Anda di halaman 1dari 61

Sindrom

Presentasi Kasus Nefritik


Akut

Andrey Setiawan – 11.2014.116


Pembimbing: dr. Melani R. Mantu, SpA, M.Kes
Identitas Pasien

– Nama : An. SN
– Jenis Kelamin : Perempuan
– Tanggal lahir : 12 Mei 2004
– Suku Bangsa : Jawa
– Umur : 11 Tahun 9 bulan
– Agama : Islam
– Pendidikan : SD
– Alamat : Jl. Kapuk Raya Gang Mawar RT/RW.
012/001, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat
Identitas Orang Tua

– Nama Ayah : Tn. AS – Nama Ibu : Ny. S


– Umur : 42 tahun – Umur : 36 tahun
– Pendidikan Terakhir : SMP – Pendidikan terakhir : SMP
– Pekerjaan : Buruh Pabrik – Pekerjaan : Buruh Pabrik
– Alamat : Idem dengan – Alamat : Idem dengan
Anak Anak
– Tanggal Masuk RS : 12 Februari 2016 Jam 10:54 WIB
– Tanggal Pemeriksaan : 12 Februari 2016 Jam 14:55 WIB
– Dilakukan di : Bangsal Melati Kamar 5307

– ANAMNESIS
– Diambil dari : Auto-alloanamnesis pasien dan ibu pasien
– Tanggal : 12 Februari 2016 Jam 14.55 WIB
Anamnesis

– Keluhan Utama:
– Bengkak

– Keluhan Tambahan:
– Sesak, mual, demam, buang air kecil keruh berwarna coklat kemerahan.
Riwayat Penyakit Sekarang
1 minggu 6 hari 4 hari 3 hari
SMRS SMRS SMRS SMRS

Ke Klinik 
•Bengkak Ke PKM  • Sesak/nafas
gondok terasa berat
yang semakin kerusakan
hari ginjal  RSUD • Mual (+)
Bengkak tidak
memberat Cengkareng  • BAK coklat
membaik kemerahan
RSUD Tarakan
Keluhan Saat Masuk RS

– Bengkak  Palpebra, wajah, genital dan tungkai


– Sesak ringan
– Mual (+ -)
– Demam (+ -)
– BAK warna kecoklatan (+)
– Nafsu makan baik
– Kebiasaan: kurang minum air putih, minuman es dan manis
berwarna
– Riwayat batuk pilek dan penyakit kulit 2 minggu sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Sekarang

– Imunisasi Dasar : Lengkap Sesuai Jadwal


– Persalinan : Pervaginam – Aterm

– Riwayat Tumbuh Kembang:


– Bersifat Pemalu dan pendiam didepan orang baru kenal.
– 10 bulan  jalan merembet
– 1 tahun  Jalan lancar tanpa berpegangan
– 1 tahun  bisa berbicara dan cukup dimengerti
Riwayat Penyakit Dahulu

– Keluhan Serupa sebelumnya (-)


– Batuk atau kelainan kulit sekitar 2 minggu lalu (-)
– Muntah – berak 2 kali saat usia 3 bulan dan 10 bulan.
– Cacar air (+), lupa
– Campak (-)
– Maag (+)
– Riwayat batuk lama, asma, pengobatan paru (-).
Dietary Recall
No Usia Makanan
1 0-6 bulan ASI Eksklusif selama 40 hari kemudian Susu Formula sampai 3 tahun setiap 2 jam 30-60 cc/kali
Mulai 3 bulan: Nestle Bubur Bayi 3 x 1 mangkok

2 6-7 bulan Susu Formula (Bebelac) 3 kali 120 cc/kali


Nestle Bubur Bayi 3 x 1 mangkok
3 8 bulan-1 tahun Susu Formula (Bebelac) 3 kali 120 cc/kali
Nestle Bubur Bayi 3 x 1 mangkok
4 1 tahun – 2 tahun Bubur Ayam 1 porsi 2 x 1 mangkok
Nasi + kuah dari lauk saja (1 x 1 porsi  3 x 1 porsi saat tidak makan bubur)
Susu Formula (Bebelac) 2-3 x 180 cc/kali
Lauknya sendiri pasien tidak makan.

