Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU BEDAH UMUM

”RESTRAIN PADA KUCING”.

KELOMPOK 2B

1. YOHANA SIMAMORA (1708010008)


2. MARIA JOSSIE DERAM NIHAMAKING (1709010018)
3. ALOYSIUS HERYANTO WUNDA (1709010030)
4. AGUSTIANI AMALIA RATU DOBO (1709010042)
5. MICHAELA MARISA DAEL (1709010048)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

NIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”RESTRAIN PADA
KUCING”.

Makalah ini penulis susun secara maksimal dan dengan bantuan dari berbagai pihak
maka dari itu penulis menyampaikan limpah terima kasih atas peran serta dalam penyusunan
makalah.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa makalah ini masi jauh dari kata
sempurna,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.

Kupang, Agustus 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ilmu bedah merupakan bagian dari terapi untuk menyembuhkan gangguan dengan
menggunakan alat. Dalam kedokteran ilmu bedah berkaitan dengan pengobatan penyakit
atau luka dengan jalan operasi (pembedahan). Prosedur dalam kedokteran yang melibatkan
pemotongan jaringan pasien atau penutupan luka secara berkelanjutan maka dianggap
sebagai bidang ilmu bedah. (Andayani, 2012)

Dalam pembedahan atau operasi kita memerlukan tindakan restrain terlebih dahulu, guna
menenangkan hewan tersebut serta tidak melukai handler dalam hal ini dokter hewan maupun
hewan itu sendiri. Restrain dapat dilakukan dengan dua metode yaitu restrain fisik dan
restrain kimia. Restrain fisik dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti tali. Restrain fisik
biasanya dilakukan ketika kucing masi dalam jangkauan pengendali handler. (Andayani,
2012)

Namun terkadang tindakan medis yang menyakitkan seperti pembedahan(operasi) yang


melibatkan organ dalam maupun pembedahan tulang(ortopedi) tidak memungkinkan jika
hanya menggunakan restrain fisik. Tindakan medis yang menyakitkan cukup berbahaya bagi
hewan itu sendiri maupun dokter hewan yang menanganinya. Oleh karena itulah digunakan
bantuan restrai kimia. Restrain kimia dapat dilakukan dengan agen farmakologis seperti
pemberian obat-obatan acepromazin, medetomidine, xylazine. (Andayani, 2012)

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan restrain pada hewan(kucing).
2. Untuk mengetahui pengertian restrain fisik dan cara melakukannya pada kucing.
3. Untuk mengetahui pengertian restrain kimia dan cara melakukannya pada kucing.

1.3 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan restrain dan tujuan restrai pada hewan(kucing)?
2. apa yang dimaksud dengan restrain fisik dan bagaimana cara melakukan restrai
fisik pada kucing?
3. Apa yang dimaksud dengan restrain kimia dan bagaimana cara melakukan
restrain kimia?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan tujuan restrain


Kucing merupakan salah satu contoh hewan yang kehidupan sosialnya banyak
berhubungan dengan manusia dan dimasukan dalam golongan hewan kesayangan.
Kucing selalu mengandalkan kecepatan,kelincahan, kehati-hatian dan cakar seperti pisau
untuk bertahan hidup. Karena itu,kucing harus di kendalikan dengan baik. Misalnya,
mulai dengan mengelus menggunakan tangan dengan ramah kepada kucing dari kepala
sampai ekor sambil berbicara dengan ramah. (Andayani, 2012)
Restrain dan casting merupakan suatu yang sangat mendasar yang perlu dipahami
dalam suatu tindakan pembedahan pada hewan, di samping itu harus mengetahui tentang
dasar-dasar ilmu bedah itu sendiri dalam suatu tindakan pembedahan terutama pada
hewan kesayangan ada kalanya restrain dan casting ini mutlak dipahami. (Andayani,
2012)
Restrain adalah pembatasan aktivitas hewan dengan verbal, fisik, atau farmakologis.
Artinya sehingga hewan tersebut dicegah dari melukai dirinya sendiri atau orang lain.
Merestrain kucing secara paksa berbahaya untuk kedua handler dan hewan. Oleh karena
itu pemiliknya sangat baik untuk menangani dengan aman dan manusiawi dengan lembut
dan meminimalisir pengendalian fisik(Andayani, 2012)
Restrain (pengekangan) tindakan mencegah aksi atau gerakan maju dengan kekuatan
moril atau fisik maupun dengan membuat suatu hambatan. Jadi pengekangan adalah
proses pencegahan suatu aksi atau gerakan dan pengekangan pasien adalah hal pertama
yang harus dilakukan oleh seorang dokter hewan (Soegiri, 2007).

