Anda di halaman 1dari 103

i

CARA MEREDUKSI LOGAM BERAT Hg (MERKURI), Cd (CADMIUM)


dan Pb (TIMBAL) YANG TERKANDUNG PADA KERANG-KERANGAN
DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI ASAM ORGANIK

OLEH :
LISMAWATI

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
ii

LAPORAN PRAKTEK MAGANG

CARA MEREDUKSI LOGAM BERAT Hg (MERKURI), Cd (CADMIUM)


dan Pb (TIMBAL) YANG TERKANDUNG PADA KERANG-KERANGAN
DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI ASAM ORGANIK

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


pada Fakultas Perikanan dan Kelautan

OLEH :
LISMAWATI
NIIM: 1804110888

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
iii

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK MAGANG

Judul : Cara Mereduksi Logam Berat Hg


(Merkuri), Cd (Cadmium), dan Pb
(Timbal) Yang Terdapat Pada Kerang-
kerangan Dengan Menggunakan Berbagai
Asam Organik

Nama : Lismawati
: 1804110888
NomorMahasiswa
Jurusan : Teknologi Hasil Perikanan
Program Studi : Teknologi Hasil Perikanan

Disetujui Oleh

Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,

Dr. Sumarto, S.Pi, M.Si Prof. Dr. Ir. Mirna Ilza, MS


NIP. 19760530 200801 1008 NIP. 19541122 198301 2 001
iv

RINGKASAN

Lismawati (1804110888) Cara Mereduksi Logam Berat Hg (Merkuri), Cd


(Cadmium), dan Pb (Timbal) Yang Terdapat Pada Kerang-kerangan
Dengan Menggunakan Berbagai Asam Organik. Dibawah bimbingan Prof.
Dr. Mirna Ilza, MS.
Praktek magang ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan

pertengahan Maret 2021 dengan judul Cara Mereduksi Logam Berat Hg

(Merkuri), Cd (Cadmium), dan Pb (Timbal) Yang Terdapat Pada Kerang-

kerangan Dengan Menggunakan Berbagai Asam Organik. Tujuan dari praktek

magang ini adalah mereview beberapa jurnal untuk mengetahui cara mereduksi

logam berat Hg (Merkuri), Cd (Cadium) dan Pb (Timbal) yang terkandung pada

kerang-kerangan dengan menggunakan berbagai macam asam organik sehingga

kerang tersebut menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Sedangkan manfaat dari

praktek magang ini adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis

tentang cara mereduksi logam berat Hg, Cd, dan Pb yang terkandung pada kerang-

kerangan dengan menggunakan berbagai macam asam organik dan juga sebagai

referensi untuk pihak yang memerlukannya, serta memberikan informasi kepada

mahasiswa, dosen, dan masyarakat tentang cara mereduksi logam berat Hg, Cd,

dan Pb yang terkandung pada kerang-kerangan dengan menggunakan berbagai

macam asam organik.


v

Logam merupakan unsur non-biodegradable dan dianggap sebagai polutan

utama pada lingkungan yang menyebabkan sitotoksik, efek karsinogenik dan

mutagenik pada hewan (More et al, 2003). Logam adalah unsur alam yang dapat

diperoleh dari laut, erosi batuan tambang, vulkanisme dan sebagainya (Clark,

1986). Umumnya logam-logam di alam ditemukan dalam bentuk persenyawaan

dengan unsur lain, sangat jarang yang ditemukan dalam elemen tunggal.

Hutagalung (1991) mengemukakan bahwa logam berat adalah kelompok logam

yang memiliki densitas lebih besar dari 5 g/cm3. Logam berat dalam perairan

dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan tidak terlarut.

Tingginya kandungan logam berat dalam kerang ini karena sifat kerang

yang mobilitasnya rendah dan menetap dalam suatu habitat tertentu yaitu di

sedimen atau dasar laut 3 sehingga proses biokonsentrasi dan bioakumulasi terjadi

secara lebih intensif. Besarnya kandungan logam berat yang terakumulasi dalam

jaringan tubuh hewan air yang masih layak dikonsumsi manusia ditentukan oleh

suatu standar, batas maksimum cemaran Pb dalam pangan mencapai 1,0 mg/kg

(WHO).
vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan praktek magang ini. Usulan praktek

magang ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam melaksanakan

kegiatan praktek magang pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

Adapun judul usulan praktek magang ini adalah “Cara Mereduksi Logam Berat

Hg (Merkuri), Cd (Cadmium), dan Pb (Timbal) Yang Terdapat Pada Kerang-

kerangan Dengan Menggunakan Berbagai Macam Asam Organik”. Laporan ini

merupakan salah satu syarat dalam mendapatkan gelar sarjana perikanan di

jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas

Riau.

Laporan praktek magang ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya

campur tangan dari banyak pihak yang telah membantu penulis. Oleh sebab itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

 Ayah dan ibu serta keluarga tercinta yang selalu memberikan doa serta

dukungan dan motivasi kepada penulis.

 Bapak Prof. Dr. Ir. Bintal Amin, M.Sc selaku dekan Fakultas Perikanan

dan Kelautan Universitas Riau.


vii

 Bapak Dr. Sumarto, S.Pi, M.Si selaku ketua jurusan Teknologi Hasil

Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

 Ibuk Prof. Dr. Mirna Ilza, MS selaku dosen pembimbing magang yang

sudah banyak menyediakan waktu dalam membimbing dan membantu

menyelesaikan laporan praktek magang ini.

 Serta kepada teman-teman seperjuangan yang memberikan semangat

untuk pembuatan laporan praktek magang ini.

Dalam pembuatan laporan praktek magang ini penulis telah berusaha

semaksimal mungkin, namun masih banyak kemungkinan terdapat kesalahan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan laporan praktek magang ini, sehingga dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Pekanbaru, April 2021

Lismawati
viii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
RINGKASAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Praktek Magang 2
1.3. Sasaran Kompetensi 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Logam Berat 4
2.2. Kerang 8
2.2.1. Kerang Kapah (Polymesoda expansa) 9
2.2.2. Kerang Darah (Anadara granosa) 10
2.2.3. Kerang Bulu (Anadara antiquata) 11
2.2.4. Kerang Hijau (Perna viridis) 13
2.2.5. Kupang 14
2.3. Asam Organik 14
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat 16
3.2. Metode Praktek Magang 16
3.3. Teknik Pengumpulan Data 16
3.4. Prosedur Praktek Magang 16
3.5. Jadwal Praktek Magang 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Review Jurnal 18
4.2. Kemampuan Asam Mereduksi Logam Berat 69
4.2.1. Penggunaan Larutan Asam Sitrat 69
4.2.2. Penggunaan Larutan Asam Askorbat 70
4.2.3. Penggunaan Larutan Asam Asetat 71
V. KESIMPULAN DAN SARAN
ix

5.1. Kesimpulan 72
5.2. Saran 73

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerang Kepah (Polymesoda expansa) 10

2. Kerang Darah (Anadara granosa) 12

3. Kerang Bulu(Anadara antiquata) 13

4. Kerang Hijau(Perna viridis) 14


x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Praktek Magang 17

2. Review Jurnal 18
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Organisasi Praktek Magang 77

2. Anggaran Biaya 78

3. Data Review Jurnal 79


xii
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan sumber daya laut yang melimpah dan

memiliki nilai ekonomi yang sosial yang penting bagi pembangunan, yaitu berupa

sumber pangan, lapangan kerja, dan penghasil devisa. Pembangunan Indonesia di

sektor perikanan mempunyai arti yang sangat penting dan berperan strategis

dalam mewujudkan sektor perikanan yang lebih maju, efisien dan tangguh.

Peningkatan jumlah industri akan selalu diikuti oleh pertambahan jumlah

limbah, baik berupa limbah padat, cair dan gas. Limbah tersebut cenderung

mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya. Satu di antara limbah tersebut

diperkirakan mengandung logam berat. Logam berat tergolong kriteria yang sama

dengan logam lainnya. Hal yang membedakan adalah pengaruh yang dihasilkan

saat logam berat berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Contoh

ketika unsur logam besi atau Fe masuk ke dalam tubuh, walaupun dengan kadar

berlebihan, seringkali tidak menimbulkan dampak negatif bagi tubuh.

Menurut Furkon (2009) kerang merupakan salah satu sumber protein

hewani yang tinggi, bahkan mutunya dikategorikan lengkap protein karena kadar

asam amino esensialnya tinggi sekitar 85-95%. Meningkatnya kebutuhan protein

hewani disertai dengan kepedulian masyarakat akhir-akhir ini akan pentingnya

keamanan pangan dirasakan lebih meningkat karena adanya beberapa kasus

keamanan pangan akibat kontaminasi dari beberapa sumber diantaranya logam

berat, mikroorganisme dan pestisida. Kerang dapat hidup di laut dan di dataran

pasir pantai. Bentuk tubuh kerang simetris dan memiliki ukuran cangkang yang
2

seimbang di tiap sisinya. Keberadaan kerang dapat ditemukan di setiap pantai

hampir di seluruh dunia. Saat ini di dunia diperkirakan terdapat 200 spesies, walau

tidak semua jenis kerang layak dikonsumsi.

Adanya masalah pencemaran logam berat pada kerang maka perlu

diadakannya suatu upaya untuk dapat menurunkan kadar logam berat tersebut

sehingga penyebab negatif terhadap masyarakat yang mengkonsumsinya dapat

berkurang. Salah satu upaya pengurangannya dengan cara mereduksi logam berat

tersebut menggunakan berbagai macam jenis asam organik.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mereview beberapa jurnal penelitian terdahulu yang berjudul “Cara mereduksi

logam berat Hg (Merkuri), Cd (Cadium) dan Pb (Timbal) yang terkandung pada

kerang-kerangan dengan menggunakan berbagai macam asam organik”.

1.2. Tujuan Praktek Magang

Tujuan dari praktek magang ini adalah mereview beberapa jurnal untuk

mengetahui cara mereduksi logam berat Hg (Merkuri), Cd (Cadium) dan Pb

(Timbal) yang terkandung pada kerang-kerangan dengan menggunakan berbagai

macam asam organik sehingga kerang tersebut menjadi lebih layak untuk

dikonsumsi.

1.3. Sasaran Kompetensi

Sasaran kompetensi pada review jurnal ini adalah untuk menambah

pengetahuan dan wawasan penulis tentang cara mereduksi logam berat Hg, Cd,

dan Pb yang terkandung pada kerang-kerangan dengan menggunakan berbagai

macam asam organik dan juga sebagai referensi untuk pihak yang

memerlukannya, serta memberikan informasi kepada mahasiswa, dosen, dan


3

masyarakat tentang cara mereduksi logam berat Hg, Cd, dan Pb yang terkandung

pada kerang-kerangan dengan menggunakan berbagai macam asam organik.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Logam Berat

Logam merupakan unsur non-biodegradable dan dianggap sebagai polutan

utama pada lingkungan yang menyebabkan sitotoksik, efek karsinogenik dan

mutagenik pada hewan (More et al, 2003). Logam adalah unsur alam yang dapat

diperoleh dari laut, erosi batuan tambang, vulkanisme dan sebagainya (Clark,

1986). Umumnya logam-logam di alam ditemukan dalam bentuk persenyawaan

dengan unsur lain, sangat jarang yang ditemukan dalam elemen tunggal.

Hutagalung (1991) mengemukakan bahwa logam berat adalah kelompok logam

yang memiliki densitas lebih besar dari 5 g/cm3. Logam berat dalam perairan

dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan tidak terlarut.

Logam berat yang masuk kedalam perairan akan mencemari laut. Selain

mencemari air, logam berat juga akan mengendap di dasar perairan yang

mempunyai waktu tinggal (residence time) sampai ribuan tahun dan logam berat

akan terkonsentrasi kedalam tubuh makhluk hidup dengan proses bioakumulasi

dan biomagnifikasi melalui beberapa jalan yaitu: melalui saluran pernafasan,

saluran makanan, dan melalui kulit (Apriadi, 2005).

Tingginya kandungan logam berat dalam kerang ini karena sifat kerang

yang mobilitasnya rendah dan menetap dalam suatu habitat tertentu yaitu di

sedimen atau dasar laut 3 sehingga proses biokonsentrasi dan bioakumulasi terjadi

secara lebih intensif. Akumulasi logam berat seperti timbal (Pb) sering terjadi

pada kerang mentah dan menyebabkan keracunan bagi masyarakat yang

mengkonsumsinya karena toksisitasnya tinggi (Prasetyo, 2009).


5

Besarnya kandungan logam berat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh

hewan air yang masih layak dikonsumsi manusia ditentukan oleh suatu standar,

batas maksimum cemaran Pb dalam pangan mencapai 1,0 mg/kg (WHO).

1. Arsenik (As)

Arsen merupakan satu unsur paling beracun dan dijumpai dalam tanah, air

dan udara. Secara alami arsen dihasilkan dari letusan gunung vukanik yang dapat

melepaskan sekitar 3000 ton setiap tahun. Meskipun demikian aktivitas manusia

lah yang diduga bertanggung jawab atas pelepasan arsen lebih dari 80.000 ton tiap

tahun karena pembakaran bahan bakar dari fosil dan berbagai kegiatan industri.

Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah, terbagi dalam dua bentuk, yaitu

bentuk tereduksi, ter- bentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit.

Arsenat adalah bentuk teroksidasi yang terjadi pada kondisi aerobik, (Titin, 2010.

Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi

terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah

bentuk teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat

(Jones, 2000). Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala.

Senyawa arsen trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu

dengan dosis 3 x 1-2 mg. Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata

telah menyebabkan timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis.

2. Kadmium (Cd)

Logam kadmium (Cd) memiliki karakteristik berwarna putih keperakan

seperti logam aluminium, tahan panas, tahan terhadap korosi. kadmium (Cd)

digunakan untuk elektrolisis,bahan pigmen untuk industri cat, enamel dan plastik.

Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran dengan logam lain
6

terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng (Darmono 1995). Kadium

sangat beracun ke ginjal dan terakumulasi dalam sel tubulus proksimal dalam

konsentrasi yang lebih tinggi. Kadmium dapat menyebabkan mineralisasi tulang

baik melalui kerusakan tulang atau gangguan fungsi ginjal. Studi pada manusia

dan hewan telah menunjukkan bahwa osteoporosis (kerusakan tulang) adalah efek

penting dari paparan kadmium bersama dengan gangguan dalam metabolisme

kalsium, pembentukan batu ginjal dan hiperkalsiuria (Arao, 2006).

3. Kromium (Cr)

Senyawa chromium sangat banyak terdapat dalam sedimen air. Senyawa

chromium (VI), seperti kalsium kromat, kromat seng, strontium kromat dan

kromat memimpin, sangat beracun dan karsinogenik di alam. Kromium (III),di

sisilain, adalah suplemen gizi yang penting bagi hewan dan manusia dan memiliki

peran penting dalam metabolisme glukosa.

