Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri. Dunia industri saat ini semakin berkembang dan teknologi proses
produksi juga semakin maju. Banyak sekali alat dan mesin baru dan juga bahan-bahan kimia
yang digunakan dalam proses produksi. Kondisi seperti ini dapat mendatangkan keuntungan
bagi pembangunan ekonomi. Namun dalam melaksanakan pekerjaannya setiap tenaga kerja
berhadapan dengan faktor bahaya di tempat kerja baik fisika, kimia, biologis, ergonomi dan
psikologis yang bersumber dari berbagai peralatan, bahan, proses kerja dan kondisi
lingkungan kerja. Dampak yang dapat timbul akibat beban kerja dan potensi bahaya yang
dihadapi tenaga kerja antara lain berupa kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan
gangguan kesehatan lainnya seperti kelelahan dan ketidaknyamanan. Apabila kondisi tersebut
tidak diantisipasi maka kesehatan tenaga kerja akan terganggu sehingga produktivitas kerja
akan menurun.
K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman,
sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas
pencemaran lingkungan yang bertujuan agar produktivitas kerja meningkat sesuai Undang-
Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Ruang lingkup K3 sangat luas, antara
lain mencakup keselamatan kerja, kesehatan kerja dan ergonomi.
Mengingat pentingnya K3, telah dilakukan kunjungan ke PT. Mandom Indonesia, Tbk
untuk mengamati penerapan K3 khususnya kesehatan kerja dan ergonomi.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-
informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem
kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai
tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari
ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur, dan
lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekananya adalah pada faktor
manusia.
Para operator dalam melakukan pekerjaanya, posisi kerja mereka tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip ergonomi yaitu terlalu membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal,
alat yang terlalu kecil dan lain-lain. Sehingga dari posisi kerja operator tersebut dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu: kelelahan dan rasa nyeri pada
pinggang akibat dari posisi duduk yang tidak ergonomis tersebut, timbulnya rasa nyeri pada
bahu dan kaki akibat ketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Jenis sifat-sifat kesehatan kerja yaitu :
1. Sasaran adalah manusia
2. Bersifat medis

Salah satu perusahaan yang kami kunjungi mengenai masalah ergonomi dan kesehatan
kerja adalah PT. Mandom Indonesia,Tbk yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri kosmetik.

1.2 Dasar Hukum


UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
UU No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok tenaga kerja
UU No.3 Tahun1992 tentang pengawasan perburuhan
UUD 1945 pasal 27 ayat 2
PP no 14 tahun 1993 mengenai penyelenggaraan program jaminan social
tenaga kerja
Kepres RI no 22 tahun 1993 mengenai penyakit yang timbul karena hubungan
kerja
Permenakertrans no per 02/men/1980 mengenai pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja
Permenakertrans no per 01/men/1981 menegenai kewajiban melapor penyakit
akibat kerja
Permenakertrans no per 03/men/1982 mengenai pelayanan kesehatan kerja
Permenaker no per 01/men/1998 mengenai penyelenggaraan JPK dengan
manfaat lebih baik
Kepmenaker no keputs 333 tahun 1989 mengenai diagnosis dan pelaporan
penyakit akibat kerja
Kepmenakertrans no kepts 68/men/2004 mengenai pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
Permenakertrans no per 11/men/2005 menegenai pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika
dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
SE Menakertrans np se 01/men/1979 mengenai pengadaan kantin dan ruang
makan
SE dirjen binawas no se 86/bw/1989 mengenai perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi tenaga kerja
Keputusan dirjen binawas no kepts 57/bw/1989 mengenai tata cara dan bentuk
laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja.

