Impetigo 4A
Folikulitis 4
Infeksi Pioderma / 4A
Furunkel,Karbunkel 4
Ektima Infeksi Non-Pioderma / 4A 4
Erisipelas 4
Flegmon 3B
Hidranitis Subratik 4A
Abses multiple kelenjar keringat 4A
Stapylococcus scaled
Trauma skin
persalinan 3B
syndrom
Leprae 4A
Reaksi Lepra 3A
PIODERMA
• infesi kulit yang di sebabkan oleh bakteri golongan
Staphilococcus & Streptococcus namanya
PIODERMA .
• Klasifikasi berdasarkan etiologi
Streptococcus ᵦ hemoliticus Staphilococcus aureus
Impetigo Bulosa
EKTIMA
– Infeksi di epidermis & dermis
– Etiologi: Streptococus B
hemolitic
– Predileksi : Tempat yg sering
terjadi trauma (tungkai bawah)
– Usia : Anak -anak, dewasa
– Efloresensi : Eritema
vesikel Pecah Krusta
tebal kekuningan sulit di
angkat dan di bawahnya ada
Ulkus dangkal.
FOLIKULITIS, FURUNKEL, KARBUNKEL
ETIOLOGI: Staphilococcus Aureus
FOLIKULITIS FURUNKEL KARBUNKEL
Radang pada folikel Radang folikel rambut & Kumpulan Furunke
rambut jaringan sekitarnya. Jika > 1 l membentuk
Furunkulosis. nodus besar isinya
jaringan nekrotik
Fenomena Lucio
Tatalaksana Reaksi Kusta
• Prednison
–2 Minggu pertama 40 mg/hari (1x8 tab) pagi hari
sesudah makan
–2 Minggu kedua 30 mg/hari (1x6 tab) pagi hari
sesudah makan
–2 Minggu ketiga 20 mg/hari (1x4 tab) pagi hari
sesudah makan
–2 Minggu keempat 15 mg/hari (1x3 tab) pagi hari
sesudah makan
–2 Minggu kelima 10 mg/hari (1x2 tab) pagi hari
sesudah makan
–2 Minggu Keenam 5 mg/hari (1x1 tab) pagi hari
sesudah makan Bila terdapat ketergantungan
terhadap Prednison, dapat diberikan Lampren lepas.
Kecacatan
• Cacat pada tangan dan kaki
–tingkat 0 : gang.sensibilitas (-),deformitas (-)
–tingkat 1 : gang.sensibilitas (+), deformitas (-)
–tingkat 2 : gang.sensibilitas (+), deformitas (+)
• Cacat pada mata
–tingkat 0 : gang.pada mata (-), gang.penglihatan (-)
–tingkat 1 : gang.pada mata (+), gang.penglihatan (+)
visus 6/60 atau lebih baik (dpt menghitung jari pada
jarak 6 meter)
–tingkat 2 : gang.penglihatan berat (visus <6/60)
• Deformitas termasuk ulserasi, kontraktur, absorbsi,
mutilasi
• Gangguan pada mata termasuk anestesi kornea,
iridosiklitis, lagoftalmus
INFEKSI VIRUS
Varicella Zooster 4A
Varisella Zoster Virus
Herpes Zosster 4A
Moloskum Kontaginosum 4A
Chiken POX
Variola 4A
Veruka Vulgaris 4A
Condiloma Akuminata 3A
Trauma persalinan
VARICELLA ZOSTER VIRUS
VARICELLA
• Etiologi : Virus Varicella Zozter (VVZ) • Pemeriksaan penunjang
• Masa inkubasi : 17-21 hari – Tzank test
• Manifestasi Klinis – Bahan dr kerokan di
– Stasdium Prodromal : Demam, dasar vesikel
malaise,nyeri kepala dlm brp jam
timbul erupsi – Gambaran : Multi
– Stadium Erupsi : Papul nukleid giant cell (Sel
Eritromatous vesikel dgn dasar besar berinti banyak)
eritromatous bentuk seperti
tetesan air (Tear Drop) menyebar
dari badan ke extremitas.
