Anda di halaman 1dari 17

AMNIOCENTESIS

KONSEP CAIRAN AMNION

Cairan amnion
merupakan proteksi dan
bantalan untuk
Cairan amnion sudah
menunjang pada
dibentuk pada awal
pertumbuhan dan
kehamilan.
perkembangan janin
kesegala arah secara
seimbang
CAIRAN AMNION (AIR KETUBAN)

• Rongga yang diliputi selaput janin disebut


sebagai rongga amnion.
• Didalam ruang ini terdapat cairan amnion 
AIR KETUBAN
FAAL AIR KETUBAN

• Cairan amnion , normalnya berwarna putih ,


agak keruh
• mempunyai bau yang khas agak amis dan
manis.
• mempunyai berat jenis 1,008 yang seiring
dengan tuanya kehamilan akan menurun dari
1,025 menjadi 1,010.
• Asal dari cairan amnion belum diketahui
dengan pasti , dan masih membutuhkan
penelitian lebih lanjut
• Diduga cairan ini berasal dari lapisan amnion
sementara teori lain menyebutkan berasal dari
Plasenta.
• Cairan Amnion merupakan salah satu sistem
komunikasi antara janin dan ibu
Fungsi Cairan Amnion

meratakan his
Melicinkan jalan
keseluruh dinding
lahir sehingga Desinfektan saat
sehingga terjadi
berperan pada saat persalinan
pembukaan
persalinan
seluruh serviks
Kandungan Cairan Amnion
Epidermal • Diisap dan ditelan janin sehingga akan
Growth Factor meningkatkan pertumbuhan sistem
gastrointestinal dan paru janin
Alfa (EGF)

• Berfungsi untuk pembentukkan paru dan


Parthyroid surfaktan paru sehingga mampu
Hormon Related berkembang saat lahir dan berfungsi dalam
Protein (PTH-rp) pertukaran CO2 dan O2

• Cairan ketuban mencapai 98%


Kandungan air • Mengandung bahan organik shg keruh,
berbau khas (amis)
Fungsi cairan amnion yang lain..
1. Melindungi janin dari trauma
2. tempat perkembangan musculoskeletal janin
3. menjaga suhu tubuh janin
4. meratakan tekanan uterus pada partus
5. membersihkan jalan lahir sehingga bayi
kurang mengalami infeksi
6. Menjaga perkembangan dan pertumbuhan
normal dari paru-paru dan traktus gastro
intestinalis
Cairan Amnion
Amniocentesis

Amniocentesis Di dalam cairan Ultrasonografi


adalah tes untuk amnion terdapat sel digunakan untuk
mengetahui fetal (kebanyakan memastikan posisi
kelainan genetik kulit janin) yang kandungan,
pada bayi dengan dapat dilakukan plasenta, dan janin
memeriksa cairan analisis kromosom, serta jumlah cairan
ketuban atau cairan analisis biokimia amnion yang
amnion. dan biologi. mencukupi.
Manfaat pemeriksaan amniocentesis antara lain :
1. Mengetahui kelainan bawaan (Syndrome
down,dll)
2. Mengetahui jenis kelamin bayi.
3. Mengetahui tingkat kematangan paru janin.
4. Mengetahui ada tidaknya infeksi cairan
amnion.
5. untuk melihat adanya resiko kematian janin
Pemeriksaan amniocentesis diutamakan
bagi :

Wanita yang memiliki


Wanita yang
Wanita berusia di hasil tes yang abnormal
mempunyai riwayat
terhadap sindrom
keluarga dengan atas 35 tahun down pada trimester
kelainan genetik.
pertama kehamilan

Wanita dengan kelainan Wanita dengan


pada pemeriksaan USG sensitisasi Rh
Risiko Amniocentesis :

a. Kebocoran atau infeksi terhadap air ketuban


b. Jarum menyentuh bayi
c. Kelahiran prematur
d. Keguguran
Teknik Sampling :
1. Ibu berbaring telentang
2. Perut ibu dibersihkan
3. Dokter menggunakan ultrasonografi untuk melihat bayi, dan
untuk mencari area yang aman dalam air ketuban.
Ultrasonografi adalah gambar dari bayi Anda yang ditangkap
dengan menggunakan gelombang suara.
4. Kemudian jarum dimasukkan ke dalam uterus untuk mengambil
cairan amnion.
5. Dokter mengambil sejumlah kecil cairan kemudian
mengeluarkan jarum. Jarum berada di dalam selama kurang
dari 1 menit
6. Sebuah layar diletakkan di sebelah perut ibu selama 15-30
menit untuk memantau detak jantung bayi .
7. Hasil pemeriksaan bisa didapatkan dalam waktu sekitar
2 minggu
Amniocentesis dini :

Pemeriksaan Cairan yang diambil


Risiko keguguran
dilakukan antara lebih sedikit 1 mL
dan komplikasi lebih
usia gestasi 11 per setiap minggu
tinggi.
sampai 14 minggu. gestasi.
Amniocentesis trimester kedua :

1. Untuk diagnostik genetik biasanya dilakukan pada usia


gestasi 15-20 minggu.
2. Tindakan dipandu dengan bantuan USG realtime
3. Jarum spinal no. 20 sampai 22 dimasukkan ke dalam kantong
amnion, sambil menghindari plasenta, tali pusat dan janin.
4. Cairan yang diambil sebanyak 20 mL
5. Jarum dikeluarkan dan diamati apakah ada perdarahan pada
bekas tusukan jarum
6. Risiko yg dpt terjadi : Trauma janin/maternal, Infeksi ,
Abortus/persalinan prematur
Terimakasih…..
Semoga bermanfaat….

Anda mungkin juga menyukai