DISUSUN OLEH :
CI LAHAN CI INSTITUSI
Tgl: Tgl:
1. Definisi
Ulkus dekubitus adalah luka pada kulit atau jaringan lunak yang terbentuk
karena tekanan berkepanjangan pada area tubuh tertentu .Ulkus dekubitus atau
luka tekan merupakan kerusakan kulit dan jaringan lunak akibat tekanan terus-
menerus pada area tonjolan tulang. Kejadian ulkus dekubitus banyak ditemukan
pada usia lanjut dengan kondisi imobilisasi. Dekubitus merupakan masalah yang
sering ditemukan pada lansia imobilisasi. Dekubitus berdampak pada penurunan
kualitas hidup lansia. Seringkali dekubitus menimbulkan komplikasi infeksi yang
bila pengelolaanya tidak adekuat bisa mengakibatkan bakteriemia hingga
menyebabkan kematian (Sulidah & Susilowati, 2020).
2. Anatomi fisiologis
a. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans
dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh,
paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya
sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6
minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin
D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans).
b. Dermis
c. Subkutis
d. Vaskularisasi Kulit
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan
jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi
papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu
cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat
nutrient dari dermis melalui membran epidermis (Alzamani, dkk 2023)
3. Etiologi
1. Imobilitas: Pada pasien yang tidak bergerak minimal dua jam terbaring di
tempat tidur, maka hal tersebut dapat terbentuk dasar dari ulkus dekubitus.
4. Patofiliogi
a. Tekanan
c. Gesekan (Friction)
d. Kelembaban
Nyeri akut
Perubahan temperatur kulit
Dekubitus
Anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
(Febriana, 2018).
6. Manifestasi klinik
1. Stadium 1:
7. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat timbul jika ulkus dekubitus tidak segera
ditangani, yaitu:
b. Infeksi tulang dan sendi, akibat penyebaran infeksi dari kulit dan jaringan
lunak
(Iin, 2019).
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
9. Penatalaksanaan
Pemeriksaan dengan cara inspeksi, visual, dan taktil pada kulit. Observasi
dilakukan untuk menentukan karakteristik kulit normal pasien dan setiap area
yang potensial atau aktual mengalami kerusakan. Tanda peringatan dini yang
menunjukkan kerusakkan jaringan akibat tekanan adalah lecet atau bintil-
bintil pada area yang menanggung beban berat tubuh mungkin disertai
hiperemia.
2. Mobilisasi
Pasien harus memiliki rentang gerak yang adekuat untuk bergerak secara
mandiri ke bentuk posisi yang lebih terlindungi. Lakukan perubahan posisi
setiap 2 jam untuk menghilangkan tekanan yang dialami sehingga luka
dekubitus tidak bertambah luas.
3. Status nutrisi
4. Nyeri
5. Infeksi
10. Pencegahan
1. Perawatan kulit
c. Menjaga pakaian dan seprei tetap kering dan bersih seta hindari kulit
dari keringat urin.
d. Periksa kulit setiap hari, terutama pada bagian yang menonjol serta
selalu perhatikan apakah terdapat warna kemerrahan atau perubahan
pada temperature kulit.
e. Menganjurkan untuk melaukan pijat pada kulit agar dapat membantu
sirkulasi dan kenyamanan.
2. Hindari memijat pada bagian tulang yang menonjol
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat Kesehatan
Kaji apakah klien memiliki penyakit penyerta seperti DM, CVA, atau
fraktur.
Kaji riwayat keehatan masa lalu klien apakah menderita penyakit kronis,
apakah klien merokok atau mengonsumsi narkoba ataupun diagnose medis
seperti fraktur panggul, stroke, diabetes, penyakit jantung, kanker maupun
amputasi.
c. Status fisiologis
a) Pola nutrisi
b) Pola eliminasi
Produksi urine biasanya dalam batas normal, tidak ada keluhan pada
sistem perkemihan namun pada beberapa kasus komplikasi dengan
penyakit penyerta seperti DM, maka produksi urine harus dikaji mulai
dari frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses maupun urine
d) Aktifitas sehari-hari
e) Personal hygine
d. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital dan status gizi
2) Pemeriksaan kepala
3) Pemeriksaan telinga
Catat adanya sianosis dan kesimetrisan bibir. inspeksi adanya bibir kering.
Periksa apakah terdapat karies gigi.
6) Pemeriksaan leher
8) Pemeriksaan abdomen
Kaji apakah terdapat penonjolan pada tulang dimulai dari siku, sakrum,
trochanter, pantat, pergelangan kaki serta tumit untuk mencegah resiko
terjadinya dekubitus.
10) Pemeriksaan genetalia dan anus
Kaji adanya luka pada area yang menonjol untuk mengurangi faktor
resiko terjadinya dekubitus.
e. Status Kognitif
Pada lansia daya ingat cenderung menurun. Sehingga mudah sekali lupa
akan ingatannya.
f. Status Psikososisal dan Spiritual
1) Psikologis
Meliputi persepsi lansia terhadap proses menua nya tersebut dan harapan
terhadap proses menua tersebut.
2) Sosial
3) Spiritual
Data yang didapatkan dari pasien terhadap suatu keadaan dalam dirinya.
Data ini tidak bisa ditentukan oleh perawat. Meliputi persepsi, perasaan,
serta ide pasien terhadap keadaannya. Misalnya tentang perasaan lemah,
kecemasan, kekuatan, mual, dan nyeri.
2) Data Obyektif
Alzamani, L. M. H. I., Marbun, M. R. Y., Purwanti, M. E., Salsabilla, R., & Rahmah, S.
(2022). Ulkus Kronis: Mengenali Ulkus Dekubitus dan Ulkus Diabetikum.
Jurnal Fusion, 2(02), 272-286.Herlina. (2023). Manajemen Ulkus Dekubitus
Pada Tn. A. Professional thesis, Universitas Muhammadiyah Malang.
Febrina, Amelia. 2018. Penyakit Bedah-Umum Ulkus Dekubitus. Alomedika
Iin Novita Nurhidyati Mahmuda (2019) Pencegahan Dan Tatalaksana Dekubitus Pada
Geriatri
National Pressure Ulcer Advisory Panel. (2019). Pressure ulcers: incidence, economics,
riskassessment. Consensus Development Conference Statemen
Packer CF, Ali SA, Manna B. (2020). Diabetic Ulcer. In: Stat Pearls. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI.Jakarta Selatan.
Sasqia, Trizolla (2020) Profil Pasien Geriatri dengan Ulkus Dekubitus yang dirawat di
RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016-2019. Diploma thesulidah,
Setiati, S., Laksmi, P. W., & Fitriana, I. (2019). Teknik Perawatan Luka Dekubitus
Pada Lansia. (Patent No. EC00201930677).
Sharma S. Zaidi SRH, (2021). Decubitus Ulcer. In: StatPearls. TreasureIsland (FL):
StatPearls Publishing
Sulidah dan susilowati. (2020). Pengaruh Tindakan Pencegahan Terhadap Kejadian
Dekubitus Pada Lansia Imobilisasi. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu
Kesehatan. Vol 15, No 3.