Anda di halaman 1dari 10

Psikopatologi

Sejarah Psikopatologi

Demonology Awal

a. Demonology merupakan suatu doktrin yang menyebutkan bahwa perilaku abnormal


seseorang disebabkan oleh pengaruh roh jahat atau kekuatan setan. Masyarakat saat itu
meyakini bahwa kekuatan roh atau setan dapat merasuk ke dalam tubuh seseorang dan
mengontrol pikiran serta tubuh orang tersebut.

b. Demonology ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani.

c. Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan
pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Mereka menggunakan nyanyian mantra atau siksaan
terhadap objek tertentu, bisa binatang atau manusia. Metode tersebut dinamakan exorcism.

Penjelasan fisiologis awal terhadap gangguan mental pada masa Roma dan Yunani
Kuno.

a. Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern)


memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang
berkembang pada masa Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan
gangguan mental sebagai bentuk hukuman.

b. Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam mempengaruhi pikiran,


perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat kesadaran, pusat intelektual dan
emosi. Sehingga jika cara berpikir dan perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti
ada suatu masalah pada otaknya (otaknya terganggu).

c. Hippocrates merupakan pelopor somatogenesis suatu ide yang menyebutkan bahwa


kondisi soma (tubuh) mempengaruhi pikiran dan perilaku individu. Jika soma (tubuh)
seseorang terganggu, maka pikiran dan perilakunya juga akan terganggu. Kebalikannya, yaitu
psychogenesis suatu keyakinan bahwa segala sesuatu tergantung kepada kondisi psikis
individu.

d. Hippocrates mengklasifikasikan gangguan mental ke dalam tiga kategori yaitu mania,


melancholia dan phrentis (demam otak). Ia yang lebih percaya pada hal-hal yang bersifat
natural daripada supranatural percaya bahwa suatu pola hidup tertentu akan mempengaruhi
kesehatan otak dan tubuh.

e. Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan
naturalistik tentang gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Disamping itu,
keduanya mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi
para penderita gangguan mental.
Jaman Kegelapan (The Dark Ages)dan kembalinya demonology

1. Kematian Galen (130 200 M), sebagai dokter terakhir pada masa klasik Yunani
menandai dimulainya Jaman Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi
tentang perilaku abnormal. Setelah runtuhnya Roma dan Yunani, peradaban manusia
mengalami kemunduran.

2. Pada Jaman Pertengahan dan Renaissance (400 1500 M), kalangan gereja dan
Kristen meluaskan pengaruhnya melalui dunia pendidikan dan misionaris agama
menggantikan budaya klasik kala itu. Termasuk dalam hal menangani penderita
gangguan mental. Saat itu gangguan mental kembali dihubungkan dengan pengaruh
spiritual dan supranatural.

3. Para pastur menangani penderita gangguan mental dengan berdoa atau menyentuhnya
dengan menggunakan benda-benda yang dianggap keramat atau juga memberinya
ramuan yang harus diminum pada saat fase bulan mulai mengecil. Sedangkan
keluarga penderita percaya dan membawanya ke pastur karena takut dan mempunyai
takhyul bahwa penderita terkena pengaruh setan.

4. Penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir. Mereka dianggap bersekutu
dengan setan dan menentang Tuhan.

5. Tahun 1484, Pope Innocent VIII meminta kepada para pendeta di Eropa untuk
mencari para tukang sihir. Kemudian dua tahun kemudian setelah dia mengirim dua
pendeta ke Jerman, akhirnya dikeluarkan buku petunjuk yang diberi nama Malleus
Maleficarum untuk melakukan perburuan tukang sihir (witch hunts).

6. Buku ini berisi tentang berbagai tanda untuk mendeteksi tukang sihir seperti bercak
merah atau daerah rawan pada kulit tukang sihir. Bercak tersebut menurut buku
panduan itu, diduga dibuat oleh setan dengan cakarnya sebagai tanda perjanjian
antara tukang sihir itu dengan setan.

7. Para tukang sihir yang tertangkap dan tidak mengaku akan disiksa dan dipenjara
seumur hidup bahkan sampai menjalani eksekusi mati.

8. Witch hunting mulai mereda pada abad 17 dan 18. Di Spanyol pada tahun 1610,
berbagai tuduhan terhadap tukang sihir yang ditangkap dinyatakan batal. Tuduhan
tersebut harus disertai dengan bukti-bukti yang independen, tidak dibenarkan adanya
penyiksaan serta barang-barang milik tukang sihir tersebut tidak akan disita.

