Anda di halaman 1dari 38

CBD 1

INFEKSI KUTAN SUPERFISIAL & PIODERMA

Erlinda Karyadi
1415091
Definisi
• Pyodermas adalah infeksi pada kulit yang
piogenik (yaitu, diisi dengan nanah).
• Umunya disebabkan oleh Staphylococcus
aureus atau Streptococcus grup A (GAS)
(Streptococcus pyogenes).
Faktor predisposisi
• Hygiene kurang
• Dermatitis atopik
• Diabetes mellitus
• Pasien gagal ginjal
• Penggunaan obat intravena
• Disfungsi hati, dan
• Kelainan imunosupresif genetik tertentu atau
didapat, termasuk infeksi HIV
• Telah ada penyakit lain
Klasifikasi
• Pioderma primer
– Infeksi pada kulit yg normal.
– Gambaran klinisnya tertentu, penyebabnya biasanya satu
macam mikroorganisme

• Pioderma sekunder
– Pada kulit telah ada penyakit kulit yg lain. Gambaran klinis
tidak khas & mengikuti penyakit yg telah ada
– Jika penyakit kulit disertai pioderma sekunder disebut
impetigenisata
– Tanda impetigenisata: terdapat pus, pustule, bula
purulent, krusta berwarna kuning kehijauan, pembesaran
KGB regional, leukositosis, dapat pula disertai demam
Pengobatan Umum
• Antibiotik Sistemik
– Ampisilin 4 x 500 mg, 1 h ac
– Amoksisilin 4 x 500 mg, 1 h pc (lebih cepat
diabsorbsi)
– Kloksasilin 3 x 250 mg 1 h ac (Penisilin resisten
penisilinase)
– Klindamisin 4 x 150 mg
– Eritromisin 4 x 500 mg (efektivitas kurang)
– Cefadroxil 2 x 500 mg
Pengobatan Umum
• Antibiotik Topikal
– Basitrasin
– Neomisin
– Mupirosin
– Kompres terbuka: lar permanganas kalikus
1/5000, lar rivanol 1%, yodium povidon 7,5%
dilarutkan 10 x
Staphylococcus Streptococcus Keduanya

Impetigo Bulosa / Impetigo Krustosa Pionikia /


Impetigo Neonatorum Paronikia Akut
Ektima
Folikulitis
Erisipelas
Furunkel / Karbunkel
Selulitis
Abses multipel kelenjar
kedua

Hidraadenitis

SSSS
IMPETIGO
Impetigo Impetigo Impetigo Krustosa
Bulosa Neonatorum
Staphylococcus Staphylococcus
ETIOLOGI aureus aureus
Streptococcus B haemolyticus

USIA Anak dan Dewasa Neonatus Anak


Ketiak, dada, Menyeluruh Wajah
punggung (sering bersama (Dekat lubang hidung &
PREDILEKSI (sering bersama pengasuh yg mulut sering bersama ISPA)
miliaria) korengan / anak atau ekstremitas biasanya
HIV) sehabis trauma
Eritema + bula + Papula eritematosa  vesikel
bula hipopion  dan pustula yang pecah dan
pecah  kolaret  krusta berwarna madu
EFLORESENSI dasar eritematosa = Impetigo Bulosa dengan dasar eritem
PATOGENESIS Toksin eksfoliatif S.
aureus membelah
desmoglein 1 di
epidermis  bula
beratap tipis, vesikel,
dan / atau pustula
DIAGNOSIS Pecah  Dermatofitosis Sifilis kongenital Ektima
BANDING (Anamnesa : kl pernah
lepuh  Impetigo
Bulosa)

TERAPI -Dipecahkan  Ab sistemik + salicyl Krusta dilepas + ab


antiseptik + AB salep talk 2% salep dan sistemik
(eg, Mupirosin 3x1
selama 7-10 hari)
-Banyak + AB sistemik

Cari fk.predisposisi 
berkeringat

LAIN-LAIN -KU ≠ dipengaruhi ± Demam -KU ≠ dipengaruhi


Impetigo Krustosa Ektima
Pioderma superfisialis yang Ulkus superfisial dengan
DEFINISI terbatas pada epidermis krusta diatasnya

