Anda di halaman 1dari 78

Kompetensi Dasar 1.

Mengidentifikasi jenis-jenis hijauan


pakan
(rumput dan leguminosa)

1
Hijauan pakan ternak
Definisi

adalah segala macam hijauan


dari tumbuh-tumbuhan atau
tanaman yang dapat dimakan
oleh ternak tanpa mengganggu
kesehatan ternak tersebut
2
Hijauan pakan ternak dapat digolongkan
menjadi beberapa macam antara lain:

1. Jenis Rumput-Rumputan
2. Jenis Leguminosa (Kacang-
kacangan)
3. Jenis Dedaunan
4. Hijauan Dari Limbah
Pertanian
3
1. Jenis Rumput-Rumputan

Sistematika rumput
• Divisio : Spermatopyta
• Sub divisio : Angiosperma
• Klas : Monocotyledoneae
• Ordo : Glumiflora
• Familia : Gramineae
• Sub familia : Panicoideae
4
1. Jenis rumput-rumputan

a. Rumput liar/ rumput alam : rumput yang


tumbuh dan berkembang dimana-mana tanpa
adanya campur tangan manusia
b.Rumput tanaman.
dibedakan menjadi dua yaitu rumput potong
dan rumput lapangan.

5
Rumput potong
Definisi

adalah rumput yang sengaja


ditanam oleh manusia dan
dipelihara secara intensif
sebagai pakan ternak

6
Jenis rumput potong antara lain
1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Famili : Gramineae
Asal :Afrika
Ciri-ciri :
1. Tumbuh tegak membentuk
rumpun
2. Bisa mencapai tinggi 2 meter
3. Bunga berbentuk es lilin
4. Bahan tanam : stek/pols
Adaptasi :
1. Dataran rendah sampai dataran tinggi
2. Curah hujan cukup
3. Tahan kekeringan
4. Produktifitas : 150 – 250 ton/ha/th
7
2. Rumput Raja/King Grass
(Pennisetum purpureophoides)
Famili : Gramineae
Asal : Afrika
Ciri-ciri :
1. Tumbuh tegak membentuk rumpun
2. Bisa mencapai tinggi 3 meter
3. Bunga berbentuk es lilin
4. Bahan tanam : stek/pols
Adaptasi :
1. Dataran rendah sampai dataran
tinggi
2. Curah hujan cukup
3. Tidak tahan kekeringan
4. Tidak tahan genangan air
5. Produktifitas : 250 – 450 ton/ha/th
8
3. Rumput Mexico (Euchlaena Mexicana)
Famili : Gramineae
Asal : Mexico
Ciri-ciri :
1. Tumbuh tegak membentuk rumpun
2. Bisa mencapai tinggi 3 meter
3. Daun lebar dengan pelepah
berwarna kemerahan
4. Bahan tanam : stek/pols
Adaptasi :
 Jenis tanah berat atau remah
 Dataran 0 – 1200 m dpl
 Curah hujan 200 mm/th
 Suhu 18 – 27o C
 Tahan kekeringan
 Produktifitas : 70 ton/ha/th 9
4. Rumput Benggala (Panicum maximum)
Famili : Gramineae
Asal : Afrika Tropis
Ciri-ciri :
1. Membentuk stolon, menjalar me-
nutup tanah
2. Bisa mencapai tinggi 1,2 meter
3. Tahan terhadap renggutan
4. Tidak tahan genangan air
5. Cocok untuk padang gembala
6. Bahan tanam : pols
Adaptasi :
7. Dataran rendah 0 – dataran tinggi
1200 m dpl
8. Curah hujan 1000 – 2000 mm/th
9. Agak tahan kekeringan
10. Produktifitas : 150 ton/ha/th

