• Fisioterapi.
• Terapi okupasi.
• Ortotik prostetik.
• Sosial medik.
• Psikologi.
Fisioterapi
• Soaking: perendaman air selama 30 menit.
• Oiling: mengoleskan vaseline.
• Scrapping: menggosok kulit yang tebal dengna batu apung.
• Memelihara LGS.
• Melatih otot-otot yang mengalami kelemahan.
• Perendaman kaki.
• Alat latihan jari tangan
Terapi Okupasi
• Latihan menggegam objek besar (kerucut) dan memungut objek kecil
(pin).
• Latihan penguatan otot-otot tangan dengan aktivitas.
• Latihan reedukasi sensoris telapak tangan dengan latihan meraba
permukaan halus dan kasar.
• Latihan reedukasi sensorik telapak kaki dengan menginjak benda
dengan permukaan halus dan kasar.
• Latihan peningkatan kemampuan melakukan AKS.
• Latihan vokasional.
• Alat bantu (assistive device):
• Kacamata.
• Penutup mata saat tidur.
• Pemegang gelas.
• Pemegang sendok.
• Pemegang sisir.
• Pemegang sikat gigi.
• Latihan vokasional
• Penderita dapat kembali pada pekerjaan semula.
• Bila perlu diganti pekerjaan maka diberikan edukasi kepada
penderita dan keluarganya.
• Pelatihan untuk jenis pekerjaan baru:
• Percetakan.
• Menjahit.
• Membuat sepatu.
• Tukang kayu.
• Bengkel sepeda.
Ortotik-Prostetik
• Alat bantu untuk tungkai dan kaki
• Sepatu.
• Splint untuk kaki.
• Kruk.
• Kain pembungkus pergelangan kaki saat duduk di tanah.
Sepatu Sandal dari Karet
Splint untuk Drop Foot
Sosial Medik
• Kunjungan rumah untuk evaluasi lingkungan rumah, dan masyarakat
sekitar tempat tinggal penderita.
• Evaluasi sosial ekonomi penderita.
• Kunjungan dan evaluasi ke tempat kerja/sekolah penderita.
• Bila penderita harus ganti pekerjaan → mencari kemungkinan
pekerjaan baru → mencari tempat latihan kerja yang sesuai (dapat
bekerja sama dengan DinSos) → penyaluran kerja.
Psikolog
• Evaluasi status psikologi penderita.
• Support mental baik bagi penderita maupun keluarganya.
• Psikoterapi (jika diperlukan).
Modalitas Lain
• TENS atau NMES.
Pembedahan
• Opponent Replacement (OR) → koreksi cacat jempol kiting.
• Lumbricalis Replacement → koreksi jari kiting.
• Release kontraktur jari.
• Transfer tibialis posterior.
• Claw toes correction.
• Temporalis Muscle Transfer → koreksi lagophthalmos.
Program Pra Bedah
• Memperbaiki fleksibilitas sendi: ROM exercise dan USD.
• Memperbaiki kekuatan otot yang akan ditransfer, karena setelah
ditransfer kekuatan akan uturn 1 tingkat.
• Latihan kinestetik, sebagai persiapan latihan re-edukasi otot.
• Latihan biofeedback dengan mesin.
Program Pasca Bedah
• Minggu I (imobilisasi)
• Mencegah stiffness dan kontraktur.
• Gerakan kaki sedikit, dengan hati-hati, dan tidak menimbulkan nyeri.
• Minggu IV
• Imobilisasi dihentikan, dimulai pasif ROM, reedukasi otot dapat
dibantu dengan biofeedback.
• Minggu V
• Latihan OT dengan ADL.
• Minggu VI
• Latihan ADL ditingkatkan.
KOMPLIKASI
Reaksi Kusta
• Reaksi Kusta merupakan suatu episode akut pada perjalanan penyakit
yang kronis, yang dibagi dua tipe berdasarkan reaksi imunologiknya,
yaitu reaksi tipe 1 atau disebut juga reaksi reversal, dan tipe 2 yang
disebut sebagai reaksi ENL (Eritema Nodosum Leprosum).