Streptococcus B haemolyticus Streptococcus B haemolyticus


ETIOLOGI
Anak Anak
USIA Orang tua
Pasien dengan diabetes

Wajah Tungkai bawah


(Dekat lubang hidung & mulut
PREDILEKSI ; sering bersama ISPA)

Krusta tebal berwarna kuning Ulkus “punched out” yang


- dasar erosi kotor menjadi krusta kuning
EFLORESENSI keabu-abuan dan berisi bahan
purulen, tepinya meningkat
dan berwarna keunguan
Krusta dilepas + ab salep Krusta dilepas + ab salep
TERAPI Jika banyak + ab sistemik Jika banyak + ab sistemik
Impetigo krustosa Ektima
FOLIKULITIS
DEFINISI : radang pada folikel rambut
Folikulitis Superfisial Folikulitis Profunda
(Bockhart impetigo)
Folikel rambut Halus Kasar

Lapisan yg terkena Epidermis s/d Dermis

Predileksi tempat Tungkai bawah Jenggot , kepala, axilla,


kelamin
Efluoresensi Pustul kecil rapuh,multiple, Nodulopustul
berbentuk kubah di
infundibulum (ostium ) dari
folikel rambut

Diagnosis Banding Tinea Barbe (lokasi


mandibula/submandibula,
unilateral, KOH tes (+)
Folikulitis
superfisialis

Folikulitis
profunda
FURUNKEL
• Furunkel
– Nodul inflamasi yang berkembang di sekitar folikel
rambut, biasanya berasal dari folikulitis
– Sering berevolusi menjadi abses.
– Nodul folikulosentrik keras, lunak, merah,
membesar, nyeri dan berfluktuasi setelah beberapa
hari
– Etiologi : gesekan, oklusi, dan keringat
– Predileksi : leher, wajah, aksila, dan bokong.
– Terapi : antibiotik topikal
KARBUNKEL
• Karbunkel
– Kumpulan furunkel yang bersatu membentuk nodus besar
berisi jaringan nekrotik
– Karbunkel secara khas muncul sebagai lesi yang sangat
nyeri pada tengkuk leher, belakang, atau paha
– Bisa disertai demam dan malaise
– Area yang terlibat berwarna merah dan indurasi, dan
multipel, pustula di permukaan, mengering secara
eksternal di sekitar beberapa folikel rambut
– Terapi : antibiotik oral
Furunkel Karbunkel
Abses
• Abses dermal dan subkutan S. aureus
umumnya terjadi pada infeksi folikulosentrik
• Abses juga bisa terjadi di lokasi trauma, benda
asing, luka bakar, atau tempat pemasangan
kateter intravena.
• Lesi awal adalah nodul eritematosa.
• Jika tidak diobati, maka lesi sering membesar,
dengan pembentukan rongga berisi nanah
HIDRAADENITIS
– Infeksi kelenjar apokrin
– Usia  remaja-dewasa muda
– Trauma / mikrotrauma :
– Predileksi : ketiak, perineum
– GK :
• Demam , malaise
• Nodus (+5 tanda radang akut)  melunak :
Abses  pecah : Fistel (Hidraadenitis
Supurativa)
– Lab : Leukositosis
– DD :
• Skrofuloderma
–Persamaan : nodus, abses, fistel
–Perbedaan : tanda radang akut (-),
leukositosis (-)