Tujuan dari restrain antara lain :

1. Untuk memudahkan pemeriksaan fisik, termaksut tetes mata dan pemeriksaan rektal.
2. Untuk mempermudah pengaplikasian bahan suntik dan topikal.
3. Untuk menerapkan perban.
4. Untuk melakukan prosedur tertentu (misalnya keteterisasi urin).
5. Untuk mencegah melukai diri sendiri (Elizabeth collar dan Andayani, 2012).

4
2.2 Jenis-jenis Restrain Meliputi:
2.2.1 Restrain Fisik
1. Menangkap seekor kucing

Seekor kucing yang ketakutan dan berkeliaran bebas serta memperlihatkan tanda- tanda
tidak ingin didekati seseorang maka ia dapat ditangkap dengan sebuah jerat atau dengan
melemparkan sebuah selimut atau kantong diatasnya.(Leahy,2007)

Sebuah jerat untuk kucing dapat sepanjang satu sampai dua kaki tetapi untuk menunjang
buat kucing, tidak perlu terlalu berat. Jerat dapat dibuat dari batang yang ringan serta ada tali
di dalamnya yang membentuk jerat pada ujungnya untuk menangkap kucing. Gambar 1a
(Leahy,2007).

Cara yang lebih mudah untuk menangkap seorang kucing adalah dengan melemparkan
sebuah kantong, selimut atau kain di atas hewan tersebut. Sebelum kucing itu dapat
melepaskan diri, kita harus segera menangkapnya. Dengan meraba melalui kain, kita pegang
kepalanya erat-erat pada tengkuk, sehingga hewan itu tidak dapat memalingkan kepalanya.
Setelah kucing terpegang dengan baik, kain itu dapat disingkirkan. Gambar 1b (Leahy,2007)

Gambar 1a. Jerat untuk menangkap kucing.(Leahy,2007)

Gambar 1 b. Kain untuk menangkap kucing.(Leahy,2007)

5
2. Mengangkat dan memegang kucing

Sambil berdiri pada sisi kiri kucing, ulurkan tangan kanan lewat di atas punggung
kebawah badan kucing dengan tangan terbuka sehingga jari tengah berada diantara kedua
kaki depan (gambar 2a). Dengan tangan kiri memegang erat kulit punggung leher, kucing itu
kemudian diangkat (gambar 2b). Tahan tubuh kucing diantara kelok lengan dan pinggul. Kaki
belakang kucing akan bertumpu pada pinggul (gambar 2c).(Leahy,2007)

Gambar 2a Gambar 2b Gambar 2c

Gambar teknik memegang dan mengangkat kucing. (Leahy,2007)

3. Mengeluarkan kucing dari kurungan dan memegangnya


Kucing yang berada dalam kurungan sangat sulit untuk di keuluarkan,apalagi kucing
tersebut bertemperamen buruk dan juga harus berhati-hati mengeluarkannya, agar kucing
tidak kabur, karena kucing merupakan hewan yang sangat lincah. (Leahy,2007)
Hal pertama yang dilakukan yaitu, membuka sebagian pintu kurungan, kita memasukan
tangan ke dalamnya dan menempatkan tangan kiri di atas pundak kucing serta memegangnya
sedemikian rupa sehingga hewan itu tidak dapat lepas. Pintu lalu dapat dibuka lebar-lebar
dengan tangan kanan diletakkan di bawah badan kucing dengan jari tengah diantara kaki
depan sedangkan ibu jari dan jari lainnya memegangnya erat-erat. Kucing itu dapat diangkat
dari kurungan dengan tangan kanan, bersamaan dengan itu tangan kiri melalui punggung
memegang ekor dan kaki belakang. Jari tengah dan ekornya harus berada diantara kedua kaki
belakang sedangkan ibu jari dan jari lainnya memegangnya. (Leahy,2007Jika kucing itu tidak
segera di obati, maka harus segera di tenpatkan Dalam sebuah kantong, kotak atas. Jika tidak,
hewan ditaruh di atas tanah atau meja. Satu tangan tetap memegang kucing untuk
mencegahnya melarikan diri. (Leahy,2007).

