Anda di halaman 1dari 26

Pengenalan Tanda Bahaya pada masa

persalinan
1 .Berat badan ibu hamil tidak naik selama kehamilan
 selama kehamilan peningkatan BB± 9-12 Kg
disebabkan karena adanya pertumbuhan janin dan
bertambahnya jaringan tubuh ibu karena
kehamilan
 Proporsi kenaikan BB selama hamil :
1 . Kenaikan BB pada trimester I, ± 1 kg
kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya
merupakan kenaikan BB ibu
2.Kenaikan BB pada trimester II adalah 3 kg atau
0,3 kg/minggu sebesar 60% kenaikan BB
karena jaringan pada ibu
3. Kenaikan berat badan pada trimester III
adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu ,sekitar
60%kenaikan BB ini dikarenakan pertumbuhan
jaringan janin, timbunan lemak pada ibu lebih
kurang 3 kg
2. Perdarahan ( bleeding )
Perdarahan pervaginam dalam
keadaan hamil adalah jarang
merupakan hal yang normal ,terkadang
seorang ibu mungkin perdarahan
spooting atau perdarahan sedikit di
sekitar waktu pertama terlambat haid
hal ini disebabkan karena adanya
implantasi
Perdarahan ervagina yang terjadi pada
wanita hamil dapat dibedakan
menjadi 2 bagian
1. Pada awal kehamilan disebabkan
karena abortus,mola hidatidosa , dan
KET
2. Pada akhir kehamilan bisa
disebabkan karena karena plasenta
previa dan solutsio plasenta
3. Oedema pada
wajah ,tangan ,pusing-pusing
dapat di ikuti dengan kejang
sedikit bengkak pada
kaki/tungkai bawah pada umur
kehamilan kehamilan 24
minggu keatas mungkin masih
dikatakan normal
• ,tetapibila bengkak pada tangan
dan wajah apalagi disertai
peningkatan tekanan darah dan
pusing ,sakit kepala yang menetap
hal ini sangat berbahaya dan tidak
boleh diabaikan karena bisa terjadi
kejang-kejang yang disebut
keracunan kehamilan atau eklamsi
4 Gerakan janin berkurang atau tidak ada
pergerakan janin mulai dirasakan pada gestasi
20 atau 24 minggu, ada beberapa ibu lebih
awal merasakan gerakn janin,jika bayi tidur
gerakan akan melemah,bayi harus bergerak
paling sedikit 3 kali dalam periode 3
jam ,biasanya diukur dalam waktu 12 jam
yaitu sebanyak 10 kali, bila gerakan menurun
atau tidak ada menunjukkan bayi dalam intra
uteri mengalami masaalah ibu harus segera ke
fasilitas kesehatan
• bila gerakan menurun atau tidak
ada menunjukkan bayi dalam
intra uteri mengalami masaalah
ibu harus segera ke fasilitas
kesehatan
5 . Kelainan letak janin dalam rahim
Dalam letak normal kepala janin ada di bagian
bawah rahim ibu dan menghadap ke punggung
ibu menjelang persalinan kepala turun dan
masuk dalam rongga panggul ibu
hamil,kelainan letak janin antara lain
 Letak SU : Kepala janin berada di bagian atas
rahim
 Letak LI : Letak janin melintang dalam rahim
Jika menjelang persalinan terlihat bagian tubuh di
jalan lahir harus segera dirujuk
6. KPSW /KPD
Normalnya ketuban pecah menjelang
persalinan dimana sudah ada tanda tanda
inpartu,bila ketuban pecah sebelum ada
tanda inpartu menunjukkan KPSW
/KPD ,ketuban dapat di identifikasi dengan
keluarnya cairan mendadak disertai bau
yang khas yaitu amis,KPD meningkatkan
angka kelahiran prematuritas dan
meningkatkan angka morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi
Penggunaan kertas lakmus untuk
menentukan atau memastikan kpd
bisa dengan menggunakan tes
lakmus ,yang akan menyebabkan
perubahan pada warna kertas
lakmus dari pink berubah jadi biru
7. Persalinan Lama ( prolonged labour)
merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan adanya
abnormalitas persalinan di kala
I ,WHO mendefinisikan partus lama
sebagai adanya kontraksi uterus
ritmik dan reguler yang disertai
pembukaan serviks yang berlangsung
lebih dari 24 jam
 American college of obstetrician and
gynecologist ( ACOG ) mendefinisikan
sebagai kala I fase laten lebih dari 20 jam
pada wanita nulipara dan lebih dari 14
jam pada perempuan multipara
 partus lama dapat menyebabkan
komplikasi pada ibu meliputi trauma
obstetrik dan korioamnionitis sedangkan
komplikasi pada janin meliputi asfiksia
neunatorum
 partus lama dapat disebabkan oleh
abnormalitas pada kekuatan
kontraksi ( power) ,passage adalah
abnormalitas jalan lahir sedangkan
passenger yaitu kondisi janin yang
tidak normal
DETEKSI DINI DAN KOMPLIKASI PENYULIT
DALAM PERSALINAN
A. KALA 1
1. Kala 1 fase laten memanjang
Kriteria minimum friedman untuk fase laten ke
dalam fase aktif adalah kecepatan pembukaan
serviks 1,2 cm/jam bagi nullipara dan 1,5 cm
untuk ibu multipara, friedman dan setchelben
mendefinisikan fase laten berkepanjangan
apabila lama fase ini adalah lebih dari 20 jam
pada nulipara dan 14 jam pada ibu multipara
 faktor yang mempengaruhi durasi fase laten antara
lain adalah anestesi regional atau sedasi yang
