Anda di halaman 1dari 26

LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 1

Kembang

STEP 6
1. Mengapa pasien sering marah tanpa sebab, gelisah sejak 7 hari yang lalu dan sulit tidur pada malam hari?
Sering marah tanpa sebab dan gelisah
Gangguan emosional yaitu
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 2
Kembang

Simon Atkins. 2015. Dementia for Dummies. John Willey Sons Ltd Publishing

Penurunan daya ingat


Pembentukan memori

Masud Husain. 2016. Oxford Textbook of Cognitive Neurology and Dementia. Oxford Press
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 3
Kembang

Simon Atkins. 2015. Dementia for Dummies. John Willey Sons Ltd Publishing

Patogenesis
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 4
Kembang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 5
Kembang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 6
Kembang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 7
Kembang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 8
Kembang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 9
Kembang

H. Royden Jones. 2012. Netter Neurology 2nd Ed. Elsevier

Patofisiologi

2. Apa hubungan Riwayat pasien memiliki hipertensi, dan tidak rutin mengonsumsi obat dengan keluhan pasien?
HIPERTENSI

Diabetes, hypertension, hypercholesterolemia, smoking, and old age are some of the vascular risk factors known to
increase the risk for AD-related dementias.82 Among these, hypertension has emerged as the strongest predictor of
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 10
Kembang

cognitive impairment, serving as a common denominator for a variety of neurodegenerative conditions. The following
sections will focus on the role of hypertension in dementia, a novel research area that is only now beginning to emerge
and describe known mechanisms of neuroinflammation and neurodegeneration leading to BBB permeability and
manifesting dementia subtypes. We will also review neuropathologic findings associated with dementia, which are
known to contribute to cerebrovascular risk (Figure 2).

Raz, Limor; Knoefel, Janice; Bhaskar, Kiran (2015). The neuropathology and cerebrovascular mechanisms of dementia.
Journal of Cerebral Blood Flow & Metabolism, (), –. doi:10.1038/jcbfm.2015.164

3. Mengapa pada scenario ditemukan sucking reflek dan palmomental positif pada wanita 70 tahun?
Muncul kembali reflex primitis  reflex regresi
REFLEKS REGRESI Refleks regresi disebut juga refleks demensia muncul akibat terjadinya kerusakan sel saraf pusat
di otak, baik yang bersifat terlokalisir maupun difus. Penyebab kerusakan tersebut bisa berasal dari kelainan
vaskuler, trauma, gangguan metabolik, infeksi, dan sebagainya. Selain itu, refleks regresi juga merupakan tanda
proses degeneratif di otak. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan proses degeneratif tersebut adalah
demensia vaskuler dan demensia Alzheimer, pasca hipoksia serebri, pasca meningitis, dll. Pemeriksaan reflek
regresi ini bisa dilakukan pada posisi penderita duduk atau berbaring. Beberapa pemeriksaan refleks regresi yang
penting adalah:
1. Sucking Reflex.
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 11
Kembang

Sucking reflex dapat dilakukan dengan menyentuhkan benda seperti ujung pena, palu refleks atau jari pemeriksa
secara ringan dan lembut pada bibir penderita. Jawaban refleks berupa gerakan bibir seolah-olah akan menetek
atau menyusu.
2. Grasping Reflex.
Grasping reflex (refleks menggenggam) dilakukan dengan meletakkan jari pemeriksa secara lembut pada telapak
tangan penderita, dimana secara refleks tangan penderita akan menggenggam jari pemeriksa tersebut.
3. Palmomental Reflex.
Refleks palmomental dilakukan dengan menggores telapak tangan penderita pada bagian otot hipotenar. Goresan
dilakukan dengan cepat dari proksimal (bagian pergelangan tangan penderita) menuju ke distal (bagian pangkal ibu
jari). Jawaban dari rangsangan ini berupa gerakan otot-otot mental (dagu).
4. Glabellar Reflex.
Glabellar reflex (refleks glabella) dilakukan dengan mengetuk glabella (pertengahan dahi diantara kedua alis mata)
penderita dengan ujung jari atau palu refleks. Pada orang normal, respon berkedip hanya timbul dua sampai tiga
kali saja. Sedangkan pada penderita demensia, kedipan mata akan timbul setiap kali glabella diketuk. Catatan:
pengetukan glabella dilakukan dari arah belakang pasien, sehingga tidak diartikan sebagai refleks ancam oleh
pasien.
5. Snout Reflex.
Snout reflex dilakukan dengan mengetuk bibir atas penderita secara lembut dengan menggunakan ujung jari
pemeriksa atau palu refleks. Jawaban dari rangsangan ini berupa kontraksi otot orbikularis oris, sehingga sudut
bibir penderita akan tertarik pada daerah yang diketuk.
6. Refleks Kaki Tonik (Foot Grasping Reflex).
Refleks kaki tonik dilakukan dengan menggores telapak kaki penderita menggunakan ujung palu refleks. Pada
penderita demensia, penggoresan telapak kaki menyebabkan kontraksi tonik telapak kaki berikut jari-jarinya.
7. Corneomandibular Reflek.
Positif bila penggoresan kornea menimbulkan pemejaman mata ipsilateral dan disertai gerakan mandibula kesisi
kontralateral

4. Apa hubungan tidak pernah mengalami trauma kepala, dan stroke, dan tidak memiliki Riwayat gangguan ginjal,
hati, kencing manis, mengapa di tanyakan?
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 12
Kembang

Andrew E. 2011. Budson and Neil W. Kowall. The Handbook of Alzheimer’s Disease and Other Dementias. Willey
and Blackwell

Masud Husain. 2016. Oxford Textbook of Cognitive Neurology and Dementia. Oxford Press
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 13
Kembang

5. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan MMSE?