5 2 tahun - sekarang Susu Sapi UHT 1-2 x 120-240 cc/kali terutama saat mau tidur
Nasi dan kuah lauk 3x1 porsi. Jarang sekali makan lauknya seperti ayam dan ikan.
Nasi goreng 1 x 1 porsi seminggu 2-3 kali.
Lebih menyukai nyemil makanan jajanan seperti, coklat, teh sachet, sirup, chiki-chikian, dan
gorengan
Silsilah Keluarga
Riwayat Penyakit Keluarga

– Gejala pada keluarga (-)

Penyakit Ya Tidak Hubungan


Alergi +
Asma +
Tuberkulosis +
Hipertensi +
Diabetes + - Kakek (Ibu)
Kejang Demam +
Epilepsy +
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

– Kehamilan
– Perawatan antenatal :
– Bulan 1-5 : 5 kali,
– Bulan 6-7 : 4 kali,
– Bulan 8-9 : 6 kali
– Tempat perawatan : Bidan, diberikan Zat Besi (talet merah)
– Penyakit kehamilan : Tidak ada kelainan. HDK (-), DG (-).
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

– Kelahiran
– Tempat kelahiran : Bidan di Kampung (Kebumen)
– Penolong persalinan : Bidan
– Cara persalinan : Spontan – per Vaginam
– Masa gestasi : Aterm
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

– Keadaan bayi
– Berat badan lahir : 2900 gram
– Panjang badan lahir : 49 cm
– Lingkar kepala : Tidak diketahui
– Langsung menangis : Langsung menangis kuat
– Pucat/Biru/Kuning/Kejang : Kulit langsung pink
– Nilai APGAR : Tidak diketahui
– Kelainan bawaan : Tidak ada

– Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (NCB-SMK)


Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan
– Setiap bulan rutin ke Posyandu sejak lahir – 5 tahun 
– Pengukuran Berat Badan
– Pengukuran Panjang/Tinggi Badan
– Pemeriksaan didapati dalam batas normal
– Berjalan dan berbicara  usia 1 tahun
– Bersifat Pemalu dan Pendiam

– Kesan : Tumbuh Kembang Sesuai Usia


Riwayat Imunisasi
(Jadwal Departemen Kesehatan)
– (+) Hep B-0 hari lahir di bidan.
– (+) BCG usia 1 bulan
– (+) DPT, 3 kali saat usia 2 bulan, 4 bulan dan 5 bulan
– (+) Polio, 4 kali saat usia 1 bulan, 2 bulan, 4 bulan dan 5 bulan.
– (+) Hep. B, 3 kali saat usia 2 bulan, 4 bulan dan 5 bulan
– (+) Campak, 1 kali saat 9 bulan
– Kesan: Imunisasi dasar pasien lengkap dan tepat waktu.
Pemeriksaan Fisik

– Pemeriksaan Umum
– Tanggal : 12 Februari 2016 Jam 14.55 WIB
– Keadaan umum : Tampak sakit sedang
– Kesadaran : Compos Mentis
– Tekanan darah : 160/120 mmHg
– Nadi : 94 kali/menit, reguler, kuat
– Suhu : 36,6 °C
– Pernapasan (frekuensi dan tipe) : 22 kali/menit, teratur, reguler
Antropometri

– Tinggi badan : 141 cm


– Berat badan : 35 Kg
– Berat badan koreksi : 28 Kg
– LILA : 18 cm
– IMT : 17.6 (Kurus)
TB/U : 95%

BB/U : 72%
BB/TB : 80%
Status Gizi

– BB/ U : 72 %
– TB/U : 95 %
28
– BB/TB : × 100% = 80 %
35

– Status Gizi : Kurang


Pemeriksaan Sistematis

– Kepala
– Bentuk dan ukuran : Normosefali, simetris, tidak ada lesi, lunak pada
penekanan (-).
– Wajah : Terlihat membengkak.
– Rambut & kulit kepala : Warna hitam, kering, tidak mudah rontok.
– Mata : Oedema Palpebra (+/+), konjungtiva anemis (-),
sklera ikterik (-).
Pemeriksaan Sistematis

– Telinga : Normotia, fistula (-), liang telinga bersih, membran


timpani sulit dinilai.
– Hidung : Deviasi septum (-), sekret -/-, pernafasan cuping
hidung (-).
– Mulut : Bibir kering (-), lidah kotor (-), sianosis (-), tonsil T1-T1
tenang, faring hiperemis (-).
– Leher : Trakea lurus ditengah, tidak teraba pembesaran
kelenjar getah bening, kelenjar tiroid tidak membesar, retraksi suprasternal (-)
Pemeriksaan Sistematis

– Thoraks
– Paru
– Inspeksi : Pernafasan torakoabdominal, bentuk dada
normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis,
retraksi sela iga (-).
– Palpasi : Fremitus simetris, tidak ada nyeri tekan.
– Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru.
– Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan Sistematis

– Jantung
– Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
– Palpasi : Iktus cordis teraba pada sela iga IV 1 cm lateral linea
midklavikularis kiri, kuat angkat.
– Perkusi : Batas atas jantung di ICS II linea parasternal kiri.