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI;
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan
– Simtomatis
• Oral : Antipiretik +
Analgetik
• Lokal : Bedak salicil
mentol (biar vesikel tdk
pecah)
– Antiviral
• Dewasa: Acyclofir 5x800
mg selama 7 hari
• Anak: Acyclovir 4 x 20 mg/
kgbb selama 7 hari
• Valasiklovir: Dewasa 3 x
1000 mg/hari
HERPES ZOOSTER
• Etiologi: Reaktifasi Virus • Pemeriksaan Penunjang
Varicella Zoster yg dormant di – Tzank Test
ganglion posterior & ganglion – Bahan dr kerokan di
cranial dasar vesikel
• Predileksi: Lokasi unilateral & – Gambaran : Multi nukleid
mengikuti dermatom syaraf giant cell (Sel besar
• Manifestasi klinis berinti banyak)
– Gejala prodromal sistemik
(demam, pusing, malaise) &
lokal (myalgia, gatal, pegal)
– Timbul vesikel berkelompok
dengan dasar eritematosa
dermatom pecah mjd
krusta.
Klasifikasi
• Penatalaksanaan • Komplikasi
– Simtomatis 1. Neuralgia Pasca Herpetik
• Oral : Antipiretik +
Analgetik • Rasa nyeri yg timbul
• Lokal : Bedak salicil pada bekas lesi
mentol mencegah • Bisa berlangsung
vesikel agar tdk pecah beberapa bulan – tahun
– Antiviral
• Usia > 40 th
• Dewasa : Acyclofir
5x800 mg selama 7 • Thx : Gabapentin
hari 2. Parasilis motorik
• Anak : Acyclovir 4 x 20
mg selama 7 hari 3. Neuritis optik
• Valasiklovir: Dewasa 3
x 1000 mg/hari.
SMALL POX VIRUS
MOLOSKUM
KONTAGINOSUM
• Etiologi: Pox virus
• Transmisi : Kontak laksung
• Masa inkubasi : 1 minggu
• Predileksi: muka badan, ekstremitas,
pubis (hanya pada dewasa)
• Effloresensi : Papul milier kadang
lentikuler dan berwarna putih spt lilin,
bentuk kubah di bagian tengahnya
terdapat lekukan, jika di pijat keluar masa
spt nasi
Pemeriksaan-tatalaksana
VERUCA (Kutil)
• Hiperplasi epidermis akibat • Penatalaksanaan
pertumbuhan epithel yang
– Bahan kaustik: larutan
disebabkan oleh Human
Papilloma Virus AgNO3 25% asam
• Klasifikasi triklorasetat 50%
1. Verruca Vulgaris: predileksi – Bedah : Bedah beku (CO2,
khususnya di ekstremitas N2, N2O), Bedah skalpel ,
bagian ekstensor (warna Bedah listrik, Bedah laser.
abu-abu)
2. Verruca Plantaris: Predileksi
pada telapak kaki
3. Verruca Plana : Predileksi
pada muka dan leher
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
CONDILOMA AKUMINATA
• Etiologi : HPV tipe 6&11,HPV tipe
16 & 18 (penyebab ca cervix)
• Termasuk dalam PMS
• Predileksi
– Laki-laki: perineum, sulkus
koronarius,gland penis, anus
– perempuan : vulva, introitus
vagina
• Efloresensi : Vegetasi bertangkai,
warna kemerahan atau
kehitaman , permukaan
papilomatosa (berjonjot).
