Anda di halaman 1dari 15

JKMM, Vol. 2 No.

1, Desember 2019

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO KLINIS DAN FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGRUHI PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MAKASSAR

CLINICAL RISK MANAGEMENT IMPLEMENTATION AND IT’S


INFLUENCING FACTORS IN HOSPITAL IN MAKASSAR

Marsella Wahyuni Olii1, Fridawaty Rivai2, Sukri Palutturi3


1Bagian SDM, RS Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
2Bagian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
3Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Hasanuddin
Alamat Koresponden: Bagian SDM RS Dr. Tadjuddin Chalid Makassar,
marsellarstc@gmail.com

ABSTRAK
Keselamatan pasien masih menjadi fokus perhatian utama dalam pelayanan kesehatan karena risiko
yang terkait dengan pemberian pelayanan tersebut tidak akan dapat dihilangkan secara total dan insiden
terkait pelayanan kesehatan masih sangat tinggi. Penelitian ini ingin melihat sejauh mana tingkat
implementasi MRK pada rumah sakit di Kota Makassar dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi
implementasi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi
dengan desain sequential explanatory (urutan pembuktian). Data diperoleh melalui kuesioner dan
wawancara mendalam. Pada tahap pertama dilakukan analisa dengan menggunakan metode kuantitatif
deskriptif untuk menentukan tingkat kemapanan implementasi MRK di rumah sakit dan pada tahap kedua
digunakan metode kualitatif untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat implementasi
tersebut. Dari 9 rumah sakit sakit yang dilakukan penelitian, 7 diantaranya memiliki tingkat kemapanan
implementasi MRK yang tinggi (77,78%). Beberapa karakteristik struktural organisasi menunjukkan
kecenderungan positif terhadap implementasi MRK, yaitu kelas dan status kepemilikan rumah sakit,
sedangkan jenis rumah sakit tidak menunjukkan kecenderungan adanya hubungan. Terdapat 5 faktor yang
berhasil diidentifikasi dan memiliki kecenderungan positif terhadap implementasi MRK yaitu
kepemimpinan, pengetahuan staf, kordinator dan kebijakan rumah sakit, dan akreditasi.
Kata Kunci: Risiko, Manajemen Risiko Klinis, Keselamatan Pasien, Kepemimpinan, Akreditasi

ABSTRACT
Patient safety become a major concern in health care because the risks associated with health
services can never be totally eliminated and the incidence related with patient care are huge in number.
This study aims to assess the CRM maturity of hospital in Makassar and to identify the key factors related
to CRM implementation. Mixed method was performed in this study by using sequential explanatory design.
Questionnaire and deep interview were conducted to collect data. At the first step, analysis with the
quantitative descriptive method was performed to assess the maturity level of hospital’s CRM and then for
the second step qualitative method was conducted to explore all possible factors related with CRM
implementation. 7 out of 9 hospitals in this study reached high CRM maturity (77,78%). Some
organizational structure characteristic shows positive relation with CRM maturity, they are Hospital size

106
JKMM, Vol. 2 No. 1, Desember 2019
(class) and legal body (ownership) but not with hospital type. Five factors were identified to have a positive
relation with CRM maturity; they are leadership, staff knowledge, designated persons responsible for CRM
coordination, strategic CRM objectives/policy and accreditation.
Key words: Risk, Clinical Risk Management, Patient safety, leadership, accreditation

