Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Jenis-Jenis Penyakit Pada Organ Ekskresi Paru-Paru”.
Makalah ini dibuat sebagai tugas Anatomi Dan Fisiologi Ternak.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang
sekiranya dapat membangun dan memotivasi penulis untuk berkarya lebih baik
lagi di masa mendatang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini dengan
baik. Dan pada akhirnya kepada Allah jualah penyusun mohon taufik dan
hidayah, semoga usaha kami mendapat manfaat yang baik. Serta mendapat ridho
Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang
merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan.
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung
beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam
mediastinum. Paru-paru (Bahasa Inggris: Lung, dari kata Latin pulmones untuk
paru-paru.) adalah organ utama pada sistem pernapasan (respirasi) dan
berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) dan juga sistem ekskresi.
Fungsinya adalah untuk menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari
darah atau sering disebut “bernapas”. Pada umumnya paru-paru terdapat pada
hewan mamalia termasuk juga manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk
meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding
dada sewaktu ada gerakan bernafas.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri atas tiga
gelambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir tengah (lobus
medius), dan gelambir bawah (lobus inferior). Sedangkan paru-paru kiri terdiri
atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus superior) dan gelambir bawah (lobus
inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen.
Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus
superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai
sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen
pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini
masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Diantara
lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh
darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus.
Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus.
Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 –
0,3 mm.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada gelembung inilah
terjadi pertukaran udara di dalam darah, O2 masuk ke dalam darah dan CO2
dikeluarkan dari darah. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung
paru-paru ini kurang lebih 700juta buah. Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi
anatomisnya, semakin negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan
semakin besar. Ada dua tipe sel epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan
berbentuk skuamosa, bertanggungjawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe
II, yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara. Sel-sel tipe
II inilah yang memproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus dan mencegah
kolapnya alveolus.
1. Trakea
2. Bronkus
3. Rongga pleura
4. Paru-paru kanan
5. Paru-paru kiri
6. Tulang rusuk
7. Otot intercosta
8. Diafragma
4. Alveoli merupakan ujung dari bronchioles yang jumlahnya sekitar 600 juta
pada paru-paru manusia dewasa. Pada aveoli ini oksigen akan didifusi
menjadi karbondioksida yang diambil dari dalam darah.
Selain itu, ada juga yang disebut bronkopneumonia yang menyerang seberkas
jaringan di salah satu paru-paru atau keduanya.
Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung
adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian
ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing,
harimau, dan manusia. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak
melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati
dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak
dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula
dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga
perlu dijaga. Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang
didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum
dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah. Unggas sebaiknya
tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus
dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan. Gejala umum yang
dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut.
Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu
segera mendapatkan pengobatan.
6. Faringitis
8. Pneumotoraks
9. Emfisema
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,
volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya.
Gejala emfisema:
Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat
pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa
dialami penderita emfisema.
Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk
mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
10. Asma
12. Bronkhitis
14. Emfisema
16. Silikosis
Silikosis adalah salah satu penyakit paru akibat lingkungan kerja. Penyakit
ini merupakan suatu pneumokoniosis yang disebabkan oleh inhalasi partikel-
partikel kristal silika bebas. Silika adalah sejenis bahan yang banyak digunakan
dalam bangunan dan perusahaan konstruksi. Silika dalam bentuk padat tidak
berbahaya, tetapi bentuk butiran debu sangat tidak baik untuk paru-paru. Yang
termasuk silika bebas adalah kuarsa, tridimit, dan kristobalit.
17. Asbestosis
Asbestosis adalah penyakit paru yang disebabkan banyaknya zat asbes yang
terhirup paru-paru, sehingga menyebabkan kerusakan berat. Pada beberapa kasus
asbestosis, bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit kanker paru-paru. Kanker
paru-paru sendiri adalah keberadaan tumor ganas di paru-paru. Kanker paru-paru
adalah kanker paling umum di dunia dan lebih dari satu juta kasus baru ditemukan
setiap tahun.
Gejala awal kanker paru-paru tidak spesifik. Namun, umumnya batuk yang
terus-menerus yang merupakan gejala paling awal penyakit kanker paru-paru.
Karena kebanyakan orang yang menderita kanker paru-paru adalah perokok, maka
biasa disebut “batuk perokok”. Gejala lain berupa batuk berdarah, mengi, berat
badan turun, suara serak yang terus menerus, dan nyeri dada.
19. Influenza
Influenza atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza. Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si penderita.
Penyakit ini tidak hanya menyerang manusia, burung, dan binatang mamalia
seperti babi dan orang utan juga dapat terserang flu. Pada manusia, gejala umum
yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan
mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang
lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat
mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut. Masa
penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari sejak
kontak dengan hewan atau orang yang influensa. Penderita dianjurkan agar
mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak menularkan penyakit hingga
mereka merasa lebih sehat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paru-paru juga membantu menjaga sel-sel tubuh tetap mendapatkan pasokan
oksigen dan menyingkirkan karbondioksida. Namun, tentu saja hal ini dapat
dilakukan jika kondisi paru-paru memang sehat. Penyakit Paru Paru dapat
mempengaruhi saluran udara. Sakit paru paru yang umum dikenal pada
masyarakat meliputi asma, PPOK (penyakit Obstruktif Kronis), Bronkitis (akut
dan kronis), Emfisema, fibrosis kistik, tuberculosis / tbc / tb, kanker paru paru, dll.
Penyakit pada paru paru yang disebutkan tadi tergantung organisme dan letak
kelainan/infeksi yang terjadi.
Penyakit Paru Paru adalah beberapa kondisi medis yang paling umum di
seluruh dunia. Organ paru paru merupakan organ yang kompleks, setiap hari
berfungsi untuk membawa oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. penyakit
yang menyerang paru paru dapat berupa hasil dari masalah dalam bagian manapun
dari sistem ini. Penyakit pada paru paru sangat mempengaruhi jalan napas
mulai dari trakea (tenggorokan) yang bercabang menjadi bronkus, yang pada
gilirannya menjadi semakin kecil (alveoli) menuju seluruh paru-paru.
B. Saran
Untuk menjaga paru-paru tetap sehat, saran yang sering kita dengar adalah
menghindari kebiasaan merokok. Selain merugikan diri sendiri, merokok juga
merugikan kesehatan orang lain yang terkena polusi asap rokok (perokok pasif).
Nah, selain itu, ada juga beberapa makanan sehat dan bergizi yang sangat
bermanfaat untuk menjaga paru-paru sehat, memastikan sistem pernafasan
berfungsi dengan baik, dan juga untuk membantu mengurangi risiko penyakit
terkait paru-paru.
Sebuah penelitian di University of Southampton, Inggris, menyebutkan
bahwa diet yang kaya akan buah-buahan dan sayuran berpotensi menjadi
pelindung terhadap perkembangan penyakit paru-paru obstruktif kronik. Peserta
penelitian tersebut adalah 266 perokok yang mengisap sekitar 20 batang
rokok/hari selama 10 tahun. Fakta yang ditemukan adalah, satu sendok makan
sayuran per hari, atau satu potongan buah per hari, dapat membantu mengurangi
risiko perkembangan penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://tutorialkedokteran.blogspot.com
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/03/paru-paru-artikel-lengkap.html