– Terapi :
• Antibiotik sistemik
• Insisi abses
• Jika blm lunak  kompres terbuka
• Kronik residif : eksisi kel. apokrin
HIDRADENITIS SKROFULODERMA
PIONIKIA
(Paronikia Akut)
– Radang sekitar kuku, didahului trauma
– Inflamasi pada lipat kuku  matriks &
lempeng kuku , dpt terbentuk abses
subungual
– Terapi :
• Kompres antiseptik
• AB sistemik
• Abses subungual  ekstraksi
Paronikia Akut
ERISIPELAS DAN SELULITIS
Erisipelas Selulitis
Gejala konstitusi (demam, + +
malaise)
Epidermis & dermis Epidermis & dermis
Lapisan yang terkena
Infiltrat difus di subkutan
Tungkai bawah (biasa Tungkai bawah
Predileksi
didahului trauma)
Eritema merah cerah, bula Eritema merah marun,
Efluoresensi
infiltrat
Tanda radang akut + +
- Istirahat, elevasi, - Istirahat, elevasi,
- AB topikal - AB topikal + Sistemik
- Kompres terbuka Insisi
Terapi - Edema  diuretik - Kompres terbuka
- Edema  diuretik
Selulitis
Erisipelas
INFECTION BACTERIAL GRAM (+)
WITH PRODUCTION TOXIN
Staphylococcal Toxic Shock Syndrome
DEFINISI Penyakit akut yang dimediasi oleh toxin S.aureus yang ditandai oleh
onset demam akut, hipotensi, eritem generalisata pada bagian kulit dan
mukosa, deskuamasi dan Organ Failure
ETIOLOGI Streptococcus Group A

GEJALA KLINIK • Febris, Hipotensi, Maculopapular Eruption, Pruritus, Myalgia, Seizure

KLASIFIKASI • Menstrual Associated Karena Tampon


• Non Menstrual =
- Non Surgical Wounds
- Superinfeksi Varicella
- Surgical Wounds
- Post Partum Infection
DD • Staphylococcus Scalded Skin Syndrome (SSSS)
• Scarlet Fever
• Steven Johnson Syndrome (SJS)
• Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)
PP • Pemeriksaan Mikroskopis dengan Pewarnaan Gram
• Biopsi Kulit
TREATMENT • Irigasi dan Drainase pada Tempat Infeksi
• Antibiotik = Klindamisin 300 Mg 3x1, Cephalosporin Generasi 1
• Tambahan = Terapi Cairan dan Elektrolit, Nutrisi
Staphylococcus Scalded Skin Syndrome
DEFINISI Penyakit epidermis yang lisis yang dimediasi oleh toxin dari Staphylococcus
aureus yang ditandai dengan eritema pada lapisan superfisialis epidermis

ETIOLOGI Staphylococcus aureus 3A, 3B, 55 dan 57 Phage II yang menghasilkan


Eksfoliatin Toksin A (ETA) dan Eksfoliatin Toksin B (ETB)

GK dan PF • Demam, ISPA,


• Dalam 24 jam timbul eritema yang semakin memerah , kulit menjadi perih
 Dimulai dari Periorificium Facialis, leher, Axilla, Lipat paha
• Dalam 24-48 jam Eritema Semakin meluas, epidermis terlihat berkerut
dan lepas dengan tekanan yang lembut (Nikolsky Sign (+))
• Pada Infeksi = Bula Kendur

DD • Drug Induced TEN


• Toxic Shock Syndrome

PP • Pewarnaan Gram = Coccus Gram (+)


• Kultur Bakteri  Umbilical Slump Ala Nasi, Nasofaring, Konjungtiva

TH/ • Rawat Inap


• Topikal = Salep Mupirocin 2%, Salep Basitrasin, Silver Sulfadiazin
• Sistemik = Azitromisin (500 Mg Pada Hari I, 150 Mg Pada Hari 2-6),
Cefixime (2 x 200-400 Mg), Klindamisin (Pada Dewasa = 4 x 150-300 Mg
Selama 10 Hari, Pada Anak = 15 Mg/KgBB/Hari  4x/Hari, Selama 10 Hari)
SSSS NET
(Staphylococcal Scalded Skin (Necrotizing Epidermolysis
Syndrome) Toxic)

Lapisan yang terkena Str. granulosum Sub epidermal

Lain - lain Tidak kena mukosa dan organ Banyak sel nekrosis disekitar
dalam celah dan banyak sel radang

Terapi Antibiotik : Kortikosteroid


Kloksasilin
3x250 mg dewasa
3x50mg neonatus
Klindamisin
Sefal gen.1
Krim AB

Perhatikan keseimbangan
elektrolit
SSSS NET
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai