Anda di halaman 1dari 22

ASMA

 Repi 1304015430
 Whisnu Yudha Anggara 1304015541
 Rr.Adella Triananda P 1304015461
 Rizkia Ika Safitri 1304015454
 Vini Vatika Dewi 1304015535
 Tn N 70 tahun, BB 55 Kg, Tinggi badan 155 cm,
mengeluhkan sesak nafas dan batuk. Gejala sedikit
hilang bila diberi salbutamol inhaler 2x sehari 1
minggu yang lalu. 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien mengalami demam, mual dan muntah dan
kondisi pasien memburuk sejak 1 hari yang lalu.
Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium pasien:
 BP: 150/90 mmHg
 HR: 100 x/Menit
 RR: 20x/Menit
 T : 37,8 C

Pemeriksaan Analisa Gas darah:


 PH : 7,46
 pCO2: 49,8
 pO2: 101,9
 HCO3: 38,7
 Saturasi O2: 99
Pengobatan Pasien
 Fluticasone 250 mcg/Solmeterol 20 mcg, Inhaler, 2 puff
BID
 Salbutamol Inhaler PRN
 Levofloxacin 750 mg, po OD
 Lansoprazole 30 mg, po OD
 Methylprednisolone 8 mg, po OD
 Gabapentin 300 mg, po BID
1. Jelaskan interpretasi data lab pemeriksaan gas
darah pada pasien diatas?
 A. Nilai PH Pada kasus 7.46
Nilai normal = 7.35- 7.45
Nilai Kritis = < 7.25 atau >7.55
Implikasi Klinik:
• Umumnya nilai pH meningkat dalam keadaan
alkalemia (kehilangan asam) • Bila melakukan evaluasi
nilai pH, sebaiknya PaCO2 dan HCO3 diketahui juga
untuk memperkirakan komponen pernafasan atau
metabolik yang mempengaruhi status asam basa.
B. PaCO2
Nilai pada kasus = 49.8
Nilai Normal = 35–45 mm Hg
Nilai Kritis = <20 atau >60
Implikasi klinik : Peningkatan nilai PaCO2 dapat terjadi pada gangguan paru
atau penurunan fungsi pusat pernafasan. Nilai PaCO2 > 60 mgHg perlu
mendapat perhatian.
• Umumnya, peningkatan PaCO2 dapat terjadi pada hipoventilasi sedangkan
penurunan nilai menunjukkan hiperventilasi
C. PO2
Nilai pada kasus = 101.9
Nilai Normal = 80–100 mm Hg
Nilai Kritis = <45
Implikasi klinik : Peningkatan nilai PaO2 dapat terjadi pada peningkatan
penghantaran O2 oleh alat bantu (contoh: nasal prongs, alat ventilasi
mekanik), hiperventilasi, dan polisitemia (peningkatan sel darah merah dan
daya angkut oksigen).
D. HCO3
Nilai pada kasus = 38.7
Nilai normal = 21–28 mEq/L
Implikasi klinik : Peningkatan bikarbonat menunjukan asidosis respiratori
akibat penurunan ventilasi

E. Saturasi Oksigen
Nilai pada kasus = 99
Nilai normal = 91-99%
Implikasi klinik : Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi kadar
oksigenasi hemoglobin dan kecukupan oksigen pada jaringan • Tekanan
parsial oksigen yang terlarut di plasma menggambarkan jumlah oksigen yang
terikat pada hemoglobin

 Pasien mengalami respirasi asidosis dilihat dari peningkatan HCO3 ,


PaCO2

Interpretasi Data Klinik hal 44-45


2. Jelaskan pendapat saudara tentang
penggunaan levofloxacin pada kasus diatas ?
Penggunaan
 levofloxacin pada kasus tersebut tepat dikarenakan
data klinis yang menunjukan bahwa pasien tersebut demam dan
juga batuk beberapa hal tersebut bisa mengarah ke gejala ppok. .
dalam beberapa journal penelitian “The analysis of the effectiveness
and safety of levofloxacin in the treatment of lower respiratory tract
infection” yang dikeluarkan oleh International Current
Pharmaceutical Journal tahun 2015. menunjukan bahwa
penggunaan levofloxacin terhadap pasien LRTI dapat disimpulkan
bahwa dosis besar levofloxacin dapat menimbulkan kenyamanan
dan ekonomis dan dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Pada saat
yang sama, ia memiliki nilai klinis yang tinggi dan keamanan yang
juga dapat meningkatkan efektivitas klinis pasien.