10
5. Rumput Ruzi (Brachiaria ruziziensis)
Famili : Gramineae
Asal : Kongo, Afrika
Ciri-ciri :
1. Membentuk stolon, menjalar me-
nutup tanah
2. Bisa mencapai tinggi 50 – 90 cm
3. Perakaran dangkal
4. Tidak tahan terhadap renggutan
5. Cocok untuk padang gembala
kambing/domba
6. Bahan tanam : pols
Adaptasi
7. Dataran rendah sd tinggi
8. Curah hujan 1000 mm
9. Agak tahan kekeringan
10. Produktifitas : 150 ton/ha/th
11
6. Rumput Setaria 7. Rumput Star
(Setaria sphacelata) Grass

8. Brachiaria
Decumbens

12
Rumput lapangan

Definisi

adalah jenis rumput yang sengaja


ditanam oleh manusia dan dipelihara
secara intensif direncanakan tidak
dipotong akan tetapi dipergunakan
sebagai padang penggem-balaan

13
Kelebihan rumput
1. Rumput mudah cepat tumbuh dan dalam
jumlah banyak
2. Dapat diberikan pada ternak ruminansia dalam
jumlah banyak
3. Mengandung berbagai zat makanan yang
sangat diperlukan oleh tubuh ternak
4. Rumput mudah didapat dan dapat tumbuh
berkembang dimana-mana.
5. Pada saat berlebihan rumput dapat diawetkan
dan disimpan dalam waktu lama
14
Tabel 1. PERKIRAAN PRODUKSI RUMPUT
NO Jenis Rumput Produksi Hijauan
Segar /Ha/Tahun
1 Rumput Gajah 200 – 300 ton
2 Rumput Benggala 100 – 150 ton
3 Rumput Australia + 90 ton
4 Rumput Setaria Sp + 80 ton
5 Rumput Mexico + 70 – 80 ton
6 Rumput Brachiaria + 80 ton
decumbens (debe)
7 Rumput Brachiaria ruziziensi 70 – 200 ton

Sumber : Departemen Pertanian


15
2. Jenis Leguminosa (Kacang-kacangan)

Sistematika
Divisio : Spermatopyta
Sub divisio : Angiosperma
Klas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Sub ordo : Rosinae
Familia : Leguminoseae

16
Ciri-Ciri Legum
a. Mempunyai bintil akar yang dapat berfungsi sebagai penyubur tanah
b. Daunnya berbentuk kecil-kecil dan bersirif tunggal
c. Buahnya termasuk buah polong
d. Bunganya berbentuk kupu-kupu
e. Pada legum jenis pohon biasanya berakar tunggang, sedangkan
legum yang bukan jenis pohon berakar serabut
f. Mampu mengikat nitrogen bebas dari udara
g. Legum tropik biasanya bersifat perennial (hidup lebih dari satu tahun),
sehingga dapat menyediakan hijauan makanan lebih banyak dari pada
legum yang bersifat annual (hidup kira-kira hanya satu tahun)
h. Sifat tumbuhnya merayap dan membelit dengan batang-batang yang
dapat mengeluarkan akar dari tiap ruas batangnya. Dan ada juga jenis
legum yang mempunyai sifat tumbuh tegak.

17
Jenis Hijauan pakan ternak legum :
1. Centro kecil (Centrosema pubescens)
Famili : Leguminoceae
Asal : Amerika Selatan
Ciri-ciri :
1. Merambat, merayap
2. Bisa mencapai panjang 5 meter
3. Tiap tangkai berdaun 3 berbentuk
elips dan berbulu halus pada kedua
permukaannya
4. Bunga besar berwarna ungu muda
5. Tidak tahan genangan air
6. Bahan tanam : biji
Adaptasi :
7. Dataran tinggi 1000 m dpl (baik)
8. Curah hujan 1300 mm/th
9. Suhu udara 19 – 27oC
10. Tahan kekeringan 18
2. Stylo (Stylosanthes Guyanensis)
Famili : Leguminoceae
Asal : Amerika Tengah/Selatan
Ciri-ciri :
1. Tegak, membebtuk rumpun
2. Bisa mencapai tinggi 1,5 meter
3. Tiap tangkai berdaun 3 berbentuk
elips sempit panjang dan agak
berbulu
4. Bunga kecil berwarna kuning
5. Perakaran kuat dan dalam
6. Bahan tanam : biji
Adaptasi :
7. Dataran 0 - 1000 m dpl (baik)
8. Curah hujan 900 - 4000 mm/th
9. Toleran terhadap tanah yang miskin
hara, tanah asam
10. Tahan genangan/drainase jelek
19
3. Siratro (Macroptilium Antropurporeum)
 Famili : Leguminoceae
 Asal : Mexico

