Disusun Oleh:
Kelompok 6
Kelas C
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PETERNAKAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Indonesia
dianugrahi alam yang subur tak heran jika produk peternakan menjadi sumber masyarakat
sebagai bahan pangan.Rasanya tidaknya lengkap sebagai bahan pangan tidak memiliki
protein.Terutama salah satu produk dari ayam yaitu telur tak heran jika semua masyarakat
sangat membutuhkan telur untuk dikonsumsi sehari-hari.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Ir. Siti Nurachman, M.S sebagai
pembimbing mata kuliah ilmu pengantar peternakan dan tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan kami dari kelompok 6 sehingga makalah ini berhasil
terselesaikan.Namun demikian makalah ini merupakan hasil karya manusia yang tak luput
dari kekurangan dan kesalahan untuk itu saran dan kritik selalu kami harapkan demi
perbaikan dan kelengkapan makalah ini untuk masa mendatang.
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................. iii
DAFTAR ILUSTRASI..................................................................... iii
I PENDAHULUAN
1.1. Peternakan Tradisional / Peternakan rakyat.............................. 1
1.2. Peternakan Semi Tradisional..................................................... 1
1.3. Peternakan Maju / Peternakan Skala Industri.... 1
II PEMBAHASAN
2.1. Produksi Peternakan ayam pedaging......................................... 2
2.2. Contoh-contoh Produk Olahan Hasil Ternak ayam pedaging... 4
2.3. Cara Pengolahan Produk Ternak ayam pedaging...................... 6
2.4. Lingkungan Peternakan ayam pedaging................................... 10
KESIMPULAN............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA. 12
I
PENDAHULUAN
II
PEMBAHASAN
1) Stoving
2) Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis dan
esofagus. Prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong (sekitar
3-4% dari bobot ternak) dan berlangsung sekitar 60-120 detik ( ditunggu 1-2
menit ). Kadang-kadang dilakukan dengan cara menusuk bagian otak diarahkan
pada medula ablongata dengan pisau kecil. Terdapat beberapa cara penyembelihan mulai
dari cara pemenggalan leher yang sederhana sampai metode konsher yang dimodifikasi
cara modern. Cara konsher dengan memotong pembuluh darah, jalan makanan dan jalan
nafas. Sedangkan cara konsher modifikasi dilakukan dengan memotong hanya pembuluh
darah (dipingsankan terlebih dahulu), serta cara Islam yaitu pemutusan saluran darah
(vena dan arteri), kerongkongan dan tenggorokan, hewan harus sehat, tidak boleh dibius
dan yang memotong orang Islam.
3) Penuntasan Darah
Penuntasan darah harus dilakukan dengan sempurna karena dapat mempengaruhi mutu
daging unggas. Penuntasan darah yang kurang sempurna menyebabkan karkas akan
berwarna merah di bagian leher, bahu, sayap dan pori-pori kulit dimana lama penyimpanan
akan terjadi perubahan warna. Penuntasan darah pada pemotongan ungags yang modern
dilakukan dengan cara unggas yang disembelih digantung pada gantungan. Pengeluaran
darah sebaiknya dilakukan secara tuntas atau sekitar 50 - 70 detik sehingga ayam
kehilangan sekitar 4 persen dari berat badannya.
4) Penyeduhan
Penyeduhan atau perendaham dalam air panas dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan
proses pencabutan pada tahap berikutnya karena kolagen yang mengikat bulu sudah
terakogulasi. Suhu dan waktu perendaman yang digunakan 54,50 C selama 60 120 detik.
Perendaman terlalu lama menyebabkan kulit menjadi gosong atau coklat.
6) Pengeluaran Jeroan
Organ dalam ayam (Viscera) merupakan tempat kotoran, sehingga harus dikeluarkan
sesempurna mungkin. Proses pengeluaran organ dalam dimulai dari pengambilan tembolok,
trakhea, hati, empedu, empedal, jantung, paru-paru, ginjal, usus dan ovarium/ testes.
Setelah pengeluaran organ dalam, dilakukan pencucian karkas dengan menggunakan air
suhu 5-10oC dengan kadar klorin 0,5-1 ppm, hal ini untuk menghindari dan menekan
pertumbuhan bakteri, sehingga mutu dan keamanan karkas ayam tetap terjaga. Isi perut ini
dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.
7) Pemotongan Karkas
Karkas ayam pedaging adalah bagian dari ayam pedaging hidup, setelah dipotong, dibului,
dikeluarkan jeroan dan lemak abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta kedua kakinya
(ceker). Cara pemotongan karkas yaitu kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga
dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci
bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan
dan dikemas. Teknik penyimpanan karkas ayam yang baik yaitu menggunakan suhu
ruangan (-4)oC sampai 0oC, karena dengan teknik ini dapat mempertahankan dan
melindungi karkas dari berbagai kontaminan berbahaya, mutu fisik dapat dipertahankan,
mutu gizinya tetap baik dan dapat menekan pertumbuhan bakteri sehingga dapat
memperpanjang daya simpan 1 - 3 bulan.