107
Olii, 2019
PENDAHULUAN belum sepenuhnya dipenuhi.
Keamanan dan keselamatan pasien Manajemen risiko memainkan peran
masih menjadi fokus perhatian utama dalam yang sangat penting dalam mencegah dan
pelayanan kesehatan karena risiko yang menangani kesalahan medis. Beberapa
terkait dengan pemberian pelayanan tersebut penelitian menunjukkan bahwa menciptakan
tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dan pemahaman yang luas dan mendalam tentang
dampak yang ditimbulkan sangat besar. manajemen kesalahan medis dapat
Layanan kesehatan yang tidak aman dan meningkatkan pelayanan kepada pasien yang
memiliki potensi risiko yang mengancam berhubungan dengan pelaporan insiden
nyawa menjadi penyebab utama kematian (Zaboli et al., 2011), dan bahwa penerapan
dan peningkatan angka mortalitas pada manajemen risiko telah terbukti mampu
pasien yang dirawat di rumah sakit di menurunkan angka kesalahan pada unit
berbagai Negara. Beberapa penelitian gawat darurat (Zimmer et al., 2010).
mengungkapkan bahwa sekitar 2.9%-16.6% Pendekatan yang berdasar pada manajemen
pasien mengalami kejadian yang tidak risiko prospektif dapat secara efektif
diinginkan dan 5%-13% diantaranya meningkatkan keselamatan di rumah sakit
berakibat pada kematian, dimana 50% dari (Pretagostini et al., 2010). Neale Graham
kejadian ini sebenarnya dapat dicegah (Adibi dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
et al., 2012). Selain dampak yang 20% insiden terjadi di dalam kamar operasi
ditimbulkan kepada pasien, masalah ini juga dan bahwa penerapan manajemen risiko
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dapat mengurangi angka kejadian tersebut.
faktor sosioekonomi dan menyebabkan beban Demikian juga dengan Handel yang
finansial yang sangat signifikan terhadap menyatakan bahwa penerapan program
sistem pelayanan kesehatan (Farokhzadian et manajemen risiko dapat secara efektif
al., 2015). Oleh karena itu maka program mengurangi angka kesalahan medis (Zaboli
identifikasi risiko menjadi sangat penting et al., 2011).
untuk efisiensi dan efektifitas pelayanan, dan Penting bagi rumah sakit untuk
untuk mengatasi tantangan ini maka perlu menilai status kemapanan implementasi
penerapan dan pengembangan Manajemen manajemen risiko yang mereka miliki
Risiko Klinis yang sistematis (Briner et al., sebagai dasar dan penunjuk arah dalam
2013), (Adibi et al., 2012). The Institute of pengembangan program manajemen risiko
Medicine (IOM) dalam laporannya klinis. Penilaian terhadap manajemen risiko
mengindikasikan bahwa sebagian besar risiko di rumah sakit adalah infrastruktur dari suatu
klinis bersumber dari permasalahan dan perencanaan penerapan manajemen krisis
insufisiensi pada sistem pelayanan kesehatan yang merupakan salah satu isu mendasar di
(Adibi et al., 2012). Dan meskipun WHO dunia kedokteran (Zaboli et al., 2011). Hasil
telah menekankan Implementasi Manajemen penelitian Zaboli et al., 2011 di rumah sakit
Risiko Klinis, namun masih banyak indikator di Kota Tehran pada Tahun 2011
yang menunjukkan bahwa pelayanan menunjukkan minimnya kebijakan dan
kesehatan masih belum aman seperti yang prosedur terkait manajemen risiko di bangsal.
diharapkan dan bahwa hak-hak pasien masih Dalam penelitian yang terkait dengan
108
Olii, 2019
Manajemen Risiko Klinis di beberapa negara, Populasi penelitian ini adalah seluruh
telah berhasil diidentifikasi hambatan- rumah sakit yang ada di Kota Makassar,
hambatan dalam penerapannya, antara lain berjumlah 48 rumah sakit. Pemilihan sampel
beban kerja yang tinggi, kurangnya sumber dilakukan secara non probability sampling
daya keuangan dan fisik, budaya organisasi, dengan menggunakan teknik purposive
program pelatihan yang tidak memadai, sampling. Sampel yang diambil mewakili
pendidikan yang tidak memadai (Adibi et al., keseluruhan faktor struktural organisasi
2012), pergantian manager yang cepat, rumah sakit yang meliputi kelas rumah sakit
kurangnya dukungan kepemimpinan, dan (A, B dan C), status kepemilikan rumah sakit
kurangnya penilaian dan pengawasan (pemerintah, swasta, TNI/Polri), jenis rumah
terhadap jalannya program Manajemen sakit (umum, khusus dan pendidikan),
Risiko Klinis (Dehnavieh et al., 2013). dengan total 9 (Sembilan) rumah sakit.
Meskipun telah banyak literatur dan Responden adalah Ketua Komite Mutu atau
penelitian yang mengungkapkan berbagai penanggungjawab program mutu/manajemen
komponen dan instrumen dari Manajemen risiko di rumah sakit.
Risiko Klinis (checklist, sistem pelaporan
insiden, metode-metode penilaian risiko), Metode pengumpulan data
namun masih sedikit yang mengkaji Pengumpulan data dilakukan melalui
implementasi dan tingkat kemapanan pengisian kuesioner oleh responden yang
penerapan Manajemen Risiko Klinis secara diadaptasi dari Briner, yang merupakan suatu
keseluruhan (tingkat pengembangan instrument monitoring penerapan
Manajemen Risiko Klinis) di rumah sakit Manajemen Risiko Klinis di rumah sakit yang
(Briner et al., 2013), apalagi di Indonesia, mampu memberikan gambaran implementasi
terkhusus Kota Makassar. Oleh karena itu Manajemen Risiko Klinis di rumah sakit baik
maka penelitian ini bertujuan untuk menilai pada tingkat organisasi maupun tingkat unit
tingkat kemapanan penerapan Manajemen pelayanan. Instrumen tersebut berupa
Risiko Klinis pada rumah sakit di Kota kuesioner yang terdiri 28 pertanyaan utama
Makassar serta faktor-faktor yang dengan total 101 pertanyaan. Poin-poin
mempengaruhinya. pertanyaan yang sesuai dikelompokkan dan
diberi indeks (Gambar 1). Setelah itu
BAHAN DAN METODE dilakukan wawancara mendalam (indepth
Lokasi dan Rancangan penelitian interview) untuk mengeksplorasi dan
Penelitian ini dilakukan di 9 rumah menggali informasi lebih dalam dari
sakit di Kota Makassar yang mewakili responden.
masing-masing karakteristik struktur
organisasi. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kombinasi dengan desain
sequential explanatory (urutan pembuktian).
Populasi dan sampel

