Anda di halaman 1dari 22

Tugas Komunikasi, Informasi dan Konseling Obat

Dosen : Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt

Kelompok :

Vivi Febrianti (18344080)


Sri Pitasari (18344081)
Retno Nur Fatonah (18344083)
PRILAKU KONSUMEN
Konsumen akan berusaha mengatasi sendiri masalah kesehatannya yang sifatnya sederhana dan
umum diderita, karena :

1. Lebih praktis

2. Lebih murah

3. Kondisi yang dirasakannya belum memerlukan pemeriksaan tenaga kesehatan

4. Tidak punya kesempatan untuk pemeriksaan

5. Tidak punya pilihan lain

Studi Perilaku konsumen di Asia, Eropa, Amerika (www.wsmi.org/aboutsm.htm)


Fenomena Meningkatnya
Swamedikasi
Dampak Positif Swamedikasi
Swamedikasi apabila dilakukan dengan benar dapat
memberikan kontribusi yang besar bagi pemerintah dalam
pemeliharaan kesehatan secara nasional.
Peran Apoteker Pada
Swamedikasi
 Merespon keluhan yang disampaikan oleh klien saat
melakukan swamedikasi

 Memberikan solusi terhadap maslah klien. Informasi


tentang obat swamedikasi atau harus dirujuk ke dokter

 Tindakan tersebut merupakan tuntutan praktek apoteker


saat ini . KepMenkes 1027/2004 dan KepMenKes 35
/2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Dampak Negatif Swamedikasi
 Masyarakat meyakini pengobatan swamedikasi dapat

dilakukan untuk setiap penyakit.

 Dapat menutupi diagnosis penyakit serius

 Meningkatnya risiko interaksi dan reaksi yang merugikan

 Potensi penggunaan obat yang salah atau penyalah gunaan


Kasus Swamedikasi I
Retno Berusia 25 tahun datang ke apotek, untuk membeli
obat batuk pilek karena merasakan hidung tersumbat, batuk
berdahak dan sakit tenggorokan disertai demam, yang
diakibatkan perubahan iklim/cuaca serta polusi udara.

1. Analisa kasus : Hidung tersumbat, batuk berdahak,


sakit tenggorokan disertai demam.
2. Pemilihan obat : Bromhexin, ibupropen, vitamin c
Kasus Swamedikasi I
Alasan Pemilihan Obat :
1. Dari keluhan pasien yang merasakan hidung tersumbat akibat oleh virus,
sehingga menyebarkan ke tenggorokan (batuk) dan mengakibatkan demam.
2. Saran obat dari kasus tersebut bromohexin, ibupropen, vitamin c.
 Bromhexine adalah obat mukolitik atau pengencer dahak yang digunakan untuk
mengatasi batuk berdahak kental yang ditandai dengan munculnya batuk-batuk
disertai dengan lendir yang terkadang terasa mengganjal ditenggorokan dan
menimbulkan sesak. Selain sebagai pengencer dahak, bromhexine juga
diketahui memiliki sifat antioksidan.
 Bromhexine tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis berikut:

Tablet: 8 mg.
Syrup: 2 mg/ mL, 4 mg/ 5 mL, dan 8 mg/5 mL
Injeksi: 4 mg/2 mL.
Kasus Swamedikasi I
Ibuprofen adalah obat dengan fungsi untuk meredakan nyeri berbagai
kondisi seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri otot, atau
arthritis. Obat ini juga digunakan untuk menurunkan demam dan
meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau flu.

