Kanker tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu:
papiler, folikuler, anaplastik dan meduller. Kanker tiroid jarang menyebabkan
pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil
(nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya
kanker tiroid bisa disembuhkan.
1) Karsinoma papiler
karsinoma ini berasal dari sel-sel tiroid dan merupakan jenis paling umum dari
karsinoma tiroid. Lebih sering terdapat pada anak dan dewasa muda dan lebih
banyak pada wanita. Terkena radiasi semasa kanak ikut menjadi sebab keganasan
ini. Pertama kali muncul berupa benjolan teraba pada kelenjar tiroid atau sebagai
pembesaran kelenjar limfe didaerah leher. Metastasis dapat terjadi melalui limfe ke
daerah lain pada tiroid atau, pada beberapa kasus, ke paru
2) Karsinoma folikuler
karsinoma ini berasal dari sel-sel folikel dan merupakan 20-25% dari
karsinoma tiroid. Karsinoma folikuler terutama menyerang pada usia di atas
40tahun. Karsinoma folikuler juga menyerang wanita 2 sampai 3 kali lebih sering
daripada pria. Pemaparan terhadap sinar X semasa kanak-kanak meningkatkan
resiko jenis keganasan ini. Jenis ini lebih infasif daripada jenis papiler
3) Karsinoma anaplastic
karsinoma ini sangat ganas dan merupakan 10% dari kanker tiroid. Sedikit lebih
sering pada wanita daripada pria. Metastasis terjadi secara cepat, mula-mula
disekitarnya dan kemudian keseluruh bagian tubuh. Pada mulanya orang yang
hanya mengeluh tentang adanya tumor didaerah tiroid. Dengan menyusupnya
kanker ini disekitar, timbul suara serak, stridor, dan sukar menelan. Harapan hidup
setelah ditegakkan diagnosis, biasanya hanya beberapa bulan.
4) Karsinoma parafolikular
2.2 Patofisiologi
2.3 Epidemiologi
Kanker tiroid adalah keganasan yang terjadi pada kelenjar tiroid dan termasuk
urutan kesembilan dari angka kejadian kanker di Indonesia, tetapi diantara kelenjar
endokrin, karker tiroid termasuk jenis keganasan paling sering ditemukan. Kelenjar
tiroid merupakan organ tubuh yang relatif jarang mengalami keganasan, dengan
angka kejadiannya meliputi 95% dari keseluruhan kanker endokrin. Kanker tiroid
secara umum termasuk kelompok keganasan dengan prognosis relatif baik
(Pasaribu, 2009).
Tahun 2016, American Cancer Society memperkirakan 62.450 kasus baru
kanker tiroid ditemukan di Amerika Serikat, dengan perbandingan antara
perempuan dan laki-laki 3:1. Sekitar 1,7% dari seluruh kanker pada perempuan
adalah kanker tiroid, dibandingkan hanya 0,5% kanker pada laki-laki. Laporan
tentang angka kejadian kanker tiroid bervariasi antara 0,5 sampai 10 setiap 100.000
penduduk, serta merupakan 1% dari seluruh kejadian kanker dan 0,5% dari
penyebab kematian oleh karena kanker. Tumor tiroid relatif sering muncul pada
usia 20-50 tahun. Anak-anak usia dibawah 20 tahun dengan nodul tiroid
mempunyai risiko keganasan lebih tinggi dibandingkan kelompok dewasa.