Batas kiri jantung di ICS V, linea midclavikularis kiri.


Batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.
– Auskultasi : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Sistematis

– Abdomen
– Inspeksi : Datar, lesi (-), benjolan massa (-), retraksi (-), tidak tampak membuncit.
– Auskultasi : Bising usus (+).
– Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, undulasi (-).
– Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut, shifting dullness (-).
– Alat Kelamin :
– Perempuan Tampak Labia Majora Oedema (+), fluor albus (-)

Catatan: untuk alat kelamin tidak di dokumentasikan karena orang tua pasien
menolak.
Pemeriksaan Sistematis

– Extremitas
– Ekstremitas superior : Akral hangat, deformitas (-), Edema +/+ , CRT < 2s,
sianosis (-), refleks fisiologis +/+, refleks patologis (-).
– Ekstremitas Inferior : Akral sedikit dingin, deformitas (-), Edema +/+, CRT > 2s,
sianosis (-), refleks fisiologis +/+, refleks patologis (-).
– Tulang Belakang : tidak tampak kelainan pada tulang belakang
– Anus dan Rektum : tidak tampak kelainan
– Kulit : kulit sawo matang, lembab, kering (-), keriput (-),
turgor normal.
Dorsum Pedis

Pretibial

Pretibial
Pemeriksaan Laboratorium

– Laboratorium : tanggal 10 Februari 2016


(Puskesmas Kecamatan Penjaringan) – Mikroskopis
– Urinalisis – Leukosit : 3-5 (0-2/LPB)

– Makroskopis – Eritrosit : >30 (0-1/LPB)

– Warna : Kuning (Kuning Muda) – Sel Epitel :+ (+)

– Kejernihan : Keruh (Jernih) – Silinder : Negatif (-) (-)

– pH : 8.0 (4.6 – 8.0) – Kristal : Negatif (-) (-)

– Berat Jenis : 1.015 (1.005 – 1.030) – Bakteri :+ (-)

– Reduksi : Negatif (-) (-) – Jamur : Negatif (-) (-)

– Protein :++ (-)


– Bilirubin : Negatif (-) (-)
– Kimia Darah
– Urobilinogen : Normal (+)
– Ureum : 49 mg/dL (13-43)
– Nitrit : Negatif (-) (-)
– Kreatinin : 1.2 mg/dL (0.6-1.2)
– Aseton : Negatif (-) (-)
– Darah :++ (-)
Pemeriksaan Laboratorium

– Laboratorium : tanggal 12 Februari 2016 Jam 12:35 WIB di RSUD Tarakan


– Darah Rutin
– Hemoglobin : 12.0 g/dL (11-16.5)
– Hematokrit : 37.3 % (35-45)
– Eritrosit : 4.72 juta /uL (4.88-6.16)
– Leukosit : 15.370 /mm3 (4000-10000)
– Trombosit : 563.500 /mm3 (150000-450000)
– Imunoserologi
– ASTO : Negatif (-) (-)
– CRP Kuantitatif : 0.00 mg/dL (< 0.8)
– Kimia Klinik
– Kolesterol Total : 295 mg/dL (<200)
– Trigliserida : 359 mg/dL (40-150)
Pemeriksaan Laboratorium

– Fungsi Liver
– Protein Total : 5.34 g/dL (6.4-8.3)
– Albumin : 2.45 g/dL (3.5-5.2)

