Anda di halaman 1dari 4

CONTINUING MEDICAL EDUCATION

Akreditasi PB IDI2 SKP

Kulit Kering pada Usia Lanjut


Marsha Bianti
Alumna Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Penyakit kulit sangat jarang mengancam nyawa, namun dapat menimbulkan hendaya bagi penderitanya. Proses penuaan dapat menyebabkan
perubahan fisiologis, di mana pada kulit usia lanjut terjadi penipisan epidermis, penurunan suplai darah, cairan, dan nutrisi ke kulit, melambatnya
penyembuhan luka dan respons imun, serta terganggunya termoregulasi dan atrofi jumlah kelenjar minyak dan keringat yang menyebabkan
kulit kering. Di tingkat seluler, terjadi penurunan produksi lipid dan natural moisturizing factor di stratum korneum. Selain itu, pada usia lanjut
sering terdapat penyakit-penyakit komorbid yang mempengaruhi penurunan fungsi kulit. Kulit kering atau xerosis cutis dapat menyebabkan
pruritus dan terganggunya kualitas hidup penderita, khususnya usia lanjut. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan tatalaksana holistik
untuk mengatasi kulit kering pada usia lanjut.

Kata kunci: Kulit kering, pruritus, tatalaksana, usia lanjut, xerosis cutis

ABSTRACT
Skin disorders are rarely considered as life-threatening condition, however it may cause disabilities. Aging may cause physiological changes
in skin; there will be decreased skin thickness, reduced blood, fluid, and nutrition supplies, delayed wound healing and immune response,
impaired thermoregulation, and atrophy of sebaceous and sweat glands. In cellular level, lipid and natural moisturizing factor production in
stratum corneum will be reduced, resulting in dry skin. The comorbidities may further impaired skin function. Dry skin or xerosis cutis may cause
pruritus and impairment in patients quality of life, especially in elderly. Holistic approach and treatment are needed to manage dry skin in
elderly. Marsha Bianti. Dry Skin in the Elderly

Keywords: Dry skin, elderly, pruritus, treatment, xerosis cutis

PENDAHULUAN tetapi juga dapat ditemukan di batang tubuh protein, pengaturan panas tubuh, persepsi
Proses penuaan menyebabkan penurunan dan wajah. Gambaran klinisnya adalah kulit sensorik, serta perlindungan imunologi.9
fungsi organ, termasuk kulit, dan tampak kasar dengan tekstur kulit lebih jelas
menyebabkan berbagai masalah kesehatan serta tampak bersisik, disertai keluhan gatal. Kulit manusia adalah indikator penuaan yang
pada usia lanjut. Pruritus adalah keluhan Jika memberat, dapat pula tampak kemerahan paling mudah diamati.8 Pada kulit usia lanjut
yang sering ditemukan pada usia lanjut. Pada dan terjadi fisura.6 Sebagai respons terhadap terjadi penipisan epidermis, penurunan
suatu studi terhadap 4099 pasien geriatri di gatal, pasien melakukan garukan yang dapat suplai darah, cairan, dan nutrisi ke kulit,
Turki, pruritus termasuk dalam lima penyakit menyebabkan komplikasi berupa infeksi melambatnya penyembuhan luka dan
kulit terbanyak dan sering dihubungkan sekunder, ulserasi, dan luka kronik.7 Pruritus respons imun, terganggunya termoregulasi
dengan kulit kering.4 Di Divisi Geriatri Poliklinik kronik juga menyebabkan gangguan tidur dan berkurangnya jumlah kelenjar minyak dan
Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr. Cipto yang dapat menyebabkan depresi dan keringat.9 Di tingkat seluler, terjadi penurunan
Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tahun 2008- penurunan kualitas hidup. produksi lipid dan natural moisturizing factor di
2013, xerosis cutis dan pruritus termasuk dalam stratum korneum. Selain perubahan tersebut,
sepuluh penyakit terbanyak.5 Skin Aging dan Kulit Kering pada Usia Lanjut pada usia lanjut sering terdapat penyakit-
Kulit berperan sebagai sawar antara penyakit komorbid yang mempengaruhi
Insidens dan keparahan kulit kering lingkungan internal dan eksternal. Fungsi fungsi kulit.10
meningkat dengan bertambahnya usia. lain kulit antara lain menjaga homeostasis,
Predileksi tersering adalah di ekstremitas, menjaga keseimbangan air, elektrolit, dan Kulit kering merupakan keadaan stratum