Kelompok usia 60 tahun, disamping mempunyai prevalensi keganasan lebih tinggi,
juga mempunyai agresivitas penyakit lebih berat, terlihat seringnya kejadian kanker
tiroid tipe anaplastik pada kelompok usia ini. Diagnosis dini dan terapi agresif
segera dianjurkan untuk kanker tiroid terutama tipe anaplastik (Haugen et al., 2015)
Angka kejadian kanker tiroid meningkat stabil sejak pertengahan tahun 1990an
dan diperkirakan angka kejadian 44.670 pada tahun 2010. Rata-rata angka
kematiannya relatif stabil pada wanita namun sejak tahun 1983 pada laki-laki relatif
meningkat yaitu 1% pertahun dan diperkirakan 1.690 kematian pada tahun 2010
(Thomas et al., 2012)
Tumor tiroid paling sering muncul pada usia 20-50 tahun. Anak usia dibawah
20 tahun dengan nodul tiroid mempunyai risiko keganasan lebih tinggi dibanding
kelompok dewasa. Kelompok usia 60 tahun, disamping mempunyai prevalensi
keganasan lebih tinggi, juga mempunyai agresivitas penyakit lebih berat, terbukti
dengan tingginya angka kejadian kanker tiroid tipe anaplastik pada kelompok usia
ini (Figge et al., 2006).
Ditinjau dari aspek histopatologi, kanker tiroid jenis papiler, folikuler, meduler
dan anaplastik diperkirakan menduduki 90% dari seluruh keganasan tiroid,
kemudian disusul dengan limfoma, squamous cell carcinoma, sarkoma, melanoma
dan metastasis. Kanker tiroid tipe papiler (Papillary Thyroid Cancer/PTC) dengan
berbagai variannya (konvensional, follicular, tall cell, solid, diffuse sclerosing dan
columnar) diperkirakan 80%, tipe folikuler (Folicular Thyroid Cancer/FTC)
dengan variantnya (Hürthle) diperkirakan 10%, tipe poorly differentiated
medullary (Medullary Thyroid Cancer/MTC) beserta variannya (insular) sekitar
5% dan tipe anaplastik (ATC) 1%-5% (Thomas et al., 2012; Simoes et al.,2011)
2.5 Penatalaksanaan
2.5.1 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Laboratorium
nodul tiroid, serum tirotropin (TSH) harus diukur selama evaluasi awal pasien
dengan nodul tiroid. Jika TSH serum di bawah normal, thyroid scan harus
dilakukan. Jika TSH serum normal atau meningkat, thyroid scan radionuklida
yaitu tiroglobulin, biasanya tidak terlalu informatif pada kasus preoperatif dugaan
keganasan tiroid karena kadar tiroglobulin relatif tinggi (Strong recommendation,
Moderate-quality evidence) hingga 500 ng/ml, dapat ditemukan pada cold nodule
tiroglobulin >500 ng/ml ditemukan pada 72% pasien dengan kanker tiroid tipe
folikuler dan 56% pada pasien dengan kanker tiroid tipe onkositik. Pada pasien
dengan metastasis dan tumor primer belum diketahui, maka kadar tiroglobulin
tumor marker paling efektif jika digunakan setelah operasi pengangkatan tiroid
screening kanker tiroid medular pada pasien dengan nodul tiroid. Pada pasien
Tiroid sonografi dengan survei kelenjar getah bening leher harus dilakukan
pada semua pasien dengan nodul tiroid yang terlihat ataupun dengan suatu
2016). Pemeriksaan radiologi pada kanker tiroid seperti USG (Gray Scale) sering
digunakan dalam pemeriksaan tiroid, selain murah USG juga mudah digunakan
dan tidak memiliki efek radiasi. USG dapat menentukan volume tiroid, ukuran
nodul, struktur (difus, uni atau multinodular), echogenitas (iso-, hiper-, hipo-
echogenik) dan juga dapat mengevaluasi struktur leher di sekitar tiroid. USG yang
disarankan adalah USG dengan frekuensi tranduser tinggi (7,5-10 MHz) karena
dapat mendeteksi lesi tiroid kecil (2-3 mm). Tanda keganasan tiroid sering
ditemukan (90% kasus) dengan lesi solid yang hypoechoic. Jarang sekali
al., 2005). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apakah adanya
halo sign (pada tepi nodul), degenerasi kistik atau kalsifikasi dapat digunakan
untuk membedakan antara nodul tiroid jinak atau ganas. Hasilnya, indikator yang
dapat digunakan untuk membedakan nodul tiroid jinak atau ganas adalah adanya
invasi pada struktur sekitar tiroid dan adanya metastasis pada kelenjar getah
membantu dalam penegakan nodul tiroid secara akurat (Biersack et al., 2005;
Nostrad, 2006).