6
4. Membawa kucing jarak dekat

Seekor kucing yang dibawa dan dapat melihat aktivitas sekitarnya, cenderung jadi gugup
dan mudah ketakutan. Contohnya seperti didekati oleh anjing, kucing lain atau suara yang
keras dapat mengejutkan kucing dan menimbulkan suatu reaksi yang tidak menyenangkan
bagi sang pembawa. Untuk menghindari hal ini maka, kulit di atas leherrya harus
dipegangdengan tangan kanan, Sedangkan kepalanya disembunyikan di bawah tangan kiri.
Badan hewan berada antara lengan kiri dan badan bawah. Gambar 4a (Leahy,2007)

Gambar 4 a Teknik membawa kucing jarak dekat.(Leahy,2007)

5. Pemberangus

Pemberangus merupakan tali yang digunakan untuk mengikat moncong kucing.


Pemberangus di gunakan ketika kucing akan di obati, khususnya kucing yang tidak
bersahabat atau memiliki temperamen yang buruk , agar dapat terhindar dari gigitan kucing.
(Leahy,2007)
Untuk pemberangus sendiri bisa digunakan tali sumbu, perban atau tali lainya, caranya
yaitu membuat lingkaran ditengah-tengah tali atau perban yang panjangnya empat kaki dari
simpul tali yang berbeda. Memasukan melingkar di sekitar hidung dan menarik erat.
Kemudian menarik ujung-ujungnya ke bawah dagu dan ikat dengan simpul mati.Sekanjutnya
Lewatkan masing masing ujung melalui sisi leher dan ikat dengan simpul reefer atau simpul
persegi pada pada tengkuknya. Kemudian lewatkan salah satu ujung tali yang bebas dibawa
lingkar pada permukaan dorsal dari hidung dan Tarik erat. Ikatlah ujung-ujung tali tersebut
simpul reefer pada tengkuk. Gambar 5a (Leahy,2007)

7
Gambar 5a teknik pemberangus. (Leahy,2007)

6. Pengekangan pada Sisi di atas meja


Untuk pemeriksaan seekor kucing dapat diletakkan pada sisinya di atas meja. Restrainer
memegang kedua kaki depan dengan satu tangan, telunjuk berada di antara kedua kaki
sedangkan ibu jari dan jari lain melingkarnya.Lengan melintang di atas leher kucing dan
menakan kepala hewan itu ke bawah. Tangan lain memegang kedua kaki belakang dengan
arah yang sama, menariknya perlahan lahan kebelakang dan sedikit menegangkan tubuh
kucing itu sehingga hewan itu tidak dapat berputar. (Leahy,2007)

Gambar 6a. Teknik pengekangan pada sisi diatas meja. (Leahy,2007)

7. Pengekangan untuk injeksi intravenus

Untuk mengekang seekor kucing sehingga dapat diberi suntikan intravenus, kita
memegang cakar kaki kiri dan kepalanya dengan tangan kiri. Ibu jari menempatkan cakar
dekat pada muka kucing dan jari-ari melingkari leher hewan itu sedemikian rupa hingga
telapak tangan menekan kepala kebawah. (Gambar 7a). Dengan tangan kanan memegang
lengan kanan kucing mengarah ke depan. Lengan kanan kita melintang di atas tubuh kucing
dan menahannya.(Gambar 7b) (Leahy,2007)

8
Gambar 7a Gambar 7b
Teknik pengekangan untuk injeksi intravenus (Leahy,2007)

8. Kantong kucing

Sebuah kantong dapat dikatakan mutlak diperlukan dalam pengekangan kucing. Seekor
kucing dapat saja dibungkus dengan kain atau handuk agar tidak dapat mencakar, tetapi ini
tidak membatasi hewan itu seperti halnya kantong. Kantong yang baik harus mempunyai tali
penutup di atasnya dan satu lubang pada salah satu ujungnya. (Gambar 8a). Kucing harus
dimasukkan ke dalam kantong dengan kaki belakang lebih dahulu dan tali penutup ditarik
erat sekitar lehernya, sehingga kepala keluar untuk di obati. (Gambar 8b). Jika salah satu kaki
yang harus di obati maka kaki itu ditarik keluar melalui lubang disudut kantong. (Gambar
8c). Kantong sebaiknya terbuat dari kain jeans, kain kasur atau kanvas dan harus dicuci setiap
habis dipakai meskipun kelihatannya masih bersih. (Leahy,2007)

Gambar 8a Gambar 8b Gambar 8c

Teknik restrain menggunakan kantong kucing. (Leahy,2007)

9. Stock Cornell

Dengan menggunakan stock jenis ini, seorang asisten dapat memegang seekor kucing
untuk hampir semua jenis pengobatan. Stock Ini mempunyai empat cela untuk empat kaki

9
hewan dan terletak lebih dekat pada satu ujung dari pada ujung lain. Jika kaki belakang
kucing ditempatkan dalam celah yang lebih dekat dengan tapi, maka papan itu menjulur
beberapa inci di depan kepala hewan. Seorang asisten memegang kedua kaki depan dan
belakang dibawa stock. Asisten memegangnya dengan cara yang lazim, yaitu dengan telunjuk
di antara kaki dan jari lain melingkarinya serta menarik kaki belakang hewan ke belakang dan
kaki depan ke muka seperti arah mana dalam (Gambar 9a).Untuk keperluan pengobatan cakar
atau pemberian suntikan intravenous, satu kaki dapat diletakkan di atas stock dan diikat pada
kaki stock dengan pembalut kasa. (Leahy,2007)

Gambar 9a (Stok Cornell) (Leahy,2007)

10. Perisai

Merupakan selembar papan dengan dua lubang untuk kaki kucing yang digunakan untuk
melindungi restrainer dari garukan dan gigitan kucing. Penggunaan alat ini sama dengan
stock Cornell tetapi tidak berkaki, alat ini tidak dapat diletakkan di atas meja. Seorang asisten
harus menopang seluluh bobot hewan atau menempatkan tubuh hewan pada badannya.
Gambar 10a (Leahy,2007)

Gambar 10a teknik perisai. (Leahy,2007)

11. Sarung tinju

Digunakan untuk mencegah seekor kucing menggaruk luka-luka di kepala atau tubuhnya,
tetapi masih memberinya kebebasan bergerak, dapat diikatkan sarung tinju pada kakinya.

10
Sekarang ini dibuat dari kain kanvas yang tebal dan setiap kali sehabis dipakai harus dicuci.
Gambar 11a (Leahy,2007)

Gambar 11a sarung tinju. (Leahy,2007)

12. Pengekangan untuk mandi

Kucing adalah hewan yang bersih. Biasanya kucing akan melakukan gromming sendiri
pada tubuhnya. Tetapi, agar tubuh dan rambut kucing tampak bersih, berkilau, terhindar dari
parasite dan tetap harum, maka kucing harus dimandikan. untuk memandikan kucing dapat
menggunakan Sebuah kawat kasa dengan lubang seperempat inci per bingkai kayu,sebagai
alat bantu untuk mempermudah dalam meandikan kucing.Kawat kasa di tempatkan pada bak
pemandian kucing dengan posisi vertika.Sehingga dalam ketakutannya kucing akan
memegang kasah dengan erat, sehingga pada saat hewan itu bergantungankita dapat
memandikannya, dan mencegah terluka oleh cakar kucing, karena kucing akan berusaha
keluar dari bak mandinya dengan memanjat dan bergantung pada benda atau objek di
dekatnya yang lebih tinggi ,dengan menggunakan cakarnya. Gambar 12a (Leahy,2007)

Gambar 12a pengekangan untuk mandi. (Leahy,2007)

11
13. Memegang kucing untuk diberi pill

Untuk pemberian pil, tubuh kucing sebaiknya ditutupi selimut ,kain atau di masukkan
Dalam kantong.Dokter hewan membuka mulutnya dengan memegang kepalanya dengan satu
tangan serta menekan ibu jari pada satu sudut mulut sedangkan jari-jari mana kan sudut mulut
yang lain.Dengan menempatkan pil di antara ibu jari dan telunjuk tangan lain dokter hewan
menggunakan jari tengah nya untuk menegakkan mandibula kucing ke bawah. Jari jari
kemudian dijulurkan dan pil dijatuhkan di bagian belakang lidah. Setelah itu mulut kucing
segera ditutup dan membiarkannya tertutup sampai hewan itu menelan nya. Gambar 13a.
(Leahy,2007)