1.3 Profil Perusahaan


PT Mandom Indonesia Tbk berdiri sebagai perusahaan joint venture antara Mandom
Corporation, Jepang dan PT The City Factory. Perseroan berdiri dengan nama PT Tancho
Indonesia dan pada tahun 2001 berganti menjadi PT Mandom Indonesia Tbk.
Pada tahun 1993, Perseroan menjadi perusahaan ke-167 dan perusahaan joint venture
Jepang ke-11 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Saat ini jumlah saham
Perseroan adalah 201.066.667 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500/saham.
Kegiatan produksi komersial Perseroan dimulai pada tahun 1971 dimana pada
awalnya Perseroan menghasilkan produk perawatan rambut, kemudian berkembang dengan
memproduksi produk wangi-wangian dan kosmetik. Perseroan mempunyai dua lokasi pabrik
yaitu pabrik Sunter yang khusus memproduksi seluruh produk kosmetik Perseroan sementara
pabrik Cibitung berfungsi untuk memproduksi kemasan plastik dan juga sebagai pusat
logistik. Kemasan plastik dikirim dari Cibitung ke Sunter untuk diisi kemudian barang jadi
dikirim kembali ke Cibitung dan didistribusikan melalui pusat logistik.
Merek utama Perseroan antara lain Gatsby, Pixy, dan Pucelle. Selain itu, Perseroan
juga memproduksi berbagai macam produk lain dengan merek Tancho, Mandom, Spalding,
Lovillea, Miratone, dan juga beberapa merek yang khusus diproduksi untuk ekspor.
Selain pasar domestik, Perseroan juga mengekspor produk-produknya ke beberapa
negara antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, India, Malaysia, Thailand, dan lain-lain.
Melalui UEA, produk-produk Perseroan di re-ekspor ke berbagai negara di Afrika, Timur
Tengah, Eropa Timur, dan lain-lain.
Perseroan telah menyelesaikan tahap pertama dari Rencana Manajemen Jangka
Menengah 3-Tahun (MID-1) selama periode tahun 2005-2007 dan menutupnya dengan
pencapaian penjualan sebesar Rp1 triliun. Sejak tahun 2008 Perseroan memulai Rencana
Manajemen Jangka Menengah 3-Tahun tahap kedua (MID-2) sampai dengan tahun 2010.
Pada MID-2, Perseroan menetapkan tema "Meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan
menargetkan menjadi produsen kosmetik terdiversifikasi" dengan "kosmetika wanita" dan
"bisnis ekspor" sebagai kategori penting yang akan menjadi fokus untuk dibina.
Periode Rencana Manajemen Jangka Menengah 3-Tahun tahap ketiga (MID-3)
berlangsung selama tahun 2011-2013 dimana Perseroan mengusung visi "Menuju Asia
Global Company yang berbasis di Indonesia". Pada akhir periode MID-3, penjualan
Perseroan ditargetkan mencapai Rp2 triliun.

1.4 Jumlah Karyawan

PT. Mandom Indonesia Tbk. Memiliki karyawan kurang lebih 1500 orang termasuk
staff dan di tambah pegawai magang. Jam kerja pegawai dilaksanakan pada hari Senin
Jumat pukul 08.00-16.50 WIB. Waktu istirahat di bagi tiga shift yaitu masing-masing pukul
11.30 WIB, 12.00 WIB, dan 12.30 WIB.

