Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“TANGGAP DARURAT BENCANA”

PPAM KESPRO

Dosen pengampuh:Yoan putri S,S.ST.M.keb

DI SUSUN OLEH:

Nama : NURUL HIQMA IQBAL

Nim : 320.038

Kelas : 2A

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penuli smengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata TANGGAP DARURAT BENCANA 1 dengan judul
“PPAM KESPRO ”dapat terselesaikan.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari katasempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalahini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak khususnya kepada dosen dan menyusui kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikianlah makalah yang kami susun, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca

Makassar, 10 maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................5

1.3 Tujuan Masalah ...................................................................5

1.4 Manfaat.................................................................................5

BAB 2 PEMBAHSAN

2.1. Definisi krisis kesehatan dan kesehatan reproduksi..............6

2.2. Konsep dasar bencana..........................................................7

2.3. Kebijakan penanganan kesehatan reproduksi pada suatu

krisis ...................................................................................10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................11

3.2 Saran...................................................................................11

Daftar pustaka..................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dia mengatakan, kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik,


mental dan sosial yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan,
tetapi juga sehat dari aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
dan prosesnya.

Masalah kesehatan reproduksi, katanya, terkait dengan terganggunya sistem, fungsi


dan proses alat reproduksi, yang dapat berakibat pada keharmonisan hubungan
suami-isteri bahkan dapat mengganggu kelancaran proses kehamilan dan
persalinan.

Untuk itu diharap, setiap pasangan suami-isteri disarankan untuk memeriksa dan
merawat organ kesehatan reproduksi masing-masing agar tetap sehat dan berfungsi
dengan baik dan normal.
 
berlaku juga pada penggungsi eksternal,penggungsi internal,dan penduduk lainya
yang hidup di dalam situasi darurat.guna mewujudkan hak tersebut,penduduk yang
terkena dampak harus memiliki akses ke infomasi dan layanan kesehatn reproduksi
komprehensif sehinga mereka bebas membuat pilihan berdasrkan informasi terkait
keehatan serta kesejahteraan mereka.

Penyediaan layanan keehatan reproduksi yang komprehensif dan berkualitas tinggi


membutuhkan pendekatan terpadu yang bersifat multisektoral,personel dari
berbagaisektor seprti pelindungan,kesehatan,nutrisi,pendidikan,dan layanan.
1.2.Rumusan masalah

1. Apa definisi krisis kesehatan dan kesehatan reproduksi


2. Apa konsep dasar bencana
3. Apa kebijakan penanganan kesehatan reproduksi pada situasi krisis

1.3. Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui definisi krisis kesehatan dan kesehatan reproduksi


2. Untuk mengetahui konsep dasar bencana
3. Untuk mengetahui kebijakan penanganan kesehatan reproduksi pada situasi
krisis

1.4. Manfaat

Untuk mengembangkan wawasan dan kemampuan bagi mahasiswa kebidanan


dalam menyusun makalah secara sistematis. Dapat menerapkan atau
mempraktikkan ilmu pengetahuan yang diperoleh pada masyarakat secara langsung
serta menambah pengetahuan tentang masalah PPAM KESPRO
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Definsi krisis kesehatan dan kesehatan reproduksi

Krisis kesehatan adalah adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengakibatkan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian, dan/atau
adanya potensi bahaya yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang
membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal dan
kapasitas kesehatan tidak memadai.

Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya.

Tahap Tanggap Darurat Krisis Kesehatan.

Penanggulangan Krisis Kesehatan pada tahap tanggap darurat Krisis

Kesehatan berdasarkan;

1. Status siaga darurat Krisis Kesehatan, meliputi kegiatan:

a. Melakukan RHA

RHA secara umum berfungsi untuk mengumpulkan, menyusun

dan menganalisa data dan informasi mengenai status kesehatan

penduduk, faktor penentu kesehatan (gizi, pasokan air bersih,

sanitasi, dan lain-lain), dan karakteristik layanan kesehatan saat ini


(cakupan, sumber daya, layanan yang tersedia, akses, dan

lain-lain).

RHA dilakukan oleh Tim RHA yang minimal terdiri dari Dokter
Umum, Epidemiolog, dan Sanitarian. Apabila dibutuhkan, dapat

ditugaskan beberapa tim RHA secara bersamaan.

RHA pada siaga darurat Krisis Kesehatan difokuskan untuk

menilai dan menganalisis potensi resiko Krisis Kesehatan

(ancaman, kerentanan dan kapasitas) yang mungkin terjadi serta

proyeksi kebutuhan kesehatan;

Prinsip dasar dalam melakukan RHA pada siaga darurat adalah:

1. RHA dilakukan jika ditemukan potensi risiko kesehatan atau

jika ada laporan awal kejadian.

2. hasil penilaian dilaporkan secepatnya kepada para pengambil

kebijakan sebagai rekomedasi dalam penentuan tindakan.

RHA dilakukan sesuai dengan Formulir 4 terlampir.

b. Aktivasi Klaster Kesehatan dan mobilisasi EMT dan PHRRT jika

dibutuhkan.

Secara umum aktivasi Klaster Kesehatan dilakukan dengan cara:

1) pendirian pos Klaster Kesehatan

Pos klaster kesehatan merupakan bagian tidak terpisahkan dari struktur


komando penanggulangan bencana. Pos

Klaster Kesehatan sekurang-kurangnya harus dilengkapi

dengan ruang/tempat yang dapat digunakan untuk rapat,

kendali operasi, pengelola informasi, dan pengelolaan

administrasi.
2) mobilisasi EMT sesuai tipe dan/atau mobilisasi PHRRT.

