Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA Buffer Menurut Achmad Hiskia (2011) buffer atau larutan penyangga dapat didefinisikan sebagai campuran

asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya yang dapat mempertahankan pH disekitar daerah kapasitas buffer. Larutan penyangga (buffer) digunakan untuk menjaga (mempertahankan) pH-nya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar. Sedangkan Padmono (2007) mengatakan bahwa sifat dari larutan buffer yaitu pH larutan tidak berubah jika diencerkan dan tidak berubah pula jika ditambahkan kedalamnya sedikit asam atau basa. Cairan rumen Rumen adalah kantung penampungan perrtama bahan pakan setelah dikunyah dan ditelen. Cairan rumen merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri dan protozoa secara anaerobik. Salah satu bakteri yang penting di dalam rumen adalah bakteri selulolitik yang menyebabkan ternak ruminansia hidup dengan hijauan berkualitas rendah (Curch, 1988). Penelitian yang menggunakan cairan rumen dapat memperoleh cairan rumen dari ternak donor. Menurut Hitani (2006), pengambilan cairan rumen dilakukan melalui fistula yang dibuat pada rumen ternak. Pembuatan fistula ini membutuhkan biaya yang mahal dan tenaga terlatih. Pada ternak berfistula memerlukan pemeliharaan yang intensif dan tidak ekonomis, karena biaya operasional yang mahal. Efek lain yang ditimbukan dari ternak berfistula adalah dapat menyebabkan gangguan metabolisme kerena jika fistula lepas maka banyak cairan rumen yang keluar yang bisa menyebabkan ternak dehidrasi dan keadaan rumen menjadi aerob karena udara yang masuk melalui fistula serta ternak juga mudah terinfeksi karena seringkali ada serangga yang ada di daerah fistula. Di dalam cairan rumen juga terdapat saliva. Saliva yang masuk kedalam rumen berfungsi sebagai buffer dan membantu mempertahankan pH tetap pada 6,8. Saliva bertipe cair, membuffer asam-asam, hasil fermentasi mikroba rumen. Selain itu juga saliva merupakan zat pelumas dan surfactant yang membantu didalam proses mastikasi dan ruminasi. Saliva mengandung elektrolit-elektrolit tertentu seperti Na, K, Ca, Mg, P, dan urea yang mempertinggi kecepatan fermentasi mikroba. (Hvelplund,1991). Saliva Buatan McDougall Saliva buatan atau Larutan McDougall berperan sebagai larutan penyangga atau buffer dalam medium atau sebagai pengganti fungsi saliva. Penggunaan saliva buatan penting untuk mempertahankan pH supaya tetap berada dalam kisaran normal. Pembuatan saliva buatan mengacu pada metode McDougall (1948) yang dikutip Tilley dan Terry (1963). Larutan saliva buatan (buffer) McDougall (campuran 58,80g NaHCO3, 48g Na2HPO4.7H2O, 3,42g KCl, 2,82g NaCl, 0,72g MgSO4.7H2O, 0,24g CaCl2 dalam 6 liter akuades) ( Tanuwiria dkk., 2006).

HCl HCl merupakan salah satu asam kuat. Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan. Senyawa ini digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan sangat hati-hati karena merupakan cairan yang sangat korosif. Asam klorida juga merupakan komponen utama dalam asam lambung. Asam lambung berfungsi untuk membantu pencernaan makanan dan mencegah mikroorganisme masuk lebih jauh ke dalam usus. pH asam lambung yang rendah yaitu sekitar 1,5 akan mendenaturasi protein, sehingga akan lebih mudah dicerna oleh enzim pepsin. pH yang rendah ini juga akan mengaktivasi prekursor enzim pepsinogen. Setelah meninggalkan lambung, asam klorida dalam kim akan dinetralisasi oleh natrium bikarbonat dalam usus dua belas jari. (Keenan, 1992) NaOH NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318C serta titik didih 1390C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1 molekul air (Daintith, 2005). Dalam pembuatannya mungkin NaOH dapat dihasilkan cukup murni akan tetapi dalam penyimpanannya NaOH mengalami perubahan antara lain karena NaOH higroskopis sehingga menarik uap air dari udara. Selain itu NaOH juga mudah bereaksi dengan CO2 dalam udara. Kedua proses ini menyebabkan NaOH tidak murni lagi dan sukar untuk ditimbang. (Harjadi, 1986) Kertas Indikator Universal Kertas indikator universal adalah kertas indikator yang mampu menunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan suatu larutan. Kertas indikator universal memiliki empat buah garis yang berwarna, yaitu kuning, hijau, jingga, dan jingga kecokelatan. Garis warna tersebut akan mengalami perubahan warna jika kertas indikator universal dicelupkan ke dalam suatu larutan yang memiliki sifat tertentu.

Tabel 1. Nilai pH Berdasarkan Perubahan Warna pada kertas Indikator Universal

Nilai pH

Urutan Warna pada Garis Warna dari Bawah warna 1 warna 2 kuning kuning kuning kuning kuning kuning kehijauan hijau pucat hijau hijau tua biru kecoklatan coklat muda biru biru warna 3 jingga jingga jingga jingga jingga jingga jingga jingga jingga jingga jingga jingga jingga cokelat cokelat warna 4 jingga kecokelatan jingga kecokelatan jingga kecokelatan jingga kecokelatan jingga kecokelatan jingga kecokelatan jingga kecokelatan jingga

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

ungu tua ungu ungu muda coklat coklat muda kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning kuning

Anda mungkin juga menyukai