Alamat Korespondensi email: marsha.bianti@gmail.com

CDK-245/ vol. 43 no. 10 th. 2016 737


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

gatal juga menurunkan kualitas hidup karena


mengganggu tidur dan dapat menimbulkan
depresi.7,12

TATALAKSANA
Keterbatasan fisik dan kognitif pasien usia
lanjut merupakan tantangan. Pasien usia lanjut
sering tidak mampu mengaplikasikan terapi
topikal. Penyakit komorbid dan polifarmasi
dapat meningkatkan risiko efek samping obat,
khususnya terapi sistemik. Hal-hal tersebut
harus diperhatikan sehingga pengobatan
bersifat tailor-made untuk setiap pasien.

Gambar. Perbandingan kulit pada dewasa muda dan usia lanjut (Sumber: http://www.rejuvenateyurskin.co.uk)
Edukasi pasien memegang peranan penting
korneum yang kurang lembap akibat dan lipid, sehingga akan menyebabkan kulit - cara identifikasi dan menghindari faktor
penurunan kandungan air. Kulit tampak kasar, kering.11 pencetus harus dijelaskan, serta memutus
pecah-pecah, bersisik, dan gatal. Penyebab siklus gatal-garuk dengan sederhana, seperti
kulit kering tidak dipahami dengan paripurna, Di lapisan kulit dermis pada usia lanjut, menjaga kuku tetap pendek.11
sedangkan perubahan fisiologis kulit dan baik jumlah maupun kemampuan fibroblas
pengaruh lingkungan diyakini menyebabkan untuk menghasilkan kolagen berkurang. Berikut tatalaksana pada pasien dengan kulit
kulit kering pada usia lanjut.6 Dermis menipis 20% dan kulit kehilangan kering:
Perubahan penting di epidermis terjadi kemampuannya untuk meregang. Ukuran
pada lapisan paling superfisial, yaitu stratum dan produksi kelenjar keringat dan kelenjar 1. Modifikasi Gaya Hidup
korneum. Stratum korneum terdiri atas minyak menurun, jumlah pembuluh darah
a. Asupan cairan. Pada usia lanjut risiko
korneosit dan substansi interseluler yang juga berkurang, sehingga perpindahan air dari
dehidrasi meningkat karena perubahan
tersusun seperti batu bata dan semen. Lipid dermis ke epidermis pun berkurang.6
sistem kontrol fisiologis rasa haus dan
interseluler yang berperan pada pembentukan
kenyang. Jumlah cairan minimal yang
intercellular lamellar bilayer antara lain Faktor internal lain adalah penyakit komorbid
direkomendasikan adalah 8-9 gelas
sfingolipid, sterol bebas, dan fosfolipid. seperti diabetes melitus, gagal ginjal kronik,
atau 1,5 liter per hari; mereka yang
Lipid ini penting untuk memerangkap air penyakit hati kronik, hipotiroidisme, keganasan,
mengonsumsi 1 liter lebih banyak dari
dan mencegah kehilangan air berlebih. dan infeksi human immunodeficiency virus
jumlah yang dianjurkan, hidrasi kulitnya
Pada usia lanjut, lipid interseluler berkurang, (HIV). Riwayat konsumsi obat juga perlu
akan meningkat.13
mengakibatkan fungsi sawar terganggu diperhatikan; obat-obatan seperti agen
b. Kelembapan udara memegang peranan
sehingga meningkatkan kerentanan usia antihipertensi, diuretik, obat hiperkolesterol,
penting. Tingkat kelembapan udara kurang
lanjut terhadap bahan-bahan seperti pelarut antiandrogen, antiepilepsi, bleomisin, dan
dari 10% menyebabkan stratum korneum
dan deterjen.6 simetidin dapat berkontribusi pada kulit
kehilangan kelembapannya dan tingkat
kering.7,11
kelembapan di atas 70% mengembalikan
Perubahan lain pada stratum korneum
kelembapan ke dalam stratum korneum.
antara lain bertambahnya ukuran dan Selain faktor internal, faktor lingkungan dan
Akan tetapi, bukan berarti pasien harus
akumulasi korneosit, berkurangnya kadar gaya hidup juga mempengaruhi kerusakan
tinggal di lingkungan dengan kadar
natural moisturizing factor (NMF) yang cukup kulit; antara lain paparan sinar matahari,
kelembapan 70%. Menggunakan air
signifikan,6 serta terganggunya proses penggunaan air conditioner, perubahan
humidifier dengan pengaturan luaran
deskuamasi akibat melambatnya turnover musim, kebiasaan mandi atau berendam
kelembapan udara sebesar 45-60% cukup
sel. NMF terbentuk dari asam amino, turunan air hangat, penggunaan sabun yang iritatif,
untuk mencegah kelembapan udara turun
asam amino, dan berbagai garam yang dan asupan makanan dan minuman yang
kurang dari 10%.7 Selain kelembapan,
memungkinkan stratum korneum mengikat kurang.7,11
suhu rendah juga memperberat kondisi
dan mempertahankan kadar air yang cukup.
kulit kering. Penggunaan air conditioner
Pada deskuamasi terjadi korneodesmolisis, Kulit kering dapat menimbulkan hendaya.
harus memperhatikan keamanan dan
yaitu lepas atau rusaknya korneodesmosom; Kulit kering cenderung mudah meradang,
kenyamanan.
proses ini memerlukan air bebas, sedangkan pecah-pecah (fisura), dan dermatitis. Lebih
c. Kebiasaan mandi terlalu lama atau
lipid interseluler berfungsi menahan air. Bila lanjut, rasa gatal membuat penderitanya
berendam di air panas menyebabkan kulit
hidrasi kulit dan lipid interseluler tidak cukup, menggaruk. Akibat garukan, terjadi
kering. Lebih disarankan mandi dengan
proses deskuamasi akan terhambat karena kerusakan kulit yang lebih berat berupa erosi,
pancuran air hangat selama 10 menit.
komponen yang berperan pada proses ekskoriasi, serta inflamasi yang berpotensi
d. Sabun menghilangkan emolien alami
deskuamasi adalah korneodesmosom mencetuskan infeksi bakteri sekunder. Rasa

