Anda di halaman 1dari 5

Program Studi : Program Pendidikan Profesi Apoteker, Jurusan Farmasi FMIPA

UNUD
Mata Kuliah : Farmakoterapi Terapan
Kode MK.SKS : FAPT1112/2SKS
Diskusi Kelompok : 3
Judul Makalah : Penatalaksanaan Obat Pada Otitis Media Akut
Anggota Kelompok : 1. Ni Wayan Nining Yulianingsih (1408525007)
2. Gusti Agung Rahayu Astuti (1408525009)

Hari/Tgl/Waktu : Rabu/4 Maret 2015/10.20

Nama Anggota Kelompok Kecil Diskusi Kelas (Case Study):


No Nama Mahasiswa NIM
1 Gusti Ayu Oviani 1408525003
2 I Made Arya Sasmitha 1408525004

Koordinator Kelompok Kecil: I Made Arya Sasmitha (1408525004)

PEMBAHASAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Oti
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 6 tahun (BB 20 kg)

II. SUBYEKTIF
Keluhan Utama : Sakit pada telinga bagian kiri bertambah sakit saat menelan ludah,
makan dan minuman, mengeluh sumer
Keluhan Tambahan : -

III. OBYEKTIF
Riwayat penyakit terdahulu : -
Riwayat pengobatan :-

IV. ASSESMENT
IV.1. Terapi Pasien
Proris syr 3 x 1 ¾ cth
Zitromax oral susp single dose
Rhinofed syr 3 x 1 cth

4.2 Problem medik dan DRP pasien


Problem Subyektif dan Obyektif Terapi DRP
Medik
Otitis Subyektif : Proris syr Pemilihan terapi
media Sakit pada telinga bagian (mengandung obat yang tidak
kiri, bertambah sakit ibuprofen 100 tepat.
ketika menelan ludah, mg)
makan dan minum, serta Zithromax
sumer suspensi
Obyektif : (mengandung
T= 37,8ºC azitromisin
Inflamasi pada telinga 200mg/5 mL)
bagian tengah Rhinofed syr
(mengandung
pseudoefedrine
15mg,
terfenadine
20mg)

4.3 Pertimbangan Pengatasan DRP


Berdasarkan algoritme terapi, tahap pertama yang dilakukan adalah mengatasi nyeri
yang dirasakan oleh pasien (HPN/SHL, 2010). Untuk mengatasi nyeri, dapat digunakan
analgesik. Analgesik penting untuk digunakan terutama saat waktu tidur, karena nyeri
yang dirasakan anak sangat mengganggu waktu istirahat. Analgesik yang dipilihkan
adalah Ibuprofen. Ibuprofen lebih dipilih dibandingkan parasetamol karena durasi kerja
yang lebih lama dan memiliki efek antiinflamasi (UMHS, 2013). Dosis ibuprofen 5-
10mg/kg/dosis diberikan selama 6-8 jam prn (maksimal 40 mg/kg/hari) (CPA, 2009).
Dosis untuk pasien:
BB = 20 kg
Dosis ibuprofen = 5-10mg/kg x 20 kg
= 100-200 mg
Dosis maks/hari = 40 mg/kg x 20 kg
= 800 mg
Proris syr = ibuprofen 100 mg/5 ml, sehingga
= 1-2 sendok teh/sendok takar sekali pakai
Pada penanganan otitis media, apabila terdapat simptom moderat (demam, nyeri,
otalgia> 48jam), dapat diberikan ibuprofen dan amoxicillin. Penggunaan antibiotik perlu
dikomunikasikan dengan pasien, apakah terdapat sensitifitas dengan amoxicillin. Apabila
memiliki sensitifitas, dapat dipilihkan azitromisin. Apabila tidak memiliki sensitifitas,
dapat digunakan amoxicillin (UMHS, 2013). Pada resep, antibiotik yang diresepkan
adalah azitromisin, sedangkan first-line antibiotik yang digunakan adalah amoxicillin.
Apoteker harus menggali informasi sebelumnya kepada pasien, apakah pasien sensitifitas
terhadap amoxicillin. Jika ya, pasien dapat tetap diberikan azitromisin, namun jika tidak
pasien sebaiknya diberikan amoxicillin. Dosis yang digunakan untuk anak ≥ 4 tahun, 40-
60 mg/kg/hari 2 kali sehari selama 5-10 hari (maksimal 1000 mg/dosis). Penggunaan
selama 5 hari sebenarnya sudah efektif karena efek penggunaan antibiotik dapat
mengurangi simpton dalam 48-72 jam. Namun, penggunaan antibiotik mungkin dapat
digunakan lebih dari 5 hari tergantung pada kondisi pasien (UMHS, 2013).
Dosis untuk pasien:
BB = 20 kg
Dosis amoxicillin= 40-60 mg/kg x 20 kg
= 800-1200 mg/hari
Dosis sekali = 800-1200 mg/hari : 2 kali sehari
= 400-600 mg
Dosis maks/hari = 100 mg/dosis
Yusimox forte dry syrup = Amoxicillin 250 mg/5 ml = 50 mg/ml
= 400-600mg : 50 mg/ml
= 8-12 ml sekali pakai
= 2 sendok teh/sendok takar
Penggunaan Rhinofed yang mengandung pseudoefedrine 15mg, terfenadine 20mg
perlu dikaji kembali. Penggunaan dekongestan dan antihistamin belum dapat dibuktikan
efektivitasnya pada otitis media dan dapat menimbulkan efek samping yang tidak
nyaman (Dipiro, 2005; UMHS, 2013).
Intervensi: Konsultasikan pada dokter penulis resep mengenai penggunaan antibiotik
azitromosin yang diganti dengan amoxicillin dan penggunaan Rhinofed pada otitis yang
belum diketahui pasti efektivitasnya. Gali informasi kepada pasien sudah berapa hari
keluhan dirasakan dan apakah terdapat alergi dengan amoxicillin. Penggunaan Proris syr
(ibuprofen) 1-2 sendok teh/sendok takar sekali pakai digunakan jika masih terasa sumer
dan nyeri; dan Amoxicillin dry syrup 4 sendok teh/sendok takar 2 kali sehari selama 5
hari.