 Minumlah ibuprofen, biasanya setiap 4-6 jam, dengan segelas air

(240mL) kecuali jika dokter menganjurkan berbeda. Jangan


berbaring selama minimal 10 menit setelah meminum obat. Jika
Anda mengalami sakit perut saat menggunakan obat ini,
barengi dengan makanan, susu, atau antasida.
Kasus Swamedikasi I
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut
dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal
berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama
kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
 Dosis vitamin C yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan

kondisi, Untuk mengatasi defisiensi vitamin C, dosis biasanya


berkisar antara 25-300 mg per hari. Sedangkan untuk mencegah
defisiensi vitamin C, dosis biasanya berkisar antara 25-75 mg per
hari
Dialog percakapan
Apoteker: Sri Pitasari , S.Farm., Apt
Pasien: Retno Nur Fatonah
Apoteker : Selamat siang mbak

Pasien : Selamat siang juga

Apoteker : Perkenalkan nama saya apoteker Pita dari Apotek Sehat

Farma, ada yang bisa saya bantu, maaf sebelumnya kalau boleh saya

tau dengan mbak siapa?

Pasien : Saya Retno bu, gini bu, dalam beberapa hari ini saya menderita

batuk berlendir, pilek dan sakit tenggorokan serta demam bu.


Apoteker : Sebelum mbak merasakan gejala saat ini,

apakah mbak pernah menghirup udara yang

tidak sehat, seperti, debu, asap, ataupun

tidak bisa terpapar udara dingin.

Pasien : Iya bu, saya memang beraktifitas

dilingkungan yang polusi udaranya tidak sehat

dan saya mempunyai riwayat alergi

cuaca dingin.
Dialog Percakapan I
Apoteker : Baik mbak, dari gejala yang mbak ceritakan, saya akan
memberikan obat bromhexin, ibupropen dan vitamin
c, dimana obat ini mengobati batuk pilek disertai
demam yang diakibatkan sakit tenggorokan yang mbak
alami.
Pasien : Bu mau nanya, kalau saya minum 1 obat dari 3 obat itu
gimana?
Apoteker : Baik mbak saya jawab yaa.. Kalau mbak Cuma minum
misalkan obat bromhexin, obat ini hanya mengobati batuk
berdahak saja, sementara mbak memiliki gajala demam,
sakit tenggorokan, maka dari itu saya berikan obat
ibupropen yang mengobati demam diakibatkan nyeri
tenggorokan, serta vitamin c untuk memulihkan kondisi
mbak pada saat ini.
Pasien: Oh.. Gitu ya bu.

*apoteker Pita mengambil obat dan memberika kepada pasien*


Dialog Percakapan I
Apoteker : Ini mbak obatnya diminum bromhexin 3 kali
sehari setiap 8 jam, ibupropen 3 kali/tablet
sehari setiap 8 jam, vitamin c 3 kali/tablet
sehari, Minumlah sehabis makan. baik mbak,
ada yang mau ditanyakan lagi?
Pasien : Tidak bu, saya sudah cukup paham
Apoteker : Baik, kalau sudah cukup paham, coba mbak
ulangi kembali cara minum obat yang sudah
saya jelaskan tadi.
Dialog Percakapan I
Pasien : bromhexin 3 kali sehari setiap 8 jam, ibupropen 3
kali/tablet sehari setiap 8 jam, vitamin c 3
kali/tablet sehari, Minumlah sesudah makan
Apoteker : Ya, Sudah benar mbak, Apa ada yang ditanyakan
kembali ?
Pasien : Tidak bu, terima kasih atas informasinya
Apoteker : Ya mbak sama - sama, semoga lekas sembuh
LITERATUR
1. MENTERI KSEHATAN RI. Keputusan Menteri Kesehatan. NOMOR :
347/MenKes/SK/VII/1990. Tentang OBAT WAJIB APOTIK. MENTERI
KESEHATAN

2. Anief, M., 1997, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.

3. Djunarko Ipang, Yosephine. 2011. Swamedikasi Yang Baik Dan Benar.


Klaten : PT Intan Sejati.

4. ISO (Informasi Spesialite Obat) Penerbit Ikatan Apoteker Indonesian


ISSN 854-4492 Volume 51- 2017 s/d 2018

Anda mungkin juga menyukai