Journal Alreshidiet al., International Current Pharmaceutical Journal, November 2015, 4(12): 462-464
http://www.icpjonline.com/documents/Vol4Issue12/02.pdf
3. Jelaskan DRP obat-obatan diatas berdasarkan
A. Ketepatan obat, Ketepatan dosis , regimen dan
kombinasi obat , ada tidak nya duplikasi obat
B. Interaksi obat dan tata laksana
Fluticasone / salmeterol Inhaler
Dosis R/ DIH AHFS MIMS / ISO
Fluticasone Satu inhalasi 2 x dua kali Komposisi:
250 mcg / sehari,Pagi dan penarikan dua Fluticasone 250
salmeterol 20 malam, dipisahkan kali sehari pagi mcg / salmeterol
mcg 12 jam dan sore, 12 jam 20 mcg
2 semprot 2 Max dosis: dan dosis max MIMS.com
kali sehari Fluticasone 500 nya fluticasone
mcg/salmeterol 50 250 mcg /
mcg per inhalasi (2 salmeterol 25
inhalations/hari) mcg per inhalasi
(4 penarikan /
hari)

Kesimpulan:
Tepat Obat dan Tepat Indikasi merupakan terapi reguler penyakit obstruksi
saluran nafas yang reversible termasuk asma (MIMS.com)
Tepat dosis, Tepat Regimen
Salbutamol Inhaler
Dosis R/ DIH AHFS MIMS / ISO

Salbutamol Inhaler dosis Inhalasi 180 mcg Komposisi:


Inhaler Bila perlu terukur 4-8 (2 semprotan) salbutamol 100
Semprotan setiap tiap 4-6 jam atau mcg
20 menit sampai 90 mcg (1 (ISO Vol.48)
4 jam, tiap 1-4 semprotan) tiap 4
jam sesuai jam
kebutuhan

Kesimpulan:
Tepat Obat dan Tepat Indikasi Salbutamol merupakan golongan sintetic
glukokortikoid digunakan untuk meredakan asma ringan, sedang atau berat
penatalaksanaan dan pencegahan serangan asma (MIMS.com)
Tepat dosis, Tepat regimen
Levofloxacin
Dosis R/ DIH AHFS MIMS / ISO
Levofloxacin Bronkus Kronik Bronkus Kronik Komposisi: Tiap
750mg per oral 1 Oral; IV 500 mg Oral; IV 500 mg tablet salut
kali sehari tiap 24 jam tiap 24 jam untuk selaput
sekurang-kurang 7 hari mengandung Lev
nya 7 hari. ofloxacin 250 mg,
Pneumonia: 500 mg.
Oral, I.V.: (MIMS.com)
Community-
acquired: 500 mg
every 24 hours
for 7-14 days or
750 mg every 24
hours for 5 days
Kesimpulan: tepat obat dan tepat indikasi tapi tidak tepat pasien karena jika
dilihat dari umur pasien
tepat dosis dan tepat rejimen
Lansoprazol
Dosis R/ DIH AHFS MIMS / ISO
Lansoprazol Gastric ulcer : Gastric ulcer : Komposisi: tiap
30mg peroral 1 30mg/hari untuk 30mg/hari untuk kapsul
kali sehari 8 minggu 8 minggu mengandung
lansoprazol 15mg
atau 30mg (ISO
Vol.50)

Kesimpulan:
Tepat Obat dan Tepat indikasi untuk mualnya
Tepat Dosis dan Tepat Regimen
Metilprednisolon

Dosis R/ DIH AHFS Dipiro MIMS / ISO


Metilpredn Anti Usual Untuk Komposisi: Metilprednisolon 4mg,
isolon infalama Dosage eksaserbasi 8mg, 16mg
8mg per si oral 2- Oral: awal akut parah dari
oral 1 kali 60mg 2-60 mg asma lebih
sehari dalam 1- sehari, dari 12 tahun
4 dosis Asthma : 40-80mg
terbagi 40-60 mg perhari dalam
sehari 1 atau 2 dosis
sebagai terbagi sampai
single dose PEF mencapai
atau dalam 70% selama 5-
2 dosis 10hari
terbagi
Asma
ringan :met
hylprednisol
one 7.5-60
mg daily in
the morning
Gabapentin
Dosis R/ DIH AHFS MIMS / ISO
Gabapentin Postherpatic Postherpatic Komposisi: Tiap
300mg peroral 2 neuralgia neuralgia kapsul
kali sehari Hari 1 : 300mg; Oral : 300mg hari mengadung
Hari 2 : 300mg 2 pertama; 300mg Gabapentin
kali sehari 2kali sehari pada 300mg
Hari 3: 300mg 3 hari kedua; (MIMS.com)
kali sehari 300mg 3 kali
sehari pada hari
ketiga