Ciri-ciri :
 Tumbuh memanjat
 Tiap tangkai berdaun 3 berwarna
hijau tua, permukaan atas berbulu
halus, permukaan bawah putih
keperakan dan berbulu tebal halus
 Bunga besar berwarna merah
lembayung
 Bahan tanam : biji
Adaptasi :
 Daerah tropis
 Curah hujan 600 – 1800 mm/th
 Suhu udara 21oC
 Tahan kekeringan 20
4. Turi (Sesbania grandiflora)
Famili : Leguminoceae
Asal : Ciri-ciri :
1. Berbentuk pohon
2. Bisa mencapai tinggi 10 meter
3. Tangkai menyirip dengan daun
kecil-kecil berbentuk lonjong
4. Bunga besar berwarna putih ke-
kuningan atau ungu
5. Buah berbentuk polong
panjang
6. Bahan tanam : biji
Adaptasi :
7. Daerah tropis lembab
8. Toleran terhadap hujan
9. Sangat cocok pada tanah kapur 21
5. Petai Cina (Leuclaena glauca)
• Famili : Leguminoceae
• Asal : Mexico
Ciri-ciri :
1. Berbentuk pohon
2. Bisa mencapai tinggi 10 meter
3. Tangkai menyirip dengan daun kecil-
kecil berbentuk lonjong
4. Bunga besar berwarna putih ke-
kuningan
5. Buah berbentuk polong pipih
6. Bahan tanam : biji
Adaptasi :
• Daerah tropis , ketinggian < 500 m dpl
• Toleran terhadap hujan
• Tidak tahan terhadap tanah asam 22
6. Lamtoro Gung 7. Kacang Panjang

8. Kalopo (Calopogonium muconoides)


9. Kacang tanah (Arachis hypogaea)
10. Kacang kedelai (Glycine soya)
11. Albasia/jenjen (Albizzia)
12. Gamal (Gliricidia)
23
3. Jenis Dedaunan
Hijauan pakan jenis dedaunan
kabanyakan diberikan kepada
ternak ruminansia kecil seperti
domba dan kambing

24
Jenis Hijauan pakan dedaunan :

1. Daun Singkong 2. Daun Pisang


(Manihot utilissima) (Musa sapientum)

3. Daun Nangka 4. Daun Randu


(Artocarpus integra) (Ceiba pentandra)

25
6. Daun Waru
(Hibiscus tilatatus)

7. Daun kembang sepatu (Hibiscus


rosasinensis)
8. Dan lain-lain

26
4. Hijauan Dari Limbah Pertanian

a. Jerami Padi : limbah tanaman padi


yang sudah diambil bijinya
b. Jerami jagung
c. Daun Tebu
d. Jerami kedelai (titen)
e. Jerami kacang tanah (rendeng) dll

27
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Hijauan
No Bahan BK PK SK TDN
(%) (%) (%) (%)
1 Jerami padi 31.87 52.11 26.78 51.50
2 Jerami kacang kedelai 30.87 14.10 20.97 61.59
3 Jerami kacang tanah 29.08 11.31 16.62 64.50
4 Jerami kacang hijau 21.93 15.32 26.90 55.52
5 Jerami kacang panjang 28.40 6.94 33.49 55.52
6 Jerami kulit kedelai 61.93 8.00 38.67 58.19
7 Jerami jagung segar 21.69 9.66 26.30 60.24
8 Klobot jagung 42.56 3.40 23.32 66.41
9 Pucuk tebu 21.42 5.57 29.04 55.29
10 Tongkol jagung 76.61 5.62 25.55 53.08
11 Panicum maximum 15-28 hari 20.40 21.50 29.70 50.90