Aktivasi Klaster Kesehatan pada status siaga darurat

dilakukan dengan mempertimbangkan hasil RHA.

c. Menyusun dan melaksanakan rencana operasi Krisis Kesehatan

berdasarkan hasil RHA dan rencana kontigensi (jika ada).

Rencana operasi adalah suatu proses perencanaan tindakan

operasi dan ketetapan tindakan teknis dan manejerial Krisis

Kesehatan secara aman, efektif, dan akuntabe

Pelayanan kesehatan reproduksi meliputi:

a. Kesejahteraan ibu dan anak


b. Keluarga berencana (KB)
c. Kesehatan remaja
d. Pencagahan dan pengulangan penyakit hubungan seksual (HIV/AIDS)
e. Kesejahteraan usia lanjut
f. Pelayanan terpadu kekerasan dalam keluaraga

Cara mengajarkan kesehatan reproduksi pada anak dan remaja

Yaitu:

a. Ajarkan untuk membersihkan organ intim


b. Ajarkan untuk sering mengganti dalaman
c. Biasakan mengonsumsi makanan sehat
d. Tanamkan jika seks bebas perilaku menyimpang
e. Ajak anak berolahraga secara teratur
f. Sunat atau khitan (Eka ningsih Dkk: 5 2021)
2.2 Konsep dasar bencana

Bencana adalah peristiwa yang mengancam dan menyebabkan


Kerugian bagi manusia,yang di sebabkan interaksi antara faktor alam Alam dan
manusia (Ratih kumala,Dkk:6:2021)

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi. dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah  bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atauserangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat, dan teror.

1.Bencana menimbulkan krisis kesehatan

Kejadian bencana selalu menimbulkan krisis kesehatan,maka penanganannya perlu


di atur dalam bentuk kebijakan sebagai berikut:
1. Setiap korban akibat bencana perlu mendapatkan pelayanan kesehatan
sesegera mungkin secara maksimal dan manusiawi
2. Prioritas awal selama masa tanggap darurat adalah penannganan gawat
darurat medik terhadap korban luka dan identifikasi korban mati di sarana
kesehatan
3. Priotas awal berikutnya adalah kegiatan kesehatan untuk mengurangi resiko
munculnya bencanaan
4. Pelaksanaan penanganan kesehatan di lakukan oleh pemerintah dan dapat di
bantu oleh berbagai pihak
5. Pengaturan distribusi bantuan bahan,obat,dan perbekalan kesehatan serta
SDM kesehatan di lakasanakan secara berjenjang
6. Perlu di lakukan monitoring dan evaluasi berkala yang perlu di ikuti semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penanggulangan kesehatan.

2.Penanggulangan krisis kesehatan bencana


Penanggulangan krisis kesehatan mengutamakan kegiatan pengurangan risiko krisis
kesehatan meliputi:
1.Tahap krisis kesehatan
 Kajian risiko krisis kesehatan
 Menyusun,mensosialisasikan dan menerapkan kebijakan
 Melakukan peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan bencana
2.Tahap tanggap krisis kesehatan
 Status siaga darurat krisis kesehatan
 Status tanggap darurat krisis kesehatan
 Status transisi darurat krisis
 Tahap pasca kritis kesehatan

3.Kebijakan penanganan krisis kesehatan

Kejadian bencana dapat menimbulkan krisis kesehatan,maka penanganannya perlu


di atur dalam bentuk kebijakan sebagai berikut:
1.Setiap korban bencana akan mendapatkan pelayanan kesehatan
2.prioritas selama masa tanggap darurat adalah penanganan gawat
darurat medik terhadap korban luka
3.pelayanan kesehatan yang bersifat rutin
4.pelaksanaan pelayanan krisis di lakukan secara berjenjang mulai dari
Tingkat kabupaten/kota,provinsi,pusat
5.bantuan kesehatan dari dalam maupun luar negeri
6.monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanganan krisis kesehatan
2.3. Kebijakan penanganan kesehatan reproduksi pada

suatu krisis

Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa


Kesehatan Reproduksi mencakup 5 (lima) komponen atau program terkait,
yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program Keluarga Berencana,
Program Kesehatan Reproduksi Remaja, Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk

Kebutuhan kesehatan reproduksi akan tetap ada dan kenyataanya justur


meningkat di masa darurat bencana:

1. saat darurat tetap ada ibu hamil yang membutuhkan layanan dan akan
melahirkan bayinya kapan
2. Risiko kekerasan seksual meningkat dalam keadaan sosial yang tidak stabil
3. Risiko penularan ims/hi meningkat karena keterbatasansarana
 untuk melaksanakan kewaspadaan universal,meningkatnya risiko kekerasan 
seksual, dan bertemunya populasi dengan prevalensi hi) tinggi dan rendah
4. kurangnya pelayanan kb akan meningkatkan risiko kehamilanyang tidak
dikehendaki yang sering berakhir dengan aborsi yang tidak aman
5. kurangnya akses ke layanan gawat darurat kebidanankomprehensif akan
meningkatkan risiko kematian ibu
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya.
serangkaian upaya yang meliputi  penetapan kebijakan pembangunan
yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan  pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi. Manajemen bencana di mulai dari tahap
prabecana, tahap tanggap darurat, dan tahap pascabencana. Pertolongan
pertama dalam bencana sangat diperlukan untuk meminimalkan kerugian
dan korban jiwa

3.2. Saran

Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi beban


 pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait. Tetapi juga
diperlukan dukungan dari masyarakat umum. Diharapkan
masyarakat dari tiap lapisan dapat ikut berpartisipasi dalam
upaya penanggulangan bencana
Daftar pustaka

https://www.halodoc.com/artikel/cara-tepat-mengajarkan-kesehatan-
reproduksi-pada-remaja

https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/573/wanita-perlu-pahami-
kesehatan-reproduksi

Anda mungkin juga menyukai