Kesimpulan:
tepat obat dan indikasi
tepat dosis dan regimen
kombinasi obat ada tidak nya
duplikasi obat
 Kombinasi Obat
Kombinasi Fluticasone (Synthetic trifluorinated
glucocorticoid) dan Solmeterol (long-acting β2-
adrenergic agonist) Menurut Dipiro 2014, Dimana
solmeterol merupakan golongan long-acting β2-
adrenergic agonist yang di indikasikan sebagai terapi
tambahan pada pasien yang telah mendapatkan
kortikosteroid untuk mengontrol asma jangka panjang
(Dipiro,2014 : 898).
kombinasi obat ada tidak nya
duplikasi obat
Duplikasi Obat
Terdapat Duplikasi Obat, dilihat dari
keduanya bekerja sebagai agonis β2
Adenergik yang memiliki fungsi sebagai
bronkodilator. Obat tersebut ialah
Solmeterol & Salbutamol
INTERAKSI OBAT DAN
TATALAKSANA
Obat Mekanisme Tatalaksana
1. 1. Pemberian bersamaan 1. Perhatian dianjurkan jika
methylprednisolo kortikosteroid dapat fluoroquinolone
ne >< levofloxacin mempotensiasi risiko tendinitis diresepkan dalam
(MAYOR) dan tendon pecah terkait kombinasi dengan
dengan pengobatan kortikosteroid, terutama
fluorokuinolon, Mekanisme pada pasien dengan faktor
tidak diketahui risiko penyerta lainnya
(misalnya, usia lebih dari
60 tahun; penerima ginjal,
jantung, dan / atau
transplantasi paru-paru).
2. Monitoring gejala
tendinitis seperti rasa
sakit, bengkak,
peradangan tendon
3. Pasien harus disarankan
untuk berhenti meminum
fluorokuinolon
2. albuterol >< salmeterol 1. Pemberian beta-2 agonis 1. Monitoring tekanan darah
(Moderate) adrenergik dengan agen dan denyut jantung
adrenergik lainnya dapat 2. Monitoring tanda2
mempotensiasi risiko efek peningkatan TD dan
samping kardiovaskular. denyut jantung : seperti
agonis beta-2 adrenergik jantung berdebar , pusing
dapat menghasilkan efek
kardiovaskular yang
signifikan secara klinis
termasuk peningkatan denyut
nadi dan tekanan darah
sistolik atau diastolik serta
perubahan EKG seperti
mendatarkan gelombang T,
perpanjangan interval QTc,
dan depresi segmen ST
obat Mekanisme Tatalaksana

3. albuterol >< 1.Pemberian bersamaan 1. Perhatian dianjurkan


levofloxacin dengan agent yang dapat jika beta-2 agonis
(Moderate) memperpanjang interval digunakan dalam
4. Salmeterol >< QT dapat meningkatkan kombinasi dengan obat
Levofloxacin (moderate) efek yang additive dan lain yang dapat
meningktkan resiko memperpanjang interval
aritmia ventrikular dan QT.
torsade de pointes serta 2. Monitoring gejala
kematian mendadak Torsade de pointes
seperti pusing, ringan,
pingsan, palpitasi,
ritme jantung yang
tidak teratur, sesak
napas, atau sinkop
obat Mekanisme Tatalaksana

5. 1. Pemberian bersama beta-2 1. Memperbanyak asupan


methylprednisolone adrenergic agonists dan kalium
>< albuterol kortikosteroid dapat
(Minor) menghasilkan efek yang aditive
6.
methylprednisolone
terhadap efek hipokalemia.
>< salmeterol Stimulasi β2-Adrenergic
(minor) mengaktivasi Na+-K+-ATPase,
7. fluticasone >< Memproduksi gluconeogenesis,
salmeterol dan meningkatkan sekresi
(minor) insulin insulin, menghasilkan
dari ringan hingga sedang
penurunan dalam konsentrasi
serum kalium dengaan
mengatur kalium intraseluler 
Hypokalemia (Dipiro 2014)
4. Lakukan konseling pada
pasien diatas

Anda mungkin juga menyukai