28
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Hijauan
No Bahan BK PK SK TDN
(%) (%) (%) (%)
12 Panicum maximum 54-56 hari 23.80 8.70 33.80 49.20
13 Panicum maximum 57-70 hari 27.20 7.90 34.50 51.00
14 Panicum maximum masak segar 40.00 4.90 40.30 45.30
15 Pennisetum purpureum 15-28 hari 15.70 11.40 29.50 53.10
16 Pennisetum purpureum 43-56 hari 17.50 9.30 32.90 50.40
17 Pennisetum purpureum 57-70 hari 20.60 8.40 33.30 52.90
18 Rumput napier 18.40 12.20 8.00
19 Silase rumput napier 30.00 6.60 7.00
20 Silase batang jagung 23.20 8.20 7.82
21 Rumput lapang musim hujan 18.00 12.99 24.28
22 Rumput lapang musim kemarau 20.00 11.56 28.72

Sumber : NRC 1994 Feed and feeding, 1987


29
Kompetensi Dasar 2 :
Menghitung kebutuhan sarana
produksi penanaman hijauan
pakan

30
1. Menghitung Kebutuhan Bibit hijauan

Tergantung dari :
a. Luas lahan yang akan ditanami
b. Jenis Bibit yang akan digunakan
c. Jarak tanam bibit yang akan
ditanam
d. Jumlah bibit per lubang tanam
31
a. kebutuhan luas lahan ditetukan
oleh :

 jumlah ternak yang diusahakan,


 produktifitas HPT yang budidayakan dan
 kebutuhan rata-rata HPT per satuan ternak.

32
 Contoh : untuk memenuhi kebutuhan HPT 100 satuan ternak
yang memerlukan HPT rata-rata 40 kg/satuan ternak/hari, jika
dipilih jenis HPT nya rumput gajah dengan produktifitas 250
ton/Ha/tahun adalah sebagai berikut :
 Kebutuhan HPT = 40 kg/st/hari x 100 st x 365 hari/tahun
= 1.460.000 kg/tahun
= 1.460 ton/tahun
 Kebutuhan lahan = 1.460 ton/tahun
250 ton/ha/tahun
= 5,84 Ha.

33
b. Jenis Bibit yang akan digunakan
• Kebutuhan bahan tanam stek/pols dapat dihitung dengan rumus :
• Kebutuhan Bibit = n x L
m
• Dengan : n = banyaknya bibit per lubang tanam
L = luas lahan
m = jarak tanam
Contoh :
• Kebutuhan stek untuk penanaman rumput gajah seluas 1 hektar
dengan jarak tanam 60 cm x 90 cm, jika direncanakan akan
ditanam 2 batang bibit per lubang tanam adalah :
• Kebutuhan bibit = 2 batang x 10.000 m²
0,6 x 0,9 m²
= 37.037,04 batang
= dibulatkan 37.038 batang
34
c. Penentuan Jarak Tanam
tergantung

kesuburan lahannya, semakin


subur jarak semakin lebar
atau sebaliknya

35
Tabel 3. Contoh Jarak Tanam Rumput

NO JENIS RUMPUT JARAK TANAM


1 R. Gajah 60 x 90 cm
2 R.Benggala 60 x 60 cm
3 R. Australia 60 x 60 cm
4 R.Setaria,Sp 4 - 11kg/ha
5 R. Bede 40 x 40 cm
6 R.Brachiaria Ruziziensi 40 x 40 cm
7 Dll

Sumber : Departemen Pertanian

36
Kompetensi Dasar 3 :
  Membudidayakan hijauan
pakan ternak

37
1. Menyiapkan Lahan
 Penyiapan lahan secara spesifik adalah
pengolahan tanah.
 Pengolahan tanah dimaksudkan untuk :
a. membersihkan tanah dari tumbuhan liar
b. menggemburkan tanah untuk menunjang
sistem perakaran tanaman
c. Memperbaiki sistem aerasi tanah
d. Melestarikan kesuburan tanah.