9. Di Swedia, pada tahun 1649, Queen Christina memerintahkan untuk membebaskan


semua tukang sihir kecuali mereka yang benar-benar terbukti melakukan
pembunuhan.

10. Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis XIV mengeluarkan dekrit tentang pembebasan
tukang sihir.

11. Eksekusi terakhir terhadap tukang sihir dilakukan di Swiss pada tahun 1782.
12. Sampai akhir Jaman Pertengahan, semua penderita gangguan mental dianggap sebagai
tukang sihir. Dalam pengakuannya beberapa dari mereka mengaku mempunyai
hubungan dengan setan, melakukan hubungan seksual dan sering berkumpul dengan
kelompok roh atau setan. Hal itu dalam pandangan abnormal diinterpretasi mungkin
para tukang sihir tersebut mengalami halusinasi atau delusi dan beberapa dari mereka
didiagnosis mempunyai gangguan psikosis.

Pembangunan Asylums selama Renaissance (Jaman Pencerahan)

a. Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai dilakukan pemisahan dengan serius antara
penderita gangguan mental dari kehidupan sosialnya. Disana dibangun suatu tempat
penampungan yang disebut Asylums. Di asylums itu ditampung dan dirawat penderita
gangguan mental dan para gelandangan. Mereka dibiarkan untuk tetap bekerja dan tidak
diberi suatu aturan hidup yang jelas.

b. Tahun 1547, Henry VIII membangun Londons Hospital of St. Mary of Bethlehem
(kemudian terkenal dengan nama Bedlam), sebagai rumah sakit pasien gangguan
mental. Kondisi di Bedlam saat itu cukup menyedihkan dimana disana suasananya
sangat bising dan membingungkan serta kemudian Bedlam berkembang menjadi
hiburan masyarakat untuk mencela dan menonton tingkah laku orang sakit jiwa
tersebut. Bedlam sendiri kemudian menyediakan tiket untuk dijual kepada
masyarakat.

Gerakan Reformasi : the insane as sick

1. Konsep baru tentang gangguan dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika
dan Perancis sebagai bagian dari proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme,
humanisme dan demokrasi politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang
sakit.

2. Tokoh di Eropa kemudian ikut menyuarakan hal itu. Misalnya Chiarugi di Italia dan
Muller di Jerman menyuarakan tentang treatment rumah sakit yang lebih humanis.
Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini dipelopori oleh Phillipe Pinel (1745
1826).

3. Pinel kemudian memulai pekerjaannya dari asylums di Paris yang bernama La


Bicetre. Pinel merupakan figur yang mempelopori gerakan treatment yang lebih
humanis (manusiawi) terhadap penderita gangguan mental. Ia membebaskan pasien di
La Bicetre dari ikatan rantai dan pasung kemudian memperlakukannya sebagai
seorang yang sakit dan tidak diperlakukan seperti seekor hewan sebagaimana
dilakukan di La Bicetre.

4. Beberapa pasien yang awalnya tidak terawat kemudian dapat terlihat lebih tenang.
Mereka juga bebas berjalan-jalan di rumah sakit tanpa ada kecenderungan untuk
menyakiti orang lain. Selain itu, di ruangan mereka di bawah tanah, dipasang
penerangan dan sistem peredaran udara (ventilasi). Setelah beberapa tahun menjalani
perawatan yang lebih manusiawi, beberapa pasien dapat pulih kembali dan keluar dari
La Bicetre.

5. Pinel berpendapat bahwa rumah sakit seharusnya merupakan tempat untuk treatment
bukan untuk mengurung. Menurutnya, pasien gangguan mental pada dasarnya adalah
orang normal yang selayaknya didekati dengan perasaan iba, memahami mereka serta
diperlakukan sesuai dengan martabatnya sebagai individu. Pinel juga menentang
adanya hukuman dan pengusiran bagi para penderita gangguan mental. Pinel
kemudian juga mengajukan studi ilmiah dan kategorisasi penyakit mental, melakukan
pencatatan kasus, riwayat hidup dan studi terhadap metode treatment. Ia kemudian
menyebutkan bahwa beberapa kondisi psikosis mungkin merupakan faktor
psikogenesis.