Gambar 13a Teknik memegang kucing untuk diberi pil. (Leahy,2007)

2.2.2 Restrain Kimiawi

Tindakan immobilisasi atau restrain pada kucing juga dapat dengan menggunakan bahan
kimia atau disebut juga immobilisasi kimiawi. Obat-obatan dengan fungsi penenang yang
tergolong transquilizer dapat digunakan untuk immobilisasi hewan,misalnya
kloropromazin,xylazin,diacepam dan dapat diberikan sebelum diadakan pemeriksaan. Bahkan
pembiusan umum dengan menggunakan kombinasi ketamin+diazepam atau
ketamin+xylaxin, dapat dimungkinkan untuk dilakukan agar pemeriksaan lebih baik (Widodo
dkk, 2011).

Restrain secara kimiawi adalah restrain yang menggunakan obat-obat penenang atau
menggunakan Tranquilizer(Anief, 1995).Obat penenang (psikotropika) adalah zat atau obat,
baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika. yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan prilaku.

12
Obat penenang sendiri dibagi antara lain:

1. Obat-obat yang menekan fungsi-fungsi psikis tertentu di SSP.


 Obat Golongan Neuroptika
 Obat yang tergolong transquillizer
2. Obat-obat yang menstimulir (merangsang) fungsi-fungsi tertentu di SSP.
 Obat golongan anti depressiva
 Obat golongan Psikostimulansia
3. Obat-obat yang mengacaukan mental tertentu(LSD (Lysergic Acid Dicthylamide).
Obat yang biasanya dipergunakan sebagai obat penenang untuk hewan adalah
kategori Transquillizer. Transqullizer adalah obat-obat penenang yang berkhasiat
selektif terutama pada bagian otak yang menguasai emosi-emosi kita, yakni sistem
limbis dan menekan SSP. Bedanya dengan golongan neurotika adalah bukan
merupakan anti psikotika.
Adapun obat-obatan yang digunakan untuk chemical restrain haruslah memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Mudah diaplikasikan
2. Aman bagi hewan
3. Memberikan cukup waktu bagi pelaksana
4. Efek samping tidak ada atau manimal
5. Adanya antidotumnya(efek kebalikannya)
6. Dosisnya kecil, spektrumnya luas
7. Stabil susunanya, tahan lama disimpan dan tahan terhadap suhu lingkungan.

13
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Restrain adalah pembatasan aktivitas hewan dengan fisik, atau farmakologis. Artinya
sehingga hewan tersebut dicegah dari melukai dirinya sendiri atau orang lain. Merestrain
kucing secara paksa berbahaya untuk kedua handler dan hewan. Oleh karena itu
pemiliknya sangat baik untuk menangani dengan aman dan manusiawi dengan lembut
dan meminimalisir pengendalian fisik (Andayani, 2012).
Dalam melakukan teknik restraina ada jenis-jenis restrain yaitu: Restrain Fisik
(physical restraining) Yaitu pengendalian hewan dengan memakai tangan atau dengan
bantuan alat. Restrain Kimia (chemical restraining) yaitu pengendalian hewan dengan
menggunakan bahan-bahan kimia, Physiological Restrain yaitu mengendalikan hewan
dengan menggunakan ilmu jiwa.
Restrain pada hewan dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi. Restrain secara fisik
dapat dilakukan dengan alat atau menggunakan fisik hewan itu sendiri sebagai
sarana,sedangkanrestrain secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-
bahan kimia.
Kombinasi antara ketamin dan xylazin meupakan kombinasi terbaik bagi kedua agen
itu untuk menghasilkan anastesi. Anastesi dengan ketamin-xylazin memiliki efek yang
lebih pendek jika dibandingkan pemberian ketamin saja tetapi kombinasi ini
menghasilkan relaksasi muskulus yang baik tanpa konvulsi

14
DAFTAR PUSTAKA

Anief,M. 1995. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Aspinal, V. 2006. Clinical Procedures in Veterinary Nursing. Toronto: Elsevier Lim.
Lane, D.R., Cooper,B., 2004. Veterinary Nursing: Formerly Jones’s Animal Nursing.
Pergamon: BSAVA.
Widodo setyo, dkk, 2011. Diagnostik Klinik Hewan Kecil, Edisi 1 IPB Press.

15

Anda mungkin juga menyukai