meningkat 50% pada kasus tumor jinak tiroid. Tetapi setidaknya 60%-70% tiroid
cold nodule dapat diklasifikasikan sebagai nodul koloid jinak berdasarkan USG
seseorang dengan benjolan di leher kemungkinan kanker tiroid. Scan ini juga
sering digunakan pada orang yang telah didiagnosis dengan kanker tiroid
berdifferensiasi baik (papiler, folikuler, atau sel Hürthle) untuk membantu apakah
tumor telah menyebar. Karena sel kanker tiroid tipe meduler tidak menyerap
yodium, radioiodine scan tidak digunakan untuk kanker tiroid tipe meduler.
Untuk tes ini, sejumlah kecil yodium radioaktif (I131) ditelan (biasanya sebagai
pil) atau disuntikkan ke pembuluh darah dan seiring waktu, yodium diserap oleh
yang diobati. Pada pasien ini fungsi pencitraan bukan untuk menegakkan
ahli bedah tentang perluasan ke daerah kritis dan struktur sekitarnya, terutama
yang berdekatan otot, arteri karotis, trakea, laring, faring, esofagus, dan
mediastinum. Tumor kecil yang terlihat pada USG (kurang dari diameter 10 mm)
dapat terabaikan pada CT dan MRI, oleh karena itu USG lebih disukai pada kasus
tumor multifokal.
Kanker tiroid tipe papiler umumnya relatif kecil, berbatas tegas dan
terlokalisir, namun dapat invasif dan menyerang seluruh lobus tiroid atau keluar
dari tiroid ke dalam struktur berdekatan, termasuk laring dan trakea dan lebih
sering esofagus. Wilayah nekrosis kistik sering muncul dalam tumor. Pungtat
atau area klasifikasi berkabut (Psammoma Bodies) dan deposit multifokal sering
tidak terlihat pada CT. Metastasis pada kelenjar getah bening terjadi sekitar 50%
kasus. Gambaran kelenjar getah bening sering kali bervariasi, dapat muncul
Kanker tiroid tipe folikuler umumnya bersifat agresif dan invasif secara lokal,
jarang kistik dan jarang bermetastasis ke kelenjar getah bening sekitar 10%.
Kanker tiroid tipe anaplastik sering mengadakan invasi lokal ke berbagai struktur
termasuk ke pembuluh darah leher, trakea, dan laring. Kanker tiroid tipe
Kalsifikasi amorf sering muncul dan lebih dari seperempat kasus disertai
biasanya padat, kasar, serta menunjukkan kalsifikasi dan invasi lokal. Lebih dari
50% kasus berhubungan dengan kelenjar getah bening leher dan kelenjar getah
bening mediastinum. Sekitar sepertiga dari tumor ini memiliki keterkaitan dengan
hampir selalu primer dan sering dikaitkan dengan penyakit Hashimoto. Limfoma
tiroid pada umumnya muncul sebagai massa soliter, kadang-kadang sebagai
6. Pemeriksaan MRI
hanya terdapat sedikit literatur tentang MRI tiroid. Semula diharapkan teknik ini
dapat membedakan berbagai macam kelainan patologis dari jaringan tiroid, tetapi
sampai saat ini harapan tersebut tidak terpenuhi. Akibatnya, penggunaan MRI
untuk memeriksa tiroid berkembang jauh lebih lambat dibandingkan area tubuh
lainnya. Secara umum, peran dari pencitraan cross-sectional area ini telah
dikurangi pada tahun belakangan ini, oleh karena fungsi kedokteran nuklir lebih
bermanfaat bagi organ endokrin. Secara morfologi, organ berukuran kecil dan
MRI. Hal ini juga berkaitan dengan efisiensi biaya (Biersack, et al., 2005).
