Anda di halaman 1dari 19

Tugas Kelompok

Kala I lama

Nama-Nama Kelompok
Wa Sarti
Puji Abri Ariani Usman
Nurpadilan
Karla Kurnia Oktaviani
Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil


konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri).
Proses persalinan tidak selalu berlangsung
normal, Beberapa orang mengalami
komplikasi selama proses tersebut
berlangsung dan sering kali mengancam
nyawa baik ibu maupun bayinya.
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap,Pada kala I servik
membuka dari pembukaan 0-10 cm,Kala I dinamakan
juga kala pembukaan.

Kala I (Pembukaan)
Kala I adalah kala pembukaan yang
berlangsung antara 0-10 cm,Proses ini
terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8
jam) dimana servik membuka sampai 3 cm
dan fase aktif (6 jam) dimana servik
membuka dari 3-10 cm.
Kala 1 Fase Laten Memanjang

 Fase laten yang memanjang


 Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada
primigravida atau waktu 14 jam pada multipara
merupakan keadaan abnormal.
 Fase aktif yang memanjang pada primigravida
 Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang
dari 12 jam merupakan keadaan abnormal,
yang lebih penting daripada panjangnya fase ini
adalah kecepatan dilatasi serviks.
 Fase aktif yang memanjang pada multiparas
 Fase aktif pada multipara yang berlangsung
lebih dari 6 jam (rata-rata 2,5 jam) dan laju
dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per
jam merupakan keadaan abnormal.
o Bahaya Partus Lama
Terbagi menjadi 2 yaitu;
1) Bahaya bagi ibu.
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik
terhadap ibu maupun anak,Beratnya cedera meningkat
dengan semakin lamanya proses persalinan, resiko
tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam.
2) Bahaya bagi janin.
Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas
serta mortalitas janin.
 Sementara pertus lama tipe apapun
membawa akibat yang buruk bagi anak,
bahaya tersebut lebih besar lagi apalagi
kemajuan persalinan pernah berhenti.
Sebagian dokter beranggapan sekalipun
partus lama meningkatkan resiko pada anak
selama persalinan, namun pengaruhnya
terhadap perkembangan bayi selanjutnya
hanya sedikit.
• menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan
melalui proses persalinan yang panjang
ternyata mengalami defisiensi intelektual
sehingga berbeda jelas dengan bayi-bayi yang
lahir setelah persalinan normal.
Tanda dan gejala partus lama
• Serviks tidak membuka.
• Tidak didapatkan his teratur
• Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm
sesudah 8 jam inpartu dengan his yang teratur
• Frekuensi his kurang dari 3 x his per 10 menit
dan lamanya kurang dari 40 detik
• Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin
yang dipresentasi tidak maju, sedangkan his baik
• Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin
yang dipresentasi tak maju dengan caput,
terdapat moulase hebat, oedema serviks, tanda
ruptura uteri imins, gawat janin
• Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan,
tetapi tidak ada kemajuan penurunan.
Oleh sebab itu maka petugas kesehatan atau bidan harus
benar-benar tahu atau paham tentang perbedaan persalinan
sesungguhnya dan persalinan palsu
yaitu dengan ciri-ciri sebagai berikut ;

• Persalinan sesungguhnya
 Serviks menipis dan membuka
 Rasa nyeri dengan internal teratur
 Internal antara rasa nyeri yang secara
perlahan semakin pendek
 Waktu dan kekuatan kontraksi bertambah
 Rasa nyeri berada dibagian perut bagian bawah dan
menjalar ke belakang
 Dengan berjalan menambah intensitas
 Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi
dengan intensitas rasa nyeri
 Lendir darah sering tampak
 Kepala janin terfiksasi di PAP diantara kontraksi
 Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses
persalinan sesungguhnya
 Ada penurunan kepala bayi
• Persalinan Semu
 Tidak ada perubahan serviks
 Rasa nyeri tidak teratur
 Tidak ada perubahan internal antara nyeri yang
satu dan yang lain
 Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan
kontraksi
 Kebanyakan rasa nyeri dibagian depan saja
 fTidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
 Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan
kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
 Tidak ada lendir darah
 Tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin
 Kepala belum masuk PAP walaupun ada
kontraksi
 Pemberian obat yang efisien menghentikan rasa
nyeri pada persalinan
• Penatalaksanaan
Penanganan secara umum
a. Nilai secara cepat keadaan umum wanita hamil tersebut
termasuk tanda-tanda vital dan tingkat hidrasinya.
b. Tentukan apakah pasien benar-benar inpartu.
c. Upaya mengedan ibu menambah resiko pada bayi
karena mengurangi jumlah O2 ke plasenta, maka dari itu
sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan dan
mengedan dengan tidak menahan napas terlalu lama
dan perhatikan DJJ.
 Penanganan secara khusus
a. Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan serviks
serta tak didapatkan tanda gawat janin.
b. Bila ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks
lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin
atau prostoglandin.
c. Pada daerah yang prevelensi HIV tinggi, dianjurkan
membiarkan ketuban tetap utuh, selama pemberian oksitosin
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penularan HIV.
d. Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca
persalinan
 Kesimpulan.
Masalah yang mungkin timbul pada pasien yang
mengalami Kala I fase laten memanjang adalah
pada ibu akan dapat terjadi perdarahan
pervaginam dan terjadi syok dan pada bayi akan
dapat terjadi hipotermi dan asfiksia. Sehinggan
dibutuhkan mengobservasi kemajuan persalinan
dan memotivasi ibu dalam menghadapi proses
persalinan.
Terima Kasih ;)

Anda mungkin juga menyukai