Anda di halaman 1dari 3

Tatalalaksana Dispepsia yang disertai Hipokalemia pada

Pasien Wanita Muda


Amelinda Mannuela Santoso1, Suzanna Ndraha2
1
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Divisi Gastroenteropatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta, Indonesia
2
Mahasiswa Kepaniteraan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

ABSTRAK
Pendahuluan : Dispepsia merupakan suatu sindrom (kumpulan gejala atau keluhan) yang
terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati (daerah lambung), kembung, mual,
muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa penuh. Keluhan ini tidak selalu ada
pada setiap penderita. Bahkan pada seorang penderita, keluhan tersebut dapat berganti atau
bervariasi, baik dari segi jenis keluhan maupun kualitas keluhan
Ilustrasi kasus: Nn. E 24 tahun, mual- muntah sejak 1 hari SMRS. Keluhan disertai nyeri ulu hati dan
lemas. Nyeri ulu hati semakin terasa jika pasien makan. Nafsu makan pasien menurun karena mual-
muntah. Pasien sering mengalami nyeri ulu hati tapi belum pernah separah saat ini. Pasien tidak
mempunyai riwayat penyakit apapun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium +.
dari pemeriksaan penunjang didapatkan kadar K 2,91 mEq/L. Hasil EKG kesan normal.
Diskusi :Diagnosis pada kasus ini di tegakkan karena terdapat 3 temuan yaitu mual muntah, nyeri ulu
hati, dan nyeri tekan epigastrium. Tatalaksana diberikan berguna untuk mengurangi gejala dispepsia
dan lemas serta menghindari komplikasi ulcus bahkan perforasi gaster dan aritmia jantung. Pasien
diberi sukralfat, ranitidin, granisentron, infus NaCL 0,9%+KCl 25 mEq 1 kolf/12jam. Elektrolit
diperiksa perhari.
Kesimpulan : diagnosis ini merupakan dispesia dimana didapatkan mual muntah, nyeri uluhati, dan
nyeri tekan epigastrium.
Kata kunci : Dispepsia, hipokalemia

ABSTRACT
Introduction: Dyspepsia is a syndrome (a collection of symptoms or complaints) consisting of pain
or discomfort in the pit of the liver (stomach area), bloating, nausea, vomiting, belching, full satiety,
and full stomach. This symptoms is not always present in every patient. Even in a patient, the
complaint may change or vary, both in terms of the type and quality of complaints
Case illustration: Ms. E 24 years, nauseous from 1 day of SMRS. Complaints accompanied by
heartburn and weakness. Heartburn is more felt if the patient eats. The patient's appetite decreases
because of nausea and vomiting. Patients often experience heartburn but have not been as severe
today. Patients have no history of any illness. From the physical examination was obtained epigastric
tenderness +. From the investigation was obtained potassium levels of 2.91 mEq/L. Normal
impression ECG results.
Discussion: The diagnosis in this case is upheld because there are 3 findings: nausea, vomiting,
heartburn, and epigastric tenderness. Treatment is given to reduce symptoms of dyspepsia and
weakness and avoid complications of ulcus even gastric perforation and cardiac arrhythmias.
Patients were given sucralfate, ranitidine, granisentron, infusion of NaCL 0,9% + KCl 25 mEq 1 kolf
/ 12h. Electrolytes are checked daily.
Conclusion: This diagnosis is dispesia where there is nausea vomiting, uluhati pain, and epigastric
tenderness
Keywords: dyspepsia, hipokalemia

PENDAHULUAN
Dispepsia merupakan isitilah yang digunakan untuk suatu sindrom (kumpulan gejala
atau keluhan) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati (daerah lambung),
kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa penuh. Keluhan ini
tidak selalu ada pada setiap penderita. Bahkan pada seorang penderita, keluhan tersebut dapat
berganti atau bervariasi, baik dari segi jenis keluhan maupun kualitas keluhan.1
Di Indonesia diperkirakan hampir30% kasus pada praktek umum dan 60% pada
praktek gastroenterologis merupakankasus sindrom dispepsia.1 Hal ini menunjukkan
bahwa angka kejadian sindromdispepsia cukup tinggi. Berdasarkan data profil
kesehatan Indonesia tahun 2011,sindrom dispepsia berada di urutan keenam dari 10
penyakit terbanyak pada pasienrawat inap di rumah sakit tahun 2010 dengan jumlah kasus
sebanyak 33.500.2

ILUSTRASI KASUS
Ny. E 24 tahun datang ke IGD RSUD Koja dengan keluhan mual muntah sejak 1 hari
SMRS. Muntah diawali dengan mual-mual. Muntahan berwarna kuning dan terasa pahit.
Mual dan muntah menyebabkan pasien tidak dapat makan ataupun minum karena pasien
merasa sangat mual. Keluhan ini disertai dengan nyeri ulu hati yang terasa sangat perih.
Nyeri semakin berat ketika pasien makan. Nyeri perut dirasakan hilang timbul dan akan
bertambah jika ditekan. Pasien juga mengeluh badannya terasa lemas, namun pasien masih
bisa berdiri dan berjalan. Pasien pernah merasakan nyeri ulu hati sebelumnya tetapi tidak
pernah sampai seperti gejala sekarang. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan
tidak mengkonsumsi obat apapun.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien sakit sedang dengan kesadaran compos mentis,
tekanan darah 105/65 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,6°C, pernapasan 18 x/menit. Nyeri
tekan epigastrium +. Dari hasil laboratorium didapatkan didapatkan Kalium 2.91 mEq/L.
Dari pemeriksaan EKG kesan normal
Diagnosis kerja pada kasus ini adalah dispepsia yang disebabkan oleh peningkatan asam
lambung. Diagnosis kerja hipokalemia pada pasien ini disebabkan oleh muntah-muntah.
penurunan produksi albumin dihati akibat sirosis hati. Sedangkan suspect pansitopenia dapat
disebabkan oleh hipersplenisme pada sirosis hati. USG telah direncanakan untuk memastikan
dispepsia pada kasus ini.
Tatalaksana untuk dispepsia pada pasien ini yaitu sukralfat sirup 3x15cc, granisentron
3mg/hari, ranitidin 2x40mg. Untuk medikasi pada pasien hipokalemia diberikan NaCl 0,9&
ditambah KCl 25 mEq/L dengan kecepatan 1 kolf/12jam. Direncanakan juga pemeriksaan
elektrolit ulang untuk menilai keberhasilan terapi hipokalemia.