V. PLAN
5.1. Care Plan
1. Konsultasi pada dokter penulis resep mengenai penggunaan antibiotik azitromosin
yang diganti dengan amoxicillin sebagai first-line terapi. Azitromisin pada anak-anak
juga diketahui dapat mengakibatkan peningkatan asam lambung, sehingga memicu
terjadinya mual dan muntah. Tetapi perlu dikaji kembali terhadap pasien apakah
mempunyai riwayat sensitivitas terhadap amoxicillin.
2. Dosis amoksisilin yang diberikan untuk anak-anak adalah 40-60 mg/kg/hari (UMHS,
2013). Berdasarkan perhitungan dosis, maka pasien memperoleh amoksisilin 400-600
mg sekali pakai. Jadi pasien pasien diberikan terapi amoxicillin forte dry syrup setiap
selang waktu 12 jam sebanyak 8 - 12 ml.
3. Penggunaan antibiotik untuk otitis media sebaiknya digunakan selama 5 hari, jadi
amoxicillin diberikan sebanyak 2 botol masing-masing 60 ml untuk memenuhi
kebutuhan antibiotik pasien selama 5 hari.
3. Penggunaan Proris syrup (ibuprofen) untuk mengurangi gejala dari nyeri dan sumer
pada pasien. Ibuprofen lebih dipilih dibandingkan parasetamol karena durasi kerja
yang lebih lama dan memiliki efek antiinflamasi.
4. Konsultasi ke dokter penulis resep untuk mengurangi pemakaian Rhinos apabila
dirasa tidak diperlukan untuk terapi pasien.
5. Diberikan KIE dan monitoring terhadap pasien untuk menjamin kepatuhan pasien dan
mencapai goal terapi.
5.2. Implementasi Care Plan
1. Dipilihkan antibiotik Yusimox Forte dry syrup dengan kandungan amoxicillin
250mg/5ml. Berdasarkan pada perhitungan dosis, maka pasien memperoleh
amoksisilin 400-600 mg sekali pakai. Jadi pasien dianjurkan mengkonsumsi
Yusimox Forte dry syrup sebanyak 10 mL/2 sendok teh setiap 12 jam.
2. Terapi antibiotik pada pasien harus diberikan KIE dan monitoring yang jelas
terhadap pasien. Amoxicillin harus diminum secara teratur setiap 12 jam sampai
obat habis untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap pasien.
3. Terapi analgesik dan antipiretik dengan Proris syrup (ibuprofen) dianjurkan
dengan dosis 5-10 mg/kgBB. Berdasarkan perhitungan, pasien seharusnya
mengkonsumsi 100-200 mg Ibuprofen. Jadi dianjurkan untuk mengkonsumsi
Proris syrup (ibuprofen) sebanyak 5 mL / 1 sendok teh diberikan setiap 8 jam dan
digunakan hingga deman turun dan tidak terasa nyeri
4. Penyimpanan obat harus diperhatikan untuk menjaga kestabilan sediaan sirup.
Pada saat penyimpanan sebaiknya disimpan pada lemari es dan sirup kering
amoxicillin harus digunakan tidak lebih dari 7 hari setelah dilakukan rekonstruksi,
apabila tidak habis lebih dari 7 hari obat sebaiknya dibuang.

5.3. Monitoring Efek Terapi dan Efek Samping


a. Monitoring efektivitas
Terjadi pengurangan gejala dan simptom. Penggunaan Proris (ibuprofen) biasanya
efeknya timbul 30-60 menit setelah dikonsumsi dan bertahan selama 4-8 jam.
Dinilai apakah terjadi penurunan suhu tubuh. Setelah 48-72 jam dinilai apakah
masih terdapat inflamasi atau tidak (UMHS, 2013)
b. Monitoring efek samping
Efek samping yang sering timbul dari pemakaian ibuprofen adalah mual, muntah,
diare, konstipasi dan nyeri perut. Monitoring adanya reaksi sensitivitas terhadap
penggunaan amoxicillin atau tanda ruam, diare, dan juga muntah (UMHS, 2013).

Anda mungkin juga menyukai