109
Olii, 2019
Gambar 1. Indeks Manajemen Risiko Klinis pada Tingkat Organisasi Rumah Sakit dan Tingkat
Unit Layanan

INDEKS RS
Indeks umum untuk implementasi MRK
(total 61 pertanyaan)

INDEKS O INDEKS U
Indeks MRK pada tingkat Organisasi Indeks MRK pada tingkat Unit
Rumah Sakit Pelayanan
(total 28 pertanyaan) (total 33 pertanyaan)

INDEKS O1 INDEKS U1
Indeks untuk proses MRK yang terjadi Indeks untuk proses MRK di tingkat unit
di tingkat Organisasi Rumah Sakit pelayanan
(total 10 pertanyaan, Q11) (total 7 pertanyaan, Q16)

INDEKS O2 INDEKS U2
Indeks untuk kepemimpinan, Indeks untuk komunikasi dan informasi
partisipasi pegawai, dan pelatihan (total 5 pertanyaan, Q17)
(total 6 pertanyaan, Q12)
INDEKS U3
INDEKS O3 Indeks untuk dokumentasi
Indeks untuk pelaporan insiden di (total 3 pertanyaan, Q18)
tingkat Rumah Sakit
(total 12 pertanyaan, Q14)
INDEKS U4
Indeks untuk pembelajaran dan
pengembangan
(total 7 pertanyaan, Q19)

INDEKS U5
Indeks untuk pelatihan
(total 6 pertanyaan, Q20)

INDEKS U6
Indeks untuk pelaporan insiden lokal
(total 5 pertanyaan, Q21)

Analisis data metode kualitatif, dilakukan eksplorasi dan


Pada tahapan metode kuantitatif content analysis terhadap hasil wawancara.
digunakan teknik analisis data secara statistik
deskriptif untuk menilai dan HASIL
mengkategorikan tingkat kemapanan Karakteristik sampel
implementasi Manajemen Risiko Klinis di Tabel 1 memperlihatkan krakteristik
setiap rumah sakit berdasarkan tahapan rumah sakit yang menjadi sampel dalam
perubahan organisasi sesuai model penelitian ini. 9 rumah sakit yang dipilih
transteoritikal. Kemudian dalam tahapan mewakili karakteristik struktur organisasi
rumah sakit yang meliputi jenis, kelas dan

110
Olii, 2019
kepemilikan rumah sakit, serta status terdapat 4 rumah sakit pemerintah pusat, 3
akreditasi. Berdasarkan jenis rumah sakit rumah sakit pemerintah daerah dan 2 rumah
terdapat 7 rumah sakit umum dan 2 rumah sakit swasta, sedangkan berdasarkan status
sakit khusus. Berdasarkan kelas rumah sakit akreditasi terdapat 6 rumah sakit yang telah
terdapat 2 rumah sakit kelas A, 6 rumah sakit terakreditasi dan 3 sisanya belum
kelas B dan 1 rumah sakit kelas C. terakreditasi.
Berdasarkan kepemilikan rumah sakit
Tabel 1. Karakteristik Rumah Sakit Responden

Responden Jenis RS Kelas RS Kepemilikan RS Akreditasi


Umum Khusus A B C Pusat Daerah Swasta Ya Tdk
WS √ √ √ √
LB √ √ √ √
SR √ √ √ √
TC √ √ √ √
AB √ √ √ √
UH √ √ √ √
PL √ √ √ √
SM √ √ √ √
PW √ √ √ √