Cochrane Database of Systematic Reviews 2016 [http://doi.wiley.com/10.1002/14651858.CD011145.pub2]

6. Apa etiologi dan factor resiko pada scenario?


Faktor Risiko
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 14
Kembang

Simon Atkins. 2015. Dementia for Dummies. John Willey Sons Ltd Publishing
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 15
Kembang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 16
Kembang

H. Royden Jones. 2012. Netter Neurology 2nd Ed. Elsevier

Manifestasi Klinis

H. Royden Jones. 2012. Netter Neurology 2nd Ed. Elsevier


LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 17
Kembang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 18
Kembang

Simon Atkins. 2015. Dementia for Dummies. John Willey Sons Ltd Publishing

7. Bagaimana alur diagnosis dari scenario?


Pemeriksaan Penunjang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 19
Kembang

Simon Atkins. 2015. Dementia for Dummies. John Willey Sons Ltd Publishing

8. Apa diagnosis dan DD pada scenario?


DD
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 20
Kembang

H. Royden Jones. 2012. Netter Neurology 2nd Ed. Elsevier

Duong S, Patel T, Chang F. Dementia: What pharmacists need to know. Can Pharm J (Ott). 2017;150(2):118-129.
Published 2017 Feb 7. doi:10.1177/1715163517690745
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 21
Kembang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 22
Kembang

Perdossi. (2015). Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia.

9. Apa pemeriksaan penunjang pada scenario?


Pemeriksaan Penunjang
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 23
Kembang

Simon Atkins. 2015. Dementia for Dummies. John Willey Sons Ltd Publishing

10. Apa tatalaksana dari scenario?


Farmakologi
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 24
Kembang

Masud Husain. 2016. Oxford Textbook of Cognitive Neurology and Dementia. Oxford Press
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 25
Kembang

- Non-farmakologis
 Pelatihan kognitif  mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif pada demensia ringan
hingga sedang
 Olahraga  meningkatkan aktivitas hidup sehari-hari

- Farmakologis
Inhibitor kolinesterase  mencegah kerusakan asetilkolin di otak, nerutotransmitter utama yang terlibat
dalam pembelajaran dan memori  meningkatkan tingkat asetilkolin pada otak. Contoh obat : donepezil
(aricept), galantamine (reminyl) dan rivastigmine (exelon)  diindikasikan untuk AD ringan hingga sedang.
Donezepil digunakan pada AD parah, dan rivastigmine diindikasikan untuk pengobatan PDD dan AD ringan
hingga sedang.

Digunakan hati-hati pada pasien bradikardi, kelainan konduksi jantung, gangguan epilepsi dan kejang.

ESO obat :
 Gastrointestinal  mual, muntah, diare (berasal dari peningkatan asetil kolin sntral dan perifer)
bersifat sementara
 Insomnia
 Mengantuk
 Penurunan berat badan
 Sinkop

Pengobatan penyakit penyerta dengan antikolinergik yaitu pada inkontinensia urin.

Memantin (Ebixa)
LI SGD LBM 6 – Azalia Ovita Sari – Modul Tumbuh 26
Kembang

Suatu antagonis reseptor N-metil-D-aspartat, menghambat masuknya ion kalsium yang berkepanjangan,
sehingga meminimalkan eksitotoksisitas neuron, suatu mekanisme yang terlibat dalam proses
neurodegeneratif AD. Memantine diindikasikan untuk pengobatan AD sedang hingga berat.

ESO :

Pusing, kantuk, sembelit, agitasi dan sakit kepala

Selain itu, meta-analisis terbaru dari 4 percobaan menunjukkan bahwa menggabungkan inhibitor
cholinesterase dengan memantine pada individu dengan demensia sedang hingga berat memberikan
manfaat sederhana dalam skala kesan klinis global, kognisi, perilaku dan kemampuan untuk melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari daripada monoterapi dengan inhibitor kolinesterase.

Kemanjuran obat di cek setiap 3 bulan – 6 bulan setelah dimulai pengobatan.

Inhibitor cholinesterase dan memantine menawarkan pengobatan farmakologis simptomatis pada DA


tetapi tidak memengaruhi proses neurodegeneratif. Strategi terapi yang muncul untuk mengobati
demensia dirancang untuk mencegah atau mengganggu mekanisme patologis yang terlibat. Karena AD
terkait dengan agregasi protein amiloid-beta, penggunaan antibodi monoklonal yang dimanusiakan
diarahkan terhadap amiloid-beta peptida ditempatkan untuk mengganggu kaskade amiloid dengan
mencegah akumulasi plak amiloid-beta, sehingga memperlambat perkembangan penyakit.

Bapineuzumab dan solanezumab memiliki kemajuan terjauh dalam uji klinis, tetapi uji coba fase 3 baru-
baru ini (EKSPEDISI, EKSPEDISI2) menunjukkan bahwa solanezumab tidak meningkatkan kemampuan
kognitif dan fungsional pada individu dengan AD ringan hingga sedang (skor MMSE 16-26). Namun,
karena solanezumab lebih unggul dari plasebo dalam mencegah penurunan kognitif dan fungsional
(skor MMSE 20-26) pada peserta dengan demensia ringan, percobaan ketiga (EXPEDITION3) telah
diluncurkan untuk mengevaluasi kemanjuran solanezumab pada populasi dengan AD ringan.

Duong S., Patel T., Chang F.,. 2017. Dementia : What Pharmacist Need to Know. Canadian Pharmachist Journal/Revue
des pahrmaciens du Canada (CPJRPC). 2017 Mar-Apr; 150(2): 118–129.

11. Bagaimana pencegahan yang dilakukan pada kasus di scenario?

Perdossi. (2015). Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia.

Anda mungkin juga menyukai