4. Aluminium (Al)

Aluminium secara alami ada dalam makanan. Aluminium dan senyawanya

buruk diserap pada manusia, meskipun tingkat di mana mereka bisa diserap belum

jelas dipelajari. Gejala yang menunjukkan adanya jumlah yang lebih tinggi dari

aluminium dalam tubuh manusia adalah mual, sariawan, bisul kulit,ruam kulit,

muntah, diare dan nyeri rematik. Gejala-gejala ini telah Namun dilaporkan

menjadiringan dan singkat hidup (Clayton, 1989).

5. Besi (Fe)

Besi atau ferrum (Fe) adalah logam transisi paling melimpah di kerak

bumi. Aspek biologisnya adalah nutrisi paling penting bagi makhluk hidup karena

merupakan kofaktor bagi banyak protein penting dan enzim.Keracunan besi selalu
7

menjadi topik yang menarik terutama untuk dokter spesialis anak. Anak-anak

sangat rentan terhadap keracunan besi karena mereka terkena maksimal produk

iron containing (Albretsen, 2006).

6. Timbal (Pb)

Timbal sifatnya lunak dan berwarna cokelat kehitaman, serta mudah

dimurnikan dari pertambangan. Senyawa ini banyak ditemukan dalam

pertambangan seluruh dunia (Titin, 2010). Efek keracunan timbal secara akut dan

subakut sangat khas, berkaitan dengan paparan dosis yang relatif tinggi, waktu

paparan yang relatif singkat, baik dalam hitungan hari atau bulan. Efek keracunan

timbal secara akut juga dapat terjadi secara dramatis, kematian yang tiba-tiba,

kram perut yang parah, anemia, perubahan perilaku, dan kehilangan nafsu makan.

Pada kejadian keracunan timbal, tidak semua efek yang telah dipaparkan muncul

secara lengkap, tetapi hanya sebagian efek saja yang teramati dengan jelas

(Markowitz, 2000). Meskipun keracunan timbal dapat dicegah masih tetap

menjadi penyakit yang berbahaya yang dapat mempengaruhi sebagian besar organ

tubuh. Membran plasma bergerak ke dalam ruang interstitial otak ketika sawar

darah otak terkena peningkatan kadar konsentrasi timbal, mengakibatkan edema

kondisi yang disebut (Teo et al, 1997).

Salah satu bioindikator pencemaran di lingkungan perairan adalah analisis

kandungan logam berat yang terakumulasi di dalam biota air diperairan tersebut.

Biota yang dapat digunakan sebagai indikator adalah ikan dan kerang. Karena

sifat alamiahnya yang menetap di habitat tertentu kerang dapat digunakan sebagai

indikator yang baik dalam memonitor suatu pencemaran lingkungan. Apabila

didapatkan kandungan logam yang tinggi pada ikan dan kerang yang melebihi
8

ambang batas normal disuatu perairan, hal ini dapat dikatakan telah terjadi

pencemaran disana. Kadar dari logam berat yang terserap dan terdistribusi pada

ikan dan kerang tergantung pada bentuk senyawa dan konsentrasi polutan

(Darmono,1995).

2.2. Kerang

Kerang merupakan jenis invertebrate moluska, yaitu hewan bertubuh

lunak yang dagingnya tersembunyi di balik sepasang cangkangnya yang keras.

Bentuk tubuh kerang terdiri dari kulit luar yang keras, disebut cangkang. Lapisan

penutup tubuh kerang (mantel) yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan dalam,

lapisan luar, dan pedal. Kaki kerang dapat melipat ketika kerang menggulung ke

dalam cangkangnya, serta dapat memanjang ketika kerang berpindah tempat.

Kerang merupakan bahan pangan asal laut yang kaya akan berbagai zat

gizi. Sayangnya, tidak semua orang menyadari hal tersebut, bahkan

menghindarinya karena mengira kerang mengandung kolesterol tinggi. Padahal,

hasil penelitian menunjukkan, kerang merupakan bahan yang aman untuk

dikonsumsi dan bermanfaat bagi tubuh. Kerang juga kaya akan vitamin larut

lemak (A, D, E, dan K), serta vitamin larut air (B1, B2, B6, B12, dan niasin).

Selain itu, kerang merupakan sumber utama mineral yang dibutuhkan tubuh,

seperti iodium (I), besi (Fe), seng (Zn), selenium (Se), kalsium (Ca), fosfor (P),

kalium (K), flour (F), dan lain-lain. Bahkan, mineral dari makanan laut lebih

mudah diserap tubuh daripada kacang-kacangan dan serealia (padi-padian).

Kerang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan logam berat berbagai

kehidupan sehubungan dengan tingkat yang ditemukan di lingkungan mereka.

Organisme kerang mengumpulkan sebagian besar kontaminan pada tingkat jauh


9

lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam perairan. Selain distribusi kerang

tersebar luas, spesies ini memiliki kriteria tambahan ideal sebagai biomonitoring

dan mudah untuk ditemukan. Karena kerang pada dasarnya menetap, beban

kontaminan tubuh mereka dapat dikaitkan dengan sumber-sumber polusi dan

polusi air dan sedimen. Tidak seperti ikan, yang sering bermigrasi jauh, kerang

menghabiskan seluruh remaja dan dewasa hidup pada umumnya satu lokasi

(Pourang. et, al., 2010).

2.2.1. Kerang Kapah (Polymesoda expansa)

Kerang kepah (Polymesoda expansa) terdapat 3 jenis yaitu Polymesoda

erosa, Polymesoda exspansa dan Polymesoda bengalensis. Ketiga jenis spesies ini

banyak dijumpai didaerah Indo-Pasifik. Kerang kepah secara umum disebut

Geloina exspansa dan mempunyai nama taxon Polymesoda. Secara morfologi

kerang kepah mempunyai bentuk cangkang seperti piring atau cawan yang terdiri

dari dua katub yang bilateral simetris, pipih pada bagian pinggirnya dan cembung

pada bagian tengah cangkang, bentuk cangkang yang equivalve atau berbentuk

segitiga yang membulat, tebal, flexure jelas mulai dari umbo sampai dengan tepi

posterior. Kedua katub dihubungkan oleh hinge ligamen dan dengan bantuan otot

aduktor berfungsi untuk membuka atau menutup cangkang.

Gambar 1. Kerang Kepah (Polymesoda expansa)

Klasifkasi kerang kepah menurut Riget (1996) sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
10

Filum : Mollusca

Kelas : Bivalvia

Sub Kelas : Heterodonta

Ordo : Veroida

Famili : Corbiludae

Genus : Polymesoda

Spesies : Polymesoda expansa

2.2.2. Kerang Darah (Anadara granosa)

Kerang darah (Anadara granosa) hidup diperairan pantai yang memiliki

pasir berlumpur dan dapat juga ditemukan pada ekosistem estuari, mangrove, dan

padang lamun. Kerang darah hidup mengelompok dan umumnya banyak

ditemukan pada substrat yang kaya kadar organik. Kerang merupakan makhluk

“filter feeder” yang mengakumulasi bahan-bahan yang tersaring di dalam

insangnya. Dalam prosesnya bakteri dan mikroorganisme lain yang ada

disekelilingnya dapat terakumulasi dan mencapai jumlah yang membahayakan

untuk dikonsumsi.

Kerang darah (Anadara granosa) merupakan salah satu jenis kerang-

kerangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Selain itu juga merupakan

sumber pendapatan ekonomi dan pangan penduduk dikawasan pantai. Disamping

itu manfaat lain dari kerang darah (Anadara granosa) merupakan indikator yang

baik bagi lingkungan. Kerang darah (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang

biasa dimakan oleh warga Asia Timur dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae

ini disebut kerang darah karena menghasilkan hemoglobin dalam cairan merah

yang dihasilkannya. Hewan ini gemar memendam dirinya ke dalam pasir atau
11

lumpur dan tinggal di mintakat pasang surut. Dewasanya berukuran 5 sampai 6

cm panjang dan 4 sampai 5 cm lebar. Seperti kerang pada umumnya, kerang darah

merupakan jenis bivalvia yang hidup pada dasar perairan dan mempunyai ciri

khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang (valve) yang dapat dibuka dan

ditutup karena terdapat sebuah persendian berupa engsel elastis yang merupakan

penghubung kedua valve tersebut (Monica, et.,all. 2016).

Gambar 2. Kerang Darah (Anadara granosa)

Menurut Marzuki, et,.all, 2006, klasifikasi kerang darah adalah sebagai

berikut: Kingdom : Animalia

Phylum : Moluska

Kelas : Bivalvia Ordo : Arcoida

Famili : Arcidae Subfamili : Anadarinae

Genus : Anadara

Spesies : Anadara granosa

2.2.3. Kerang Bulu (Anadara antiquata)

Lapisan luar cangkang kerang bulu umumnya berwarna putih yang

ditumbuhi dengan bulu- bulu halus berwarna coklat kehitaman. Lapisan dalam

cangkang umumnya berwarna putih keruh. Hidup dengan cara membenamkan diri

di pantai berpasir (Oemarjati,1990). Kedua keping cangkang pada bagian dalam

ditautkan oleh sebuah otot aduktor anterior dan sebuah otot aduktor posterior,
12

yang bekerja secara antagonis dengan hinge ligament. Ketika otot aduktor rileks,

ligament berkerut maka kedua keping cangkang akan terbuka, demikian

sebaliknya. Guna mempererat sambungan keping cangkang, di bawah hinge

ligament terdapat gigi atau tonjolan pada keping yang satu.

Kerang Anadara antiquata dapat tumbuh dengan baik pada zona perairan

litoral dan sublitoral dengan tipe perairan yang tenang, terutama di teluk berpasir

dan berlumpur sampai pada kedalaman 30 m tetapi yang biasa dijadikan tempat

hidup adalah daerah litoral dimana daerah tersebut masih terkena pasang surut.

Anadara Antiquata atau sering disebut kerang bulu adalah jenis kerang yang

termasuk ke dalam famili Arcidae. Distribusi A. pilulatersebar di wilayah pantai

Indo–Pasifik seperti negara India, Srilangka, negara Asia Tenggara seperti

Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand hingga Selatan Queensland.

Distribusi kerang ini bergantung pada jenis sedimen yang terdapat pada dasar dan

zona perairan.

Gambar 3. Kerang Bulu (Anadara antiquata)

Klasifikasi kerang bulu (Anadara antiquata) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class : Pelecypoda (Bivalvia)

Ordo : Taxodanta Famili : Arcidae

Genus : Anadara
13

Spesies : Anadara antiquata

2.2.4. Kerang Hijau (Perna viridis)

Kerang hijau (P. viridis) atau dikenal sebagai green mussels adalah

binatang lunak (mollusca) yang hidup di laut, bercangkang dua dan berwarna

hijau. Kerang hijau termasuk kelas Pelecypoda. Golongan biota yang bertubuh

lunak (mollusca). Mempunyai cangkang katup sepasang maka disebut sebagai

Bivalvia. Hewan ini disebut juga pelecys yang artinya kapak kecil dan podos yang

artinya kaki. Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih seperti mata kapak.

Hewan kelas ini mempunyai insang berlapis – lapis sering disebut Lamelli

branchiate (Sa’adah, 2010).

Gambar 4. Kerang Hijau (Perna viridis)

Klasifikasi kerang hijau adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Kelas : Pelecypoda

Ordo : Filibranchia

Famili : Mytilidae

Genus : Perna

Spesies : Perna viridis

Ciri khas kerang hijau terletak pada warna cangkangnya yang

menimbulkan gradasi warna gelap ke gradasi warna cerah kehijauan. Kerang ini
14

tidak memiliki kepala (termasuk otak), organ yang terdapat dalam kerang adalah

ginjal, jantung, mulut, dan anus (Martin, 2005). Jika dibuat sayatan memanjang

dan melintang, tubuh kerang akan tampak bagian-bagiannya. Paling luar adalah

cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh

kerang. Mantel jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh

yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon.

Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah sebagai tempat

masuknya air. Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini

banyak mengandung pembuluh darah. Kaki pipih, bila akan berjalan kaki

dijulurkan ke anterior. Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam

seperti saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran, dan ginjal

(Kastawi, 2008).

2.2.5. Kupang

Kupang merupakan kerang berukukuran kecil yang telah lama

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan khas. Ambarwati (2010)

menyatakan bahwa terdapat dua jenis kupang, yaitu kupang putih

(Potamocorbula faba) dan kupang merah (Mschulita senhausia). Kupang putih

berukuran lebih besar daripada kupang merah.

2.3. Asam Organik

Asam organik adalah senyawa organik yang memiliki gugus karboksil

(Theron dan Lues, 2010). Asam organik dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe

rantai karbon (Alifatik, Alisiklik, Aromatik, atau Heterosiklik), kejenuhan,

subsitusi, dan nomor gugus fungsinya (Gomis, 2000).


15

Beberapa contoh asam organik yang ditemukan dalam makanan adalah

asam asam askorbat, asam sitrat dan asam tartrat (Nour et al., 2010). Adanya

asam-asam organik seperti asam malat, asam sitrat dan asam laktat, akan

memberikan rasa yang khas, dikarenakan asam-asam organik diketahui

mempunyai peran yang penting dalam cita rasa makanan.


16

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktek magang ini dilaksanakan pada pertengahan Januari sampai

Februari yang berlokasi di Pekanbaru.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah metode

mengumpulkan beberapa jurnal dan kemudian dijadikan sebagai sumber referensi

untuk mengetahui bagaimana cara mereduksi logam berat Hg (Merkuri), Cd

(Cadmium) dan Pb (Timbal) yang terkandung pada kerang-kerangan dengan

menggunakan berbagai macam asam organik. Data yang didapatkan dari beberapa

jurnal tersebut kemudian diolah dan dijadikan dalam bentuk tabel.

3.3. Prosedur Pelaksanaan Magang

Prosedur pelaksanaan praktek magang yang akan dilakukan adalah

pertama kali mengumpulkan sebanyak 50 jurnal baik jurnal nasional maupun

jurnal internasional, kemudian melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing

untuk menentukan apakah jurnal tersebut layak untuk direview atau tidak.

Kemudian jika dosen pembimbing sudah meng acc jurnal tersebut mahasiswa bisa

mulai melakukan review terhadap jurnal tersebut. Prosedur berikutnya mahasiswa

mulai mereview jurnal sesuai standar review jurnal pada umumnya.

3.4. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dari 50 jurnal tersebut kemudian disajikan

dan diubah dalam bentuk tabel. Selanjutnya diulas berdasarkan literature yang

berhubungan dangan praktek magang sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang


17

cara mereduksi logam berat Hg, Cd, dan Pb yang terkandung pada kerang-

kerangan dengan menggunakan berbagai macam asam organik.