6. Semangat Pinel diteruskan oleh British Quakers yang membangun asylums for the
insane yang pada waktu itu berkonotasi sebagai tempat pengungsian dan tempat
istirahat. Pada awal abad 19, rumah sakit di Amerika dan Inggris menekankan moral
treatment untuk memulihkan kesehatan mental melalui inspirasi spiritual, studi dan
perhatian yang penuh kebajikan (benevolent care).

7. Pertengahan abad 20, perhatian diarahkan dalam pengembangan therapeutic


millieus dan merubah rumah sakit dari custodial (model tahanan) menjadi
therapeutic agency. Tetapi terjadi kemunduran dalam masalah perawatan dalam
rumah sakit pada keadaan dehumanisasi seperti yang ditentang Pinel. Kondisi yang
buruk tersebut diungkap oleh Dorothy Dix dan Clifford Beers pada awal abad 20
dan oleh Deutcsh (1949) yang menunjukkan bagaimana masyarakat menolak orang
sakit jiwa dan memperlakukan orang sakit jiwa secara tidak layak. Pada berbagai
rumah sakit pemerintah, Bedlam terus hidup hingga sekarang. Demikian juga
pandangan masyarakat yang walaupun secara eksplisit mengatakan insane as sick
tapi seringkali perlakuan yang ditampakkan justru menunjukkan insane as subhuman
/ possessed (kesurupan).

Psikopatologi

Psikopatologi adalah kajian ilmiah mengenai gangguan-gangguan psikologis.Professional


yang bekerja di bidang ini meliputi psikolog klinis dan konseling, psikiater, pekerja sosial-
psikiatrik, dan perawat psikiatrik, maupun terapis perkawinan dan keluarga serta konselor
kesehatan mental.

Psikopatologi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu neorosis dan psikosis,
dimana keduanya merupakan bentuk dari kekalutan mental disorder yaitu suatu bentuk
gangguan dan kekacauan fungsi mental (kesehatan mental), sebab kegagalan mereaksi
ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau struktur pada satu bagian,
organ, dan sistem kejiwaan.
1. Neurosis

Neurosis ada1ah bentuk kekacauan atau gangguan mental yang 1unak atau tidak berbahaya,
ditandai oleh (1) peng1ihatan diri yang tidak 1engkap terhadap kesu1itan pribadi (2)
memendam banyak konflik (3) disertai reaksi kecemasan (4) me1emah atau memburuknya
atau kerusakan parsia1 sebagian dari struktur (5) sering dihingapi - namun tidak selalu -
fobia, gangguan peneernaan, dan tingkah laku obsesif-compulsif.

Disini terdapat ketidakmampuan mengontrol mekanisme pertahanan. Adptasi atau


penyesuaiaan neurotis tidak pernah sepenuhnya memuaskan dan timbul perasaan tidak cocok,
malu, dan bersalah.

Pada mulanya diartikan sebagai "ketidakberesan susunan syaraf, tetapi para psikolog
akhirnya mengubah pengertiannya dengan "gangguan-gangguan yang terdapat pada jiwa
seseorang". Penyebab neurosis bukan hanya ketidakberesan syaraf,tetapi juga ketidakberesan
sikap, perilaku atau aspek seseorang.i" Dengan demikian neurosis dianggap sebagai suatu
penyakit mental yang belum begitu mengkhawatirkan, karena baru masuk dalam ketegori
gangguan-gangguan, baik diakibatkan oleh susunan syaraf maupun kelainan perilaku, sikap
dan aspek mental lainnya. Pada kasusu neurosis ini tidak terdapat disorganisasi kepribadian
yang serius dalam kaitannya dengan realitas eksternal atau dunia luar. Biasanya penderita
mempunyai sejarah hidup penuh kesulitan, tekanan-tekanan batin, dan peristiwa- peristiwa
traumatis luar biasa. Atau dia pernah mengalami kerugian psikis besar, karena tidak pernah
mendapatkan kasih sayang sejak usia sangat muda, mac ammacam simptom mental yang
patologis atau menimbulkan macam-macam bentuk gangguan mental.

Sedangkan gejala-gejala neurosis diantaranya adalah :

a. Histeria yaitu gangguan atau disorder psikoneurotik yang khas ditandai oleh emosialitas
ekstrim, mencakup macam-macam gangguan fungsi psikis, sensoris, motorisvasomotor
(sarat-sarat yang membesarkan atau mengecilkan pembuluhpembuluh darah) dan alat
pencernaan sebagai produk dari represi terhadap macam-macam konflik dalam kehidupan
kesadaran.

b. Bentuk-bentuk dissosiasi.