738 CDK-245/ vol. 43 no. 10 th. 2016


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

kulit, memperberat kondisi kulit kering, Tabel. Klasifikasi pelembap6


dan dapat mengiritasi. Disarankan
menggunakan sabun yang mengandung Moisturising Agents

pelembap dan tidak mengandung Occlusive Agents Humectants Emollients


pewangi. Sabun dengan pH alkali Petrolatum (Vaseline) Urea Alcohols
akan merusak lapisan lipid protektif Mineral Oil Glycerin Octyl Dodecanol
kulit melalui pemutusan ikatan antar Lanolin Sorbitol Hexyl Decanol
komponen lipid menjadi komponen Silicones Hyaluronic Acid Oleyl Alcohol

larut air. Akibatnya, terjadi peningkatan Crisco Propylene Glycol Esters


Paraffin Alpha-Hydroxy Acids Octyl Stearate
transepidermal water loss (TEWL) dan kulit
Beeswax Honey Myristyl Myristate
kering.13 Jika kekeringan kulit sangat berat,
Cocoa Butter Some Vitamins Isopropyl Myristate
penggunaan sabun dibatasi hanya di
bagian-bagian yang kotor seperti leher, yang diperankan oleh zat yang dapat karena itu, mayoritas pelembap yang baik
ketiak, dan daerah genital.6 Penggunaan mengikat air (humektan) dan/ atau dengan mengandung humektan dan oklusif untuk
bath oil tidak disarankan karena risiko membentuk sawar lipid hidrofobik.14 menghambat TEWL.
terpeleset dan cedera serius.7
e. Efek photoaging juga dapat menyebabkan Alkohol dan ester termasuk dalam bahan
Jumlah pelembap yang dioleskan disarankan
kulit kering. Paparan sinar matahari yang bersifat emolien. Cara kerja emolien
tidak terlalu sedikit. Setidaknya 50 gram
berintensitas radiasi ultraviolet tinggi, adalah dengan mengisi celah antar korneosit
pelembap dioleskan ke seluruh tubuh, kecuali
terutama pukul 10.00-16.00, harus yang berdeskuamasi, sehingga tekstur kulit
wajah dan lipatan kulit. Pengolesan sebaiknya
dihindari. Sel-sel kulit menyerap radiasi lebih halus. Contoh alkohol dan ester yang
diulang dua hingga tiga kali sehari untuk
dan memproduksi reactive oxygen species bersifat emolien di antaranya octyl dodecanol,
mencukupi hidrasi stratum korneum.11,13
(ROS), yang dapat merusak DNA dan hexyl decanol, oleyl alcohol, octyl stearate
Pengolesan setelah mandi, saat kulit masih
dinding sel. Proses photoaging ini juga cocoate, myristyl, isopropylmyristate, dan stearyl
lembap, akan membantu penyerapan
menyebabkan rusaknya kolagen oleh isononanoat.6
sehingga hidrasi jaringan lebih baik.13
enzim matrix metalloproteinase (MMP)
dan akumulasi struktur elastin yang tidak
Pada tabel menunjukkan klasifikasi pelembap. Pelembap terapeutik adalah pelembap untuk
teratur. Interaksi ini menghasilkan kulit
Bahan pelembap yang bersifat oklusif terapi kulit kering. Secara umum pelembap
kering, memucat, kasar, dan keriput.