3.5. Jadwal Praktek Magang

Kegiatan praktek magang ini telah dilaksanakan pada Februari-Maret 2021

Tabel 1. Kegiatan Praktek Magang

Waktu

Minggu Minggu Minggu Minggu


No Kegiatan 1 2 3 4

1 Pengumpulan Jurnal 
2 Penseleksian Jurnal  
3 Penyusunan Jurnal  
4 Review Jurnal  
5 Revisi Review Jurnal  
18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Review Jurnal

Tabel 2. Hasil Review Jurnal

1. Judul Jurnal Pengurangan Cemaran Logam Berat Pada


Perairan dan Produk Perikanan Dengan Metode
Adsorbsi
Nama Jurnal Squalen
Penulis Tuti Hartati Siregar
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi
pencemaran logam berat dengan metode adsorbsi
Metode Penelitian Metode adsorbsi
Hasil & Pembahasan Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben dalam
mengurangi cemaran logam berat pada produk
perikanan harus melalui modifikasi terlebih
dahulu menjadi kitosan yang larut dalam air, agar
pemanfaatannya lebih luas dan tidak mengubah
cita rasa dari produk tersebut. Umumnya
adsorben digunakan untuk mengurangi cemaran
logam pada air yang berasal dari limbah industri
atau limbah rumah tangga Larutan kitosan dan
larutan karboksimetil kitosan dapat mengurangi
cemaran logam pada kerang hijau (Perna viridis)
(Murtini et al., 2004 dan Murtini et al., 2008).
Menurut Murtini et al. (2004), faktor konsentrasi
kitosan dan waktu perendaman kerang hijau
dalam larutan kitosan berpengaruh nyata pada
penurunan kadar merkuri dalam daging kerang.
Konsentrasi dan waktu perendaman yang
optimum dapat diketahui jika dalam penelitian
tersebut konsentrasi kitosan dan waktu
perendaman ditingkatkan, sampai diperoleh nilai
optimum dari kurva perbandingan konsentrasi
versus waktu. Kitosan umumnya larut dalam
asam sehingga penggunaannya dalam produk
pangan dapat mengganggu cita rasa dari produk
tersebut. Kitosan dapat dimodifikasi menjadi
KMK (karboksimetil kitosan) yang larut dalam
air. Penelitian pemanfaatan selulosa sebagai
adsorben yang langsung digunakan pada produk
perikanan sampai saat ini belum ada.
Pemanfaatan selulosa kedepannya dapat
dijadikan alternatif sebagai adsorben untuk
19

produk perikanan, mengingat sumber selulosa


sangat berlimpah terutama yang berasal dari
limbah pengolahan rumput laut.
Kesimpulan Metode adsorbsi pada pengurangan cemaran
logam berat cukup banyak dimanfaatkan karena
aplikasinya sangat luas untuk berbagai jenis
logam berat. Keberhasilan dari metode adsorbsi
sangat dipengaruhi oleh pemilihan adsorben yang
tepat. Teknik modifikasi yang dilakukan pada
adsorben juga akan mempengaruhi
kemampuannya untuk menyerap logam berat.
Kitosan larut asam dapat digunakan langsung
pada perairan yang tercemar logam berat.
Pemanfaatan kitosan sebagai adsorben dalam
mengurangi cemaran logam berat pada produk
perikanan harus melalui modifikasi terlebih
dahulu menjadi kitosan yang larut dalam air, agar
pemanfaatannya lebih luas dan tidak mengubah
cita rasa dari produk tersebut. Adsorben yang
berasal dari selulosa dapat dimodifikasi dengan
cara langsung yaitu melalui reaksi esterifikasi,
eterifikasi, halogenasi, dan oksidasi atau bisa juga
dengan menggunakan metode grafting. Limbah
pengolahan rumput laut merupakan sumber
selulosa yang cukup berlimpah di Indonesia.
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai
teknik modifikasi limbah pengolahan rumput laut
sehingga layak digunakan sebagai adsorben
logam berat pada produk perikanan.
2. Judul Jurnal Daya Reduksi Larutan Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) Terhadap Logam Berat Pada
Kerang Kepah(Meretrix meretrix)
Nama Jurnal Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
Penulis Dita Natalia Purba
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar
logam berat yang terdapat pada kerang kepah
dengan metode perendaman larutan jeruk nipis
yang mengandung asam sitrat.
Metode Penelitian Metode eksperimen
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya
reduksi logam berat Pb, Zn dan Cd tertinggi
terdapat pada konsentrasi jeruk nipis 35% selama
40 menit yaitu 53,53%, 58,75% dan 83,43%.
Larutan jeruk nipis mampu mereduksi logam
berat Pb, Zn dan Cd namun tidak berpengaruh
terhadap nilai tekstur daging kerang kepah. .
Sesuai dengan pendapat Sarwono (2001),
20

menyatakan asam sitrat adalah salah satu zat


sekuestran yang mempunyai kemampuan
mengikat logam sehingga dapat menurunkan
kadar logam berat. Semakin lama perendaman
menggunakan larutan jeruk nipis maka semakin
rendah kadar logam Pb pada daging kerang
kepah. Sejalan dengan penelitian Sianipar (2015)
bahwa kemampuan asam cuka dalam menarik ion
logam terikat dalam jaringan tubuh kerang
tergantung pada jenis ikatan kimia logam dan
jenis kerang. Semakin tinggi konsentrasi suatu
larutan, semakin cepat larutan tersebut untuk
bereaksi dengan senyawa lain. Begitu juga
dengan lama perendaman, semakin lama waktu
suatu zat berinteraksi dengan senyawa lain, maka
semakin cepat reaksi antara asam asetat dengan
logam. Buwono (2005), menambahkan bahwa
waktu perendaman dengan larutan asam
berpengaruh nyata terhadap penurunan logam
pada kerang
Kesimpulan Daya reduksi logam berat Pb, Zn dan Cd tertinggi
terdapat pada konsentrasi jeruk nipis 35% selama
40 menit yaitu 53,53%, 58,75% dan 83,43%.
Larutan jeruk nipis mampu mereduksi logam
berat Pb, Zn dan Cd namun tidak berpengaruh
terhadap nilai tekstur daging kerang kepah.
Perendaman jeruk nipis dengan konsentrasi 0%
selama 20 menit merupakan perlakuan terbaik
berdasarkan parameter organoleptik dengan nilai
rupa (8,63) dengan karakteristik daging kerang
kepah bening cemerlang, sangat bersih, rasa dan
aroma khas kerang kepah. Nilai tekstur (8,31)
yang memiliki karakteristik sangat lembut dan
tidak kasar. Nilai aroma (8,68) yang memiliki
karakteristik bening cemerlang, sangat menarik
dan sangat bersih. Sedangkan pada nilai rasa
(6,09) dengan karakteristik rasa kerang
bercampur rasa lain. Daya reduksi logam berat
Pb, Zn dan Cd terbaik dalam penelitian ini adalah
perendaman jeruk nipis dengan konsentrasi 35%
selama 40 menit. Namun demikian disarankan
adanya penelitian mengenai daya reduksi
terhadap logam berat daging kerang kepah
dengan menggunakan asam yang berbeda agar
dapat diketahui seberapa besar tingkat
perbandingan daya reduksi logam berat yang
dihasilkan.
3. Judul Jurnal Pengaruh Variasi Konsentrasi Air Jeruk Nipis (
21

Citrus aurantifolia) Dalam Menurunkan Kadar


Kadmium (Cd) Pada Daging Kerang Darah
(Anadara granosa)
Namal Jurnal Jurnal Kesehatan Masyarakat
Penulis Silvia Nurvita, Nurjazuli, Niki Astorina Yunita
Dewanti
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh variasi konsentrasi air jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) menurunkan kadar kadmium
(Cd) dalam darah daging kerang (Anadara
granosa)
Metode Penelitian Penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment)
dengan rancangan penelitian non randomized pre
test post test control group design.
Hasil & Pembahasan Konsentrasi air jeruk nipis paling tinggi efektif
menurunkan kadar cadmium (Cd) dalam darah
daging kerang 70%. Variasi konsentrasi air kapur
terbukti berpengaruh dalam menurunkan kadar
kadmium dalam daging kerang darah (Anadara
granosa). Menurut Buwono pada tahun 2005,
bahwa semakin besar konsentrasi larutan
pengikat logam maka semakin cepat larutan
tersebut untuk bereaksi dengan logam. Sehingga
semakin besar konsentrasi air jeruk nipis yang
digunakan untuk merendam daging kerang darah
maka penurunan kadar kadmium (Cd) semakin
besar.19 Hasil pengamatan lain yang diperoleh
pada penelitian ini adalah daging kerang darah
mengalami perubahan warna lebih gelap setelah
perendaman, memiliki tekstur agak kenyal, bau
amis digantikan oleh bau asam. Menurut Wahab
pada tahun 2003, pH rendah (asam) menjadikan
unsur kation dari logam akan menghilang karena
proses pelarutan. Perendaman daging larutan
jeruk nipis 70% lebih efektif daripada penelitian
Setiawan, dkk pada tahun 2012.11 Hal itu karena
perendaman menggunakan larutan jeruk nipis
70% penurunan sebesar 0,416 ppm sedangkan
perendaman jeruk nipis 100% penurunannya
sebesar 0,32 ppm. Selain itu berdasarkan tabel 4.
hasil uji Mann Whitney, konsentrasi larutan jeruk
nipis 70% paling efektif dalam menurunkan
kadar kadmium (Cd) pada daging kerang darah.
Kesimpulan Rata – rata kadar kadmium (Cd) pada daging
kerang darah setelah perendaman air jeruk nipis
adalah 0,417 ppm; 0,393 ppm; 0,358 ppm; 0,318
ppm; dan 0,278 ppm. Perbedaan penurunan
22

kadar kadmium (Cd) pada daging kerang darah


setelah perendaman larutan jeruk nipis selama 1
jam dikarenakan adanya perbedaan konsentrasi
larutan jeruk nipis. Konsentrasi air jeruk nipis
yang paling efektif dalam menurunkan kadmium
(Cd) adalah 70%. Kadar kadmium (Cd) pada air
bekas perendaman adalah 0,387 ppm, 0,359
ppm, 0,296 ppm, 0,270 ppm, 0,251 ppm.
4. Judul Jurnal Pemanfaatan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus
autrantifolia swingle) dalam menurunkan Kadar
Logam Berat Pb yang Terkandung pada Daging
Kerang
Nama Jurnal Jurnal Kesehatan Lingkungan
Penulis Nurmalasari, Zaenab
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan
air perasan Jeruk Nipis dalam menurunkan kadar
logam berat Pb pada daging kerang.
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif yang bersifat eksperimen.
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Pb
pada daging kerang sebelum ada perlakuan yaitu
0,5265 µg/g dan 0,4308 µg/g. Tetapi setelah
dilakukan perendaman dengan air perasan jeruk
nipis selama 30 menit mengalami penurunan
sebesar 45,74% dan pada waktu 60 menit turun
sebesar 64,37%. Kerang yang direndam dengan
air perasan jeruk nipis mengalami penurunan
kadar Pb yang signifikan. Semakin lama kerang
di rendam dengan air perasan jeruk nipis maka
kadar Pbnya semakin menurun. Penurunan ini
disebabkan karena dengan waktu perendaman
yang lama kesempatan kontak antara logam
dengan asam juga semakin lama, sehingga asam
mempunyai kesempatan yang lama untuk
mengikat logam. Air perasan jeruk nipis
mengandung unsurunsur senyawa kimia seperti
asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), asam
karbonat, minyak atsiri damar, glikosida, lemak,
kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C.
Asam sitrat yang terkandung pada jeruk nipis
sebesar 7 – 7,6% (Hariana, 2006 dalam Armanda
2009). Asam sitrat inilah yang bisa melarutkan
baik senyawa polar seperti garam anorganik dan
gula maupun senyawa non-polar seperti minyak
dan unsur-unsur (termasuk Timbal (Pb) di
dalamnya).
Kesimpulan Air perasan jeruk nipis efektif menurunkan kadar
23

logam Pb pada daging kerang Marcia hiantina.


Penurunan kadar Logam Berat Timbal (Pb) pada
Daging Kerang setelah Perendaman air perasan
jeruk nipis 15% dalam waktu perendaman 30
menit sebesar 45,74%. Penurunan kadar Logam
Berat Timbal (Pb) pada Daging Kerang setelah
Perendaman air perasan jeruk nipis 15% dalam
waktu perendaman 60 menit sebesar 64,37%.
5. Judul Jurnal Pengaruh Lama Perebusan Kerang Darah
(Anadara granosa) Dengan Arang Aktif Terhadap
Pengurangan Kadar Logam Kadmium dan Kadar
Logam Timbal
Nama Jurnal Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan
Penulis Riana Rachmawati, Widodo Farid Ma’ruf , Apri
Dwi Anggo
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perbedaan lama waktu perebusan
kerang darah (Anadara granosa) dengan Arang
Aktif dengan variasi lama waktu 20 menit, 25
menit dan 30 menit terhadap kadar logam
cadmium, timbal, kadar air, pH, kadar abu, kadar
protein dan nilai organoleptik
Metode Penelitian Teknik sampling
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu
perebusan yang berbeda memberikan pengaruh
yang nyata (P<0,05) terhadap kadar cadmium,
kadar timbal, kadar air, kadar abu serta kadar
protein namun tidak memberikan pengaruh yang
nyata (P>0,05) terhadap kadar pH. Hasil
parameter uji organoleptik memberi pengaruh
yang nyata (P<0,05) terhadap kenampakan, bau,
rasa, namun tidak memberikan pengaruh yang
nyata (P>0,05) terhadap tekstur. Proses adsorpsi
pada arang aktif terjadi melalui 3 tahapan dasar
yaitu; zat terjerap dibagian luar, kemudian
bergerak menuju pori-pori arang dan terakhir zat
terjerap kedinding bagian dalam dari arang.
Pengurangan logam berat yang signifikan juga
dipengaruhi oleh panas selama proses perebusan.
Peranan suhu dalam proses adsorpsi sangat
penting untuk mempengaruhi kecepatan reaksi.
Pengurangan logam berat yang signifikan juga
dipengaruhi oleh panas selama proses perebusan.
Peranan suhu dalam proses adsorpsi sangat
penting untuk mempengaruhi kecepatan reaksi
Kesimpulan Proses pengurangan kadar logam berat yang
24