– Kesan: Leukositosis, Hiperkolesterolemia dan Hipoalbuminemia


Resume

Pasien datang ke Poli Anak RSUD Tarakan dengan keluhan bengkak sejak 1
minggu yang lalu yang semakin berat dan tampak. Bengkak dirasakan pada wajah,
mata, genital dan tungkai. Pasien juga mengeluh adanya sesak sejak 3 hari disertai
demam yang hilang timbul, mual, BAK keruh warna coklat kemerahan, BAB baik. Nafsu
makan dan minum baik, tidak ada perubahan. Pasien memiliki kebiasaan kurang minum
air putih, lebih menyukai minuman es dan jajanan pinggir jalan. Gejala serupa
sebelumnya (-). Riwayat keluarga tidak ada yang sedang atau pernah menderita gejala
yang sama hanya Diabetes pada Kakek pasien. Riwayat imunisasi lengkap sesuai jadwal.
Riwayat persalinan normal pervaginam, aterm, tanpa penyulit. Riwayat tumbuh
kembang pasien sesuai usia.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/120 mmHg, HR 94 kali/menit, suhu
36,6 °C, RR 22 kali/menit. Pada antopometri di dapatkan BB: 35 kg, BB koreksi: 28 kg,
TB: 141 cm, LILA 18 cm. Status gizi BB/TB pada persentil 80%. Tampak wajah bengkak,
kelopak mata bengkak, genital pasien bengkak pada labia majora, edema ekstremitas
atas dan bawah, serta pemanjangan CRT di ekstremitas bawah dan akral sedikit dingin.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hemoglobin 12.0 g/dL,
Hematokrit 37.3 %, Eritrosit 4.72 juta/uL, Leukosit 15.370/mm3, Trombosit
563.500/mm3, Kolesterol Total 295 mg/dL, Trigliserida 359 mg/dL, Protein Total
5.34 g/dL, Albumin 2.45 g/dL. Urine makroskopis teradapat protein urine + +,
Darah + +, dan urine mikroskopis eritrosit >30/LPB.
Diagnosis Banding

– Sindrom Nefritis Akut


– Sindrom Nefrotik
Diagnosis Kerja

– Sindrom Nefritis Akut


Penatalaksanaan

– IVFD D5 ¼ NS 1600 cc/24 jam


– Cefotaxime 3 x 1 gr IV
– Diet Makan Lunak 3 x 1 porsi (Rendah Garam)
– Furosemide 2 x 15 mg IV
– Melakukan pengukuran Tekanan Darah setiap mau pemberian Furosemide
– Bila Tekanan Darah Sistole ≥ 180 mmHg dan atau Diastole ≥ 120 mmHg
–  Nifedipine 5 mg Sublingual
– Periksakan H2TL, Albumin, Protein Total, Kolesterol, CRP, ASTO.
Prognosis

– Ad Vitam : dubia ad bonam.


– Ad Fungsionam : dubia ad bonam.
– Ad Sanationam : dubia ad bonam.
Follow Up

– Tanggal 13 Februari 2016 jam 07.30 WIB


– S: Pasien merasakan bengkak mulai berkurang, bengkak saat ini hanya dirasakan di genital dan juga di
ekstremitas. Sesak (-). Urine menjadi lebih merah bukan kecoklatan lagi. Tidak mengeluhkan adanya sesak.
BAB 1 kali tidak ada kelainan. Demam tidak ada. Makan mau. Minum air putih kurang mau, lebih
menginginkan soft drinks dan minuman manis. Selama di RS tidak minum susu sebelum tidur.
– O: KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis BB = 35 kg
HR: 88x/menit RR: 22x/menit Suhu: 36.7 oC TD:140/100mmHg
Pemeriksaan fisik:
Wajah : Tampak Edema minimal
Mata : Edema Palpebra (-)
Genital : Edema Labia Majora (+) berkurang
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT <2 detik, Edema ekstremitas berkurang.
Lain-lain : Sesuai pemeriksaan diatas
Hasil pencatatan Tekanan Darah sebelum pemberian Furosemide IV
Pukul 24.00 160/110 mmHg

– A: Sindrom Nefritik Akut


– P:
Terapi Lanjut
Cek Tekanan darah setiap 3 jam (kecuali saat pasien tertidur)
Follow Up

– Tanggal 14 Februari 2016 jam 07.30 WIB


– S: Pasien merasakan bengkak semakin berkurang, bengkak saat ini hanya dirasakan di genital
dan juga di ekstremitas yang semakin berkurang. Urine berwarna merah. Tidak mengeluhkan
adanya sesak maupun batuk. Demam tidak ada. Makan mau. Minum air putih sudah mulai
banyak.
– O: KU: tampak sakit ringan Kesadaran: Compos mentis BB = 33 kg
HR: 82x/menit RR: 18x/menit Suhu: 36.8 oC TD:160/90mmHg
Pemeriksaan fisik:
Wajah : Edema (-)
Mata : Edema Palpebra (-)
Genital : Edema Labia Majora (+) berkurang
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT <2 detik, Edema ekstremitas berkurang.
Lain-lain : Sesuai pemeriksaan diatas
– Hasil pencatatan Tekanan Darah setiap 3 jam
Pukul 06.00 160/100 mmHg
Pukul 09.00 140/100 mmHg
Pukul 12.00 140/90 mmHg
Pukul 15.00 140/90 mmHg
Pukul 18.00 140/80 mmHg
Pukul 21.00 140/90 mmHg
Pukul 24.00 130/80 mmHg

