Anda di halaman 1dari 4

1.

Model demonology

Model demonologi merupakan model yang menjelaskan perilaku abnormal dalam kaitannya
dengan kekuatan supranatural. Para arkeolog telah menemukan kerangka manusia dari zaman
batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya. Suatu interpretasi yang muncul terhadap
lubang tersebut adalah bahwa nenek moyang kita di zaman prasejarah percaya bahwa perilaku
abnormal merefleksikan serbuan dari roh-roh jahat. Kemungkinan mereka menggunakan cara
kasar yang disebut trephination. Model Trephination mengacu pada praktik yang dilakukan di
sejumlah budaya zaman prasejarah dengan cara membuat lubang pada tengkorak manusia. Hal
ini di lakukan untuk melepaskan atau membuat jalan keluar bagi roh-roh jahat yang merasuki
manusia tersebut yang menyebabkan munculnya perilaku abnormal.

2. Asal mula model medis: dalam "Cairan Tubuh yang Memicu Penyakit"

Hippocrates (460-377 SM) merupakan dokter terkenal pada Zaman keemasan Yunani. la
menentang keyakinan yang telah ada pada masanya dengan menyatakan bahwa penyakit pada
tubuh dan jiwa merupakan adalah hail dari ketidakseimbangan cairan dalam tubuh dan bukan
karena pengaruh roh jahat ataupun hal supranatural. Hipocrates menolak pengaruh roh,
dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika Anda
memotong batok kepala, maka Anda akan menemukan otak yang basah, dan
memicu bau yang amis, tetapiAnda tidak akan melihat roh, dewa atau hantu yang
melukai badan Anda. Cairan tubuh menurut sistem kepercayaan hippokratik kuno, adalah:
a. Cairan lendir = plegmatis (perlahan dan kuat).

b. Cairan empedu hitam = melankolia (keadaan depresi berat).

C.Darah = sanguinis (memiliki disposisi yang ceria).

d. Cairan empedu kuning = Koleris (tempramen atau cepat marah).

Menurut pandangan ini, seseorang akan mengalami gangguan ataupun perilaku abnormal jika
terjadi kekurangan ataupun kelebihan cairan dalam tubuh.

Meskipun kita tidak lagi menganut tori Hippocrates tentang cairan ketubuhan (lender, empedu
hitam, darah dan empedu kuning), teorinya memiliki riwayat historis yang penting karena
penyimpanganya dari demonologi. Teori in juga mengawali perkembangan model medis yang
modern, pandangan bahwa perilaku abnormal murupakan hasil dari proses biologis yang
mendasarinya.

Selain Hipocrates, ada Ascleplaides dan Galen (130-200SM) dari Romawi yang mendukung perlakuan
lebih manusiawi serta adanya perawatan di rumah sakit untuk para penderita gangguan mental.
Galen meneliti anatomi untuk menemukan jawaban tentang cara kerja dari tubuh manusia dan
pikiran manusia

3. Zaman pertengahan

Pada zaman pertengahan perilaku abnormal di anggap sebagai pengaruh dan penguasaan roh
jahat atau kerasukan iblis. Keyakinan ini dibubuhkan ke dalam ajaran Gereja Katolik Roma.
Penanganan pada perilaku abnormal adalah dengan pengusiran roh jahat (exorcism).

Metode yang digunakan meliputi berdoa, mengayun-ayunkan salib, mencambuk, memukul


bahkan tidak memberikan makan sehingga korban merasa kelaparan sampai melakukan
penyiksaan. Penerimaan pengobatan in dilakukan agar orang tersebut termotivasi untuk
menyesuaikan perilaku meraka sesuai dengan harapan sosial. Contoh lain penanganan perilaku
abnormal pada zaman pertengahan yaitu dengan tes terapung diair. Tangan dan kaki mereka
akan diikat dan di masukkan kedalam air. Jika terapung, maka orang tersebut dianggap dikuasai
oleh roh jahat dan jika tenggelam maka ornag tersebut dianggap bersih dan terbebas dari segala
kecurigaan akan adanya penguasaan roh jahat dan ilmu sihir.

4. Akhir abad 15 dan awak abafd 16

Pemisahan serius antara penderita gangguan mental dan kehidupan sosialnya mulai dilakukan pada
kurun waktu ini. Para penderita gangguan mental ditempatkan di satu tempat yang disebut Asylum.
Para penderita gangguan mental dan gelandangan ditampung disini, sebagian dirantai ke tempat
tidur dan yang lainnya berkeliaran tanpa adanya bantuan. Pada tahun 1547 dibangun London’s
Hospital of St. Mary of Bethlehem (Bedlam) yang merupakan prakarsa Henry VIII untuk menampung
pasien gangguan mental, namun rumah sakit tersebut pada akhirnya justru berkembang menjadi
pusat hiburan untuk masyarakat dengan menjual tiket untuk menonton para penghuninya yang
berperilaku aneh.