terkandung dalam daging kerang darah dengan


metode perebusan arang aktif 5% memberikan
pengaruh yang nyata terhadap penurunan kadar
logam berat. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin lama perebusan dengan arang aktif
konsentrasi 5% maka dapat menurunkan kadar
logam kadmium dan timbal
6. Judul Jurnal Penurunan Kadar Ion Pb dan Cd Pada Kerang
Dengan Menggunakan Filtrat Kulit Nanas
Nama Jurnal Indonesian Journal of Chemical Science
Penulis Anugrah Tri Ilyasa, Eko Budi Susatyo dan
Agung Tri Prasetya
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi filtrat kulit nanas dan
waktu perendaman terhadap penurunan Pb 2+
dan Cd 2+ dan mengetahui penurunan kadar Pb
2+ dan Cd 2+ dalam kerang.
Metode Penelitian Metode penelitian eksprimental
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi
optimum kadar Pb 2+ dan Cd 2+ pada
pengenceran 7,5x dan 5x sebesar 13,020
mg/kg/mL dan 5,915 mg/kg/mL. Hasil yang
diperoleh untuk perendaman optimum untuk
menurunkan kadar Pb 2+ dan Cd 2+ adalah 60
menit. Perlakuan pada kondisi optimum
menunjukkan rata-rata penurunan kandungan Pb
2+ dan Cd 2+ sebesar 2,9960 ± 0,3111 mg/kg dan
2,008 ± 0,5706 mg/kg. Perbedaan konsentrasi
dan lamanya perendaman dengan filtrat kulit
nanas berpengaruh terhadap kadar Pb 2+ dan Cd
2+. Saat terjadi penurunan dapat diketahui titik
optimum pada grafik tersebut. Kadar optimum
ion Pb 2+ terdapat pada perendaman filtrat kulit
nanas 7,5x pengenceran dengan konsentrasi
sebesar 13,020. Untuk Cd 2+, dari konsentrasi
filtrat kulit nanas tanpa pengenceran, 2,5x dan 5x
pengenceran terjadi kenaikkan Cd 2+ yang
terlepas dalam filtrat. Sedangkan pada 7,5x dan
10x pengenceran terjadi penurunan dan
kenaikkan jumlah Cd 2+ yang terlepas dalam
filtrat yang tidak signifikan. Saat terjadi
penurunan dapat diketahui titik optimum pada
grafik tersebut. Kadar konsentrasi optimum ion
Cd 2+ terdapat pada perendaman filtrat kulit
nanas 5x pengenceran dengan konsentrasi sebesar
5,915.
Kesimpulan Pelepasan Pb 2+ dan Cd 2+ optimum pada
25

kerang terjadi pada konsentrasi pengenceran


filtrat kulit nanas sebesar 5 dan 7,5 kali.
Pelepasan Pb 2+ dan Cd 2+ optimum pada
kerang terjadi pada lama waktu perendaman 60
menit menggunakan filtrat kulit nanas.
Sedangkan Penurunan kadar Pb 2+ terlepas pada
konsentrasi optimum dengan waktu perendaman
optimum yaitu 2,994 mg/kg (40,16%). Penurunan
kadar Cd 2+ pada konsentrasi optimum dengan
waktu perendaman optimum yaitu 2,010 mg/kg
(36,17%).
7. Judul Jurnal Pengaruh Perendaman Larutan Tomat (Solanium
lycopersicum L.) Terhadap Penurunan Kadar
Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium Cd)
Pada Kerang Darah (Anadara granosa)
Nama Jurnal Indonesian Journal of Chemical Science
Penulis Maria Mita Susanti, Margareta Retno Priamsari
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
pengaruh perendaman larutan tomat terhadap
penurunan kandungan timbal Pb dan Cd
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
logam berat Pb dan Cd di dalam kerang darah
masih di atas NAB yang ditentukan BPOM
(2009). Tingginya kadar logam berat Pb dan Cd
di dalam kerang darah ini dapat dipengaruhi
akibat pencemaran di perairan Semarang, karena
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari perairan Semarang. Menurut
Bappeda Kota Semarang dan BPS Kota
Semarang (2010) bahwa industri yang terdapat di
kota Semarang antara lain yaitu industri mebel,
furniture, biji plastik, kayu ukiran, air accu,
percetakan, farmasi, reparasi kapal, kertas, buku
tulis, kabel dan travo, komponen otomotif,
sablon, pipa baja, mesin diesel, dan lain – lain
yang berpotensi menghasilkan buangan limbah
jenis logam berat seperti Pb dan Cd. Logam berat
yang masuk di perairan akan mengalami
pengendapan kemudian terdispersi dan diserap
oleh organisme yang tidak bisa di metabolisme,
sehingga akan mengalami akumulasi dalam
organisme yang hidup di perairan (Puspita dkk,
2012). Umur kerang merupakan indikator
terjadinya akumulasi logam berat pada perairan
yang telah tercemar logam berat, semakin lama
26

umur kerang semakin tinggi logam berat yang


terakumulasi di dalam tubuh kerang darah dan
semakin besar ukuran kerang semakin banyak
pula jumlah logam berat yang terakumulasi.
Kerang darah merupakan biota laut yang
memperoleh makanan dengan cara menyaring air
dan tinggal menetap di suatu tempat karena
pergerakannya yang lambat, sehingga
menyebabkan terakumulasinya logam berat Pb
dan Cd di dalam tubuh kerang darah. Jenis
kerang merupakan indikator yang sangat baik
sebagai parameter tingkat pencemaran
lingkungan (Darmono, 2001). Perlakuan dengan
lama perendaman 30 menit lebih efektif
menurunkan logam berat jika dibandingkan
dengan lama perendaman 15 menit, karena
semakin lama waktu kontak antara asam sitrat
dengan logam berat, maka semakin banyak pula
logam berat yang dapat berikatan dengan asam
sitrat membentuk garam sitrat. Penurunan logam
berat Cd dan Pb menggunakan larutan tomat
memberikan pengaruh yang signifikan dalam
menurunkan logam berat, hal ini dipengaruhi
oleh asam sitrat dalam tomat yang berikatan
dengan logam Pb dan Cd dalam kerang darah
membentuk garam sitrat. Asam sitrat sebagai
sekuestran (zat pengikat logam) dapat
menurunkan kadar logam berat dalam kerang
darah dengan cara merusak ikatan logam protein.
Ion logam yang terdapat dalam tubuh organisme
hidup hampir semuanya berikatan dengan
protein. Asam sitrat tiap molekulnya
mengandung gugus karboksil (COOH) dan satu
gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon. Gugus fungsional tersebut yang dapat
menyebabkan ion sitrat bereaksi dengan ion
logam membentuk garam sitrat.Ion sitrat akan
mengikat logam sehingga dapat menghilangkan
ion logam yang terakumulasi pada kerang sebagai
garam sitrat (Setiawan dkk, 2013). Garam
karboksilat apabila direaksikan dengan asam
akan diperoleh kembali asam karboksilat yang
disebut dengan reaksi kebalikan.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh perendaman larutan tomat
dengan penurunan kadar logam berat Cd dan Pb
pada kerang darah (p<0,05)
8. Judul Jurnal Efektifitas Larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci
27

Untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Pb


(Timbal) Dalam Daging Kerang Darah (Anadara
granosa)
Nama Jurnal Akuatik (Jurnal Sumberdaya Perairan)
Penulis Maulana, Umroh, Kurniawan
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis
kandungan logam berat Pb yang terdapat pada
daging Kerang Darah (Anadara granosa) dan
Menganalisisi efektivitas larutan Asam Cuka dan
Jeruk Kunci terhadap penurunan kandungan
logam berat Pb pada daging Kerang Darah
(Anadara granosa).
Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode
eksperimen (percobaan).
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian dari pengujian AAS (Atomic
Absorption Spectrophotometer) daging Kerang
Darah diketahui pada perlakuan perendaman
larutan Pb 20 ppm dalam media akuarium
(kontrol) sebesar 0,003 mg/kg, perlakuan asam
cuka 12,5% sebesar 0,01 mg/kg, asam cuka 25%
sebesar 0,03 mg/kg, dan jeruk kunci 12,5%
sebesar 0,005 mg/kg, jeruk kunci 25% sebesar
0,007 mg/kg. Asam cuka dan jeruk kunci belum
mampu menurunkan kandungan logam berat Pb
dalam daging Kerang Darah. Menurut Afiati,
(1994) logam berat Pb dapat terserap ke dalam
tubuh Kerang Darah karena erat kaitannya
dengan habitat dan sifat biologi Kerang Darah,
yaitu filter feeder. Ketiadaan sifon pada Kerang
Darah dapat membuat cangkang Kerang Darah
lebih banyak terbuka di bawah air sehingga
Kerang Darah relatif tidak mampu untuk
mencegah kontak langsung dengan Pb. Kerang
Darah memperoleh makanannya dengan
menyaring partikelpartikel air laut maupun
sedimen, sehingga logam berat Pb terlarut
maupun yang berada dalam rongga antar sedimen
dapat masuk ke jaringan Kerang Darah. Logam
berat Pb yang masuk ke dalam tubuh Kerang
Darah kemudian terakumulasi dalam jaringan
lunak Kerang Darah seperti pada insang, hati, dan
kelenjar pencernaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kandungan Pb pada daging
Kerang Darah sebelum perlakuan Perendaman
larutan asam cuka dan jeruk kunci 2,5%, 25%
tergolong rendah yaitu sebesar 0,003 mg/kg,
kandungan tersebut berada di bawah baku mutu
28

atau aman untuk dikonsumsi yaitu 1,5 mg/kg


yang merupakan batas maksimum cemaran
timbal menurut Baku Mutu pangan dalam
Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009
tentang batas maksimum cemaran timbal.
Rendahnya konsentrasi Pb dalam tubuh Kerang
Darah sebelum perlakuan diduga karena logam
berat Pb yang masuk ke dalam tubuh Kerang
Darah belum terserap ke dalam jaringan tubuh
secara optimal, hal ini terjadi karena waktu
pemaparan Kerang Darah terhadap logam berat
Pb pada media air laut yang cukup singkat yaitu
selama 10 hari sehingga menyebabkan logam
berat belum terserap secara sempurna oleh
Kerang Darah. Senyawa-senyawa Pb dapat
memberikan efek racun terhadap banyak fungsi
organ yang terdapat dalam tubuh manusia.
Keberadaan logam Pb pada daging akan
mengakibatkan gangguan fungsi enzim karena
adanya ikatan logam Pb dengan gugus sulfhidril
(-SH) pada enzim. Timbal mempunyai sifat
afinitas yang kuat terhadap gugus sulfuhidril dari
sistein, gugus amino dari lisin, gugus karboksil
dari asam aspartat dan glutamat, dan gugus
hidroksil dari tirosin (Suksmerri 2008).
Pengikatan ini akan mengakibatkan terganggunya
metabolisme di dalam tubuh (Dewi 2012).
Kesimpulan Hasil pengukuran kandungan logam berat Pb
dalam daging Kerang Darah perlakuan
perendaman larutan Pb 20 ppm dalam media
akuarium selama 10 hari (kontrol) yaitu sebesar
0,003 mg/kg. 2. Perendaman dengan larutan asam
cuka dan jeruk kunci dengan konsentrasi 12,5%,
25% selama 1 jam belum mampu mengikat
logam berat Pb dalam daging Kerang Darah
(Anadara granosa). Kandungan tersebut masih
berada di bawah baku mutu atau aman untuk
dikonsumsi. Berdasarkan baku mutu dalam
Standar Nasional Indonesia 7387 tahun 2009
tentang batas maksimum cemaran timbal (Pb)
dalam pangan (Pb = 1,5 mg/kg).
9. Judul Jurnal Analisis Pengaruh Perendaman Larutan Kulit
Singkong ( Manihot esculenta cortex) Terhadap
Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dalam
Kerang Darah (Anadara granosa)
Nama Jurnal Media Farmasi Indonesia
Penulis Maria Mita Susanti, Margareta Retno Priamsari
Reviewer Lismawati
29

Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh kulit singkong terhadap


kandungan logam berat Pb dalam kerang darah
Metode Penelitian Penelitian eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh persentase penurunan logam berat Pb
lama perendaman (p <0,05) tetapi tidak
berpengaruh terhadap konsentrasi larutan kulit
singkong (p> 0,05). Konsentrasi larutan singkong
menghasilkan nilai (p<0,05) yang berarti bahwa
konsentrasi larutan singkong terdistribusi normal
sedangkan persentase penurunan logam berat Pb
menghasilkan nilai (p>0,05) yang berarti bahwa
data tidak terdisitribusi normal, sehingga untuk
menganalisa hubungan persentase penurunan
kadar logam Pb terhadap konsentrasi larutan
singkong maka menggunakan korelasi
nonparametrik yaitu Tau Kendall's. Hasil
normalitas data lama perendaman menunjukkan
nilai (p<0,05) sehingga data terdistribusi tidak
normal sedangkan persentase penurunan kadar
logam Pb nilai (p>0,05) sehingga data
terdistribusi normal maka untuk menganalisa
hubungan persentase penurunan kadar Pb
terhadap lama perendaman menggunakan analisa
nonparametric Tau Kendall's. Hasil korelasi
persentase penurunan logam berat Pb dengan
lama perendaman memberikan nilai (p<0,05) hal
ini menunjukkan adanya hubungan antara
penurunan kadar Pb terhadap lama perendaman
yang signifikan. karena semakin lama waktu
kontak selulosa dengan logam berat, maka
semakin banyak pula logam berat yang dapat
berinteraksi dengan selulosa membentuk
selulosa-Pb.
Kesimpulan Terdapat pengaruh persentase penurunan logam
berat Pb terhadap lama perendaman dengan
menggunakan larutan kulit singkong (p<0,05)
tetapi persentase penurunan logam berat Pb tidak
berpengaruh terhadap konsentrasi larutan
singkong (p>0,05).
10 Judul Jurnal Kandungan Kadar Logam Berat Kadmium (Cd)
. Kerang Darah (Anadara granosa) dari Pantai
Bangkalan dan Upaya Penurunannya
Nama Jurnal Sains dan Matematika
Penulis Dianah F. Alyani, Nurul Hidayah, Valentina
Wahyuningsih, Zen A. Choirunnisa
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
30

kandungan logam berat kadmium (Cd) pada


kerang darah (Anadara granosa) yang diambil
dari perairan Bangkalan; menguji pengaruh
larutan asam jawa untuk menurunkan kandungan
logam berat kadmium (Cd) daging kerang darah
yang diperoleh dari pantai-pantai di Bangkalan
Metode Penelitian Pengujian rancangan acak lengkap dengan empat
perlakuan
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan
logam berat kadmium pada kerang darah dari
perairan Bangkalan adalah sebesar 0.035 ppm.
Kadar ini masih di bawah ambang batas SNI
sehingga aman dikonsumsi, namun bila terus-
menerus berbahaya, oleh karena itu perlu
diturunkan kadarnya. Larutan asam jawa dapat
menurunkan kadar logam berat kadmium dengan
persentase tertinggi pada perendaman konsentrasi
90% sedangkan persentase terendah terdapat
pada perlakuan kontrol sebesar 0%. berpengaruh
terhadap rasa daging kerang. Berdasarkan hasil
uji organoleptik, diketahui bahwa kerang darah
(Anadara granosa) yang telah direndam larutan
asam jawa memiliki perbedaan tekstur, aroma
asam, dan rasa pada perendaman konsentrasi
larutan asam yang berbeda. Semakin tinggi
konsentrasi larutan asam jawa, daging kerang
semakin mengalami perubahan tekstur, aroma,
dan rasa. Asam sitrat mampu membentuk
senyawa kompleks dengan logam. Asam sitrat
bersifat mengikat logam (chelating agent)
sehingga dapat membebaskan bahan makanan
dari cemaran logam (Ilyasa dkk, 2016). Asam
sitrat digunakan pada proses aktivasi adsorben.
Larutan iodin, pati, natrium tiosulfat, aquadest,
kloroform, asam asetat, dan kalium iodida jenuh
digunakan untuk keperluan analisa (Siburian dkk,
2014). Perendaman larutan asam jawa berbagai
konsentrasi juga memiliki perbedaan pada segi
organoleptiknya, yaitu tekstur, aroma asam, dan
rasa dari kerang darah yang telah dimasak. Pada
kontrol (0%) memiliki tekstur yang kenyal, tidak
beraroma asam, gurih, tidak berasa asam,
sedangkan pada konsentrasi tertinggi (90%)
bertekstur paling lunak, beraroma asam, tidak
gurih, dan rasa terlalu asam. Hal ini disebabkan
larutan asam dapat merusak ikatan kompleks
logam protein. Ion logam yang terdapat dalam
tubuh organisme hampir semuanya berikatan
31

dengan protein (Priyadi dkk, 2013)