– A: Sindrom Nefritik Akut


– P:
Terapi Lanjut
Follow Up

– Tanggal 15 Februari 2016 jam 07.30 WIB


– S: Pasien sudah tidak merasakan adanya bengkak di tubuhnya. Urine masih
berwarna merah. Tidak mengeluhkan adanya sesak maupun batuk. Demam tidak
ada. Makan mau. Minum air putih sudah banyak.
– O: KU: tampak sakit ringan Kesadaran: Compos mentis BB = 30 kg
HR: 86x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36.8 oC TD:120/80 mmHg
Pemeriksaan fisik:
Wajah : Edema (-)
Mata : Edema Palpebra (-)
Genital : Edema Labia Majora (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT <2 detik, Edema ekstremitas (-).
Lain-lain : Sesuai pemeriksaan diatas
– Hasil pencatatan Tekanan Darah setiap 3 jam
Pukul 06.00 120/90 mmHg
Pukul 09.00 120/80 mmHg
Pukul 12.00 120/80 mmHg
Pukul 15.00 110/80 mmHg
Pukul 18.00 120/80 mmHg
Pukul 21.00 120/80 mmHg

– A: Sindrom Nefritik Akut


– P:
Periksa Elektrolit
Bila hasil bagus  Besok Boleh Pulang
– Laboratorium : tanggal 15 Februari 2016 Jam 19.55 WIB di RSUD Tarakan
– Elektrolit
– Natrium : 135 mEq/L (135 – 150)
– Kalium : 3.6 mEq/L (3.6 – 5.5)
– Clorida : 101 mEq/L (94 – 111)
Follow Up

– Tanggal 16 Februari 2016 jam 07.30 WIB


– S: Keluhan (-), Urine sudah tidak terlalu merah, tetapi masih tetap merah.
– O: KU: tampak sakit ringan Kesadaran: Compos mentis BB = 30 kg
HR: 86x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36.8 oC TD:120/80 mmHg
Pemeriksaan fisik:
Genital : Edema Labia Majora (-)
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT <2 detik, Edema ekstremitas (-).
Lain-lain : Sesuai pemeriksaan diatas
– Hasil pencatatan Tekanan Darah setiap 3 jam
Pukul 06.00 120/80 mmHg

– A: Sindrom Nefritik Akut


– P:
Boleh Pulang
Obat Pulang : Furosemide 2 x 10 mg (3 hari)
Kalium Tablet 3 x 100 mg
Analisa Kasus

– Sindrom Nefritik Akut adalah sebuah diagnosis klinis sedangkan


Glomerulonefritis Akut adalah diagnosis histologik.
– Kelainan glomerolus bisa bergejala nefrotik maupun nefritik.
– Sindroma nefritik yang berlanjut akan memiliki gejala sindroma nefrotik.
Pembeda Sindroma Nefritik Akut Sindroma Nefrotik

Gangguan Podosit, Terjadi


Inflamasi Kapiler, Proliferasi
perubahan bentuk akibat
Mekanisme sel, Basal Membrane rusak,
jaringan parut, deposisi
Pembentukan kompleks imun
elemen

Onset Akut Lambat

Edema Minimal Masif

Hipertensi + Normal atau ringan

Proteinuria ++ Masif (> ++)

Hematuria Gross (air cucian daging) Mikroskopik

GFR Oligouria Normal

Albumin Rendah, minimal Rendah


Sindroma Nefritik Akut

Kasus Teori

Anamnesis: Bengkak, sesak, BAK


coklat kemerahan, Gejala Klinis : Bengkak terutama
pretibial dan palpebra, Gross
Hematuria
PF: Hipertensi, Edema, Oligouria.
PF: Hipertensi, Edema, Oligouria.

Lab: Hematuria, Azotemia,


Proteinuria, Hipoproteinemia Lab: Hematuria masif (gross), Ureum
(Hipoalbuminemia), ASTO (-), CRP >>, proteinuria minimal, sedimen
0.00 eritorisit,
Koreksi Berat Badan pada
Edema
– Berdasarkan Lokasi Edemanya
– Palpebra saja : 10% BB
– Palpebra dan Ekstremitas : 20% BB
– Anaksarka (asites, efusi) : 30% BB

– BB saat ini 35 kg. Setelah koreksi  28 kg.