Peran MRI sendiri sejauh ini pada kanker primer adalah memeriksa
morfologi dari luas masa jaringan dan juga keterlibatan jaringan sekitar seperti
pembuluh dan otot. Invasi tumor ke jaringan sekitar dapat disingkirkan dengan
pada gambaran T1-weighted. Tetapi garis lemak ini tidak selalu ada dan mungkin
akan sulit untuk membedakan invasi tumor pada jaringan sekitar. Invasi tumor
pada otot paling baik ditunjukkan sebagai hiperintens pada Short TI Inversion
2005).
FNAB adalah prosedur pilihan dalam evaluasi nodul tiroid jika diindikasikan
secara klinis. FNAB adalah metode yang paling akurat dan hemat biaya untuk
FNAB untuk pemeriksaan sitologi ini sebagai alat bantu diagnostik, dapat
meduler, tiroiditis dan kebanyakan nodul koloid jinak. Namun demikian, FNAB
tidak bisa membedakan adenoma folikuler dan kanker tiroid tipe folikuler dan
menegakkan diagnosis pada nodul tiroid soliter dan solid dengan echogenisitas
2.5.3 Pengobatan
1. Terapi Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan pilihan dari kanker tiroid papiler dan
folikuler. Sampai saat ini tingkatan operasi dalam hal kelenjar tiroid dan
kelenjar getah bening masih bervariasi dari pengobatan konservatif hingga
pendekatan secara radikal. Hasil histologi kanker dan penyebaran secara
lokal maupun regional menentukan jenis pembedahan utama kanker tiroid
papiler dan folikuler (Paschke et al., 2015).
Pembedahan pada kanker tiroid sampai saat ini masih diperdebatkan antara
penganut yang radikal dan lebih konservatif dengan berbagai argumentasi. Pada
golongan konservatif mengacu kepada beberapa faktor prognostik terutama
pada kanker tiroid berdeferensiasi baik, tindakan radikal dilakukan pada
penderita dengan risiko tinggi, tindakan operasi dapat berupa isthmolobektomi,
tiroidektomi mendekati total atau tiroidektomi total (Thomas et al., 2012;
Gimm et al., 2001; Pasaribu, 2006).
1. Terapi radioiodine
Pilar kedua pengobatan untuk kanker tiroid berdiferensiasi baik,
setelah dilakukan operasi adalah radioaktif terapi yodium. Dalam konteks
ini, yodium radioaktif mengacu pada isotop I131, yang memancarkan
radiasi beta dengan penetrasi jaringan rata-rata kanker 1 mm, serta sebagai
radiasi gamma dalam penetrasi yang dapat digunakan untuk scintigraphy
(Paschke et al., 2015).
2. Terapi Hormon
Terapi hormon menggunakan hormon-hormon untuk menghentikan
pertumbuhan sel kanker. Dalam melakukan terapi kanker tiroid, hormon
dapat digunakan untuk menghentikan tubuh membuat hormon yang dapat
meningkatkan pertumbuhan kanker. Hormon biasanya diberikan dalam
bentuk pil (Wartofsky, 2006).
3. Kemoterapi
Penelitian terkait kemoterapi pada pasien kanker tiroid baik jenis well
differentiated maupun undifferentiated sangat terbatas. Hal ini dikarenakan
sebagian besar tumor berespon baik pada terapi pembedahan, terapi
radioiodine, atau external radioterapi. Cytotoxic drugs sering digunakan
secara khusus pada pasien dengan tumor yang tidak dapat direseksi, tidak
berespon pada I131, dan sudah diterapi namun tidak berespon dengan
radioterapi external. Sebagian besar pasien dengan metastasis jauh
kehilangan kemampuan untuk berespon pada I131 dan meninggal dalam 5
tahun. Kemoterapi pada kanker tiroid berdiferensiasi baik seharusnya hanya
dapat diberikan pada kasus metastasis progresif dan refrakter pada terapi
radioiodin. Hanya pada poorly differentiated dan kanker anaplastik saja
dapat dilakukan kemoterapi diikuti terapi konvensional sebagai modalitas
awal (Biersack et al., 2005).