1.5 Pelaksanaan K3 di Perusahaan

K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman,
sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas
pencemaran lingkungan yang bertujuan agar produktivitas meningkat sesuai undang-undang
No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Seperti kita ketahui bahwa kecelkaan kerja
bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja dan
pengusaha tetapi dapat juga mengganggu proses produksi secara menyeluruh dan merusak
lingkungan yang akhirnya berdampak kepada masyarakat luas. Karena itu perlu dilakukan
upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja secara maksimal.
Kesehatan kerja sendiri mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial, dengan
usaha-usaha promotif, preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja seta terhadap
penyakit-penyakit umum.
Ergonomi merupakan pendekatan multi dan interdisiplin yang berupaya menserasikan
alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan kebolehan dan batasan tenaga kerja
sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat, selamat, aman, nyaman dan efisien. Dalam hal ini
ergonomi juga berupaya menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja
sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu ergonomi dan K3
perlu diterapkan di semua tempat kerja untuk meningkatkan dan keselamatan kerja tenaga
kerja guna meningkatkan produktivitas kerja tenaga kerja.
Menyadari pentingnya ergonomi dan K3 bagi semua orang dimanapun berada
maupun bekerja, serta adanya persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan di era
globalisasi ini maka mau tidak mau upaya untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan
kerja harus menjadi prioritas dan komitmen semua pihak baik pemerintah maupn swasta dari
tingkat pimpinan sampai sampai ke seluruh karyawan dalam manjemen perusahaan. Dengan
tingkat kesehatan dan kesekamatan kerja yang baik jelas mangkir kerja karena sakit akan
menurun, biaya pengobatan dan perawatan akan menurun, kerugian akibat kecelakaan kerja
akan berkurang, tenaga kerja akan mampu bekerja dengan produktivitas yang lebih tinggi,
keuntungan akan meningkat dan pada akhirnya kesejahteraan karyawan maupun pemberi
kerja akan meningkat.
Pada tanggal 21 Agustus 2014, kami telah melakukan kunjungan ke PT. Mandom
Indonesia Tbk. Yang bergerak dibidang kosmetik dan wangi-wangian.
Dalam kunjungan tersebut kami mendapatkan beberapa hal yang menjadi pusat
perhatian kami yang berkaitan dengan ergonomic dan penerapannya di tempat kerja sehingga
dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan kami. Dan bersama ini kami juga mengucapkan
terima kasih atas perkenaan dan arahan yang telah diberikan oleh . Mandom Indonesia Tbk.
1.6 Alur Produksi
Pertama-tama menyediakan bahan baku untuk isi dan kemasan. Sebelum
digunakan bahan baku di simpan di gudang, lalu oleh kantor produksi dibuatkan jumlah dan
jadwal produksi. Setelah ada jadwal, bahan baku di olah dan dikerjakan di bagian masing-
masing, yaitu untuk bahan baku isi di olah dan dikerjakan di bagian pembuatan isi dan bahan
baku kemasan di olah dan dikerjakan di bagian kemasan. Setelah semua selesai dikerjakan
maka barang produksi akan diperiksa di bagian kontrol kualitas untuk memeriksa dan
memastikan barang yang telah jadi aman dan siap untuk di produksi. Setelah lulus di bagian
kontrol kualitas barang produksi selanjutanya di kirim ke bagian logistik di Cibitung

1.7 Landasan Teori


1.7.1 Kesehatan Kerja
Program keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebuah rencana tindakan yang
dirancang untuk mencegah kecelakaan dan penyakit kerja. K3 melakukan semua fungsi
fungsi manajemen secara utuh yaitu :
1. Menyusun rencana kerja pencegahan dan mengatasi kasus kecelakaan dan penyakit
kerja
2. Menyusun organisasi K3 dan menyediakan alat perlengkapannya
3. Melaksanakan berbagai program termasuk antara lain
a. Menghimpun informasi dan data kasus kecelakaan secara periodic.
b. Mengidentifikasikan sebab-sebab kasus kecelakaan kerja,
c. Menganalisa dampak kecelakaan kerja bagi pekerja sendiri, bagi pengusaha
dan bagi masyarakat pada umumnya.
d. Merumuskan saransaran bagi Pemerintah, Pengusaha dan Pekerja untuk
menghindari kecelakaan kerja,
e. Memberikan saran mengenai system kompensasi atau santunan bagi
mereka yang menderita kecelakaan kerja.
f. Merumuskan sistem dan sarana pengawasan, pengamanan lingkungan
kerja, pengukuran tingkat bahaya, serta kampanye menumbuhkan
kesadaran dan penyuluhan keselamatan dan kesehatan kerja
4. Melakukan pengawasan program.
Dessler (1992) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja
diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu :
a. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan
dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan.
Mereka melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan
keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
b. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang
mengatur ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman terhadap
pihak-pihak yang melanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para
supervisor dapat ditahan apabila ternyata bertanggung jawab atas
kecelakaan dan penyakit fatal.
c. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan
dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi
kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti
rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