Kesimpulan Kerang darah (Anadara granosa) yang diambil
dari perairan Bangkalan mengandung logam
berat kadmium (Cd) sebesar 0,035 ppm. Kadar
ini masih di bawah ambang batas SNI. Asam
jawa dapat menurunkan kadar logam berat
kadmium pada kerang darah dengan hasil yang
paling optimal diperoleh pada konsentrasi 90%.
11 Judul Jurnal Pengaruh Lama Perebusan dan Konsentrasi
. Larutan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Terhadap Kadar Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd)
Pada Kerang Darah (Anadara granosa)
Nama Jurnal Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan
Penulis Kartika Anjar Sari , Putut Har Riyadi , Apri Dwi
Anggo
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh
perbedaan lama waktu perebusan dan konsentrasi
larutan jeruk nipis terhadap kadar kadmium dan
timbal pada kerang darah.
Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu
perebusan yang berbeda memberikan pengaruh
yang nyata (P<0,05) terhadap kadar kadmium
(59,33%; 60,67%; 63,33%), kadar timbal
(29,67%; 44,39%; 69,67%), kadar air (8,94%;
8,82%; 8,72%), kadar abu (1,28%; 1,24%;
1,14%), kadar asam sitrat (4,33%; 7,19%;
11,60%), dan nilai pH (5,96; 5,12; 5,07). Hasil
parameter uji organoleptik memberikan pengaruh
yang nyata (P<0,05) terhadap tekstur namun
tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05)
terhadap kenampakan, rasa dan bau. Berdasarkan
hasil penelitian dilihat dari banyaknya penurunan
kadar kadmium dan timbal, maka dapat
disimpulkan bahwa perebusan selama 30 menit
dan konsentrasi larutan jeruk nipis 1:1 pada
kerang darahmerupakan pengaruh perlakuan yang
paling efektif untuk kualitas organoleptik kerang
darah. Menurut Yulianda (2010), kemampuan
larutan jeruk nipis untuk menurunkan kadar Cd
pada kerang darah disebabkan oleh adanya zat
asam sitrat yang terkandung dalam jeruk nipis.
Asam sitrat adalah salah satu zat sekuestran (zat
pengikat logam). Asam sitrat memiliki rumus
kimia sebagai berikut : CH2COOH-COHCOOH-
CH2COOH (C6H8O7). Terjadinya interaksi
32

antara waktu dan perlakuan perebusan


menggunakan larutan jeruk nipis terhadap kadar
Cd pada daging kerang darah. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian Buwono (2005) yang
menyatakan bahwa waktu perendaman dengan
larutan asam berpengaruh nyata terhadap
penurunan logam pada kerang.
Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian ini kadar timbal
dan kadmium mengalami penurunan yang sangat
nyata pada penggunaan konsentrasi larutan jeruk
nipis 1:1, namun hasil penurunan tersebut
berpengaruh terhadap nilai organoleptik (rasa
dan tekstur) serta nilai ekonomis.
2. Lama perebusan paling efektif kerang darah
dengan larutan jeruk nipis dilihat dari persentase
penurunan logam berat dan nilai organoleptik
adalah selama 30 menit. Persentase penurunan
kadar Pb dalam daging kerang darah pada waktu
30 menit sebesar 60,67% sedangkan kadar Cd
sebesar 44,39%. Semakin lama waktu perebusan
maka semakin rendah kadar timbal dan
kadmium pada daging kerang darah. Nilai kadar
air dalam daging kerang juga menurun karena
adanya proses perebusan, sama halnya dengan
kadar abu, nilai pH dan nilai organoleptik.
Terjadi penurunan yang signifikan dan adanya
interaksi yang kuat pada lama waktu perebusan
serta penggunaan larutan jeruk nipis sebagai
pereduksi kadar timbal dan kadmium pada
daging kerang darah.
12 Judul Jurnal Lama Perendaman Daging Kerang Darah
. (Anadara granosa) Rebus Dalam Larutan Alginat
Terhadap Pengurangan Kadar Kadmium
Nama Jurnal Jurnal Saintek Perikanan
Penulis -
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan lama perendaman daging kerang darah
(Anadara granosa) rebus dalam larutan alginat
4,0% terhadap pengurangan kadar kadmium, nilai
pH, kadar air, kadar abu dan nilai organoleptik
produk
Metode Penelitian Penelitian eksprimental
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama
perendaman daging kerang darah rebus dalam
larutan alginat 4,0% (10 menit, 20 menit dan 30
menit) menyebabkan penurunan kadar kadmium
secara sangat nyata yaitu dari 1,588 mg/kg
33

(kontrol) menjadi paling rendah 0,463 mg/kg


(penurunan 70%) pada perendaman selama 30
menit. Makin lama perendaman daging kerang
darah rebus dalam larutan alginat 4,0% makin
rendah kadar kadmiumnya. Alginat memiliki
gugus fungsi yang dapat menarik atom logam
terlepas dari ikatannya membentuk ikatan
kompleks ( Bachtiar ,2007). Dengan demikian
diduga perlakuan perendaman daging kerang
darah yang mengandung senyawa CdCl2 dengan
larutan alginat menyebabkan senyawa CdCl2
terlepas sebagian dari jaringan daging kerang
darah rebus karena gaya ikat alginat terhadap
CdCl2 lebih kuat dibandingkan dengan gaya ikat
jaringan daging kerang darah terhadap CdCl2,
yang kemudian membentuk ikatan kompleks
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa perendaman daging kerang darah rebus
dalam larutan alginat 4,0% selama 10 menit, 20
menit dan 30 menit menyebabkan penurunan
kadar kadmium secara sangat nyata yaitu dari
1,588 mg/kg (kontrol) menjadi 0,463 mg/kg pada
perendaman selama 30 menit. Makin lama
perendaman daging kerang darah rebus dalam
larutan alginat 4,0% makin rendah kadar
kadmiumnya. Perendaman daging kerang darah
rebus dalam larutan alginat 4,0% selama 30
menit merupakan perendaman efektif karena
dapat menurunkan kadar kadmium hingga
mencapai 0,463 mg/kg dengan nilai organoleptik
7,89 dimana produk tersebut memenuhi
persyaratan mutu kerang darah menurut SNI.
13 JudulJurnal Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Asam Jawa
. (Tamarindus indica L) dan Lama Waktu
Perendaman Terhadap Penurunan Kadar Logam
Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada
Kerang darah (Anadara granosa)
Nama Jurnal Jurnal Online Mahasiswa
Penulis Lydia Mia Edina, Sumarto and Edison
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
konsentrasi asam jawa dan waktu perendaman
yang tepat terhadap penurunan kadar logam Pb
dan Cd pada kerang darah.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen.
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian terbaik yang diperoleh
berdasarkan daya reduksi logam Pb adalah
34

ekstrak asam jawa 20% dengan waktu 90 menit


(66,33%) dan reduksi logam Cd pada perlakuan
20% dengan waktu 90 menit (76,63%).
Perendaman kerang darah menggunakan ekstrak
asam jawa memberikan pengaruh nyata terhadap
mutu organoleptik rupa, rasa dan tekstur.
Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan dan
semakin lama perendaman menyebabkan rupa
sedikit coklat kehitaman dan pucat, rasa semakin
berasa asam dan tekstur sedikit kaku. Pada
penelitian ini kandungan logam Pb lebih besar
terakumulasi pada kerang darah dibanding logam
Cd. Perbedaan ini dapat disebabkan kondisi
lingkungan sekitar habitat kerang darah, dimana
kandungan logam Cd nya lebih sedikit dibanding
kandungan logam Pb. Pada dasarnya tinggi atau
rendahnya suatu kandungan logam pada perairan
dipengaruhi olehh buangan limbah ke perairan.
Kesimpulan Ekstrak asam jawa dapat mereduksi logam berat
Pb dan Cd pada Kerang Darah (Anadara
granosa). Daya reduksi logam Pb yang terbaik
adalah pada konsentrasi 20% dan lama waktu
perendaman 90 menit yaitu, 66,33%. Daya
reduksi terbaik logam Cd terdapat pada
konsentrasi 20% dan lama waktu perendaman
120 menit yaitu sebesar 76,63%. Perendaman
kerang darah menggunakan ekstrak asam jawa
memberikan pengaruh yang nyata terhadap mutu
organoleptik yang meliputi penilaian rupa, rasa
dan tekstur. Semakin tinggi konsentrasi yang
diberikan dan semakin lama waktu perendaman
menyebabkan rupa kerang darah menjadi sedikit
coklat kehitaman dan pucat. Dan menyebabkan
rasa kerang darah semakin berasa asam, serta
tekstur kerang darah menjadi sedikit kaku akibat
kerusakan protein oleh senyawa asam. Perlakuan
pada konsentrasi lebih tinggi dan lama waktu
yang lebih lama masih dapat menurunkan kadar
logam Cd, namun jika hal ini dilakukan akan
dapat menurunkan nilai organoleptiknya.
14 JudulJurnal Efektifitas Larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci
. Untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Pb
(Timbal) Dalam Daging Kerang Darah (Anadara
granosa)
Nama Jurnal Akuatik (Jurnal Sumberdaya Perairan)
Penulis Maulana, Umroh, Kurniawan
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis
35

kandungan logam berat Pb yang terdapat pada


daging Kerang Darah (Anadara granosa) dan
Menganalisisi efektivitas larutan Asam Cuka dan
Jeruk Kunci terhadap penurunan kandungan
logam berat Pb pada daging Kerang Darah
(Anadara granosa)
Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode
eksperimen (percobaan)
Hasil & Pembahasan Asam cuka dan jeruk kunci belum mampu
menurunkan kandungan logam berat Pb dalam
daging Kerang Darah. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa kandungan Pb
pada daging Kerang Darah pada perlakuan
perendaman larutan Pb 20 ppm dalam media
akuarium selama 10 hari sebesar 0,003 mg/kg.
Kandungan Pb ini menunjukkan bahwa telah
terjadi akumulasi Pb dalam Kerang Darah karena
penyerapan Pb dari air media, sehingga Pb akan
masuk ke dalam jaringan lunak Kerang Darah.
Menurut Afiati, (1994) logam berat Pb dapat
terserap ke dalam tubuh Kerang Darah karena
erat kaitannya dengan habitat dan sifat biologi
Kerang Darah, yaitu filter feeder. Ketiadaan sifon
pada Kerang Darah dapat membuat cangkang
Kerang Darah lebih banyak terbuka di bawah air
sehingga Kerang Darah relatif tidak mampu
untuk mencegah kontak langsung dengan Pb.
Perendaman Asam Cuka 12,5% dan 25% belum
memberikan pengaruh untuk menurunkan
kandungan logam berat Pb, hal ini diduga pada
waktu perendaman daging Kerang Darah dengan
larutan Asam cuka tidak diberikan perlakuan
tambahan berupa membalik-balik sampel secara
perlahan selama satu 1 jam setiap 10 menit
sekali, Sehingga larutan Asam Cuka yang
mengandung asam asetat sebagai pengkhelat
bahan makanan dan Chelating agent atau
pengikat logam berat tidak bereaksi dengan
daging Kerang Darah. kandungan logam berat Pb
pada daging Kerang Darah mengalami kenaikan
pada saat perendaman dengan larutan asam cuka
12,5% dan 25% karena waktu perendaman yaitu
1 jam, sehingga kemampuan asam cuka menarik
ion logam berat yang terikat pada jaringan tubuh
Kerang Darah sangat lemah. Menurut (Adriani
dan Mahmudiono, 2009) semakin lama
perendaman dengan larutan asam semakin kecil
kadar Pb dalam daging Kerang Darah. Keadaan
36

ini disebabkan karena dengan waktu perendaman


yang lama kesempatan kontak antara logam
dengan Asam Cuka yang mengandung asam
asetat juga semakin lama, sehingga asam
mempunyai kesempatan yang lama untuk
mengikat logam berat. Menurut penelitian
Indasah (2008) asam asetat 25% mampu
menurunkan Pb daging kupang beras 95,7%
selama 1 jam.
Kesimpulan Perendaman dengan larutan asam cuka dan jeruk
kunci dengan konsentrasi 12,5%, 25% selama 1
jam belum mampu mengikat logam berat Pb
dalam daging Kerang Darah (Anadara granosa).
Kandungan tersebut masih berada di bawah baku
mutu atau aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan
baku mutu dalam Standar Nasional Indonesia
7387 tahun 2009 tentang batas maksimum
cemaran timbal (Pb) dalam pangan (Pb = 1,5
mg/kg).
15 JudulJurnal Pengaktifan Kulit Asam Jawa dengan Campuran
. Asam Sitrat dan Asam Tartarat Untuk
Penyerapan Ion Logam Cd (II)
Nama Jurnal Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
Penulis arid Mulana, Syaifullah Muhammad, A. Layusa
Nurmaida, Whinda A. Sukma
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menentukan
kondisi yang terbaik dalam proses pengaktifan
biosorben dan proses penyerapan ion logam
kadmium (II) dan untuk mengetahui pengaruh
waktu kontak, rasio campuran asam sitrat dan
asam tartarat dan konsentrasi awal ion logam
kadmium (II) terhadap kapasitas penyerapan ion
logam kadmium oleh biosorben
Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
campuran asam sitrat dan asam tartarat sebesar
3:1 menghasilkan biosorben terbaik untuk proses
penyerapan ion logam Cd (II). Kapasitas
penyerapan yang paling optimum diperoleh pada
kondisi proses adsorpsi menggunakan
konsentrasi awal ion logam Cd (II) 270 mg/L dan
waktu kontak 110 menit dengan kapasitas
penyerapannya 23,496 mg/g. Pengaktifasi
mengguna-kan aktivator asam tidak hanya
member-sihkan permukaan dari impuritis, tapi
juga sebagai penstabil senyawa pada permukaan
dan memperluas area permukaan dengan
37

membuka tempat yang tersedia untuk penyerapan


ion logam. Secara umum spektra FTIR dari
semua sampel menunjukkan adanya pita serapan
yang kuat pada 2810 yang berasal dari beberapa
gugus fungsi yaitu vibrasi renggang (stretching
vibration) dari C-H, OCH3 dan N–CH3 (Coates
J., 2006).
Kesimpulan Kapasitas penyerapan yang optimum sebesar
23,496 mg/g diperoleh pada kondisi proses
adsorpsi menggunakan konsentrasi awal ion
logam Cd(II) 270 mg/L, waktu kontak 110 menit.
Biosorben kulit asam jawa mengandung struktur
selulosa dimana pada spektra FTIR terdapat
gugus fungsi O-H dan C-H, serta mengandung β-
glikosidik dan hemiselulosa dengan gugus fungsi
C=O
16 JudulJurnal Penurunan Kadar Timbal (Pb) Pada Kerang
. Darah Dengan Menggunakan Asam
Nama Jurnal Jurnal Teknik Waktu
Penulis Christine Abadiana dan Indah Nurhayati
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui kadar Pb
pada cangkang dan daging kerang darah,
mengkaji pengaruh jenis asam (asetat atau sitrat
25 %), serta lama perendaman (1 dan 3 jam)
terhadap penurunan kadar Pb pada kerang darah.
Metode Penelitian Metode percobaan
Hasil & Pembahasan Perendaman dengan asam asetat dapat
menurunkan kadar Pb yang lebih besar pada
perendaman cangkang kerang. Semakin lama
waktu perendaman semakin berkurang kadar Pb
pada cangkang dan daging kerang. Cangkang
kerang dan air limbah perendaman berpotensi
mencemarkan lingkungan. Daging dan cangkang
kerang darah setelah dilakukan perendaman
dengan larutan asam, yaitu asetat atau Sitrat 25 %
selama 1 dan 3 jam, maka ada beda penurunan
signifikan antara perendaman dengan larutan
asam asetat atau sitrat 25 %. Untuk mencapai
kadar Pb paling baik dan atau penurunan paling
besar, pada perendaman cangkang kerang yakni
dengan perendaman larutan asam asetat 25 %.
Hal ini dikarenakan asam asetat dan asam sitrat
sama-sama bersifat asam lemah dan bersifat
sebagai pengikat logam berat, tetapi tingkat
keasaman kedua asam ini berbeda. Asam asetat
mempunyai Pka 4,76 sedangkan asam sitrat
merupakan asam poliprotik dengan harga Pka 1=
38

