I / II / III +
SARAN : ...
Bidan Jaga
(.)
DPJP
()
CATATAN : Laporan ini harus segera dibuat setelah pemeriksaan selesai dan disimpan
dalam status pasien. PPDS dan Bidan jaga harus MENANDATANGANI dan mendiskusikan
hasil pemeriksaan KTG tersebut dengan Dokter Penanggungh Jawab Pasien (DPJP).
18. Akselerasi DJJ : adalah kenaikan DJJ > 15 dpm dari frekuensi dasar
DJJ akibat pengaruh kontraksi uterus atau gerak janin atau rangsang
bel vibroakustik.
19. Deselerasi DJJ : adalah penurunan DJJ > 15 dpm dari frekuensi dasar
DJJ akibat pengaruh kontraksi uterus atau gerak janin atau rangsang
bel vibroakustik.
20. Pola disfungsi susunan saraf pusat (SSP) : adalah kelainan SSP
yang tampak pada pemeriksaan KTG dengan gambaran rekaman KTG
berbentuk flat (tidak ada variabilitas), tumpul, tidak stabil, overshoot,
sinusoidal, dan atau check mark.
21. Kontraksi uterus : adalah kontraksi uterus yang timbul spontan atau
akibat gerak janin atau akibat stimulasi uterotonika atau stimulasi
puting susu, yang dapat timbul hanya sekali atau berulang kali.
Penilaian kontraksi uterus dilakukan setiap 10 menit. Komponen yang
dinilai adalah tonus dasar, amplitudo (kekuatan), bentuk (konfigurasi),
lama, jumlah/10 menit (frekuensi), dan relaksasi.
22. His : adalah kontraksi uterus berulang dan teratur yang terjadi pada
pasien inpartu.
23. Frekuensi : adalah jumlah kontraksi uterus atau his dalam waktu
setiap 10 menit pemeriksaan.
24. Kekuatan : adalah kekuatan kontraksi uterus/his dalam mmHg
25. Lamanya : adalah lama berlangsungnya kontraksi uterus/his dalam
satuan waktu menit.
26. Relaksasi : adalah bentuk hilangnya kontraksi uterus secara
berangsur-angsur (normal) atau patologi (lihat buku acuan).
27. Konfigurasi : adalah bentuk atau konfigurasi kontraksi uterus/his,
normalnya berbentuk seperti bel yang simetris (bell shaped).
28. Tonus dasar : adalah tekanan intra uterin pada saat tidak ada
kontraksi uterus (normalnya 10 2 mmHg) atau saat tidak ada his.
29. Gerak janin : adalah jumlah gerak janin yang dihitung selama
pemeriksaan KTG, baik secara elektronik oleh mesin KTG atau secara
manual oleh pasien dengan cara menekan bel bila terasa gerakan
janin.
30. Diagnosis KTG : adalah diagnosis berdasarkan kriteria KTG (Katagori
1, 2, atau 3 : lihat pada tulisan berikut di bawah ini atau buku acuan)
beserta patologi yang menyertainya. Misal : Katagori 3 dengan
prolonged decelerations berulang suspek ec insufisiensi uteroplasenta.
31. Saran : saran yang diberikan berdasarkan diagnosis KTG.
Perubahan Periodik
1. Tidak ada akselerasi DJJ setelah janin distimulasi
2. Deselerasi variabel berulang yang disertai variabilitas DJJ minimal atau
moderat
3. Deselerasi lama (prolonged deceleration) > 2 menit tetapi < 10 menit
4. Deselerasi lambat berulang disertai variabilitas DJJ moderat (moderate
baseline variability)
5. Deselerasi variabel disertai gambaran lainnya, misal kembalinya DJJ ke
frekuensi dasar lambat atau overshoot
5
C
6
D
PARAF
BIDAN/ DPJP
E
15
Anamnesis : riwayat penyakit dan kehamilan yang lalu (bila ada), usia gestasi,
keadaan kehamilan saat ini, dan faktor risiko, terutama risiko hipoksia, kompresi
tali pusat, insufisiensi uteroplasenter dan anomalI kongenital (lihat USG klien)
Pemeriksaan Fisik : status generalis dan Obstetri. tentukan punktum maksimum
DJJ dan tinggi fundus uteri. Deteksi kecurigaan PJT atau makrosomia.
Pasien tidur dengan posisi setengah duduk, atau miring ke kiri, atau duduk.
Pemasangan peralatan Kardiotokografi : tokometer di pasang di fundus (TIDAK
BOLEH DIBERI JELI) dan kardiometer (harus diberi jeli) dipasang di tempat
punktum maksimum jantung janin.
Ukur tekanan darah pada awal pemeriksaan dan 15 menit kemudian
Perekaman KTG dimulai, petugas harus meyakini bahwa rekaman berjalan baik.
Pengawasan berkala kondisi ibu dan janin oleh petugas kesehatan, temani pasien
selama pemeriksaan KTG
Lama perekaman MINIMAL 20 MENIT. Bila variabilitas minimal (1-5 DPM) atau
tidak ada (absent), lakukan perangsangan bayi dengan bel VIBROAKUSTIK (beri
tahu ibu sebelum tindakan tersebut dilakukan). Bila tidak memiliki bel vibroakustik,
lakukan perangsangan dengan cara menggerakkan tubuh atau kepala janin.
MELAKUKAN INTERPRETASI HASIL
16
17
18
19
20
F
21
22
G
Data pasien dan hasil KTG diisikan pada formulir laporan KTG (pelajari panduan
pengisian formulir KTG, Departemen OBGIN RSPAD)
Bidan melaporkan hasil pemeriksaan KTG kepada DPJP.
Lembar laporan KTG dimasukkan kedalam rekam medik pasien dengan rapi.
Pengarsipan dilakukan selama 5 tahun (sebaiknya hasil KTG di fotokopi atau
skanning)
PEMANTAUAN PASCA TINDAKAN
Tanyakan apakah ada keluhan pada ibu (terutama yang berkaitan dengan gerak
janin dan kontraksi rahim), bila tidak ada keluhan, pemeriksaan sudah selesai.
Bila ada keluhan pada ibu, lapor pada DPJP dan lakukan penanganan yang
sesuai dengan etiologi (misalnya resusitasi intra uterin, periksa USG, dll).
PERAWATAN ALAT PASCA TINDAKAN