Tingkat Kemapanan Implementasi indeks U tidak menunjukkan perbedaan yang


Manajemen Risiko Klinis Rumah Sakit besar, hanya sebesar 0,01%. Hal sebaliknya
Responden ditemukan pada rumah sakit yang memiliki
Pada table 2 terlihat bahwa 7 dari 9 tingkat kemapanan implementasi Manajemen
(77,78%) rumah sakit responden memiliki Risiko Klinis yang rendah, yaitu mereka
tingkat kemapanan implementasi Manajemen menunjukkan perbedaan yang cukup besar
Risiko Klinis yang tinggi, sedangkan 2 rumah antara indeks O dan indeks U yaitu sebesar
sakit lainnya (22,22%) memiliki tingkat 17,77% dengan nilai indeks U yang lebih
kemapanan implementasi Manajemen Risiko besar. Untuk rumah sakit dengan tingkat
Klinis yang rendah. Jumlah sampel yang implementasi Manajemen Risiko Klinis yang
berada pada level implementasi Manajemen tinggi, pada tingkat organisasi (indeks O),
Risiko Klinis yang tinggi dan rendah sama indeks yang memiliki nilai rata-rata tertinggi
pada semua indeks penilaian, baik pada adalah indeks O2 yang merupakan indeks
tingkat organisasi (indeks O) maupun tingkat untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai
unit pelayanan (indeks U), meskipun pada dan pelatihan dengan nilai 97,62%. Hal
tingkat unit pelayanan nilai indeksnya lebih sebaliknya ditemukan pada rumah sakit
bervariasi. Pada rumah sakit yang memiliki dengan tingkat implementasi Manajemen
tingkat kemapanan implementasi Manajemen Risiko Klinis rendah, dimana indeks O2
Risiko Klinis yang tinggi, nilai indeks O dan mendapatkan nilai 0.

111
Olii, 2019
Tabel 2. Tingkat Kemapanan Manajemen Risiko Klinis pada Rumah Sakit Responden

INDEKS MRK % TINGKAT


KEMAPANAN
1. WS
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 87.5 Tinggi
Indeks U
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah 78.57 Tinggi
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 100 Tinggi
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai 100 Tinggi
dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit 50 Tinggi
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 96.43 Tinggi
dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 100 Tinggi
di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 100 Tinggi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 100 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan 100 Tinggi
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 83.33 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal - -
2. LB
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 30.36 Rendah
Indeks U
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah 17.86 Rendah
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 0 Rendah
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai 0 Rendah
dan pelatihan 41.67
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit Rendah
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 42.86 Rendah
dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 14.29 Rendah
di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 60 Tinggi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 33.33 Rendah
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan 57.14 Tinggi
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 50 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal - -

3. SR
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 8.93 Rendah
Indeks U
Tingkat RS
3.57 Rendah

112
Olii, 2019
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3 0 Rendah
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 0 Rendah
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai
dan pelatihan 8.33 Rendah
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit

Tingkat Unit Pelayanan


Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 14.29 Rendah
dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 0 Rendah
di unit pelayanan 20 Rendah
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 0 Rendah
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 42.86 Rendah
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan 0 Rendah
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan - -
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal
4. TC
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 66.07 Tinggi
Indeks U
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah 71.43 Tinggi
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3 Tinggi
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 70 Tinggi
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai 100
dan pelatihan Tinggi
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit 58.33
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 60.71 Tinggi
dari indeks U1 sampai U6 Rendah
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 42.86
di unit pelayanan Tinggi
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 60 Rendah
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 33.33 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan 85.71 Tinggi
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 66.67 -
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal -
5. AB
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 87.5 Tinggi
Indeks U
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah 89.29 Tinggi
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 90 Tinggi
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai 100 Tinggi
dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit 83.33 Tinggi
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 85.71 Tinggi
dari indeks U1 sampai U6

113
Olii, 2019
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 100 Tinggi
di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 100 Tinggi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 66.67 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan 100 Tinggi
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 50 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal - -
6. UH
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 85.71 Tinggi
Indeks U
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah 96.43 Tinggi
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 100 Tinggi
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai 100 Tinggi
dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit 91.67 Tinggi
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 75 Tinggi
dari indeks U1 sampai U6 71.43 Tinggi
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan
di unit pelayanan 80 Tinggi
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 33.33 Rendah
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 85.71 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan 83.33 Tinggi
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan - -
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal
7. PL
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 92.86 Tinggi
Indeks U
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah 89.29 Tinggi
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 90 Tinggi
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai 83.33 Tinggi
dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit 91.67 Tinggi
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 96.43 Tinggi
dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 100 Tinggi
di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 100 Tinggi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 66.67 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan 100 Tinggi
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 100 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal - -
8. SM
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 96.43 Tinggi
Indeks U