Komponen Karkas
- Otot
Komponen karkas yang paling mahal adalah otot. Bagian terbesar otot terdapat di bagian
dada, sehingga besarnya dada dijadikan ukuran untuk membandignkan kualitas daging pada
broiler. Fungsi otot yang utama bagi tubuh unggas adalah untuk menggerakan tubuh,
menutupi tulang dan membentuk tubuh. Otot pada dada ayam berwarna lebih terang
sedangkan otot pahanya berwarna lebih gelap, disebabkan ayam lebih banyak berjalan
daripada terbang, sehingga menyebabkan pigmen mioglobin terdapat lebih banyak pada
otot paha.
- Lemak
Lemak mempunyai tiga tipe, yaitu (1) lemak bawah kulit (subcutan), (2) lemak perut
bagian bawah (abdominal) dan (3) lemak dalam otot (intramuscular). Persentase lemak
abdominal pada ayam lebih tinggi daripada ayam jantan, dan bobotnya semakin bertambah
dengan meningkatnya umur.
Kandungan lemak subkutan dipengaruhi oleh umur. Lemak subkutan meningkat dari 13,25
% pada umur 3 minggu menjadi 33,87 % pada umur 9 minggu.
- Tulang
Sistem pertulangan pada unggas berbeda dengan pertulangan pada mamalia. Tulang unggas
ringan tetapi kuat dan kompak, karena mengandung garam kalsium yang sangat padat.
Umumnya tulang-tulang yang panjang membengkok, yang membuat tulang menjadi ringan,
dan tulang-tulang tersebut bergabung bersama-sama membentuk susunan yang kokoh yang
mana juga merupakan tempat bertautnya daging. Tulang disamping merupakan kerangka
bagi tubuh dan tempat bertautnya daging, juga berfungsi melindungi organ tubuh, dan
sumsum tulang.
- Kulit
Kulit unggas berfungsi melindungi permukaan tubuh. Kulit mempunyai kelenjar minyak
atau oil gland yang terdapat pada pangkal ekor. Kulit terdiri atas dua lapis, lapisan luar
disebut epidermis dan bagian dalam disebut dermis. Paruh dan kuku serta kulit pada kaki
serta bulu terdiri atas epidermis. Jengger dan daun telinga dari dermis yang ditutupi
epidermis. Epidermis terdiri atas dua lapisan tipis bagian luar disebut stratum corneum
dan bagian dalam disebut rete malphigi atau stratum germinatum. Dermis tersusun dari
jaringan pengikat yang mengandung banyak lemak. Kulit unggas relatif tipis dibandingkan
dengan kulit mamalia. Pada ayam, kulit pjsangat sensitif waktu rontok bulu (molting),
karena jaringan syaraf, otot dan pembuluh darah yang mengalir di dalam kulit berhubungan
dengan akar bulu. Warna kulit dipengaruhi oleh pigmen kulit, melanin dan santophyl. Kulit
mempunyai beberapa fungsi yaitu (1) melindungi bagian dalam kulit secara mekanik
terdapat kemungkinan masuknya zat-zat, (2) melindungi kulit terdapat cahaya atau sinar
yang akan masuk, karena pada sel epidermis terdapat pigmen melanin, (3) mengatur
temperatur tubuh, (4) sebagai, kelenjar sekresi, yaitu tempat keluarnya keringat, (5) tempat
pembentukan vitamin D dari cholesterol dan (6) sebagai tempat berlangsungnya respirasi.
Kontrol Penyakit
1. Kontrol penyakit dilakukan dengan memperhatikan manajemen ternak,
misalnya mencegah berjangkitnya atau meluasnya serangan serangan penyakit
dengan cara membeli bibit yang baik, mengurangi kontak dengan pembawa
penyakit, melakukan desinfeksi. 2. Program pengendalian kesehatan ternak
yang sering dilakukan, antara lain:
a. kunjungan ke peternakan;
b. pencatatan (records);
c. prosedur diagnostik;
d. program pengobatan;
e. program perkawinan;
f. pengawasan parasit.
2.4.2.MAKRO
12http://irfansyuhada.blogspot.co.id/2009/10/koefisien-teknis.html
http://freshmeat-04.weebly.com/harga-hari-ini.html
..........................................................................................................
http://www.tipscaramanfaat.com/kandungan-gizi-dan-manfaat-daging-ayam-bagi-
kesehatan-1174.html