1) Fugue, merupakan pelarian amnestik, yaitu usaha melarikan diri disertai kondisi
amnesia (kehilangan ingatan) dan ada kondisi dissosiasi dengan lingkungan.

2) Samnabulisme (sleepwalking - tidur berjalan) yang disebabkan shock-shock emosional


yang belum terselesaikan, hingga menimbulkan dissosiasi, lalu secara dramatis penggalaman
tersebut diulangi lagi dalam tidurnya.

3) Multiple personality, ialah kondisi patologis dengan kepribadian yang terbelah dalam
dua atau lebih kepribadian, masing-masing memanifestasikan diri dalam satu integrasi yang
relatif komplit dari jati dirinya dan sifatnya relative bebas (tidak terkait) dengan kepribadian
lainnya.
c. Psikastenia yaitu merupakan tipe psikoneurosa ditandai oleh reaksi-reaksi
kecemasan, dibarengi kompulsi, ide-ide fixed, obsesi dan ketegangan-ketegangan fobik
(akibat fobia).

Simptom-simptomnya:

1) Ada tingkah laku yang obsessif merasa selalu dikejar-kejar oleh pikiran yang tidak bisa
dihapuskan (berupa gambaran paksaan

2) Mengalami kompulsif-kompulsif yaitu tingkah laku paksaan untuk berbuat sesuatu


yang tidak bisa ditahan-tahan dan yang harus dilakukan.

3) Seringkali disertai fobia, yaitu ketakutan-ketakutan abnormal dan tidak riil.

4) Dibarengi rasa-rasa bersalah dan berdosa.

d. Tics (gangguan berupa gerak facial wajah)

Tics ialah kejangan (kedutan, gerenyet) otot yang kadang-kadang disertai bunyianl vokalisasi.
Tics ialah macam-macam gerak facial atau gerak muka / wajah seperti dipaksakan, berupa
gerak-gerak pengejangan yang habitual dari satu kelompok kecil otot-otot tertentu. Misalnya
berupa : mengedipkan mata secara khas, menggigit-gitit atau mungulas-ulas bibir bagian atas
dengan lidah dan lain-lain.

e. Hipokondria

yaitu suatu perhatian penuh kerisauan hati yang dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan pada
kesehatan pribadi.

f. Nerastenia

yaitu bentuk psikoneurosa ditandai oleh adanya kondisi syaraf-syaraf yang sangat lemah,
tanpa memiliki energi hidup, selalu atau terus-menerus merasa capai-lelah dan lemah yang
hebat, disertai keluhan pada fungsi-fungsi bagaian jeroan, kecemasan dibarengi perasaan-
perasaan nyeri dan sakit di bagian- bagian tubuhnya sehingga individu menjadi malas dan
segan berbuat sesuatu.

Adapun neurosis sendiri ada dua macam:

1) Neurosa Ansietasl Cemas

Ditandai oleh rasa khawatir dan cemas berlebihan, ini dapat dilihat dari adanya ketegangan
otot, agitasi, gemetar, hiperdidrosis, midriasis, takhikardia, palpitasi, dispne dan lain-lain.
Cenderung khawatir, peka terhadap pendapat seseorang, rasa rendah diri, sulit membuat
keputusan, takut membuat salah.
Sering terdapat keluhan-keluhan kelelahan, insomnia, iritabilitas, sulit
memusatkan pikiran dan gangguan pada organ atau sistem tubuh misalnya dalam nafsu
makan.

2) Neurosa Depresif

Ditandai oleh reaksi depresi yang berlebihan, ansietas diselubungi oleh kebiasaan mencela
diri dan perasaan sedih. Timbulnya didahului krisis: perceraian, patah hati, kematian orang
yang dicintai, kegagalan yang tiba-tiba atau tidak terduga-duga atau kekecewaan dalam
pekerjaan.

Yang sangat jarang terjadi adalah depresi setelah berhasil memperoleh kedudukan yang
diingini (success depression). Kesamaan antara kecemasan dan depresi adalah bahwa
keduanya dalam beberapa cara sarna-sarna merupakan bagian penting dalam menjadi
manusia. Hidup penuh teka-teki dan itu berarti hidup juga dapat dipenuhi kekecewaan dan
masalah-masalah yang tidak terselesaikan. Depresi dapat dipicu oleh banyak hal termasuk
faktor genetik, peristiwa-peristiwa hidup dan faktor-faktor psikologis.