Penatalaksanaan
• Kemoterapi
– Tingtur pedofilin 25%
– Asam trioasetat 50%
– 5-fluourasil 1-5%
• Bedah
– Bedah listik
(elektrocauter)
– Bedah beku
– Bedah skapel
INFEKSI JAMUR
Golongan Dermatofitosis4A
Tinea Kapitis
Tinea Korporis 4A
Tinea ManusGolongan Non-dermatofitosis
4A
Tinea Unguinu 4A
Tinea Pedis 4A
Tinea Kruris 4A
Ptiriasis Vesikolor 4A
Kandidiosis Mukokutan 4A
DERMATOFITOSIS
• Dermatofitosis: Infeksi oleh • Morfologi Khas
jamur dermatofita pada jaringan – Apapun tineanya punya
yg mengandung keratin (kulit, bentuk khas, kecuali T.
rambut, kuku) Kapitis
• Dermatofita: Golongan jamur – Kelainan berbatas tegas
yang dpt mencerna keratin dgn – Polimorfik (papul, vesikel,
enzim keratinase skuama, dll)
• 3 genus: Microsporum, – Tepi lebih aktif ,Tengah
Tricophyton, Epidermophyton tenang (central healing)
– Disertai rasa gatal ,↑↑ jika
berkeringat
Klasifikasi Berdasarkan Letak
CANDIDIASIS
• Etiologi : Genus Candida • Klasifikasi
• Faktor Presdiposisi – Kandidosis mukosa:
kandidosis oral, perleche,
– Endogen: perubahan vulvovaginitis, balanitis,
fisiologik (kehamilan, mukokutan kronik,
obesitas, iatrogenik, DM, bronkopulmonar
penyakit kronik), usia – Kandidosis kutis:
(orang tua & bayi), lokalisata, generalisata,
imunologik paronikia & onikomikosis,
– Eksogen: iklim panas, granulomatosa
kelembaban tinggi, – Kandidosis sistemik:
kebiasaan berendam endokarditis,meningitis,
kaki, kontak dengan pyelonefritis, septikemia.
penderita
Bentuk Klinis
1. Kandidosis intertriginosa
– daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,
intergluteal, lipat payudara, sela jari,
glans penis, dan umbilikus berupa
bercak berbatas tegas, bersisik,
basah, eritematosa.
– Lesi satelit
2. Kandidosis perianal:Lesi berupa
maserasi seperti dermatofit tipe basah
3. Kandidosis kutis generalisata: Lesi
terdapat pada glabrous skin.
Diagnosa- Tatalaksana
• Pemeriksaan • Penatalaksanaan
a. Sulfur presipitatum 10%
Penunjang Aman untuk ibu
hamil & anak kurang
– Burrow Ink Test dari 2 tahun. Tidak
efektif untuk stadium
untuk melihat telur sehingga harus
terowongan digunakan >3 hari
b. Emulsi benzil benzoas
– Kerokan Kulit : 20%
c. Gameksan 5%
Menemukan telor, hindari untuk anak < 6
tungau. tahun & wanita hamil,
efek neurotoksik &
teratogenik
d. Permetrin 5%
kontraindikasi anak
usia < 2 bulan
PEDICULOSIS
• Etiologi: Pedikulus humanus • Gejala klinis
var – Gatal timbul akibat liur
• Cara penularan dan ekskreta kutu yg
– kontak langsung, kontak dimasukkan ke kulit saat
tak langsung menghisap darah
– Kontak seksual – Pada Pedikulosis Pubis ,
• Klasifikasi terdapat bercak
– Pedikulosis kapitis : Kulit berwarna abu-abu
kepala. kebiruan yg disebut
– Pedikulosis korporis: makula serulae
pinggang,ketiak – Black dot, bercak hitam
– Pedikulosis pubis :pada yg tampak pada celana
rambut didaerah pubis dan dalam berwarna putih
sekitarnya. (krusta dari darah)
Panatalaksanaan
• Pengobatan • Pencegahan
– Gameksan 1% atau – Penderita dipisahkan
emulsi benzil benzoat – Alat selah dipakai
25% dioleskan dan dibersihkan, di cuci, di
didiamkan 24 jam, desinfeksi.
diulangi 4 hari kemudian – Pada pthiriasis pubis ,
– Malthion 0,5 % rambut pubis di cukur,
pakaian dalam di rebus.