Oligouria pada Sindroma
Nefritik
– Pemeriksaan Oligouria sebenarnya bisa dinilai dari urine output (UO). Namun
ada cara lain yaitu dengan menghitung GFR/LFG yang dibawah nilai normal
pada sindrom Nefritik.

– Menurut rumus Cockcroft Gault

140−𝑢𝑠𝑖𝑎 11 𝑥 𝐵𝐵 (28)
– 𝐺𝐹𝑅 = 𝑥 0.85 (𝑓𝑒𝑚𝑎𝑙𝑒𝑠) = 35.5 ml/min/1.73 m2
𝑆𝑒𝑟𝑢𝑚 𝐾𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 1,2 𝑥 72

– Sedangkan batas GFR anak (2015)  75 ml/min/1.73 m2


Glomerulonefritis Post
Streptococcus
– Sindrom Nefritik tersering adalah GNAPS (Glomerulonefritis akut pasca
streptokokus)

– Kasus: Infeksi tenggorokan/saluran napas/kulit 2 minggu sebelumnya (-).


Demam (+ -), anoreksia (-), lemas (-), Oligouria. ASTO (-), CRP (-).

– Teori: infeksi tenggorokan (+), demam (+), malaise (+), anoreksia (+), nyeri
kepala (+), Oigouria (+). ASTO (+), CRP (+).

– Maka kemungkinan penyebab SNA pada kasus ini bukan GNAPS.


Hiperkolesterolemia pada SNA??

– Terjadinya hiperkolesterolemia dan hipoalbuminemia pada pasien ini


memungkinkan kita memasukkan diagnosis Sindroma Nefrotik pada awalnya.

– Namun ternyata salah satu penyebab SNA juga memiliki sebagian gejala SN,
yaitu Membranoproliperative Glomerulonephritis (MPGN).

– Diagnosis SN pada kasus ini disingkirkan terlebih karena respon terapi SNA pada
pasien ini menunjukkan hasil yang baik.
Terapi

– Pada SNA  Suportif dan Simptomatik

Kasus Teori

• Risiko Ensefalopati (≥ 180/120 mmHg) • Kurangi Asupan Garam


Antihipertensi  Nifedipine 5 mg sublingual • Diazoxid 2-5mg/KgBB IV pilihan lain
• Kurangi Asupan Garam Nifedipin 0.25-0.5/KgBB sublingual

 Nifedipine 5 mg Sublingual
• Pembatasan Cairan
Edema • Cairan MD sesuai BB Koreksi
• Furosemide 1-2 mg/KgBB IV 1-2 x
• Furosemide 2 x 15 mg IV

Antibiotik • Cefotaxime 3 x 1 gr IV • Penisilin atau Eritromisin


– Setelah diberikan terapi sesuai diagnosis SNA, maka pasien menunjukkan
perbaikkan.
– Dengan adanya ini, maka Diagnosis SN disingkirkan dimana SN akan tampak
perbaikan bila diberikan Steroid (Prednison) jangka panjang.
Saran Pemeriksaan

– Curiga penyebab SNA pada pasien adalah MPGN. Untuk


mengetahuinya perlu dilakukan Biopsi Ginjal.
– Dilakukan Foto Thorax, dan Abdomen untuk melihat jelas adanya
penimbunan cairan pada awal masuk.
– Pemeriksaan Complemen C
– Swab Tenggorok dan dibiakkan untuk memastikan tidak ada infeksi
Streptokokus.
– Bila Hematuria berulang  Imunofloresensi Glomerolus  curiga
IgA Nefropati
Post Rawat Inap

– Kontrol disarankan setiap 4-6 minggu setelah rawat dalam 6 bulan


pertama.
– Dilakukan pengukuran berkala Tekanan Darah dan urinalisis dalam
1 tahun pertama.
– Perbaikan Klinis
– Edema  5-10 hari
– Tekanan Darah  2-3 minggu
– Hematuria  1-3 minggu
– Proteinuria 2-3 bulan
– Bila hematuria persisten 12 bulan  kemungkinan kronik
Take Home Message

– Bedakan Sindroma Nefrotik dan Sindroma Nefritik meskipun


terkadang sulit, dan ada tipe yang saling bertumpang tindih
– Diagnosis yang tepat akan menentukan terapi yang diberikan
– Terapi yang tepat dan cepat akan mengurangi kemungkinan pasien
berubah menjadi kronik.
Indikasi Biopsi Ginjal

Anda mungkin juga menyukai