1.7.2 Ergonomi
A. Ergonomi Kerja
Ergonomi berasal dari bahasa yunani yaitu Ergon (kerja) danNomos (hokum
alam) maksudnya adalah ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup
dan bekerja dalam sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan
melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Ergonomi berkenaan juga
dengan optimasi, efisiansi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di
tempat kerja, di rumah dan di tempat rekreasi.
Dalam ilmu ergonomi dikenal jargon Fitting the Task to the Person and Fitting
The Person To The Task. Maksudnya adalah penyesuaian pekerjanya dan
penyesuaian pekerja dengan pekerjaannya. Yaitu sebuah sistem kerja yang mengatur
sedemikian rupa agar pekerja merasa aman dan nyaman dalam bekerja.
B. Musculosceletal Disorders (MSDs)
Musculoskeletal disorders (MSDs)atau gangguan otot rangka merupakan
kerusakan pada otot,saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago, dan discus
invertebralis. Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot, inflamasi, dan
degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa memar, mikro faktur,
patah, atau terpelintir. MSDs terjadi dengan dua cara:
1. Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi atau periode
waktu yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan atau usaha yang
terus menerus dari bagian tubuh yang sama meliputi posisi tubuh yang statis.
2. Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat atau
pergerakan yang tak terduga
BAB II
PELAKSANAAN

2.1 Tanggal dan Waktu Pengamatan


Walk trough survey dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2014. Dilaksanakan mulai
pukul 10.00 sampai dengan pukul 12.00.

2.2 Lokasi Pengamatan


Pabrik PT. Mandom Indonesia, Jalan Yos Sudarso, By Pass PO BOX 1072, Jakarta
Pusat, 14010, Indonesia.

2.3 Dokumen Pengamatan


Peserta tidak diperkenankan mengambil gambar di lokasi produksi PT. Mandom
Indonesia, Tbk.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Sesuai dengan Permenakertrans No. 03 Tahun 1982 Pasal 3 bahwa setiap tenaga kerja
berhak mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja, dan pengurus wajib memberikan
Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
pasal 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor : PER-01/MEN/1998 menyatakan bahwa
Perusahaan yang menyelengarakan sendiri pemeliharaan kesehatan dapat dengan cara :
a. Menyediakan sendiri atau bekerjasama dengan fasilitas Pelaksana Pelayanan
Kesehatan (PPK).
b. Bekerjasama dengan badan yang menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan; dan
c. Bersama beberapa perusahaan menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan.

Kaitan dengan implementasi peraturan Menakertrans tersebut PT. Mandom Indonesia,


Tbk telah menyediakan fasilitas kesehatan berupa satu buah klinik perusahaan dan apotik
yang dilayani oleh dua orang dokter, dan dua orang paramedis. Klinik tersebut beroperasi
setiap hari Senin sampai Jumat dengan jam operasional antara pukul 10.00 s.d. 12.00 WIB
untuk hari Senin, Rabu, Jumat dan pukul 14.00 16.00 untuk hari Selasa dan Kamis.
Klinik di PT.Mandom Indonesia,Tbk berukuran kurang lebih 3x5 meter dengan tinggi
kurang lebih 3 meter. Terdapat 1 tempat tidur untuk pemeriksaan ibu hamil, 1 tempat tidur
untuk pemeriksaan umum, 1 ruang untuk pojok ASI, 1 meja dokter, 1 meja paramedis,
beberapa lemari obat serta 1 buah tempat sampah medis dan 1 tempat sampah non medis.
Obat-obatan yang tersedia di klinik antara lain obat generik dan obat paten.
Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya ialah asuransi yang dikelola sendiri dibawah
bagian HRD dengan fasilitas rawat inap 25-30 juta per tahun per orang, dengan jaminan
asuransi maksimal 3 anak.