114
Olii, 2019
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah 92.86 Tinggi
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 90 Tinggi
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai 100 Tinggi
dan pelatihan
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit 91.67 Tinggi
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 100 Tinggi
dari indeks U1 sampai U6
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 100 Tinggi
di unit pelayanan
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 100 Tinggi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 100 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan 100 Tinggi
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan 100 Tinggi
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal - -
9. PW
Indeks RS, Indeks umum untuk rumah sakit, terdiri dari Indeks O dan 94.64 Tinggi
Indeks U
Tingkat RS
Indeks Oganisasi (O), indeks MRK pada tingkat organisasi rumah 92.86 Tinggi
sakit, terdiri dari indeks O1, O2, dan O3 90 Tinggi
- Indeks O1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 100 Tinggi
- Indeks O2, indeks untuk kepemimpinan, partisipasi pegawai
dan pelatihan 91.67 Tinggi
- Indeks O3, indeks untuk pelaporan insiden di rumah sakit
Tingkat Unit Pelayanan
Indeks Unit (U), indeks MRK pada tingkat unit pelayanan, terdiri 96.43 Tinggi
dari indeks U1 sampai U6 100 Tinggi
- Indeks U1, indeks untuk proses MRK yang sedang berjalan 100 Tinggi
di unit pelayanan 100 Tinggi
- Indeks U2, indeks untuk komunikasi dan informasi 100 Tinggi
- Indeks U3, indeks untuk dokumentasi 83.33 Tinggi
- Indeks U4, indeks untuk pembelajaran dan pengembangan - -
- Indeks U5, indeks untuk pelatihan
- Indeks U6, indeks untuk pelaporan insiden lokal

Tingkat Kemapanan Implementasi tinggi, 5 merupakan rumah sakit umum dan 2


Manajemen Risiko Klinis Berdasarkan adalah rumah sakit khusus, sedangkan 2
Karakteristik Struktur Organisasi rumah sakit dengan tingkat kemapanan
Tabel 3 menunjukkan tingkat Manajemen Risiko Klinis yang rendah
kemapanan implementasi Manajemen Risiko semuanya merupakan rumah sakit umum.
Klinis berdasarkan karakteristik masing- Berdasarkan kelas rumah sakit, dari 7 rumah
masing rumah sakit responden. Dari tabel sakit yang memiliki tingkat kemapanan
tersebut terlihat bahwa Berdasarkan jenis Manajemen Risiko Klinis tinggi, 2
rumah sakit, dari 7 rumah sakit dengan merupakan rumah sakit kelas A dan 5 rumah
tingkat kemapanan Manajemen Risiko Klinis sakit kelas B, sedangkan 2 rumah sakit yang

115
Olii, 2019
terkategorikan kemapanan Manajemen kemapanan rendah merupakan rumah sakit
Risiko Klinis rendah, 1 diantaranya rumah milik pemerintah daerah. Sedangkan
sakit kelas B dan 1 adalah rumah sakit kelas berdasarkan status akreditasi, dari 7 rumah
C. Berdasarkan kepemilikan, dari semua sakit dengan tingkat kemapanan Manajemen
rumah sakit dengan tingkat kemapanan Risiko Klinis tinggi, 6 rumah sakit telah
Manajemen Risiko Klinis tinggi, 4 terakreditasi dan 1 rumah sakit belum
merupakan rumah sakit pemerintah pusat, 1 terakreditasi, sedangkan 2 rumah sakit yang
rumah sakit milik pemerintah daerah, dan 2 memiliki tingkat kemapanan Manajemen
merupakan rumah sakit swasta, sedangkan Risiko Klinis rendah keduanya belum
kedua rumah sakit yang memiliki tingkat terakreditasi.
Tabel 3. Tingkat Kemapanan Manajemen Risiko Klinis Berdasarkan Karaketristik Organisasi
Rumah Sakit Responden

Jenis RS Kelas RS Kepemilikan RS Akreditasi


Tingkat
Umum Khusus A B C Pusat Daerah Swasta Ya Tdk
Kemapanan
n(%) n(%) n(%) n(%) n(%) n(%) n(%) n(%) n(%) n(%)
Tinggi 5 2 2 5 - 4 1 2 6 1
(55,56) (22,22) (22,2) (22,2) (44,44) (11,11) (22,22) (66,6) (11,11)
Rendah 2 (22,22) - - 5 1 - 2 - - 2
(11,1) (11,1) (22,22) (22,22)