Gejala-gejala depresi yang paling umum dan paling terlihat adalah kesedihan, kemurungan,
ini akan menetap secara terus-menerus dan ditambah kecenderungan untuk lebih sering
menangis, jika ada kejadian yang menyedihkan sedikit saja, atau bahkan tanpa merasa sedih
sarna sekali.

Gejala-gejala umum lainnya mencakup :

1. Kehilangan minat : orang-orang yang merasa depresi kehilangan minat dalam banyak
hal, bahkan dalam hobi-hobi mereka.

2. Kehilangan energi : dengan hilangnya minat, hilang juga energi segala sesuatu tampak
seperti suatu usaha besar dan terlalu menyusahkan atau menyulitkan, bahkan dalam hobi-hobi
mereka. Mereka tidak mau membaca koran, nonton TV dan mereka tidak lagi mempedulikan
hobi atau pekerjaan mereka.

3. Kehilangan konsentrasi.

4. Pikiran-pikiran yang tidak wajarl abnormal.

5. Rasa bersalah (menyalahkan diri sendiri)

6. Merasa tidak berharga.

Gejala-gejala fisik dari depresi mencakup :

a. Kehilangan se1era makan

b. Ganguan tidur, seperti mengigau, gelisah dan bangun sangat pagi.

c. Melambat secara umum (berjalan dan berbicara mungkin terasa lambat dan sulit)
d. Sembelit (keadaan melambat dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh yang
dikendalikan oleh alam bawah sadar pikiran, seperti usus)

e. Kehilangan gairah seksual (baik pria maupun wanita, dapat tidak mampu berhubungan
seks saat sedang depresi dan ini dapat meningkatkan perasaan depresi dan tidak layak
mereka)

f. Sakit kepala , sakit punggung dan rasa sakit pada wajah dan leher

Demikian tadi uraian tentang gejala-gejala depresi, namun depresi merupakan sesuatu yang
dapat dibalik keadannya atau bahkan dicegah dengan adanya waktu dan kesediaan untuk
membuat sesuatu komitmen pribadi pada pemulihan.

Ciri utama neurosis ditandai dengan (1 ) wawasan yang tidak lengkap mengenai sifat-sifat
dan kesukarannya (2) konflik (3) reaksi kecemasan (4) kerusakan parsial atau sebagian dari
kepribadiannya (5) seringkali disertai fobia, gangguan pencernaan dan tingkah laku obsesif-
kompulsif.

2. Psikosis (pribadi yang sosiopatik, pribadi yang anti sosial)

Definisi psikosis:

Psikokis adalah bentuk kekalutan mental ditandai dengan tidak adanya pengorganisasian dan
pengintegrasian pribadi. Orangnya tidak pernah bisa bertanggungjawab secara moral dengan
adaptasi sosial yang tidak normal dan selalu berkonflik dengan norma-norma sosial dan
hukum, karena sepanjang hayatnya ia hidup dalam "lingkungan sosial yang abnormal dan
immoral" yang diciptakan oleh angan-angan sendiri.

Pada galibnya, orang-orang yang mengalami psikosis itu masa mudanya minim sekali,
bahkan hampir-hampir tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari lingkungannya. Selama
lima tahun pertama dia tidak pernah merasakan kelembutan kemesraan-kasih, sehingga untuk
selama-lamanya individu yang bersangkutan kehilangan atau tidak sanggup mengembangkan
kemampuan menerima dan memberikan cinta kasih dan simpati. Maka sepanjang hidup
sampai usia dewasa dan tua , dia kehilangan perasaan sosial (sosilitas) dan rasa
kemanusiaannya. Dia tidak mampu menjalin relasi human dengan siapapun juga. perasaannya
selalu tidak senang dan tidak puas.

Jiwanya selalu diliputi rasa iri, benci, dendam, curiga, penolakan, rasa dikejar- kejar dan
dituduh. Sehingga jiwanya menjadi gelisah, tegang, penuh ketakutan; lalu menjadi kaca
balau, serta diliputi bayangan fikiran dan perasaan yang kegila-gilaan.