Dalam Pasal 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor : PER-01/MEN/1998 mengenai


paket jaminan pemeliharaan kesehatan dengan manfaat lebih baik daripada jaminan
pemeliharaan kesehatan dasar Jamsostek yang diberikan kepada tenaga kerja dan keluarganya
sekurang-kurangnya meliputi :
a. Rawat jalan tingkat pertama;
b. Rawat jalan tingkat lanjutan;
c. Rawat inap;
d. Pemeriksaan kehamilan dan persalinan;
e. Penunjang diagnostik;
f. Pelayanan khusus; dan
g. Gawat darurat.

Program Kesehatan Kerja dan Ergonomi

1. Promotif
Perusahaan mengadakan seminar rutin setiap tahunnya sebanyak satu atau dua kali
mengenai penyakit seperti Tuberkulosis dan Diabetes Melitus.
Terdapat beberapa poster yang berisi ajakan untuk mencuci tangan, imunisasi,
anjuran bersalin dibantu oleh tenaga kesehatan, dan tata cara menggunakan alat
pelindung diri yang baik dan benar.
2. Preventif
Perusahaan rutin melakukan medical check up dua kali dalam setahun
Perusahaan memberikan alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan.
3. Kuratif
Klinik perusahan memiliki persediaan obat yang cukup untuk menangani 10 kasus
penyakit tersering yang terdapat di perusahaan.
Perusahaan berkerjasama langsung dengan Rumah Sakit Royal Progress Jakarta.

4. Rehabilitatif
Klinik perusahaan memberikan obat bagi pasien dengan penyakit degeneratif
seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi.
Pencegahan HIV/AIDS dan Narkoba

Menurut keterangan yang disampaikan oleh paramedis PT. Mandom Indonesia Tbk,
didapatkan informasi bahwa pencegahan HIV dan Narkoba tidak dilakukan secara spesifik
oleh perusahaan. Penyuluhan pernah dilakukan 1 (satu) kali dan tidak rutin. Screening HIV
dan Narkoba terhadap Tenaga Kerja juga tidak pernah dilakukan PT. Mandom Indonesia Tbk.

Pemeriksaan Awal, Berkala, dan Khusus

Adapun pelayanan kesehatan kerja di PT. Mandom, Tbk, diantaranya adalah


poliklinik. Pelayanan kesehatan kerja bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan akibat
kerja, akan langsung dibawa ke poliklinik untuk ditangani dengan segera. Jika penyakit
berlanjut maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat, yakni rumah sakit Antam di
daerah Pulogadung Jakarta.

Untuk biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan melalui asuransi.


Pemeriksaan kesehatan kerja di PT. Martina Berto, Tbk, terdiri atas pemeriksaan kesehatan
awal, berkala dan khusus. Pemeriksaan kesehatan kerja ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan:

1. Pemeriksaan Kesehatan Kerja Awal


- Dilakukan oleh dokter pemeriksa kesehatan kerja sebelum tenaga kerja diterima
sebagai karyawan di PT Martina Berto, Tbk
- Tujuan dari pemeriksaan awal ini antara lain:
o Berada dalam kondisi kesehatan yang optimal
o Tidak menderita penyakit menular
o Sesuai kemampuan fisik pekerja dengan keahlian yang dimiliki

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala


- Dilakukan pada waktu tertentu saja
- Tujuan dari pemeriksaan berkala ini antara lain:
o Mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja
o Menilai kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan sedini mungkin

3. Pemeriksaan Kesehatan khusus


- Dilakukan secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu

Kesesuaian Pekerja dengan Alat


Dari pengamatan singkat kami di PT. Mandom Indonesia, Tbk. secara umum
ergonomic pada perusahaan tersebut sudah sesuai, namun pada proses pengemasan bedak
terlihat posisi duduk pekerja tidak ergonomic karena tidak ada sandaran tempat duduk
sehingga posisi pekerja tampak membungkuk dan pekerja melakukan posisi yang monoton
selama jam kerja.