38
Tahap-tahap pengolahan tanah

a. Pembersihan lahan
membersihkan lahan dari pepohonan, semak-
semak, alang-alang atau tumbuhan lain yang
tidak diperlukan
b. Pembajakan
Pembajakan dilakukan untuk memecah
lapisan tanah menjadi bongkahan-
bongkahan, membalik lapisan tanah dan
membantu proses mineralisasi bahan-bahan
organik. 39
Tahap-tahap pengolahan tanah
c. Pemberian pupuk dasar/ Kapur
• Pemupukan dasar sebaiknya dilakukan 1 – 2
minggu sebelum penanaman. Dosis
penggunaan pupuk dasar adalah 30 – 40 ton/Ha.
• Penambahan kapur dilakukan terutama pada
tanah yang terlalu asam (pH rendah). Kegaiatan
ini dimaksudkan agar pH tanah berada pada
kisaran normal, yaitu antara 6,5 – 7,0.

40
Tahap-tahap pengolahan tanah

d. Penggemburan
 Penggemburan dapat dilakukan dengan cara
digaru atau dicacah dengan bajak rotari.
Penggemburan bertujuan untuk
menghancurkan bongkahan-bongkahan
tanah menjadi struktur remah dan untuk
membersihkan sisa perakaran tumbuhan liar.

41
Tahap-tahap pengolahan tanah
e. Pembuatan bedengan/guludan
• Agar sistem irigasi dan drainase berjalan lancar,
sebelum digulud atau dibedeng, pada hamparan
tanah terlebih dahulu dibuat parit keliling dan parit
mujur adalah lebar 60 cm dan dalam 70 cm,
sedangkan parit malang berkururan lebar 50 cm
dan dalam 60 cm.
• Selanjutnya hamparan tanah dibuat
bedengan/guludan sesuai jarak tanam. Ukuran
lubang tanam adalah lebar 25 cm dan dalam 30 cm,
sedangkan jarak antar larikan 90 cm.
42
Bedengan

43
2. Penanaman Hijauan Pakan Ternak

a. Penanaman dengan biji


 dapat dilakukan secara larikan atau bisa juga
dengan cara disebar.
 Penanaman secara larikan mempunyai
keuntungan, yaitu tanaman lebih teratur rapi dan
mudah dalam melakukan penyiangan, tetapi
memerlukan biaya dan tenaga yang lebih banyak.

 penanaman dengan disebar lebih menghemat


biaya dan tenaga, tetapi tanaman menjadi tidak
rapi dan sulit untuk kegiatan penyiangan. 44
Tingkat kedalaman benaman tergantung
pada ukuran biji
 Biji berukuran besar, misalnya lamtoro
dan turi dapat dibenamkan sedalam
kira-kira 3 cm
 Biji berukuran sedang, misanya siratro,
stylo, calopo dan centro dapat
dibenamkan antara 1 - 2 cm
 Biji berukuran lembut, misalnya lotonis
dapat dibenamkan sedalam 1 cm.
45
Keuntungan penanaman dengan bahan
biji :

1. Rumput lebih kuat dan tahan injakan


2. Biji dapat disimpan dengan mudah dan tahan
lama
3. Penanaman dengan biji lebih mudah dari pada
pols atau sobekan
4. Lebih menghemat biaya dan tenaga.

46
b. Penanaman dengan pols
 Pols adalah sobekan rumpun, bahan
penanaman dari pols yang baik diperoleh dari
: sobekan rumpun yang sehat, mengandung
banyak akar dan calon anakan yang baru.
 Tanaman rumput yang ditanam dengan
bahan pols, bagian daunnya harus dipotong.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi
penguapan.

47
Contoh gambar pols

48
Keuntungan menanam menggunakan pols

1. Tidak semua jenis hijauan pakan ternak


dapat ditanam dengan biji,
2. lebih cepat tumbuh dari pada bahan
penanaman dari stek dan biji.