PEMBAHASAN akreditasi memberikan dampak positif


Dalam penelitian ini bahwa sebagian terhadap peningkatan kualitas pelayanan
besar Rumah Sakit Umum memiliki tingkat rumah sakit secara umum dan termasuk juga
implementasi Manajemen Risiko Klinis yang terhadap implementasi MRK. Akreditasi
tinggi, dan demikian pula dengan Rumah memberikan panduan bagi rumah sakit
Sakit Khusus yang semuanya terkategorikan tentang persyaratan dan elemen-elemen yang
memiliki implementasi Manajemen Risiko harus dipenuhi dalam pencapaian standar
Klinis yang tinggi, sehingga tidak jelas mutu yang dipersyaratkan, termasuk
terlihat pengaruh faktor jenis pelayanan keharusan suatu rumah sakit untuk memiliki
rumah sakit terhadap tingkat kemapanan Komite Mutu atau tim lain yang
implementasi Manajemen Risiko Klinis. bertanggungjawab terhadap peningkatan
Rumah sakit yang memiliki tingkat mutu (Kemenkes, 2011). Penelitian lain juga
kemapanan MRK yang rendah adalah rumah mengungkapkan bahwa pegawai yang
sakit yang belum terakreditasi, sedangkan bekerja di rumah sakit yang telah
untuk rumah sakit yang memiliki tingkat terakreditasi memiliki persepsi yang lebih
kemapanan MRK tinggi, diantaranya adalah positif tentang keselamatan pasien, dan
rumah sakit yang belum terakreditasi, namun menjadikan akreditasi sebagai salah satu
rumah sakit ini sedang dalam proses prediktor major untuk budaya keselamatan
mempersiapkan akreditasi dan telah pasien (El-Jardali et al., 2011). Meskipun
melakukan upaya-upaya pemenuhan dalam penelitian ini terdapat satu rumah sakit
terhadap standar akreditasi KARS. Dalam dengan tingkat implementasi MRK yang
penelitian ini jelas terlihat bahwa status tinggi namun belum terakreditasi tapi rumah

