakan kembali c) Menjawab
materi yang sudah pertanyaan
dijelaskan
d) Memberikan salam d) Menjawab salam

G. EVASUASI
1. Pasien dan anggota keluaga antusias terhadap materi penyuluhan
2. Pasien dan keluaga dapat menyebutkan hal-hal yang menyebabkan DM Tipe 2
3. Pasie dan keluaga dapat menyebutkan tanda dan gejala DM Tipe 2
4. Pasie dan keluaga dapat menyebutkan manistasi klinis DM Tipe 2
5. Pasien dan keluarga dapat memahami penatalaksanaan DM Tipe 2
MATERI DIABETES MELITUSTIPE 2

a. Definisi

Diabetes Mellitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus),

dapat terjadi karena kerusakan progresif sekretorik insulin akibat resistensi insulin.

Diabetes Mellitus tipe II juga merupakan salah satu gangguan metabolik dengan kondisi

insulin yang diproduksi oleh tubuh tidak cukup jumlahnya akan tetapi reseptor insulin di

jaringan tidak berespon terhadap insulin tersebut. Diabetes Mellitus tipe II mengenai 90-

95% pasien dengan diabetes mellitus. Insidensi terjadi lebih umum pada usia 30 tahun,

obesitas, herediter, dan faktor lingkungan. Diabetes Mellitus tipe ini sering terdiagnosis

setelah terjadi komplikasi (Smeltzer, 2015).

b. Etiologi

Diabetes Mellitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus),

Diabete Mellitus tipe ini merupakan bentuk yang paling umum. Penyebabnya bervariasi

mulai dominan resistensi insulin diseratai defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi

insulin disertai resistensi insulin. Penyebabnya resistensi insulin pada diabetes mellitus

sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak berperan antara lain sebagai

berikut:

a. Faktor genetik

b. Usia

c. Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara drastis menurun

dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada

penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.


d. Gaya hidup dan stres

Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji kaya
pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja
pankreas. Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan
kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas.
Beban yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada
penurunan insulin.

a. Pola makan yang salah

Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama sama meningkatkan resiko terkena

diabetes mellitus.

b. Obesitas

Obesitas mengakibatkan sel sel ß pankreas mengalami hipertrofi sehingga akan

berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin.

c. Infeksi

Masuknya bakteri atau virus kedalam pankreas akan berakibat rusaknya sel sel

pankreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan fungsi pankreas.

C. MANIFESTASI KLINIS

Menurut (Brunner, 2018). Manisfestasi Klinis Diabetes Mellitus yaitu:

a. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin), Polidipsia (peningkatan kadar rasa haus),

dan Polifagia (peningkatan rasa lapar).

b. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat kataboisme protein di otot dan

ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.

Aliran darah yang buruk pada pasien DM kronis menyebabkan kelelahan


c. Diabetes Mellitus tipe II disebabkan oleh intoleransi glukosa yang progresif dan

berlangsung perlahan (bertahun tahun) dan mengakibatkan komplikasi jangka

panjang apabila diabetes mellitus

d. tidak terdeteksi selama bertahun tahun (contoh, penyakit mata neuropati perifer,

penyakit vaskuler perifer). Komplikasi dapat muncul sebelum diagnosis

sebenarnya ditegakkan.

e. Tanda dan gejala ketoasidosis diabetes (DKA) mencakup nyeri abdomen, mual,

muntah, hiperventilasi, dan napas berbau buah. DKA yang tidak tertangani dapat

menyebabkan perubahan tingkat kesadaran, koma, dan kematian.

D. KOMPLIKASI

Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi pada penderita Diabetes

Mellitus tapi selain ulkus diabetik antara lain :

1. Komplikasi Akut. Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka

pendek dari glukosa darah. Hipoglikemik dan ketoadosis diabetik masuk ke dalam

komplikasi akut.

2. Komplikasi kronik. Yang termasuk dalam komplikasi kronik ini adalah makrovaskuler

dimana komplikasi ini menyerang pembuluh darah besar, kemudian mikrovaskuler yang

menyerang ke pembuuluh darah kecil bisa menyerang mata (retinopati), dan ginjal.

Komplikasi kronik yang ketiga yaitu neuropati yang mengenai saraf. Dan yang terakhir

menimbulkan gangren. Komplikasi jangka panjang dapat juga terjadi antara lain,

menyebabkan penyakit jantung dan gagal ginjal, impotensi dan infeksi, gangguan

penglihatan (mata kabur bahkan kebutaan), luka infesi dalam , penyembuhan luka yang

jelek.

3. Komplikasi pembedahan, dalam perawatan pasien post debridement komplikasi dapat

terjadi seperti infeksi jika perawatan luka tidak ditangani dengan prinsip steril
E. PENATALAKSANAAN

Menurut (Smeltzer, 2015). tujuan utama penatalaksanaan terapi pada Diabetes Mellitus

adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah, sedangkan tujuan jangka

panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi.

Tatalaksana Diabetes Mellitus terangkum dalam 4 pilar pengendalian diabetes, yaitu:

a. Edukasi

Penderita Diabetes Mellitus perlu mengetahui seluk beluk penyakit Diabetes

Mellitus. Dengan mengetahui faktor risiko diabetes mellitus, proses terjadinya

diabetes mellitus, gejala diabetes mellitus, komplikasi penyakit diabetes mellitus,

serta pengobatan diabetes mellitus, penderita diharapkan dapat lebih menyadari

pentingnya pengendalian diabetes mellitus, meningkatkan kepatuhan gaya hidup

sehat dan pengobatan diabetes mellitus. Penderita perlu menyadari bahwa mereka

mampu menanggulangi diabetes mellitus dan bukanlah

suatu penyakit yang di luar kendalinya. Terdiagnosis sebagai penderita diabetes

mellitus bukan berarti akhir dari segalanya. Edukasi (penyuluhan) secara

individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti

perubahan perilaku yang berhasil.

b. Pengaturan makan (Diet)

Pengaturan makan pada penderita Diabetes Mellitus bertujuan untuk

mengendalikan gula darah, tekanan darah, kadar lemak darah, serta berat badan

ideal. Dengan demikian, komplikasi diabetes mellitus dapat dihindari, sambil tetap

mempertahankan kenikmatan proses makan itu sendiri. Pada prinsipnya, makanan


perlu dikonsumsi teratur dan disebar merata dalam sehari. Seperti halnya prinsip

sehat umum, makanan untuk penderita diabetes mellitus sebaiknya rendah lemak

terutama lemak jenuh, kaya akan karbohidrat kompleks yang berserat

termasuk sayur dan buah dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan

kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari penderita.

c. Olahraga / Latihan Jasmani

Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga membutuhkan

aktivitas fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek sangat baik

meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh penderita sehingga pengendalian

diabetes mellitus lebih mudah dicapai. Porsi olahraga perlu diseimbangkan dengan

porsi makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan kadar gula darah yang

terlalu rendah. Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan

intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara bertahap.

Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan, berenang,

bersepeda, berdansa, berkebun, dan lain-lain. Penderita juga perlu meningkatkan

aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga

ketimbang lift, dan lain sebagainya. Sebelum olahraga, sebaiknya penderita

diperiksa dokter sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi dapat diatasi

sebelum olahraga dimulai.

d. Obat/Terapi Farmakologi

Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula darah tetap tidak

terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba menerapkan gaya hidup sehat di

atas. Obat juga digunakan atas pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan

tertentu seperti pada komplikasi akut diabetes mellitus, atau pada keadaan kadar

gula darah yang terlampau tinggi.

Anda mungkin juga menyukai