49
Kerugian menanam menggunakan pols

1. Banyak membutuhkan tenaga dalam


pembuatan lubang tanam, angkutan dan
penanaman
2. pols tidak dapat disimpan dalam waktu
yang lama. Paling lama 2-3 hari saja

50
c. Penanaman dengan bahan Stek

 stek adalah potongan batang tanaman


 Untuk sudut kemiringan pemotongan stek
kurang lebih 45 derajat, sedangkan batang
atau pucuk yang diambil minimal 2 mata
tunas atau panjangnya antara 20-25 cm.
 Penanaman dari bahan stek, usahakan stek
tidak terbalik. Bila terbalik pertumbuhannya
akan jelek sehingga produksinya rendah,
sehingga tidak sesuai dengan harapan.

51
 Stek ditanam pada lubang tanam
yang dibuat pada larikan. Ruas dan
buku pertama harus tertancap masuk
ke dalam tanah dengan mata tunas
mengarah ke atas.
 Pada buku pertama diharapkan akan
tumbuh perakaran, sedangkan pada
buku ke 2 akan tumbuh tunas. Setiap
lubang tanam dapat ditanami 2 – 3
batang stek.
52
Gambar posisi penanaman dengan stek

53
3. Pemeliharaan tanaman Hijauan
Pakan Ternak
a. Penyulaman
 Penyulaman adalah kegiatan mengganti
bibit HPT yang mati/tidak tumbuh dengan
bibit baru atau bibit yang telah tumbuh
dari titik tanam yang lain. Penyulaman
dilakukan pada umur 3 minggu atau
tanaman telah berdaun 3 – 4 helai.

54
b. Pemupukan
 Memupuk adalah memberikan bahan-bahan yang
diperlukan oleh tanah, dengan tujuan menambah unsur
hara atau zat makanan yang diperlukan tanah baik
secara langsung maupun tidak langsung
 Pupuk yang diberikan pada tanaman hijauan pakan
ternak dapat berupa pupuk organik dan an organik.
 Pemupukan dilakukan umur 25 hari
 Kebutuhan pupuk 150 – 200 kg / ha
 Waktu pemupukan bersamaan pengolahan tanah untuk
pupuk organik

55
Pemupukan dapat dilakukan dengan 3
cara, yaitu :

 disebarkan mengelilingi tanaman


 ditanam dalam baris antara
barisan tanaman, atau
 dibenamkan lubang di sekitar
tanaman

56
c. Pendangiran dan pembumbunan
 Pendangiran dilakukan untuk menggemburkan tanah
agar aerasi (peredaran udara) dalam tanah lancar,
meningkatkan penyerapan pupuk oleh tanah,
merangsang pertumbuhan perakaran, dan mengurangi
penguapan air tanah.
 Kegiatan ini dilakukan pada waktu tanaman berumur 1
bulan.
 Bersamaan dengan pendangiran dilakukan kegiatan
pembumbunan. Pendangiran dan pembumbunan
selanjutnya dilakukan setiap tanaman selesai dipanen
atau bersamaan dengan pemupukan.

57
Sebelum didangir dan dibumbun

Setelah didangir dan dibumbun

58
d. Penyiangan
 Penyiangan tanaman hijauan pakan ternak,
bertujuan untuk memberantas atau
membasmi gulma
 gulma adalah tumbuhan pengganggu atau
tumbuhan yang tumbuh tidak dikendaki,
tanaman yang tidak mempunyai nilai
ekonomis
 jenis gulma misalnya alang-alang, teki atau
rumput liar lainnya yang mengganggu
tanaman yang diusahakan.

59
 Karakteristik gulma adalah: tumbuhnya liar dan
cepat, sulit dan tahan terhadap pengendalian,
bisa tumbuh pada lokasi yang gersang,
tumbuhnya spontan tanpa disebar, sangat
agresif dan merusak pemandangan
 Kerugian akibat gulma antara lain :
- Menurunkan produksi hijauan
- Menurunkan kualitas hijauan
- Mempersulit dan mempertinggi biaya dan
penggelolaan
- Mengurangi debet dan kualitas air