berlebihan,keadaan serviks yang buruk misalnya
tebal,tidak mengalami pendataran,atau tidak
membuka dan persalinan palsu
 penanganan : apabila ibu berada dalam fase laten
lebih dari 8 jam dan tak ada kemajuan,lakukan
pemeriksaan dengan jalan melakukan pemeriksaan
serviks
1. Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan
serviks serta tidak didapatkan tanda gawat janin kaji
ulang diagnosis kemungkinan ibu belum dalam
keadaan inpartu
b. Bila didapatkan perubahan dalam
penipisan pembukaan,lakukan drips
oksitosin dengan 5 unit dalam 500 cc
dalam dekstrose atau nacl ,lakukan
penilaian ulang setiap 4 jam ,bila
tetap tidak masuk,dalam fase aktif
setelah dilakukan induks ipersalina
akaspesialisn dilakukan tindakan SC
oleh dokter
c. Pada daerah prevalensi HIV Tinggi
dianjurkan membiarkan ketuban tetap
utuh selama pemberian oksitosin
untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya penularan HIV
D. Bila didapatkan tanda2 amnionitis
berikan induksi persalinan serta obat
antibiotik 2 gr dosis awal dialnjutkan 1
gr iv setiap 6 jam
2 KALA 1 FASE AKTIF MEMANJANG
Friedman membagi masaalah menjadi 2 yaitu
fase aktif gangguan protraction
( berkepanjangan/berlarut larut ) dan
gannguan arrest atau tidak maju da
menggaambarkan protaksi sebagai kecepatan
dan pembukaan atau penurunan yg lambat
yg untuk nullipara kecepatan kurang dari 1,2
cm perjam atau penurunan kurang dari 1cm
perjam dan untuk multipara protaksi
didefinisikansebagai pembukaan kurang dari
1,5 cm perjam atau kurang dari 2 cm perjam
Sedangkan kemacetan pembukaan atau arrest of
dilatation didefinisikan sebagai tidak adanya
perubahan serviks dalam 2 jam dan kemacetan
penurunan arrest of descent sebagai tidak
adanya penurunan janin dalam 1 jam
Keterkaitan atau faktor yang berperan dalam
persalinan yg berkepanjangan dan macet
adalah sedasi berlebihan, anesthesia regional
dan malposisi janin ,misalnya oksiput posterior
persisten ,pada persalinan yg berkepanjangan
dan macet friedman menganjurkan
pemeriksaan fetopelvik untuk mendiagnosa
disporporsio cepalopelvik
3. KELAINAN HIS
A. Inersia uteri hipotonik
Adalah kelainan his dengan kekuatan yang
lemah /tidak adekuat untuk melakukan
pembukaan serviks atau mendorong anak
keluar,his ini kekuatannya lemah dan
frekuensinya jarang ,hal ini sering dijumpai pada
kasus keadaan umum kurang baik seperti
anemia, uterus yg terlalu tegang misalnya
hidramnion,gemelli atau
makrosomia,gransemultipara atau primipara
dan pada keadaan emosi kurang baik ,keadaan
his hipotonik bisa terjadi pada pada fase laten
dan aktif maupun pada kala II
1 inersia uteri primer yaitu terjadi pd
permulaan fase laten, sejak awal telah terjadi
his yg tidak adekuat
2 Inersia uteri sekunder terjadi ,pada fase aktif
kala 1 atau kala 2 ,permulaan his baik
kemudian pada keadaan selanjutnya terdapat
gangguan his
PENANGANAN
1 keadaan umum penderita harus diperbaiki
yaitu gizi selama kehamilan harus
diperhatikan
2 penderita dipersiapkan menghadapi persalinan
dan dijelaskan tentang kemungkinan2 yang ada
3 Pada inersia primer setelah dipastikan penderita
masuk dalam persalinan evaluasi kemajuan
persalinan 12 jam kemudian dengan PDV ,jika
pembukaan kurang dari 3 cm porsio tebal lebih dari
1 cm ,ibu diistrrahatkan ,jika 12 jam berikutnya
tetap ada his tapi tidak ada kemajuan , his
diperbaiki dengan infus pitosin,perlu diingat bahwa
persalinan harus diselesaikan dalam waktu 24 jam
setelah ketuban pecah ,agar prognosis janin tetap
baik
• 4 .Pada inersia sekunder dalam fase aktif
harus segera harus segera dilakukan
 penilaian cermat apakah ada disporporsio
cepalopelvik dengan pelvimetri bila ada cpd
maka persalinan segera di akhiri dengan SC
 Bila tidak ada cpd pecahkan ketuban dan
diberikan pitocin drips
 Nilai kemajuan persalinan kembali 2 jam
setelah his baik ,bila tidak ada
kemajuan ,persalinan di akhiri dengan sc
• B. INERSIA UTERI HIPERTONIK
adalah kelaianan his dengan kekuatan cukup besar
kadang sampai melebihi normal namun tidak ada
koordinasi kontraksi dari bagian atas ,tengah dan
bawah uterus sehingga tidak efisien membuka
porsio dan mendorong bayi keluar ,hai ini disebut
juga incoordinat uterine action contoh misalnya
tetani uteri karena obat uterus tonika yg
berlebihan sehingga pasien kesakitan karena his
terus menerus,pada janin dapat terjadi hipoksia
karena gangguan sirkulasi uteroplasenter
PENANGANAN
1 pemberian sedativa atau obat yang bersipat
tokolitik ( menekan kontraksi) agar kontraksi
hilang dan diharapkan timbul his normal ,djj
harus tetap di evaluasi
2 bila dengan cara tersebut tidak
berhasil ,persalinan harus diakhiri dengan SC

Anda mungkin juga menyukai