A.Braziliense & A.Caninum
• KLINIS: Kulit CUTANEUS LARVA MIGRAN
/Creeping Eruption Lesi linier eritema
dan papul, Sistemik:mual, muntah, diare,
nyeri ulu hati, ANEMIA.
• Infeksi Larva
• DIAGNOSA:
• TH/
– Albendazol 400mg single dose
– Pirantel Pamoat 10mg/kgbb selama 3
hari
– Tiabendazole 1 x 400mg
– Cloretil Spray 5%
A .duodenale & Necator
americanus
• Infeksi Larva Filariform TANPA ALAS
KAKI PORT D ENTRE
• KLINIS: Kulit: GROUND ITCH,
Sistemik: mual, muntah, diare & nyeri
ulu hati ANEMIA
• DIAGNOSA: Telur berdinding tipis &
bening.
• TH/
– Albendazol 400mg single dose
– Pirantel Pamoat 10mg/kgbb 3 hari
Trichuris Trichiura
• CACING CAMBUK
• KLINIS: Nyeri ulu hati, kehilangan darah ,
ANEMIA
• Terinfeksi Embrional egg
• DIAGNOSA: Telur bentuk tempayan di
ujungnya ada 2 kutub (double knob)
• TH/:
– Albendazol 400 mg 3 hari
– Mebendazol 2X100 mg 3 hari
• KOMPLIKASI: Prolap rectum
Shistosomiasis
• ETILOGI: Shistosoma japonicum
• KLINIS: demam, malaise, berat
badan menurun, Pada infeksi berat
→ Sindroma disentri
• INFEKTIF: Serkaria
• DIAGNOSA: Telur dengan duri
Rudimenter
• TH/: Praziquantel 20mg/KgBB 3
kali Pemberian dalam 1 hari / 4-6
jam
4S : SHISTOSOMA,SPINA DI TELUR,SERKARIA
INFEKSIUSNYA,DI SULAWESI.
Ascaris
lumbricoides
• KLINIS: pneumonitis with cough,
LOOFLER SYNDROM, intestinal blockage,
vomit, abd pain.
• INFEKTIF: Telur berisi larva
• DiIAGNOSIS: Telur berwarna kecoklatan
dengan dinding 3 lapis:
– Albuminoid
– Lapisan Hialin
– Viteline
• TH/
– Albendazole
– Mebendazole 1-3 hari
Enterobius
Vermicularis
• OXYURIASIS = KREMI-An
• KLINIS: GABURMARI gatal burit
malam hari
• DIAGNOSA
– Menemukan telur dgn cara
Graham schoot adesive tape
pada pagi hari sebelum BAB 3
hari berturut turut
– Telur: Lonjong asimetris,lebih
datar satu sisi
• THX/: Albendazol 400mg singgle
dose,pirantel pamoat 10mg/kgBB
FILARIASIS
• Di Indonesia
– Wuchereria bancrofti
– Brugia malayi, Brugia timori
penyebab filariasis limfatik (sal
genital tdk pernah terkena)
– Hospes: Culex & Anopheles
• KLINIS: Filariasis limfatik
– Demam
– Limfadenopati inguinal
– Nyeri testis dan/atau inguinal
– Linfadema Irefersible Kronik,
elephantiasis di tungkai.