3.14, Pka2= 4,77 dan Pka3= 6,39. Dengan


demikian keasaman asam asetat lebih kuat
daripada asam sitrat. Perendaman daging kerang
menggunakan asam asetat dan asam sitrat tidak
memberikan perbedaan yang signifikan terhadap
penurunan kadar Pb. Keadaan ini menunjukan
bahwa kesempatan kedua asam tersebut untuk
mengikat logam Pb dalam daging kerang adalah
sama. Hal ini kemunginan karena daging kerang
bersifat lunak sehingga kesempatan asam asetet
dan sitrat untuk mengikat logam itu sama kuat.
Semakin lama perendaman dengan larutan asam,
mulai dari 1 jam dan 3 jam semakin lama waktu
perendaman semakin kecil kadar Pb dalam
daging dan cangkang kerang.
Kesimpulan Semakin lama perendaman dengan larutan asam,
semakin besar pula penurunan kadar Pb pada
cangkang dan daging kerang darah, ada beda
signifikan antara lama perendaman 1 dan 3 jam,
mencapai kadar Pb paling baik dan atau
penurunan paling besar, yakni dengan oleh lama
perendaman 3 jam.
17 JudulJurnal Pengaruh Media Perebusan Terhadap Komposisi
. Mineral Kerang Air Tawar Meti
Nama Jurnal Galenika
Penulis Kiki Rizki Handayani, Yonelian Yuyun,
Jamaluddin
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menentukan
komposisi mineral daging kerang air tawar meti
(Batissa violacea Lamarck,1818) segar dan
setelah pengolahan, serta untuk mengetahui
pengaruh media perebusan terhadap komposisi
mineral dengan berbagai kondisi media
perebusan yang ditambahkan, yaitu air, NaCl 1%,
dan asam asetat 0,5%
Metode Penelitian Metode purpose sampling
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian pada kerang air tawar meti pada
media perebusan air, NaCl 1%, dan asam asetat
0,5% berpengaruh terhadap kadar mineral yaitu
kalsium (Ca), magnesium (Mg), fosfor (P),
kalium (K), natrium (Na), kobalt (Co), tembaga
(Cu), mangan (Mn), dan tidak berpengaruh
terhadap kadar mineral seng (Zn).
Kesimpulan Media perebusan air, NaCl 1%, dan asam asetat
0,5% berpengaruh signifikan terhadap kadar
mineral kalsium, magnesium, fosfor, kalium,
natrium, kobalt, tembaga, dan mangan, serta
39

tidak berpengaruh terhadap kadar mineral seng


(Zn).
18 JudulJurnal Efektifitas Larutan Jeruk Nipis (Citrus
. aurantifolia swingle) Dalam Menurunkan Logam
Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Kampak (Atrina
pecitnata)
Nama Jurnal Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Surabaya
Penulis Ajeng Zahra Kartikasari, Umi Rahayu , Fitri
Rokhmalia
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa
efektivitas larutan jeruk nipis dalam menurunkan
kadar Pb pada kerang kampak dengan variasi
yang berbeda dan lama perendaman yang efektif
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
murni dengan model pendekatan Post Test Only
Control Group Design
Hasil & Pembahasan Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penurunan optimalyang paling efektif
pada perendaman konsentrasi 20% selama 20
menit mampu menurunkan sebesar 89%.
Pengaruh konsentrasi larutan jeruk nipis antara
konsentrasi 10%, 15%, 20% selama perendaman
dapat menurunkan kadar pb dengan selisih sangat
kecil, hal ini di dukung dengan pengukuran
tingkat keasaman (ph) pada ketiga konsentrasi
yakni sebesar ± 2-3. Walaupun tidak berbeda
secara nyata terdapat kecerendungan bahwa
penurunan terbesar pada konsentrasi 20% dengan
hasil penurunan sebesar 0,65mg/100gr.
perendaman jeruk nipis dapat menurunkan kadar
Pb, yaitu: waktu rendaman 15 menit sebesar
30,55% dari 0,0025 ppm menjadi 0,0011 ppm,
pada waktu rendaman 30 menit terjadi penurunan
sebesar 33,33% dari 0,0024 ppm menjadi 0,0012
ppm dan pada rendaman 60 menit terjadi
penurunan sebesar 33,33% dari 0,0024 ppm
menjadi 0,0012 ppm [7]. Hal ini membuktikan
jika semakin tinggi konsentrasi suatu larutan
jeruk nipis, maka semakin cepat larutan tersebut
untuk bereaksi dengan senyawa logam, begitu
juga dengan lama perendaman, yang semakin
lama waktu suatu zat berinteraksi dengan
senyawa lain maka semakin cepat menurunkan
kadar Pb dalam daging kerang
Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan variasi
konsentrasi 10%,15%, dan 20% dan lama
40

perendaman sebesar 20 menit, 10 menit, dan 5


menit perendaman, yang di simpulkan sebagai
berikut: 1) Larutan jeruk nipis mampu
menurunakan kadar Pb pada kerang Kampak 2)
Ada perbedaan pnurunan kadar Pb pada
perlakuan sesusah dan sebelum perendaman
dengan larutan jeruk nipis. 3) Konsentasi 20%
dalam 20 menit efektif dalam menurunkan kadar
Pb pada daging kerang kampak sebesar 89%.
19 JudulJurnal Pengaruh Perendaman Kerang Darah (Anadara
. granosa) Dengan Perasan Jeruk Nipis Terhadap
Kadar Merkuri (Hg) dan Kadmium (Cd)
Nama Jurnal Jurnal SainHealth
Penulis Dheasy Herawati , Soedaryo
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perendaman darah kerang dengan jeruk
nipis terhadap kadarnya merkuri dan kadmium.
Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan Hasil menunjukkan penurunan kadar merkuri dan
kadmium dalam darah kerang. Menurut Rusli,
2010, ion sitrat akan mengikat logam sehingga
dapat menghilangkan ion logam yang
terakumulasi pada kerang sebagai kompleks
sitrat. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan,
semakin cepat larutan tersebut untuk bereaksi
dengan senyawa lain. Begitu juga dengan lama
perendaman. Semakin lama waktu suatu zat
berinteraksi dengan senyawa lain, maka semakin
cepat reaksi antara asam sitrat dengan logam. Hal
ini sejalan dengan penelitian Buwono, 2005 yang
menyatakan bahwa waktu perendaman dengan
larutan asam berpengaruh nyata terhadap
penurunan logam pada kerang.
Kesimpulan Dari penelitian didapatkan hasil bahwa
perendaman dengan jeruk nipis dapat
menurunkan kadar merkuri dan kadmium
sebanding dengan lama perendaman.
20 JudulJurnal Daya Reduksi Asam Asetat Terhadap Logam
. Berat Kerang Darah (Anadara granosa)
Nama Jurnal Jurnal Mahasiswa Online
Penulis Citra Sianipar, Edison , Suardi Loekman
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar
logam berat yang terdapat dalam tubuh kerang
darah (anadara granosa) dengan metode
perendaman asam asetat.
41

Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)


Hasil & Pembahasan Daya reduksi yang paling tinggi terdapat pada
logam Pb dengan perendaman asam asetat 25%,
pada logam Cu dengan perendaman asam asetat
5%, pada logam Zn dengan perendaman asam
asetat 25% dan logam Cd dengan perendaman
asam asetat 25%. Semakin tinggi konsentrasi
suatu larutan, semakin cepat larutan tersebut
untuk bereaksi dengan senyawa lain. Begitu juga
dengan lama perendaman. Semakin lama waktu
suatu zat berinteraksi dengan senyawa lain, maka
semakin cepat reaksi antara asam asetat dengan
logam. Hal ini sejalan dengan penelitian Buwono
(2005) yang menyatakan bahwa waktu
perendaman dengan larutan asam berpengaruh
nyata terhadap penurunan logam pada kerang.
Hal ini dikarenakan asam asetat bersifat asam
lemah dan bersifat sebagai pengikat logam berat.
daging kerang bersifat lunak sehingga
kesempatan asam asetet untuk mengikat logam
itu sama kuat. Semakin lama perendaman dengan
larutan asam, mulai dari 1 jam dan 3 jam semakin
lama waktu perendaman semakin kecil kadar Pb
dalam daging kerang. Keadaan ini disebabkan
karena dengan waktu perendaman yang lama
kesempatan kontak antara logam dengan asam
juga semakin lama, sehingga asam mempunyai
kesempatan yang lama untuk mengikat logam
(Adriani dan Mahmudiono, 2009). Kemampuan
asam cuka dalam menarik ion logam yang terikat
dalam jaringan tubuh kerang tergantung pada
jenis ikatan kimia logam dan jenis kerang.
Kesimpulan Semakin lama waktu perendaman asam asetat
berinteraksi dengan logam berat pada kerang
darah, maka semakin cepat reaksi antara asam
asetat dengan logam. Perendaman asam asetat
terhadap kerang darah berdasarkan uji
organoleptik sangat berbeda nyata dimana
hipotesis ditolak sehingga dilakukan uji lanjut.
Pada uji tekstur, semakin tinggi konsentrasi asam
asetat maka tekstur kerang darah semakin kaku.
21 Judul Jurnal Pengaruh Depurasi Terhadap Konsentrasi Logam
. Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dalam
Jaringan Lunak Kerang Darah (Anadara
granosa)
Nama Jurnal Jurnal Of Marine Research
Penulis Alam Setiawan, Bambang Yulianto, Diah
Permata Wijayanti
42

Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kandungan konsentrasi logam berat pada Perairan
Semarang dan mengetahui pengaruh panjang
cangkang dan lamanya waktu depursi terhadap
konsentrasi logam berat Pb dan Cd pada A.
granosa.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode diskripsi pada penelitian
pendahuluan dan metode eksperimen laboratoris
untuk depurasi.
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan, uji AAS
konsentrasi logam berat Pb dan Cd tertinggi pada
air di Perairan Semarang masing-masing sebesar
0.23 ppm dan 0.036 ppm, pada sedimen sebesar
1.48 ppm dan 0.091 ppm , dan pada jaringan
lunak A. granosa sebesar 0.82 ppm dan 0.042
ppm. Proses depurasi mampu mengurangi
kandungan konsentrasi logam berat Pb dan Cd
masing-masing sebesar 0.37 ppm dan 0.051 ppm.
Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bawa
proses depurasi dapat menurunkan konsentrasi
Logam berat Pb dan Cd pada A. granosa
22 Judul Jurnal Analisis Variasi Waktu dan Kecepatan Pengaduk
. Pada Proses Adsorbsi Limbah Logam Berat
Dengan Arang Aktif
Nama Jurnal Info Teknik
Penulis Isna Syauqiah, Mayang Amalia, Hetty A. Kartini
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kecepatan dan waktu pengadukan
dalam proses penyerapan logam berat
menggunakan arang aktif
Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan semakin lama waktu pengadukan, akan semakin
banyak pula Fe yang terserap. Hal ini terlihat dari
gambar yang menurun seiring bertambahnya
waktu pengadukan. Besi terserap paling banyak
pada waktu pengadukan 60 menit. Semakin lama
waktu pengadukan, kemampuan arang aktif
untuk mengikat Fe akan semakin besar. Hal ini
karena adanya waktu kontak yang lama antara
adsorben dengan adsorbat memungkinkan
semakin banyak terbentuk ikatan antara partikel
arang aktif dengan logam Fe. Hasil penelitian ini
menunjukkan penurunan Fe terbesar terjadi pada
waktu pengadukan 60 menit dengan kecepatan
aduk 90 rpm, di mana konsentrasi Fe yang masih
43

dikandung sampel hanya sebesar 0,24 ppm (dari


sampel awal 1,48 ppm). kandungan Fe dalam
sampel cenderung menurun seiring meningkatnya
kecepatan pengadukan. Penurunan terbesar
terdapat pada kecepatan pengadukan 90 rpm
dengan waktu pengadukan 60 menit yaitu sebesar
0,24 ppm.
Kesimpulan Penurunan kadar Fe terbesar terlihat pada
kecepatan pengadukan 90 rpm dan waktu aduk
60 menit di mana parameter Fe yang terkandung
dalam sampel adalah 0,24 ppm.
23 Judul Jurnal Edukasi keamanan Pangan Kerang Rebus
. Dengan Memanfaatkan Belimbing Wuluh Di
Kota Banda Aceh
Nama Jurnal Jurnal ASTA
Penulis Faridah Hanum
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Untuk memanfaatkan belimbing wuluh dalam
edukasi keamanan pangan kerang rebus
Metode Penelitian Metode percobaan
Hasil & Pembahasan Jus belimbing wuluh dapat menghilangkan
Kandungan timbal pada kerang rebus. kerang
merupakan hewan yang baik dalam menyerap zat
kimia yang ada di air. Dalam teknik mengolah
kerang, semua peserta sepaham bahwa kerang
harus dicuci sampai bersih sebelum direbus dan
kerang harus direbus sampai matang. Dan hanya
sebagian kecil dari peserta (20%) yang
memahami bahwa kerang boleh direbus dengan
menggunakan bahan tambahan alami
Kesimpulan Dalam hal ini Belimbing wuluh (Averrhoa
Bilimbi) sangat efektif digunakan sebagai
sekuestran. Hasil evaluasi tingkat pengetahuan
peserta berdasarkan hasil pos-test menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan dari nilai
ratarata 68 menjadi 92. Perbedaan nilai rata-rata
pengetahuan peserta tersebut mengindikasikan
efektifnya penyuluhan.
24 Judul Jurnal Analisis Logam Timbal (Pb) Sebagai
. Pembelajaran Menggunakan Model Problem
Based Learning Kabupaten Kepulauan Sangihe
Nama Jurnal Oxygenius
Penulis Theresia Kusuma Putri, Freetje Waworuntua
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
logam Pb pada sedimen, kerang Gastropoda dan
kerang Bivalvia di zona subsistem penelitian
44

Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove


Kepulauan Sangihe
Metode Penelitian Metode yang digunakan metode eksploratif
Hasil & Pembahasan Hasil analisis Pb pada sedimen dipengaruhi oleh
sumber pencemarannya, pasang-surut air laut,
dan banyaknya vegetasi Mangrove yang berada
di sekitar zona. Zona outlet merupakan zona yang
tidak dikelilingi oleh vegetasi Mangrove akan
tetapi menghasilkan analisis konsentrasi Pb
paling sedikit dibandingkan zona lainnya. Hal ini
diduga disebabkan oleh arus pasang-surut air laut
yang lebih deras dibandingkan zona lainnya
karena zona outlet merupakan jalur masuk
pasang-surut air laut. Adanya kemungkinan
logam berat dalam air mengalami proses
pengenceran pengaruh dari pola pasang surut air
laut
Kesimpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya Pb
pada sedimen, kerang Gastropoda dan kerang
Bivalvia dimana hal ini menunjukkan bahwa
adanya kontaminasi Pb dalam ekosistem hutan
Mangrove
25 Judul Jurnal Efektifitas Kitosan Cangkang Keong Mas
. (Pomacea canaliculata) Terhadap Penurunan
Logam Timbal (Pb) Kerang Darah (Anadara
granosa)
Nama Jurnal Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Perikanan
Penulis Nonny Setiawan, Ulya Sarofah , Anugerah Dany
Priyanto
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh perlakuan konsentrasi dan lama
perendaman kitosan cangkang keong mas
terhadap penurunan logam Pb kerang darah
Metode Penelitian Metode eksprimental
Hasil & Pembahasan Perlakuan terbaik yang dihasilkan yaitu dengan
konsentrasi kitosan 3% dan lama perendaman
kitosan 180 menit yang menurunkan kadar logam
Pb kerang darah sebesar 96,93%. Menurut
Mariatna (2008) kemampuan kitosan menyerap
logam karena adanya gugus amino dan hidroksil
yang terikat sehingga menyebabkan kitosan dapat
menyerap logam. Gugus amino (NH2) akan
mengikat logam Pb terdapat pada kerang darah,
logam berat yang terikat dengan gugus amino
(NH2) akan membentuk kondisi yang stabil,
sehingga kadar logam Pb pada kerang darah akan
berkurang.
45

Kesimpulan Kitosan cangkang keong mas mehasilkan Derajat


Deasetilisasi sebesar 77,38 dan konsentrasi
kitosan 3% dengan lama perendaman 180 menit
merupakan analisa perlakuan terbaik yang
menunjukkan efektivitas kitosan cangkang keong
mas terhadap kadar logam Pb kerang darah
tertinggi dengan persentase penyerapan 96,93%
26 Judul Jurnal Efektifitas Larutan Asam Cuka Untuk
. Menurunkan Kandungan Logam Berat Cadmium
dalam Daging Kerang Bulu
Nama Jurnal Jurnal Kesehatan Lingkungan
Penulis Fitri Indah Sari dan Soedjajadi Keman
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini bertujuan untuk
mengukur efektifitas larutan asam asetat dalam
mereduksi Kandungan logam berat Cd pada
kerang tertentu yaitu 'Kerang Bulu' atau Anadara
indica.
Metode Penelitian Metode laboratorium eksperimental
Hasil & Pembahasan Perendaman daging Kerang Bulu dalam larutan
asam cuka 25 % menunjukkan persentase
penurunan kandungan logam Cadmium yang
lebih besar dibandingkan dengan penurunan
logam Plumbum (Pb) pada daging ikan bandeng (
Chanos-chanos forsk) dengan perendaman dalam
larutan yang sama (Imaduddin et al., 2000) yaitu
63,2 % vs. 44,8 % pada 1 jam pertama dan 77,7
% vs. 49,6 % pada jam yang kedua. Hal ini
disebabkan karena selain dilakukan perendaman
daging Kerang Bulu dalam larutan asam cuka
juga diberikan perlakuan tambahan berupa
membalik -balik sampel tersebut setiap setiap 10
menit yang ternyata meningkat kan efektivitas
larutan asam cuka sebagai chelating agent atau
pengikat logam.
Kesimpulan Perendaman dalam larutan asam cuka 25 %
ataupun 25 % minimal selama 1 jam efektif
untuk menurunkan kandungan logam berat
Cadminum dalam daging Kerang Bulu, walaupun
belum dapat menurunkan sampai dibawah
ambang batas yang direkomendasikan
27 Judul Jurnal Pengaruh Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis (Citrus
. aurantifolia swingle) Sebagai Chelator Logam
Timbal (Pb) Dalam Kerang Bulu (Anadara
antiquata)
Nama Jurnal Jurnal Kimia
Penulis Nova Florentina Ambarwati , Yana Sinamo
Reviewer Lismawati
46

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah buah


jeruk nipis dapat menurunkan kadar Pb
Metode Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan
pendekatan cross sectional
Hasil & Pembahasan Dari hasil yang diperoleh ternyata terjadi
penurunan kadar Pb pada waktu rendaman 15,
30, dan 60 menit. Diperoleh persen penurunan
yang paling besar adalah 33,33%. Dilakukannya
eksperimen tersebut, ternyata jeruk nipis (Citrus
aurantifolia swingle) mampu menurunkan kadar
Pb pada kerang bulu. penelitian ini menunjukkan
bahwa terjadi penurunan kadar Pb pada kerang
buluh setelah perlakukan rendaman jeruk nipis
yang paling tinggi sebesar 33,33 % pada waktu
rendaman 30 dan 60 menit. Dari segi bahaya
logam Pb yang terlalu banyak dikonsumsi,
menurut Wahyu Widowati (2008), apabila timbal
(Pb) masuk kedalam tubuh seseorang melalui
makanan atau menghirup gas Pb dalam waktu
relatif pendek dengan dosis atau kadar yang lebih
tinggi mengakibatkan penurunan IQ pada anak-
anak, mempengaruhi sistem hemoglobin, sistem
syaraf, serta menyebabkan kematian pada dosis
yang tinggi
Kesimpulan Perlakuan perendaman jeruk nipis dapat
menurunkan kadar Pb, yaitu: waktu rendaman 15
menit sebesar 30,55% dari 0,0025 ppm menjadi
0,0011 ppm, pada waktu rendaman 30 menit
terjadi penurunan sebesar 33,33% dari 0,0024
ppm menjadi 0,0012 ppm dan pada rendaman 60
menit terjadi penurunan sebesar 33,33% dari
0,0024 ppm menjadi 0,0012 ppm.
28 Judul Jurnal Efektifitas Citrus aurantifolia swingle dan
. Averrhoa bilimbi dalam Menurunkan
Konsentrasi Timbal pada Kerang Kalandue
(Polymesoda sp) dari Teluk Kendari
Nama Jurnal Higiene (Jurnal Kesehatan Lingkungan)
Penulis Adha F. Ondu , Erwin Azizi Jayadipraja ,
Sunarsih
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh Citrus aurantifolia swingle dan
Averrhoa bilimbi dalam menurunkan konsentrasi
Timbal pada kerang kalandue
Metode Penelitian Penelitian kualitatif
Hasil & Pembahasan Terdapat pengaruh konsentrasi perendaman
Citrus aurantifolia swingle dan Averrhoa bilimbi
terhadap penurunan Kadar Pb pada Kerang
47

Kalandue (Polymesoda sp) dari teluk kendari


diperoleh konsentrasi setelah perlakuan yang
paling efektif pada masing masing konsentrasi
adalah 75%.semakin rendah kadar Pb pada
daging kerang kalandue. Sebaliknya dalam
penelitian ini terbukti bahwa asam sitrat yang
terkandung didalam Jeruk nipis dalam waktu
yang singkat dapat mengikat ion logam Pb lebih
banyak sehingga kadar logam Pb lebih banyak
tereduksi dalam daging Kerang kalandue.
Meskipun ada perbedaan reduksi pada masing-
masing penurunan Konsentrasi Pb dipengaruhi
oleh lamanya waktu perendaman. Adapun
perbedaan yang terjadi dari lamanya perendaman
terhadap penurunan konsentrasi Pb tidak terlalu
lama selisihnya. Bisa saja di sebabkan dari sifat
logam Pb itu sendiri dalam menyerap zat asam
sitrat yang terdapat pada jeruk nipis atau karena
daya ikat asam sitrat terhadap ion logam Pb
membutuhkankan waktu yang singkat dalam
menurunkan konsentrasi Pb pada dalam daging
kerang kalandue. Terbukti bahwa waktu yang
singkat dapat mereduksi ion logam Cd lebih
banyak disebabkan saat perendaman dengan
waktu 15 menit asam sitrat yang mengikat ion
logam Cd sampai pada titik jenuh. Hal ini
disebabkan karena adanya zat asam sitrat yang
terkandung dalam Jeruk Nipis sehingga terjadi
kontak antara zat asam yang ada pada jeruk
dengan ion logam Pb dalam kerang kalandue
Kesimpulan Terdapat pengaruh konsentrasi perendaman
Citrus aurantifolia swingle dan Averrhoa bilimbi
terhadap penurunan Kadar Pb pada Kerang
Kalandue (Polymesoda sp) dari teluk kendari
diperoleh konsentrasi setelah perlakuan yang
paling efektif pada masing masing konsentrasi
adalah 75%.
29 Judul Jurnal Efektifitas Bubur Rumput Laut Sebagai Reduktor
. Logam Timbal Pada Kerang Hijau
Nama Jurnal Jurnal Abdi
Penulis Nur Asmi Kama,Reski Ayu Ansar, Muhammad
Nabil Akbar
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh lama perendaman kerang hijau
menggunakan rumput laut dalam mengurangi
kandungan Pb pada kerang hijau dan
menganalisis efektivitas ekstrak rumput laut
48

dalam mereduksi logam Pb pada kerang hijau


Metode Penelitian Menggunakan metode acak lengkap
Hasil & Pembahasan Penurunan kadar timbal terjadi pada saat
direndam dengan rumput laut 6% selama 45
menit yaitu dengan kadar 101,7 mg/kg BK,
sedangkan untuk perendaman pada 15 menit ialah
119,46 mg/kg BK dan perendaman selama 30
menit ialah 123,63 mg/kg BK. Sedangkan kadar
timbal pada kontrol (0 menit) ialah 118,9. Hal ini
berarti tidak ada pengaruh lama perendaman
selama 15 dan 30 menit. Lama perendaman akan
berpengaruh setelah 45 menit. Berbeda dengan
hasil penelitian chotimah dan romadhan yakni
Perendaman daging kerang hijau dengan rumput
laut 4% pada lama perendaman 45 menit tidak
meningkatkan persentase penurunan kadar
kadmium. Ada perbedaan yang nyata antara 15
menit dan 30 menit jika dilihat dari segi lama
perendaman. Rentang waktu lama perendaman 15
menit dan 30 menit sudah dapat mereaksikan
unsur alginat yang mempunyai sifat menarik
keluar ion logam kadmium dalam daging kerang
hijau dalam jumlah yang berbeda.
Kesimpulan Secara statistik tidak adanya perbedaan yang
significant (P>0,05) antara perbedaan perlakuan
lama perendaman terhadap penurunan kadar
logam pada daging kerang hijau. Akan tetapi jika
dilihat secara deskriptif terjadi penurunan
kandungan logam pada perendaman selama 45
menit. Sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan
dengan waktu perendaman yang lebih lama.
30 Judul Jurnal Pengaruh EDTA dalam Penentuan kandungan
. Timbal dan Tembaga Pada Kerang Hijau
(Mytilus viridis)
Nama Jurnal ECOTROPHIC (Jurnal Ilmu Lingkungan)
Penulis Ni Made Suaniti
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh EDTA dalam menurunkan kandungan
Timbal dan Tembaga pada kerang hijau.
Metode Penelitian Metode percobaan
Hasil & Pembahasan Berdasarkan hasil analisis bahwa kandungan
timbal (Pb) pada kerang hijau berkisar antara
28,6128 sampai 29,8442 mg/kg berat kering dan
kandungan tembaga (Cu) adalah 2,4239 sampai
2,8858 mg/kg berat kering. Kondisi larutan
dengan pH rendah (asam) dapat menyebabkan
ikatan logam dengan protein yang tidak stabil
49

melemah, akibat terjadi denaturasi sehingga


mudah putus. Sedangkan logam Pb dan Cu yang
masih tertinggal dalam jaringan tubuh kerang
setelah perlakuan reduksi diduga karena adanya
interaksi logam Pb dan Cu yang terikat secara
kuat dengan gugus sulfidril dari asam amino yang
tidak dapat diputus ikatannya karena bersifat
stabil
Kesimpulan Konsentrasi Pb pada kerang hijau berkisar
28,6128 mg/kg sampai 29,8442 mg/kg sample
berat kering, sedangkan konsentrasi Cu berkisar
antara 2,4239 mg/kg sampai 2,8558 mg/kg
sample berat kering.
31 Judul Jurnal Pengaruh Perendaman Berbagai Jenis Jeruk
. Terhadap Kandungan Logam Berat Timbal (Pb)
dan Kromium (Cr) Pada Kerang Hijau (Perna
Viridis Linn)
Nama Jurnal Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan
Penulis Muhammad Zuhal Hilmi, Fronthea Swastawati,
dan Apri Dwi Anggo
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh larutan jeruk terhadap penurunan
kandungan timbal dan kromium pada kerang
hijau
Metode Penelitian Menggunakan metode rancangan acak kelompok
Hasil & Pembahasan Perendaman daging kerang hijau menggunakan
larutan jeruk nipis, jeruk buah dan jeruk purut
berpengaruh terhadap penurunan kandungan
kromium. Presentase penurunan kandungan
logam berat pada daging kerang hijau paling
tinggi yaitu pada perendaman dengan larutan
jeruk nipis yaitu sebesar 60,1%, sedangkan
penuruan paling rendah pada perendaman dengan
larutan jeruk purut yaitu sebesar 55,19%.
Perbedaan penurunan kandungan logam yang
terdapat dalam kerang hijau dimana pada setiap
perendaman larutan jeruk mendapatkan
perutunan kadar logam yang berbeda-beda, ini
dikarenakan penggunaan larutan berbagai jenis
jeruk pada penelitian ini sangat berpengaruh
nyata terhadap penurunan kadar kromium pada
kerang hijau. Hal ini disebabkan jeruk nipis,
jeruk buah dan juga jeruk purut mengandung
asam sitrat yang berbeda yaitu masing-masing
sebanyak 7,75%, 6,31% dan 0,72%.
Kesimpulan Perendaman menggunakan larutan jeruk yang
50