• Pencetusnya antara lain adalah setelah pengobatan intensif,
pembedahan, infeksi rekuren, stress, imunisasi, kehamilan, atau nifas.
• Kerusakan saraf akibat reaksi bila terjadi kurang dari 6 bulan dan
diobati dengan cepat dan tepat, tidak akan terjadi kerusakan saraf
yang permanen.
• Reversal reaction (type I reaction)
• Hipersensitivitas selular.
• Hipersensitivitas tipe IV.
• Membaik ke arah TT.
• Memburuk ke atah LL.
• Erythema Nodosum Leprosum (type II reaction)
• Hipersensitivitas humoral.
• Hipersensitivitas tipe III.
• Kuman dengan imunitas humoral akan membentuk antigen antibody
kompleks.
• Terjadi di akhit terapi dan lesi kulit menjadi granular.
• Fenomena Lucio (type III reaction)
• ENL yang lebih berat.
• Demam hingga kerusakan irreversible.
• Ulceronecrotic reaction with angular infarct occurring in a diffuse,
non nodular form.
• Reversal reaction:
• Baik, tanpa demam.
• Makula eritematous.
• Tidak ada komplikasi.
• Onset: early after taking medicine.
• Spectrum: MB/ PB.
• Nerve: frequently cause tenderness, nerve disturbance.
• Erythema Nodusum Leprosum:
• Febris, moderate-severe.
• Nodul eritematous.
• Ada komplikasi dan dapat menyebabkan kematian.
• Onset <6 months after taking medicine.
• Spectrum: MG
• Nerve: tenderness and disturbance.
• Prinsip pengobatan
• Pemberian obat anti reaksi.
• Istirahat dan imobilisasi.
• Analgetik dan sedative untuk mengatasi nyeri.
• Obat anti kusta diteruskan.
REAKSI RINGAN DAN BERAT
PADA REAKSI TIPE 1 DAN 2
EDUKASI
• Pada penderita
• Diajarkan bagaimana menggunakan tangan dan kaki secara aman
(misalnya dengan memakai alat pelindung, alat bantu).
• Pada keluarga dan masyarakat
• Penjelasan bahwa kusta bukan akibat kutukan Tuhan dan dapat
disembuhkan → penderita tidak dikucilkan melainkan tetap
diterima dengan baik, mendukung agar terapi dan rehabilitasi
diikuti penderita dengan baik
DISABILITAS
• Terdapat 2 jenis disabilitas kusta, yaitu disabilitas primer dan
disabilitas sekunder.
• Disabilitas primer yaitu disebabkan langsung oleh aktivitas penyakit,
terutama kerusakan akibat respons jaringan terhadap kuman
Myobacterium leprae, seperti anestesi, claw hand, dan kulit kering.
• Disabilitas sekunder terjadi akibat disabilitas primer, terutama akibat
adanya kerusakan saraf, seperti ulkus dan kontraktur.
• Penanganan reaksi dini dan tepat merupakan salah satu upaya
pencegahan disabilitas primer.
Tingkat Disabilitas Kusta
Menurut Who
Tingkat Mata Telapak Tangan/ Kaki
0 Tidak ada kelainan Tidak ada disabilitas
1 Anestesi pada kornea namun visus Anestesi dan kelemahan otot
> 6/60 namun tidak ada deformitas
2 Lagoftalmos, iridosiklitis, opasitas Ulkus, jari kiting, kaki semper serta
pada kornea, visus <6/60 adanya deformitas
RINGKASAN
• Rehabilitasi medik penderita kusta meliputi banyak hal, antara lain:
• Edukasi pada masyarakat.
• Deteksi dini dan tatalaksananya.
• Pencegahan dan koreksi deformitas.
• Pemakaian alat bantu / alat pelindung.
• Mengembalikan penderita pada fungsi semula (sekolah/ bekerja).
• Bila diperlukan alih pekerjaan → latihan kerja yang sesuai →
menempatkan pada pekerjaan baru.
TERIMA KASIH