• Cara diagnostik • TH/: Dietilcarbamazin
– filariasis limfatik (DEC) 6mg/kgBB 3x
ditemukannya mikrofilaria sehari selama 12 hari
di darah perifer • Pengobatan masal
(WHO): DEC 6mg/kgBB
– Deteksi Mikrofilaria di kiluria + Albendazol 400 mg
ditemukan dan cairan dosis tunggal,satu
hidrokel. tahun sekali
– Sampel diambil antara jam
10 malam dan 2 pagi
DERMATITIS - IMUNOLOGI
Dermatitis Kontak Iritan 4A
Dermatitis
Dermatitis Kontak alergika Kontak 4A
Dermatitis Atopik 4A
Dermatitis Atopik
Dermatitis Numularis 4A
Neuro dermatitis 3A
Urtikaria akut Neurodermatitis 4A
Urtikaria kronik 3B
Angioderma Dermatitis Numularis 3B
Fixed drug erruption 4A
SJS 3B
NET 3B
Pemvigus 3B
DERMATITIS KONTAK
GAMBARAN UMUM DKA DKI
ETIOLOGI Bahan sehari- hari Bahan iritan
PATOFISIOLOGI Hipersensitifitas tipe IV Iritasi langsung
ONSET Setelah terpajan dua kali Setelah terpajan kronik
/ bisa akut
SIAPA YANG KENA Orang yg alergi Semua orang
TAMPILAN KLINIS Nyeri gatal,papul,vesikel Likenifikasi,fisusra
BATAS Tegas Tdk tegas
PEMERIKSAAN Uji tempel ( Patch test) Uji tempel ( Patch test)
PENUNJANG Reaksi Cresendo Reaksi descresendo
Tatalaksana
Hindari pencetus, Topikal: (Akut & eksudatif: kompres NaCl 0.9% , kronik :
krim hidrokortison1% , Sistemik: Kortikosteroid Prednison 5-10 mg/ dosis,
2-3x/hr Deksametason 0.5-1 mg, 2-3x/hr, Anti-Histamin.
Patch Test
• Dilakukan untuk membuktikan suatu
zat adalah alergen penyebab.
• Cara
– Antigen dibiarkan menempel
selama 48 jam
– Pembacaan dilakukan 2 kali:
pertama dilakukan 15-30 menit
setelah dilepas; kedua dilakukan
72-96 jam setelah dilepas
– Bila reaksi bertambah
(crescendo) di antara kedua
pembacaan, cenderung ke
respons alergi.
DERMATITIS ATOPIK
• Definisi: Peradangan pada • Predileksi : Flexor & muka
kulit kronis, residif, yg • Efloresensi: Eritema,
berkaitan dgn kadar IgE serta
riwayat atopi keluarga atau
papul ,skuama sampai
penderita. likenifikasi, kulit menjadi
• Gambaran umum kering.
– Onset: Umumnya anak-
anak
– Riwayat atopi (rhinitis
alergi,asma,konjungtivitis
vernalis)
– Gatal hilang timbul
sepanjang hari
Klasifikasi Tipe Dermatitis Atopik
• Tatalaksana
– Prinsipnya: Hentikan/ eliminasi Penyebab
– Topikal: jika lesi basah kompres larukan PK
1/1000 sampai kering di lanjutkan topikal
kortikosteroid
– Oral: Steroid + Anti histamin
NET VS SJS
STEVEN JOHNSON NECROTYCAN
SYNDROM EPIDERMOLYSIS TOXIC
ETIOLOGI Alergi obat Alergi obat
PATOGENES Reaksi hipersensitivitas tipe III & Reaksi hipersensitivitas tipe III &
IS IV IV
Pemphigus Vulgaris
Bullous Pemphigoid
DERMATO ERITRO SQUAMOSA
Psoriasis Vulgaris 3A
Psoriasis
Ptiriasis Rosea 4A
Dermatitis Seboroik 4A
Ptiriasis Rosea
PSORIASIS VULGARIS
• Patofisiologi • Tanda khas
a. Genetik: berkaitan dengan – Fenomena tetesan lilin
HLA skuama yang digores
seperti lilin yang digores
b. Imunologik: diekspresikan
– Fenomena Kobner
oleh limfosit T,sel penyaji
trauma pada kulit normal
antigen dermal, dan
menimbulkan lesi
proliferasi keratinosit → psoriasis
peningkatan turn over – Tanda Auspitz
epidermis
pengerokan lesi
• Pencetus: stress, infeksi bertahap menyebabkan