60
Cara memberantas gulma
 Mekanik atau fisik yaitu dengan cara dibabat,
dicabut dan dibakar
 Cara kimia yaitu dengan menggunakan
herbisida/pestisida kontak langsung atau
dengan cara sistemik dengan cara
penyemprotan
 Kultur teknis yaitu dengan cara pengaturan
jarak tanam dan penggunaan tumbuhan
penutup tanah (Cover crops)
 Biologis dengan menggunakan predator atau
musuh alami
61
e. Pengairan
 Bila lama tidak turun hujan atau bila tanah mulai
mengering, perlu dilakukan pengairan terhadap
tanaman HPT.
 Pengairan juga sangat diperlukan setelah
pemberian pupuk, yaitu untuk membantu
pelarutan dan peresapan pupuk ke dalam tanah,
sehingga akar tanaman akan lebih mudah
menyerap unsur-unsur haranya.
 Pengairan dilakukan dengan cara mengalirkan dan
menggenangkan air dari saluran irigasi atau dari
sumur pantek ke seluruh lahan
62
f. Pengendalian hama dan penyakit
 Hama adalah semua makluk hidup yang menyerang
tanaman hingga menimbulkan kerusakan baik dari
segi kualiatas dan kuantitas sehingga merugikan
manusia.
 Yang termasuk hama tanaman hijauan adalah:
serangga, sapi, kerbau, domba dan kambing yang
tidak diurus memakan tanaman hijauan dan bisa
juga manusia .
 Kerugian akibat hama : Menurunkan produksi
hijauan, Menurunkan kualitas hijauan,
Mempertinggi biaya pemeliharaan
63
Pengendalian hama dengan cara :
 Mengusir hama, kalau hama tersebut berupa ternak
dan manusia
 Memberantasnya dengan pestisida kalau hamanya
berupa serangga
 Membuat pagar keliling pada lahan tanaman
hijauan pakan tersebut, dengan tujuan untuk
mencegah/ menanggulangi hama agar tidak
menyerang tanaman hijauan pakan
 Membersihkan tanaman hijauan dan lingkungan
dari semak belukar yang dirasa merupakan tempat
persembunyian hama
64
 penyakit tanaman adalah suatu pertumbuhan yang
abnormal atau penyimpangan-penyimpangan
tumbuh baik pada bagian tertentu maupun seluruh
tanaman yang disebabkan gangguan biotik maupun
non biotik.
 Atau yang disebut penyakit adalah suatu gangguan
terhadap tanaman sehingga nilai ekonomisnya
menurun, baik kualitas maupun kuantitas.
 Yang termasuk dalam katagori penyakit adalah:
bakteri, cendawan, virus, pathogen/ parasit dan
lain-lain

65
Pengendalian penyakit dengan cara

 Membrantas dengan pestisida


 Membersihkan tanaman hijauan dan lingkungan
dari semak belukar yang dirasa merupakan sumber
penyakit

66
Kompetensi Dasar 4 :
Memanen Hijauan Pakan Ternak

67
Pemanenan/defoliasi HPT dilakukan
dengan memperhatikan :
a. Waktu yang optimal untuk defoliasi
 Yaitu pada saat tanaman berada pada
akhir fase vegetatif menjelang fase
generatif, Karena pada fase ini
kandungan serat kasarnya tidak terlalu
tinggi, dan kandungan proteinnya
cukup tinggi.

68
 Fase vegetatif adalah
saat di mana
tanaman mengalami
pertumbuhan batang
dan daun yang
maksimal
 Fase generatif adalah
saat di mana
tanaman sudah mulai
berbunga. Pemanenan HMT

69
b.Frekuensi defoliasi
 Frekuensi defoliasi dipengaruhi oleh
kemampuan tanaman untuk tumbuh
kembali yang optimal.
 Dalam kondisi pemeliharaan yang
baik, HPT dapat dipotong setiap 40
hari sekali pada bulan basah ,
sedangkan pada bulan kering setiap
60 hari sekali atau 2 bulan sekali
70
c. Intensitas defoliasi

 Intensitas defoliasi adalah


banyaknya bagian tanaman yang
dipotong atau tinggi/rendahnya
bagian tanaman yang disisakan
pada proses defoliasi.