DISKUSI
Dispepsia merupakan suatu sindrom (kumpulan gejala atau keluhan) yang terdiri dari
nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati (daerah lambung), kembung, mual, muntah, sendawa,
rasa cepat kenyang, dan perut terasa penuh. Keluhan ini tidak selalu ada pada setiap
penderita. Bahkan pada seorang penderita, keluhan tersebut dapat berganti atau bervariasi,
baik dari segi jenis keluhan maupun kualitas keluhan.1
Penyebab dari sirosis hati sangat beraneka ragam, mulai dari gangguan pergerakan, menelan
terlalu banyak udara atau mempunyai kebiasaan makan salah, obat penghilang nyeri seperti
Nonsteroid Anti Inflamatory Drugs(NSAID) menelan makanan tanpa dikunyah terlebih dahulu,
infeksi Helicobacter pylory, pola makan tidak teratur, kebiasaan merokok, pengaruh stress dan
kecemasan.3
Pada kasus temuan gejala klinis yang muncul pada anamnesis yaitu mual, muntah, dan nyeri ulu
hati. Pemeriksaan fisik pasien ditemukan biasanya nyeri tekan epigastrium, sama seperti pada
pasien ini.
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik harus di dukung dengan temuan hasil pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaaan penunjang yang dapat dilakukan adalah endoskopi. Namun endoskopi
biasanya dilakukan jika ditemui tanda-tanda alaram. Tanda-tanda alarm ersebut tidak ditemukan pada
pasien ini sehingga tidak dilakukan pemeriksaan endoskopi. Selain endoskopi, dapat dilakukan
pemeriksaan USG. Namun pada pasien ini belum dilakukan meskipun dapat dilakukan.

Penatalaksanaan dispepsia meliputi diet yaitu makan sedikit berulang kali, makanan harus mudah
dicerna, tidak merangsang peningkatan asam lambung, dan bisa menetralisir asam HCL. Disertai
obat-obatan untuk mengatasi dispepsia adalah antasida, antagonis reseptor H2, penghambat pompa
asam (proton pump inhibitor= PPI), sitoprotektif, prokinetik, dan kadang dibutuhkan psikoterapi, atau
psikofarma (obat anti depresi atau cemas) untuk penderita yang berhubungan dengan faktor kejiwaan
seperti cemas, dan depresi.4,5

Pada kasus ini pasien akan diberikan terapi untuk dispepsia sukralfat sirup 3x15cc, granisentron
3mg/hari, ranitidin 2x40mg. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan kadar kalium yang dibawah
normal yaitu 2,91 mEq/L sehingga pasien juga didiagnosis hipokalemia dan diberikan NaCl 0,9%
ditambah KCl 25 mEq/L dengan kecepatan 1 kolf/12jam hingga kadar kalium >3mEq/L.

KESIMPULAN

Diagnosis pada kasus ini di tegakkan karena terdapat 3 temuan yaitu mual muntah, nyeri ulu hati, dan
nyeri tekan epigastrium. Tatalaksana diberikan berguna untuk mengurangi gejala dispepsia dan lemas
serta menghindari komplikasi ulcus bahkan perforasi gaster dan aritmia jantung. Pasien diberi
sukralfat, ranitidin, granisentron, infus NaCL 0,9%+KCl 25 mEq 1 kolf/12jam. Elektrolit diperiksa
perhari.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djojoningrat D. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Balai penerbit FKUI: 2014;
hal. 1805-10.
2. Kementerian Kesehatan RI: Profil kesehatan indonesia tahun 2011. Profil Kesehatan
Indonesia: 20 Februari 2018. Diunduh dari : http://doi.org/10.1073/pnas.0703993104.
3. Mapel D, Roberts M, Overhiser A, dan Mason, A. The epidemiology, diagnosis, and
cost of dyspepsia and Helicobater pylori. United States: Analysis in the Southwestern:
2012; 18(1):54– 65.
4. Hu WHC, Wong WM, , Lam CLK, Lam KF, Hui WM, Lai KC. Anxiety but not
depression determines health care-seeking behaviour in patients with dypepsia and
irritable bowel syndrome. United States: Analysis in the Southwestern : 2002; 16(12):
2081–8.
5. Ghoshal UC, Singh R, Chang FY, Hou X, Wong BCY, & Kachingtorn U.
Uninvestigated and functional dyspepsia in asia: facts and fiction. JNM: 2011; 17(3):
235-44.

Anda mungkin juga menyukai