fokal, trauma, endokrin, tampak bintik-bintik
gangguan metabolisme, obat, pembuluh darah
alkohol, dan merokok (papilomatosis)
Tatalaksana
Tatalaksana
• Topikal: Preparat ter,
kortikosteroid, ditranol,
tazaroen, emolien, dll
• Sistemik
– Kortikosteroid
– sitostatik (metotreksat),
levodopa,etretinat, dll
– PUVA (UVA + psoralen)
PTIRIASIS ROSEA
• Dermatitis eritroskuamosa yang • Tatalaksana : Simtomatis
disebabkan oleh infeksi virus (self- limiting disease)
(self-limiting disease)
• Bentuk klinis
– Dimulai dengan lesi inisial
berbentuk eritema berskuama
halus dengan kolaret (herald
patch)
– Disusul dengan lesi yang lebih
kecil di badan, paha dan
lengan atas, tersusun sejajar
costae, spt pohon cemara
(inverted christmas tree
appearance)
DERMATITIS SEBOROIK
DERAJAT RINGAN
• Komedo : Retinoid topikal
• Papular/pustular:Retinoid topikal +AB topikal (klindamisin atau eritromisin)
DERAJAT SEDANG
•Papular/pustular:Ab oral (tetrasiklin, doksisiklin, klindamisin)+ Retinoid
topikal
•Nodular: Ab oral (tetrasiklin, doksisiklin, klindamisin) +Retinoid topikal
DERAJAT BERAT
• dular/konglobata: isotretinoin oral (1stchoice), alternatif Ab oral dosis
tinggi + retinoid topikal
ROSASEA
• Radang kronis di sentral • Jenis Rosacea
wajah ditandai eritem – Erythemato telangiectatic
persisten & teleangiektaksis rosacea
disertai peradangan erosi, – Phymatous rosacea
papul,pustula,edem. – Papulo pustular rosacea
• Gejala : Mata kering, tekstur – Ocular rosacea
dan nyeri kulit, wajah • Terapi
memerah setelah kepanasan, – Hindari sinar matahari
makanan pedas dan alkohol. – Antibiotik topikal dan
tetrasiklin oral untuk
meringankan peradangan
– Minocycline, doxycycline
dan tetrasiklin.
MILIARIA
MILIARIA KRISTALINA MILIARIA RUBRA MILIARIA PROFUNDA
Trichomoniasis
Kandidiasis
Vulvovagina
Condiloma lata & Condiloma
Acuminata
BILA KENCING NANAH ?
URETRITIS GO URETRITIS NON-GO
• ETIOLOGI: Neisseria gonorrhoeae • ETIOLOGI: Chlamydia
diplococcus gram (-) trachomatis
inta&ekstrasel • Masa Inkubasi : 1- 3 minggu
• Masa tunas 2-5 hari • KLINIS: Duh mukoid
• KLINIS: Gatal & panas di uretra mukopurulen, kadang purulen ,
distal dysuria, Polakisuria,OUE: dysuria, pilakisuria
ektropion (Mount Fish), Sekret • PX PENUNJANG: Pemeriksaan
Mukopurulen. Gram leukosit 5 Lpd ,
• PX PENUNJANG Pemeriksaan Gram GO (-)
– Sediaan langsung pewarnaan • TH/: Azitromicin 1 g PO, single
gram di temukan diplokokus dose atau Doxycicline 100 mg
gram negatif spt biji kopi, PO 2x 1 selama 7 hri
– Kultur: Agar Thayer-Martin
• TH/: First line: Ceftriaxone 250
mg IM single dose / Cefixime 400
mg PO single dose + Azitromicin
1 g PO, single dose atau
BILA MUNCUL LUKA ?
SIFILIS
• Etiologi : Treponema pallidum
• Stadium
1. STADIUM I ( Primer)
• Ulkus Durum: dasar bersih, ulkus
dinding tidak bergaung, (tdk nyeri)
indolen, teraba indurasi (keras) , tidak
ada radang akut
2. STADIUM II (sifilis sekunder)
• The great imitator
• Condiloma lata : papul lentikuler
permukaan datar
3. STADIUM III (sifilis tersier)
• Guma, Sifilis kardiovaskular, Otak
( Neurosifilis)
Diagnosa - Tatalaksana