Program Pemenuhan Gizi Pekerja, Kantin/ Ruang Makan

PT Mandom Indonesia, Tbk memiliki satu kantin besar di luar untuk karyawan.
Kebutuhan makan karyawan menggunakan jasa catering dari luar. Karyawan PT. Mandom
Indonesia, Tbk mendapatkan makan siang dengan pemenuhan gizi yang seimbang serta susu
juga diberikan sebagai tambahan untuk karyawan. Menurut narasumber, dokter perusahaan
juga ikut serta dalam mengawasi pemenuhan gizi di kantin untuk para karyawan. Walaupun
kantin yang ada tergolong besar karena jumlah karyawan PT Mandom Indonesia, Tbk
berjumlah 1500 orang, pemberian makan siang dibagi menjadi 3 yaitu : pukul 11.30, 12.00,
dan 12.30. untuk karyawan dengan penyakit tertentu seperti Diabetes Melitus atau Tifoid
akan mendapatkan diet khusus dari dokter perusahaan.

10 Besar Penyakit Pada Pelayanan Kesehatan

Dari keterangan narasumber di klinik perusahaan tersebut didapatkan sepuluh besar


penyakit tersering adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), Hipertensi, Arthritis (nyeri
sendi), Gastroenteritis, Dermatitis, Headache (sakit kepala), Diabetes Melitus (kencing
manis), Karies gigi dan radang gusi, dan Dispepsia (magh). Saat dilakukan diskusi diketahui
bahwa ISPA merupakan yang tertinggi di perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan penyakit
tersebut mudah menular dari satu tenaga kerja ke tenaga kerja lainnya.

Penyakit Akibat Kerja yang Sering Terjadi


Menurut narasumber, ditemukan adanya Occupational Diseases atau penyakit yang
secara spesifik diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja yaitu Arthritis. Penyakit ini
adalah salah satu penyakit yang sering dikeluhkan.

Sarana P3K

Fasilitas kesehatan yang tersedia termasuk kotak P3K tersedia pada seluruh bagian
perusahaan, pada setiap bagian tersedia 1 kotak P3K lengkap dengan poster pemberitahuan.
Pada setiap bagian terdapat satu sampai dengan dua orang yang dilatih untuk menggunakan
peralatan p3k sehingga dapat menangani dalam keadaan darurat. Dalam keadaan yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut akan dibawa ke klinik perusahaan dan kemudian akan
dirujuk ke RS Islam Cempaka Putih atau RS Royal Sunter.

Personil Kesehatan

PT Mandom Indonesia Tbk. memiliki klinik dengan personil 2 orang dokter dan 1
orang perawat. Klinik tersebut buka pada jam 10.00 12.00 WIB pada hari Senin, Rabu, dan
Jumat, serta pada jam 14.00 16.00 WIB pada hari Selasa dan Kamis.

No. Unit Permasalahan Pemecahan Masalah


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sistem manajemen K3 di PT Martha Berto, Tbk. cukup baik. Namun banyak
informasi yang kami terima dari perusahaan belum lengkap dikarenakan keterbatasan
izin untuk masuk ke dalam produksi secara langsung.
Fasilitas kesehatan di PT Martha Berto hanya dilakukan 3 kali dalam satu minggu dan
tidak adanya pelayanan pemeriksaan kehamilan dan persalinan yang ditanggung pihak
asuransi.

5.2 Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan seperti dokter selalu berada di poliklinik perusahaan
selama shift atau jam kerja berlangsung.
Pertimbangan asuransi kehamilan dan persalinan mengingat hampir 70% tenaga kerja
adalah perempuan.

Anda mungkin juga menyukai