mengandung minyak, bekerja mencegah tersebut mengandung kombinasi berbagai
Disarankan menggunakan tabir surya
penguapan dengan membentuk lapisan jenis pelembap, seperti bahan oklusif
yang mengandung sun protection factor
lipid yang mencegah TEWL. Petrolatum untuk perbaikan sawar kulit, emolien untuk
(SPF) 30 jika terpapar sinar matahari.
adalah pelembap oklusif yang paling efektif; melembutkan dan menghaluskan kulit, serta
Pakaian yang menutupi kulit dan topi
tidak hanya menurunkan TEWL sebesar humektan untuk mempertahankan air di
juga dapat mengurangi paparan sinar
99%, petrolatum juga terserap ke dalam stratum korneum.14 Bila terdapat inflamasi
matahari.13
substansi interseluler stratum korneum, atau peradangan pada kulit kering, dapat
f. Jika ada penyakit sistemik penyerta,
memungkinkan perbaikan stratum korneum, diberikan steroid topikal potensi ringan,
tatalaksana yang tepat dapat memperbaiki
di luar kemampuan oklusifnya. Contoh lain contohnya hidrokortison 1%.
kulit kering.
pelembap oklusif adalah minyak mineral,
silikon (seperti dimethicone), serta lemak SIMPULAN
2. Pelembap
nabati dan hewani seperti cocoa butter, Crisco,
Pelembap adalah bahan topikal yang dan lanolin.6 Kulit kering merupakan masalah yang
mengandung beberapa komponen dan sering dijumpai pada usia lanjut dan dapat
berfungsi mencegah atau memperbaiki menimbulkan hendaya bagi penderitanya.
Humektan merupakan bahan lipofilik yang
kulit kering. Beberapa sediaan pelembap mampu menarik air dari lapisan kulit dalam ke Penatalaksanaan kulit kering secara holistik,
berdasarkan kandungan airnya, antara stratum korneum. Tertariknya air ke dalam kulit baik dengan obat-obatan, maupun modifikasi
lain losion, krim, salep, dan pasta. Selain menyebabkan pembengkakan ringan pada gaya hidup penting dilakukan untuk
merehidrasi korneosit di stratum korneum, stratum korneum, sehingga kulit terkesan memperbaiki kulit kering pada usia lanjut.
pelembap memiliki fungsi mengembalikan lebih halus dan kerutan berkurang. Beberapa
contoh humektan yang sering digunakan
struktur dan fungsi sawar kulit. Ucapan terimakasih
adalah gliserin, sorbitol, natrium hialuronat,
Terimakasih kepada dr. Shannaz Nadia
urea, propilen glikol, asam hidroksi-, dan
Penggunaan pelembap dapat meningkatkan gula.6,12 Pelembap yang hanya mengandung Yusharyahya, SpKK, MHA atas dukungan dan
skin capacitance (SC), yaitu kemampuan kulit humektan akan meningkatkan TEWL jika bimbingan yang diberikan kepada penulis.
menyimpan air, dan menurunkan TEWL, yaitu diaplikasikan pada stratum korneum yang
kehilangan air melalui epidermis. Hal ini terjadi rusak atau dehidrasi, karena humektan tidak
melalui peningkatan absorpsi air perkutan mencegah hilangnya air ke atmosfer. Oleh

