Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MILITUS PADA TN.R

Disusun Oleh :

NILAM SARI JAYA MADANI


NIM.P18152

PRODI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MILITUS

Pokok Bahasan : Penyakit Diabetes Militus Pada Lansia

Sub Pokok Bahasan : Lansia Mengetahui apa pengertian Diabetes Militus, penyebab
Diabetes Militus pada lansia, Gejala Diabetes Militus pada lansia,
Bahaya Diabetes Militus pada lansia, Cara melakukan Suntik Injeksi.

Tempat : Dusun Karanganyar

Sasaran : Lansia

Waktu : 30 Menit

Tanggal :

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia yang ditandai oleh
keadaan absolute insulin yang bersifat kronik yang dapat mempengaruhi metabolisme
karbohidrat. Protein dan lemak yang disebabkan oleh sebuah ketidak seimbangan atau
ketidak adanya persediaan insulin atau tak sempurnanya respon seluler terhadap
insulin ditandai dengan tidak teraturnya metabolisme(Brunner & Suddarth, 2008).
Penyakit diabetes mellitus ini banyak dijumpai di Amerika Serikat. Penderita diabetes
mellitus sekitar 11 juta atau 6% dari populasi yang ada dan diabetes mellitus
menduduki peringkat ketiga setelah jantung dan kanker Sedangkan di Indonesia
penderita diabetes mellitus ada 1,2 % sampai 2,3% dari penduduk berusia 15 tahun.
Sehingga diabetes mellitus tercantum dalam urutan nomor empat dari proses prioritas
pertama adalah penyakit kardiovaskuler kemudian disusul penyakit serebro vaskuler,
geriatric, diabetes mellitus, reumatik dan katarak sehingga diabetes mellitus ini dapat
menimbulkan berbagai komplikasi. (Donna D. ignativius, 2013).
Dalam proses perjalanan penyakit diabetes mellitus dapat timbul komplikasi
baik akut maupun kronik komplikasi akut dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat
antara lain ketoasidosis. Hiperosmolar non ketotik koma dan toksik asidosis.
Sedangkan komplikasi kronik timbul setelah beberapa tahun seperti mikroangiopati,
neuropati, nefropati dan retinopati dan makroangiopati kardiovaskuler dan peripheral
vaskuler (Brunner & Suddarth, 2008).
B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Diabetes pada lansia di harapkan


masyarakat mampu mengidentifikasi tentang penyakit dan sebab Diabetes pada lansia.

C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 1x30 menit diharapkan Tn.R dapat :

1. Menjelaskan tentang pengertian Diabetes Militus,


2. Menjelaskan tentang penyebab Diabetes Militus pada lansia,
3. Menjelaskan tentang gejala Diabetes Militus pada lansia,
4. Menjelaskan tentang bahaya Diabetes Militus pada lansia,
5. Menjelaskan tentang cara suntik injeksi pada lansia.
D. Media
a) Leaflet
E. Metode
a) Ceramah
F. Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan


1 Pembukaan 5 menit a. Salam pembukaan
b. Perkenalan
c. Mengkomunikasikan tujuan
d. Kontrak waktu
e. Melakukan apersepsi
2 Inti 20 menit 1. Menjelaskan materi
a) Menjelaskan pengertian
Diabetes Militus
b) Menjelaskan penyebab
Diabetes Militus
c) Menjelaskan gejela
Diabetes Militus
d) Menjelaskan bahaya
Diabetes Militus
e) Menjelaskan cara
menyuntik kan injeksi
3 Penutup 5 menit 1. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
2. Menyimpulkan
3. Melakukan evaluasi
4. Penutup
G. Setting

Penyaji

TN.A

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Ruang kondusif
b) Media dan materi memadai
2. Evaluasi Proses
a) Ketepatan waktu pelaksanaan
b) Peran serta aktif Tn.A
c) Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a) Pasien Tn.A dapat menjelaskan tentang Diabetes militus kembali

Lampiran Materi
A. PENGERTIAN
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya
komplikasi makrovaskular dan neurologis (Riyadi & Sukarmin, 2008). Diabetes
Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan toleransi
terhadap glukosa (Rab, 2008).
B. PENYEBAB
Adapun penyebab terjadinya Diabetes Militus pada lansia antara lain :
1. Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak atau adik)
2. Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg)
3. Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi (>150mg/dl) atau
kadar kolesterol HDL <40mg/dl
4. Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa
Terganggu (GDPT)
5. Riwayat menderita diabetes gestasional atau riwayat melahirkan bayi dengan berat
lahir lebih dari 4.500 gram
6. Makanan tinggi lemak, tinggi kalori
7. Gaya hidup tidak aktif (sedentary)
8. Obesitas atau berat badan berlebih (berat badan 120% dari berat badan ideal)
9. Usia tua, di mana risiko mulai meningkat secara signifikan pada usia 45 tahun
10. Riwayat menderita polycystic ovarian syndrome, di mana terjadi juga resistensi
insulin
C. GEJALA
Gejala penderita hipertensi yang terjadi pada lansia antara lain :
Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak,
rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada
tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
D. BAHAYA
Keadaan yang membahayakan pasien Diabetes Mil
1. Katarak
2.Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10.Neuropati viseral
11.Amiotropi
12.Ulkus Neurotropik
13.Penyakit ginjal
14.Penyakit pembuluh darah perifer
15.Penyakit koroner
16.Penyakit pembuluh darah otak
17.Hipertensi
E. Cara menggunakan suntik Injeksi
Indikasi Penyuntikan insulin
1. Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi
insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
2. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis
lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
3. Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke.
4. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet
saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
5. Ketoasidosis diabetik.
6. Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
7. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan
suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara
bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa
darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi
peningkatan kebutuhan insulin.
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
9. Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.

PROSEDUR INJEKSI INSULIN


NO PROSEDUR TINDAKAN

1 Mencuci tangan

2 Menyiapkan insulin (insulin Pen): cek tanggal kadaluarsa, warna insulin,


kejernihan (sesuai jenis insulin), adanya endapan.

3 Penggunaan pertama kali:


a. gulung insulin pen pada telapak tangan sebanyak 10-15 kali secara perlahan
(10-15 detik)
b. Kemudian gerakkan pen ke atas dan ke bawah, lakukan sampai suspen cairan
tercampur rata (lakukan tindakan ini setiap kali akan ijeksi)

4 Memasang jarum insulin pen:


a. Buka protective tab dari jarumnya kemudian pasang ke insulin pen (jarum ini
dilindungi oleh inner needle cap (tutup jarum dalam) dan big outer needle cap
(tutup jarum luar))
b. Tarik atau lepaskan tutup jarum luar dan dalamnya. Jangan membuang tutup
jarum luar.

5 Mengecek aliran insulin (priming):


a. Atur dosis insulin pada angka 2 unit.
b. Balikkan insulin pen sehingga jarum menghadap atas, kemudian ketuk-ketuk
agak tidak ada udara dan gelembung.
c. Masih jarum menghadap atas, tekan push-button sampai dosisnya 0 unit.
(Cairan insulin harus keluar. Jika tidak, ganti jarum dan ulangi prosedur tidak
lebih dari 6 kali).

6 Tulis tanggal dan waktu kadaluarsa (4 minggu setelah dibuka) pada insulin pen

Anda mungkin juga menyukai