116
Olii, 2019
sakit tersebut sedang dalam proses persiapan Manajemen Risiko Klinis secara umum pada
akreditasi, yang berarti bahwa mereka telah rumah sakit (indeks RS) ditemukan sama
melakukan berbagai upaya untuk memenuhi dengan implementasi Manajemen Risiko
standar-standar yang dipersyaratkan dalam Klinis pada tingkat organisasi (indeks O),
elemen penilaian. sedangkan pada tingkat unit pelayanan
Berdasarkan content analysis yang (indeks U) hasilnya lebih bervariasi. Pada
dilakukan terhadap hasil wawancara, rumah sakit dengan tingkat kemapanan
beberapa faktor yang memiliki implementasi Manajemen Risiko Klinis yang
kecenderungan sebagai faktor kunci dalam tinggi, tidak terdapat perbedaan yang
implementasi Manajemen Risiko Klinis di mencolok antara nilai indeks organisasi
rumah sakit adalah kepemimpinan, dengan indeks unit pelayanan, hal sebaliknya
pengetahuan staf, dan terdapatnya posisi ditemukan pada rumah sakit dengan tingkat
penanggungjawab program Manajemen implementasi Manajemen Risiko Klinis yang
Risiko Klinis dan kebijakan strategis rumah rendah, nilai indeks organisasi lebih rendah
sakit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dibandingkan indeks unit pelayanan.
dilakukan oleh Zaboli, yang menyatakan Karakteristik struktur organisasi yang
bahwa variabel-variabel yang berpengaruh menunjukkan kecenderungan hubungan
terhadap penerapan Manajemen Risiko Klinis dengan tingkat kemapanan implementasi
di rumah sakit antara lain adalah pemahaman Manajemen Risiko Klinis adalah Kelas dan
pegawai tentang manajemen risiko, kebijakan status kepemilikan RS, sedangkan jenis RS
dan prosedur terkait manajemen risiko, tidak menunjukkan kecenderungan
pelatihan tentang manajemen risiko dan hubungan. Faktor lain yang menunjukkan
posisi program manajemen risiko di rumah hubungan dalam kemapanan implementasi
sakit (Zaboli et all, 2011). Demikian pula Manajemen Risiko Klinis di rumah sakit
hasil penelitian yang dilakukan di tiga rumah adalah akreditasi, kepemimpinan,
sakit pendidikan di Iran, menunjukkan bahwa pengetahuan staf, dan tersedianya posisi
pengetahuan yang rendah terkait konsep dan sebagai penanggungjawab atau kordinator
elemen-elemen Manajemen Risiko Klinis program Manajemen Risiko Klinis serta
mengakibatkan rendahnya partisipasi kebijakan rumah sakit.
pegawai dalam program Manajemen Risiko Pimpinan rumah sakit harus melakukan
Klinis, seperti pelaporan dan analisis upaya penguatan komitmen bagi stafnya dan
(Farokhzadian et al., 2015). menunjukkan komitmennya secara jelas dan
terbuka kepada seluruh staf untuk
KESIMPULAN DAN SARAN memotivasi mereka untuk juga ikut
Penelitian ini menyimpulkan bahwa mendukung program MRK. Untuk
tingkat implementasi Manajemen Risiko mengefektifkan pelaksanaan program
Klinis pada rumah sakit di Kota Makassar Manajemen Risiko Klinis, Pimpinan harus
cukup baik, dengan 77,78% (7 dari 9) rumah memasukkan Manajemen Risiko Klinis
sakit memiliki tingkat kemapanan sebagai salah satu kebijakan strategis rumah
implementasi Manajemen Risiko Klinis yang sakit dalam upaya peningkatan keselamatan
tinggi. Gambaran tingkat implementasi pasien, mengadakan dan mengakomodir
117
Olii, 2019
kegiatan-kegiatan pelatihan manajemen D., Clark, J. & Lancaster, J. 2010.
risiko kepada seluruh pegawai dan Health Service Accreditation As A
menentukan penanggungjawab atau Predictor Of Clinical And
kordinator untuk pelaksanaan program ini. Organisational Performance: A
Untuk melihat hubungan antara MRK Blinded, Random, Stratified Study.
dan kualitas pelayanan kesehatan dengan Quality And Safety In Health Care,
lebih detail, maka perlu dilakukan penelitian 19, 14-21.
lanjutan tentang hubungan antara tingkat Briner, M., Kessler, O., Pfeiffer, Y., Wehner,
kemapanan MRK dengan keselamatan pasien T. & Manser, T. 2010. Assessing
yang menggunakan instrumen data keluaran Hospitals' Clinical Risk Management:
klinis yang jelas. Juga dapat dilakukan Development Of A Monitoring
penelitian tentang hubungan antara masing- Instrument. Bmc Health Services
masing indeks dengan tingkat kemapanan Research, 10, 1-11.
implementasi MRK untuk mendapatkan data Briner, M., Manser, T. & Kessler, O. 2013.
yang lebih akurat dan detail mengenai faktor Clinical Risk Management In
kunci yang mempengaruhi implementasi Hospitals: Strategy, Central
MRK di rumah sakit. Penelitian serupa Coordination And Dialogue As Key
dengan jumlah sampel yang lebih besar perlu Enablers. Journal Of Evaluation In
dilakukan agar bisa diperoleh data tentang Clinical Practice, 19, 363-369.
tingkat kemapanan implementasi MRK di Carroll, R. 2009. Risk Management
Kota Makassar secara lebih detail. Handbook For Health Care
Organizations, John Wiley & Sons.
DAFTAR PUSTAKA Dehnavieh, R., Ebrahimipour, H., Jafari