5. Abad 17-19

Para tokoh di Eropa, salah satunya adalah Phillipe Pinel mulai mengeluarkan pendapat bahwa orang yang

mengalami gangguan mental adalah orang yang sakit dan perlu adanya penanganan rumah sakit yang lebih

manusiawi. Pinel menyatakan bahwa perilaku abnormal pada orang – orang disebabkan karena mereka

menderita penyakit dan sudah seharusnya diperlakukan secara manusiawi. Para penderita perilaku

abnormal dirawat dengan belas kasih sehingga tidak lagi perlu dirantai dan dirawat di ruangan yang

berventilasi serta terkena cahaya matahari. William Tuke juga memulai gerakan yang sama di Inggris.

Begitu pula dengan Benjamin Rush (1745-1813), yang mendorong pendekatan lebih manusiawi lagi

dalam perawatan para penderita penyakit mental, kemudian ia disebut sebagai Bapak Psikiatri Amerika.

Namun, kemajuan dalam sejarah psikologi abnormal ini juga diikuti oleh beberapa penurunan, diantaranya

disebabkan oleh kelebihan kapasitas tempat perawatan dan juga kekurangan dana untuk memelihara

fasilitas perawatan tersebut.


Pertengahan abad ke 19

Ketika masyarakat menolak para penderita sakit jiwa dan memperlakukan mereka secara tidak layak,

rumah sakit mental pun menjadi tempat yang menakutkan dengan adanya jaket pengikat, borgol, tali dan

kurungan yang digunakan untuk mengekang pasien yang membahayakan.

Walaupun pembangunan Asylum mulai banyak di beberapa kota di Eropa, bangsal tempat perawatan pun

memiliki kondisi sanitasi yang minim dan juga minim perawatan, karena menganggap perilaku ini tidak

dapat disembuhkan. Dorothy Dix berusaha memperjuagkan keberadaan para penderita penyakit mental

sampai mendapatkan perhatian khusus dari negara. Ia mendirikan rumah sakit – rumah sakit jiwa di

seluruh Amerika.
Akhir abad ke 19
Gerakan revolusi dalam sejarah psikologi abnormal pada akhir abad ini mulai dilakukan. Gangguan mental

merupakan suatu yang dapat dijelaskan sebagai suatu faktor penyakit yang dsebabkanoleh faktor alami dan

dapat dijelaskan secara ilmiah. Gejala yang tampak mulai didaftar dan diklasifikasikan berdasarkan pola

gejala, dan juga mengidentifikasi dan mengklasifikasikan penyakit mental.

Hal ini dilakukan oleh Emil Kraepelin (1855-1926). Penyakit yang paling parah diberi label oleh

Kraepelin sebagai Dementia Praecox atau juga dikenal dengan istilah Skizofrenia yang diberikan Eugen

Bleuler, dan juga manic depressive psychosis. Kemudian muncul Sigmund Freud yang

memperkenalkan teori psikoanalisis klasik dan teori psikososial freud sebagai suatu teori komprehensif

yang mencoba menjelaskan perilaku normal dan abnormal.

6. Abad ke-20

Joseph von Meduna melakukan pengamatan bahwa skizofrenia sangat jarang ditemukan pada

penderita epilepsi, walaupun di kemudian hari terbukti baha teorinya tersebut tidak benar. Kemudian

pada tahun 1930-an, mulai ditemukan adanya pengobatan berupa kejut listrik dan bedah otak.

Akhirnya pada tahun 1950an, para ilmuwan memperkenalkan beberapa jenis obat yang dapat

mengendalikan beberapa gejala yang membuat orang – orang penderita gangguan psikologis berat

menjadi lemah.

Tahun 1953 American Psychological Association mengembangkan kode etik tentang bagaimana

merawat pasien yang mengalami gangguan mental. Tahun 1963, ditemukan kelompok obat

antipsikotik (phenotiazines) yang membantu menekan pola – pola perilaku paling mencolok dalam

penyakit skizofrenia sehingga pasien macam – macam skizofrenia memiliki kemungkinan untuk hidup

bebas dalam komunitas dan hidup mandiri.

Dapus :

Pengantar psikologi abnormal https://books.google.co.id/books?

hl=id&lr=&id=ZppjEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=sejarah+dan+perkembangan+psikologi+abn

ormal&ots=385q6wrC2D&sig=NUUc2ADlztomHdX-

Z41lTb27TCo&redir_esc=y#v=onepage&q=sejarah%20dan%20perkembangan%20psikologi

%20abnormal&f=false
https://dosenpsikologi.com/sejarah-psikologi-abnormal

Anda mungkin juga menyukai