CDK-245/ vol. 43 no. 10 th. 2016 739


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

DAFTAR PUSTAKA :
1. Chen S. Health-related quality of life in dermatology: Introduction and overview. Dermatol Clin. 2012;30:205-8.
2. Basra M, Fenech R, Gatt R, Salek M, Finlay A. The dermatology life quality index 19942007: A comprehensive review of validation data and clinical results. Br J
Dermatol. 2008;159:997-1035.
3. Finlay A, Khan G. Dermatology life quality index (DLQI)a simple practical measure for routine clinical use. Clin Exp Dermatol. 1994;19:210-6.
4. Yalcin B, Tamer E, Toy GG, Oztas P, Hayran M, Alli N. The prevalence of skin diseases in the elderly: Analysis of 4099 geriatric patients. Int J Dermatol. 2006; 45:6726.
5. Legiawati L, Yusharyahya SN, Margaretha S. The incidence of dermatology disease at geriatric dermatology clinic, Department of Dermatovenereology, Universitas
Indonesia, Ciptomangunkusumo Hospital in 2008-2013. Presentasi poster. Pertemuan Ilmiah Tahunan PERDOSKI di Balikpapan, 2015.
6. Haroun MT. Dry skin in the elderly. Geriatrics & Aging 2003;6:41-4.
7. White-Cu EF, Reddy M. Dry skin in the elderly: Complexities of a common problem. Clin Dermatol. 2011;29:3742.
8. Yannas I. Tissue and organ regeneration in adults. New York: Springer-Verlag; 2001.
9. Farage MA, Miller KW, Elsner P, Maibach HI. Structural characteristics of the aging skin: A review. Cutan Ocul Toxicol. 2007; 26: 343-57.
10. Farage MA, Miller KW, Berardesca E, Maibach HI. Clinical implications of aging skin: Cutaneous disorders in the elderly. Am J Clin Dermatol. 2009; 10: 73-86.
11. Garibyan, L. Chiou AS, Elmariah SB. Advanced aging skin and itch: Addressing an unmet need. Dermatol Ther. 2013;6:92-103.
12. Norman, RA. Xerosis and pruritus in the elderlyrecognition and management. In: Norman RA, editor. Diagnosis of aging skin diseases. London: Springer-Verlag;
2008. p.151-9.
13. Hurlow J, Bliss DZ. Dry skin in older adults. Geriatr Nurs. 2011;32:257-62.
14. Draelos ZD. Modern moisturizer myths, misconceptions, and truths. Cutis. 2013;91:308-14

740 CDK-245/ vol. 43 no. 10 th. 2016

Anda mungkin juga menyukai