Adibi, H., Khalesi, N., Ravaghi, H., Jafari, M. Zadeh, M., Dianat, M., Noori
& Jeddian, A. R. 2012. Development Hekmat, S. & Mehrolhassani, M. H.
Of An Effective Risk Management 2013. Clinical Governance: The
System In A Teaching Hospital. Challenges Of Implementation In
Journal Of Diabetes And Metabolic Iran. International Journal Of
Disorders, 11, 1-7. Hospital Research, 2, 1-10.
Andaleeb, S. S. 2000. Public And Private Dinkes 2016. Profil Kesehatan Kota
Hospitals In Bangladesh: Service Makassar, Dinas Kesehatan Kota
Quality And Predictors Of Hospital Makassar.
Choice. Health Policy And Planning, El-Jardali, F., Dimassi, H., Jamal, D., Jaafar,
15, 95-102. M. & Hemadeh, N. 2011. Predictors
Braithwaite, J., Greenfield, D., Westbrook, J., And Outcomes Of Patient Safety
Pawsey, M., Westbrook, M., Gibberd, Culture In Hospitals. Bmc Health
R., Naylor, J., Nathan, S., Robinson, Services Research, 11, 1.
M., Runciman, B., Jackson, M., Farokhzadian, J., Nayeri, N. D. & Borhani, F.
Travaglia, J., Johnston, B., Yen, D., 2015. Assessment Of Clinical Risk
Mcdonald, H., Low, L., Redman, S., Management System In Hospitals: An
Johnson, B., Corbett, A., Hennessy, Approach For Quality Improvement.
118
Olii, 2019
Global Journal Of Health Science, 7, Rozita Davoodi, Azadeh Soltanifar,
294. Shaghayegh Rahmani, Golnaz
Goeschel, C. A., Wachter, R. M. & Sabouri, Mahboubeh Asadi, Maryam
Pronovost, P. J. 2010. Responsibility Zare Hoseini & Afsaneh Takbiri, F.
For Quality Improvement And Patient K. 2014. Clinical Governance:
Safety: Hospital Board And Medical Efficacy Of Establishment In
Staff Leadership Challenges. Chest Mashhad Hospital. Journal Of Patient
Journal, 138, 171-178. Safety & Quality Improvement, 2, 48-
Irfan, S. & Ijaz, A. 2011. Comparison Of 52.
Service Quality Between Private And Scully, M. 2005. Clinical Risk Management
Public Hospitals: Empirical Guidelines For The Western
Evidences From Pakistan. Journal Of Australian Health System
Quality And Technology Information Series No. 8. East Perth,
Management, 7, 1-22. Western Australia: Department Of
Kemenkes 2014. Peraturan Menteri Health, Government Of Western
Kesehatan Republik Indonesia Australia.
Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Sheikhtaheri, A., Sadoughi, F., Ahmadi, M.
Klasifikasi Dan Perizinan Rumah & Moghaddasi, H. 2013. A
Sakit. In: Indonesia, K. K. R. (Ed.). Framework Of A Patient Safety
Kemenkes, K. 2011. Standar Akredtasi Information System For Iranian
Rumah Sakit [Online]. Direktorat Hospitals: Lessons Learned From
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Australia, England And The Us.
Kementerian Kesehatan Ri Dengan International Journal Of Medical
Komisi Akreditasi Rs (Kars) Informatics, 82, 335-344.
Mostafa, M. M. 2005. An Empirical Study Soesanto, R. & Efendy, H. 2017. Leadership
Of Patients' Expectations And Management Of Military Hospital In
Satisfactions In Egyptian Hospitals. Effort To Improve The Patient Safety
International Journal Of Health Care (Case Study Of Rsal Dr.Mintoarjo).
Quality Assurance, 18, 516-532. International Journal Of Human
Needleman, J. & Hassmiller, S. 2009. The Resource Studies, 8.
Role Of Nurses In Improving Sugiyono 2015. Metode Penelitian
Hospital Quality And Efficiency: Kombinasi, Bandung, Cv. Alfabeta.
Real World Result. Health Affair. Verbano, C. & Turra, F. 2010. A Human
Pretagostini, R., Gabbrielli, F., Fiaschetti, P., Factors And Reliability Approach To
Oliveti, A., Cenci, S., Peritore, D. & Clinical Risk Management: Evidence
Stabile, D. Risk Management From Italian Cases. Safety Science,
Systems For Health Care And Safety 48, 625-639.
Development On Transplantation: A Vincent, C. 2011. Patient Safety, John Wiley
Review And A Proposal. & Sons.
Transplantation Proceedings, 2010. Webb, V., Stark, M., Cutts, A., Tait, S.,
Elsevier, 1014-1016. Randle, J. & Green, G. 2010. One
119
Olii, 2019
Model Of Healthcare Provision
Lessons Learnt Through Clinical
Governance. Journal Of Forensic
And Legal Medicine, 17, 368-373.
Who 2014. 10 Facts On Patient Safety. World
Health Organization.
Yousapronpaiboon, K. & Johnson, W. C.
2013. A Comparison Of Service
Quality Between Private And Public
Hospital In Thailand. International
Journal Of Business And Social
Science, 4.
Zaboli, R., Karamali, M., Salem, M. & Rafati,
H. 2011. Risk Management
Assessment In Selected Wards Of
Hospitals Of Tehran. Iranian Journal
Of Military Medicine, 12, 197-202.
Zimmer, M., Wassmer, R., Latasch, L.,
Oberndörfer, D., Wilken, V.,
Ackermann, H. & Breitkreutz, R.
2010. Initiation Of Risk Management:
Incidence Of Failures In Simulated
Emergency Medical Service
Scenarios. Resuscitation, 81, 882-
886.

120

Anda mungkin juga menyukai