71
c. Intensitas defoliasi
 Pemotongan tanaman HPT sebaiknya
menyisakan batang antara 5 – 10 cm
atau dibawah buku pertama di atas
permukaan tanah.
 Pemotongan dengan menyisakan
bagian yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan rendahnya
produktifitas HPT
72
d. Pengaturan jadwal defoliasi
Petak No. 1 Petak No. 2 Petak No. 3 Petak No. 4
Defoliasi : hari ke 1 Defoliasi : hari ke 3 Defoliasi : hari ke 5 Defoliasi : hari ke 7
Pemulihan : hari ke 2 Pemulihan : hari ke 4 Pemulihan : hari ke 6 Pemulihan : hari ke 8

Petak No. 5
Petak No. 8 Petak No. 7 Petak No. 6
Defoliasi : hari ke 9
Defoliasi : hari ke 15 Defoliasi : hari ke 13 Defoliasi : hari ke 11
Pemulihan : hari ke
Pemulihan : hari ke 16 Pemulihan : hari ke 14 Pemulihan : hari ke 12
10

Petak No. 9 Petak No. 10 Petak No. 11 Petak No. 12


Defoliasi : hari ke 17 Defoliasi : hari ke 19 Defoliasi : hari ke 21 Defoliasi : hari ke 23
Pemulihan : hari ke 18 Pemulihan : hari ke 20 Pemulihan : hari ke 22 Pemulihan : hari ke 24

Petak No. 16 Petak No. 15 Petak No. 14 Petak No. 13


Defoliasi : hari ke 30 Defoliasi : hari ke 29 Defoliasi : hari ke 27 Defoliasi : hari ke 25
Pemulihan : hari ke 31 Pemulihan : hari ke 30 Pemulihan : hari ke 28 Pemulihan : hari ke 26

73
Melakukan taksasi hasil/produksi HPT

 Dilakukan pemotongan secara sampling untuk


menaksir produktifitas HPT.
 Sampling dilakukan dengan memilih secara acak.
 Sampling sekurang-kurangnya dilakukan
sebanyak 3 kali ulangan lalu hasilnya dirata-rata.
 Rata-rata hasil tersebut kemudian dikonversikan
ke luasan 1 hektar, yaitu dengan dikalikan jumlah
populasi tanaman per hektar, sehingga diperoleh
produktifitas HPT/Ha/panen.

74
Menghitung produktifitas HPT/Ha/tahun
menggunakan rumus

 P = a x + k a’ x
b b’
 P = Produktifitas HPT (ton/Ha/tahun)
 a = Jumlah hari bulan basah (BB)
 b = Interval pemotongan pada bulan basah
 a’ = Jumlah hari bulan kering (BK)
 b’ = Interval pemotongan pada bulan kering
 x = Produktifitas HPT (ton/Ha/panen)
 k = Konstanta rasio produksi HPT pada bulan
kering : bulan basah 75
Contoh :
 Sebidang lahan di zona agroklimat A II (BB = 8
bulan, BK = 4 bulan) ditanami rumput benggala
dengan jarak tanam 60 cm x 90 cm. Setelah
dilakukan pemotongan sampling pada 3
rumpun, ditimbang dan rata-rata hasilnya 1,15
kg/rumpun. Jika diketahui interval pemotongan
pada bulan basah 40 hari, interval pemotongan
pada bulan kering 60 hari dan konstanta
produksinya 0,5; maka taksiran produksi rumput
benggala tersebut adalah :

76
  Jumlah rumpun per hektar = 10000 / (0,6 x 0,9)
= 18.518,52 = 18.519
 Produktifitas per panen (x)= 1,15 kg/rumpun x

18.519 rumpun
= 21.296,85 kg= 21,3 ton
 Jumlah hari bulan basah (a) = 8 x 30 hari = 240 hari
 Jumlah hari bulan kering (a’) = 4 x 30 hari = 120 hari
 Produktifitas (P) = 240/40 x 21,3 + 0,5 . 120/60 . 21,3
= 6 . 21,3 + 0,5 . 2 . 21,3
= 149,1 ton/Ha/tahun
77
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

78

Anda mungkin juga menyukai