Terjadilah kemudian disintegrasi dan disorganisasi kepribadian , tanpa memiliki rasa sosial
dan rasa kemanusiaan yang wajar.
Psikosis ada dua jenis, yaitu:

a. Psikosa yang berhubungan dengan sindroma otak organik : yaitu psikosa yang ditandai
oleh gejala gangguan faal atau gangguan kerusakan otak seperti gangguan orientasi, daya
ingat, fungsi intelek, penilaian (judgement) dan efek.

b. Psikosa fungsionall psikogenik : mengandung semua unsur gangguan psikotik. Psikosa


fungsionall psikogenik : mengandung semua unsur gangguan psikotik. Tidak dapat
ditemukan gangguan atau kerusakan patalogikl faaljaringan otak.

Psikosa fungsional adalah penyakit mental yang parah dengan ciri khas adanya disorganisasi
proses berfikir, gangguan emosional, disorientasi waktu, ruang dan pada beberapa kasus
disertai halusinasi dan delusi.

Seringkali pasien menderita ketakutan hebat, dihinggapi depresi, delusi, halusinasi dan ilusi
optis, tidak mempunyai insight sarna sekali, mengalami regresi psikis, menderita stupor
(tidak bisa merasakan sesuatupun, keadaanyna seperti terbius). Gejala lainnya ialah sering
mengamuk, diskekerasan dan serangan-serangan maniacal, kegila-gilaan, sehingga
membahayakan sekali dan mengancam keselamatan orang lain. Juga bisa berbahaya bagi diri
sendiri, karena munculnya usaha-usaha untuk bunuh diri, sehingga mereka perlu
mendapatkan perawatan dalam rumah sakit jiwa.

Sebab-sebab psikosis fungsional:

1. Konstitusi pembawaan mental dan jasmaniyah yang herediter, yaitu diwarisi dari orang
tua atau generasi sebelumnya yang psikotis. Jumlahnya kurang lebih 50% dari semua
penderitanya.

2. Kebiasaan-kebiasaaan mental yang buruk dan mengembangkan pola-pola kebiasaan


yang salah sejak masa kanak-kanak. Ditambah dengan maladjustment parah dan
menggunakan escape mechanism dan defence mechanism yang negative Sehingga makin
banyak timbul ketegangan dan konflik internal yang serius. Dan lambat laun terjadi
disintegrasi kepribadian.

Sedangkan psikosa fungsional terdiri dari:

a. Schizofrenia

adalah bentuk kegilaan dengan disertai integrasi pribadi, tingkah laku emosional dan
intelektual yang ambiguous (majemuk) dan terganggu secara serius : mengalami regresi atau
dementia total. Pasien banyak melarikan diri dari kenyataan hidup dan berdiam dalam dunia
fantasi.

Simtom-simtom umum schizophrenia ialah sebagai berikut:


1) Simptom fisik : ada gangguan motorik berupa retardasi jasmaniah, lamban gerak-
geriknya. Tingkah lakunya jadi streotipis, yaitu kadang-kadang ada gerak-gerak motorik
lamban, tidak teratur dan kaku, atau tingkah lakunya menjadi aneh-aneh , eksentrik.

2) Simptom Psikis

a) Intelek dan ingatannya jadi sangat mundur

b) Penderita mengalami regresi atau degenerasi mental, sehingga menjadi acuh tak acuh
dan apatis, tanpa minat pada dunia sekitarnya, tanpa kontak sosial.

c) Afeksi dan perasaan kemesraannya menipis

d) Dia dihinggapi bermacam-macam angan-angan dan fikiran yang keliru , halusianasi dan
delusi.

e) Emosinya banyak terganggu.

f) Gangguan kepribadian berupa break down mental secara total

b. Psikosa Manic-depresif

Merupakan suatu bentuk penyakit mental senus berupa gangguan emosional dan suasana hati
yang ekstrim, yang terus menerus bergerak antara gembira ria, tertawa-tawa/ elatron, sampai
pada rasa depresi, sedih, putus asa. Pasien dihinggapi ketegangan afektif dan agresi yang
terhambat-hambat dengan impuls-impuls kuat akan tetapi pendek-pendek sifatnya dan tidak
bisa dikontrol atau dikendalikan.

c. Psikosa paranoia (paranoid)

Adalah gangguan mental amat serius, dicirikan dengan timblnya banyak delusi peyiksaan
atau delusi kebebasan yang "disistematisasikan" dengan kemrosotan jiwani ringan. Ada
sedikit integrasi, akan tetapi mereka selalu mengekspresikan diri dalam bentuk perilaku
membandel dan keras kepala Delusinya secara mati-matian dan membuat dirinya menjadi
tidak mampu apaapa.

Anda mungkin juga menyukai