berbeda yaitu jeruk nipis, jeruk buah dan jeruk


purut berpengaruh nyata untuk menurunkan
kandungan timbal, kandungan kromium sampai
batas toleran, nilai kadar protein daging kerang
hijau mengalami penurunan, sedangkan nilai
kadar air mengalami peningkatan pada daging
kerang hijau. Diantara jeruk nipis, jeruk buah dan
jeruk purut yang paling efektif dalam penurunan
kadar timbal dan kromium yaitu jeruk nipis
32 Judul Jurnal Pengaruh Lama Waktu Perendaman Kerang
. Hijau (Perna viridis) Menggunakan Buah Tomat
(Lycoperdicum esculentum) Terhadap Penurunan
Kadar Logam Timbal (Pb)
Nama Jurnal Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan
Penulis Rizki Mahardhika , Putut Har Riyadi dan
Akhmad Suhaeli Fahmi
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui lama perendaman terbaik pada
kerang hijau dengan menggunakan larutan buah
tomat terhadap kadar residu logam berat timbal
dalam daging kerang hijau
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan model Rancangan
Acak Lengkap (RAL)
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukan bahwa lama waktu
perendaman 90 menit kerang hijau menggunakan
larutan buah tomat memberikan pengaruh nyata
(P<0,05) terhadap kadar timbal, kadar air, dan pH
dalam daging kerang hijau, tetapi tidak
memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap
kadar protein. Menurut Setiawan et al., (2012)
penurunan kandungan logam timbal juga
disebabkan larutan asam dapat merusak ikatan
kompleks logam protein. Selain itu, logam timbal
merupakan jenis logam yang dapat larut dalam
lemak. Dalam perendaman dengan larutan asam,
lemak akan membentuk emulsi yang halus dan
larut di dalam larutan asam sehingga dengan
melarutnya lemak juga akan melarutkan logam
timbal.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
tentang perbedaan lama waktu perendaman
kerang hijau dengan larutan tomat yaitu
perlakuan perendaman kerang hijau selama 90
menit dengan menggunakan larutan tomat
menyebabkan penurunan yang signifikan
terhadap kadar timbal, kadar air, nilai pH dan
51

organoleptik (rasa).
33 Judul Jurnal Penurunan Kadar Pb Dalam Kerang Hijau
. (Mytilus viridis) Dengan Filtrat Tomat (Solanum
lycopersicum)
Nama Jurnal Gema Kesehatan Lingkungan
Penulis Adistya Galih P, Narwati, Bambang Sunarko
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
Perbedaan kadar Pb menurun pada kerang hijau
(Mytilusvirids) dengan konsentrasi filtrat yang
berbeda tomat.
Metode Penelitian Penelitian eksperiment
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
kandungan Pb sebelum perlakuan (kontrol)
sebesar 0,20 mg / Kg. Setelah Pada perlakuan
penurunan Pb tertinggi terjadi pada konsentrasi
75% yaitu 0,12 mg / kg dengan persentase
penurunan dari 60%. ). Asam sitrat adalah asam
trikarboksilat dimana tiap molekulnya
mengandung gugus karboksil dan satu gugus
hidroksil yang terikat pada atom karbon, asam
sitrat sangat efektif sebagai pengikat logam ion
dan mudah larut dalam air (Setiawan dkk di
dalam Athifah, 2014). Proses pengikatan ion
logam diawali dari asam sitrat yang memiliki
tiga gugus karboksil COOH sehingga terjadi
reaksi kimia PbO + C6H8O7.H2O(aq) =
Pb3(C6H5O)2. Gugus karboksil ini dapat
melepas proton di dalam larutan membentuk
suatu ion yang disebut ion sitrat. Ion sitrat ini
dapat berekasi dengan ion logam membentuk
garam sitrat (Nurdiani, 2013).
Kesimpulan Ada pengaruh signifikan konsentrasi filtrate
tomat terhadap penurunan kadar logam berat Pb
pada kerang hijau.
34 Judul Jurnal Pengaruh Waktu Perendaman dan Konsentrasui
. Karboksimetil Kitosan untuk Menurunkan
Kandungan Logam Berat Hg,cd, dan Pb Pada
Kerang Hijau (Perna viridis Linn.)
Nama Jurnal Jurnal PascaPanen dan Bioteknologi Kelautan
dan Perikanan
Penulis Jovita Tri Murtini, Ahmad Dwi Kurniawan, dan
Eko Nurcahya Dewi
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman
dan konsentrasi karboksimetil kitosan larut air
(KMK) terhadap kandungan logam berat Hg, Cd,
dan Pb pada daging kerang hijau (Perna viridis
52

Linn.)
Metode Penelitian Metode percobaan
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
yang paling efektif untuk penurunan logam Hg
adalah perendaman dengan larutan KMK 0,5%
selama 1 jam, sedangkan perlakuan yang paling
efektif untuk penurunan Pb adalah perendaman
dengan larutan KMK 0,5% selama 3 jam. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa KMK tidak
efektif untuk menurunkan Cd pada kerang hijau.
Pengaruh lama perendaman sangat nyata dalam
menurunkan kandungan Pb. Analisis sidik ragam
memperlihatkan bahwa terdapat interaksi sangat
nyata antara faktor konsentrasi KMK dengan
lama perendaman terhadap tingkat penurunan
logam Pb pada daging kerang hijau dan
masingmasing faktor berpengaruh sangat nyata
terhadap tingkat penurunan Pb. Tingkat
penurunan logam Pb tidak sebesar tingkat
penurunan logam Hg, hal ini diduga karena
antara logam Pb dan protein juga membentuk
ikatan metalloenzim seperti halnya pada ikatan
antara logam Cd dengan protein. Tetapi tingkat
penurunan logam Pb lebih besar daripada tingkat
penurunan logam Cd, hal ini dikarenakan
kandungan logam Pb tidak sebesar kandungan
logam Cd pada larutan KMK
Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
karboksimetil kitosan dapat digunakan sebagai
adsorben logam berat Hg dan Pb pada daging
kerang hijau (Perna viridis Linn.)
35 Judul Jurnal Efektifitas Larutan Alginat Dalam Menurunkan
. Kandungan Logam Berat Kadmium Pada Daging
Kerang Hijau (Perna viridis)
Nama Jurnal Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan
Penulis Siti Nur Chotimah, Putut Har Riyadi, Romadhon
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan lama perendaman (15, 30 dan 45
Menit) daging kerang hijau dalam larutan alginat
4,0% terhadap pengurangan kadar kadmium,
kadar protein, kadar air, pH dan nilai
organoleptik
Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama
perendaman dalam larutan alginat memberikan
pengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar
53

cadmium, penurunan kadar protein, dan kenaikan


kadar air. cukup tinggi dalam mengabsorpsi
logam berat, karena di dalam alginat terdapat
gugus fungsi yang dapat melakukan pengikatan
dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut
terutama gugus karboksil, hidroksil, amina,
sulfudril imadazol, sulfat dan sulfonat dalam
dinding sel dalam sitoplasma. Sedangkan
menurut pendapat Khasanah (2009), bahwa cara
absorpsi ion alginat terhadap ion logam adalah
dengan menyumbangkan ion alginat kepada ion
logam yang membutuhkan donor sehingga
membentuk OH pada gugus karbonil.
Kesimpulan Lama perendaman daging kerang hijau dengan
larutan alginat 4% dengan perbedaan lama waktu
(0 (kontrol), 15, 30 dan 45 menit) dapat
memberikan pengaruh nyata terhadap kadar
kadmium, kadar protein dan kadar air, tetapi
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai
pH dan memiliki nilai organoleptik (>7) dan lama
perendaman yang paling efektif untuk
mengurangi kandungan kadar kadmium adalah
pada perlakuan waktu 30 menit.
36 Judul Jurnal Pengaruh Perendaman Larutan Asam Cuka
. Terhadap Kadar Logam Berat Cadmium Pada
Kerang Hijau
Nama Jurnal Jurnal Kesehatan
Penulis M ifbakhuddin, Rahayu Astutio, Agus Awaludin
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh perendaman larutan asam
cuka terhadap kadar logam berat cadmium pada
kerang hijau
Metode Penelitian Penelitian ini adalah eksperimen murni
Hasil & Pembahasan Setelah perendam dengan asam cuka dengan
berbagai konsentrasi yaitu l0o , 15o , 20% dan
25%o selama 1 jam rata-rata kandungan logam
Cadmium dalam daging kerang hijau menurun
secara signifikan. Pengaruh larutan asam cuka
terbukti setelah perendaman daging kerang hijau
dalam larutan asam cuka baik dengan konsentrasi
10yo, 15o , 20yo, dan 25o/o dengan waktu
perendaman I jam mengalami penurunan kadar
logam berat Cadmium dalam kerang hrjau.
Logam berat Cadmium pada kerang hijau yang
direaksikan dengan CH3COOH (asam cuka)
melalui perantara aquades (HzO) menjadikan
cadmium berikatan dengan asam cuka
(2CH3COOCadmium) karena CHTCOOH
54

bersifat sebagai pengikat logam (chelating agent).


Terjadinya reaksi antara zat pengikat logam
(CH3COOH) dengan ion logam Cadmium
menyebabkan ion logam Cadmium kehilangan
sifat ionnya dan mengakibatkan logam Cadmium
tersebut kehilangan sebagian besar toksisitasnya.
Kesimpulan Ada pengaruh perendaman dengan larutan asam
cuka 0o , l0 Yo, 15 Vo,20 o/o, dan 25 % terhadap
kadar logam berat Cadmium pada kerang hijau.
37 Judul Jurnal Upaya Pengurangan Cemaran Logam Berat Pada
. Daging Kerang Hijau (Perna viridis) dengan
Larutan Kitosan
Nama Jurnal Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
Penulis Jovita Tri Murtini, Hedi Indra Januardan
Sugiyono
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui upaya larutan kitosan dalam
mengurangi cemaran logam berat pada daging
kerang hijau
Metode Penelitian Menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Hasil & Pembahasan Perlakuan perendaman daging kerang dalam
larutan kitosan, yang dapat menurunkan kadar
merkuri terbesar adalah dari kerang yang
direndam dalam larutan kitosan pada konsentrasi
1,5% selama 3 jam yakni sebesar 94,89% (15'23
ppb dalam berat kering). Larutan kitosan ini
dapat mengikat logamlogam terutama logam
divalen. Daging kerang yang diperlakukan
dengan larutan kitosan mempunyai kandungan
arsen yang lebih rendah dibandingkan dengan
yang tidak diperlakukan (kontrol). Perlakuan
yang paling banyak menurunkan logam
timbaldalam daging kerang hijau adalah
perendaman kitosan 1,5% selama 3 jam. Hal ini
menunjukkan bahwa kitosan juga mempunyai
sifat mengikat logam timbal dalam jaringan
daging kerang hijau. Namun demikian,
efektivitas penggunaan kitosan ini belum
terujidengan baik karena tidak adanya
pembanding yang digunakan.
Kesimpulan Perlakuan yang paling banyak menurunkan Hg
dalam daging kerang hijau adalah perendaman
kitosan 1,5% selama 3 jam, sedangkan untuk As
adalah perendaman kitosan 1,5% selama2 jam,
dan untuk Pb adalah perendaman kitosan 1,5%
selama 3 jam.
38 Judul Jurnal Pengaruh Pemberian Karboksimetil Kitosan
. (KMK) Dalam Upaya Penurunan Kadar Logam
55

Berat Kadmium (Cd) Pada Kerang Hijau (Perna


viridis) dari Perairan Teluk Lamong Surabaya
Nama Jurnal Jurnal Sains dan Seni ITS
Penulis A. Firdaus dan Aunurohim
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi logam kadmium P. viridis dari
perairan Teluk Lamong Surabaya sebelum dan
setelah paparan KMK pada konsentrasi KMK
Metode Penelitian Rancangan Acak Lengkap
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
konsentrasi logam berat kadmium awal P. viridis
dari perairan Teluk Lamong Surabaya adalah
sebesar 14, 4180 ppm. Kitosan dan produk
turunannya, salah satunya karboksimetil kitosan
(KMK), bersifat polikationik sehingga dapat
mengikat lemak dan logam berat pencemar [27].
Logam berat atau logam lain secara keseluruhan
dalam larutan elektrolit merupakan partikel
bermuatan positif, sedangkan karboksimetil
kitosan adalah polielektrolit bermuatan negatif.
Reaksi antara kedua partikel tersebut akan
menuju pada arah penghilangan gradient muatan
dan berbentuk senyawa produk yang tidak
bermuatan [27]. Penentuan pengaruh pH juga
merupakan parameter penting untuk menentukan
kapasitas adsorpsi yang diperoleh pada KMK
terhadap ion logam dalam larutan. Peningkatan
pH dapat mengurangi jumlah ion H+ sehingga
meningkatkan kemampuan situs aktif mengikat
Cd(II) [20]. Pada perlakuan dengan pH < 7 yaitu
perlakuan dengan KMK 10 ppm dan waktu
perendaman 40 menit serta perlakuan dengan
KMK 10 ppm dan waktu perendaman 120 menit
diperoleh kapasitas adsorpsi KMK terhadap
logam kadmium paling tinggi. Pada pH asam
hingga netral, konsentrasi H+ relatif sama dengan
OHsehingga keberadaan ion H+ dapat
terstabilkan oleh ion OH- dan situs aktif NH2
akan lebih optimum berikatan dengan Cd(II).
Kesimpulan Konsentrasi KMK dan waktu perendaman yang
memberikan pengaruh penurunan paling tinggi
terhadap konsentrasi kadmium pada Perna viridis
dari perairan Teluk Lamong Surabaya adalah
konsentrasi KMK 20 ppm dengan waktu
perendaman 120 menit.
39 Judul Jurnal Pemanfaatan Buah Markisa (Passiflra edulis)
. sebagai Upaya Penanganan Cemaran Ion Cr (VI)
56

Pada Kerang Hijau (Perna viridis Linn)


Nama Jurnal URECOL
Penulis Annisa Kusuma Wardhani, Ainy Mustofiyah,
Agnes Widyanengrum, Ana Hidayati
Mukaromah
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
variasi konsentrasi sari buah markisa dan lama
waktu perendaman terhadap penurunan kadar ion
Cr (VI) pada kerang hijau
Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan Penurunan ion Cr (VI) pada kerang hijau
disebabkan pada sari buah markisa mengandung
zat yang mampu mengikat logam berat yaitu
asam sitrat. Sifat dari asam adalah Chelating
agent yang mampu membebaskan bahan
makanan dari cemaran ion logam
(Meidianasari,2010) . Keasaman sitrat didapatkan
dari tiga gugus karboksil COOH yang mampu
melepas proton pada larutan (Dwiyana, 2011.
Sitrat yang sudah melepaskan H+ bermuatan
negatif, sehingga akan mengikat logam Cr (VI)
yang memiliki muatan positif 6+ sehingga terjadi
gaya tarik menarik dan membentuk senyawa
netral, dan logam tersebut akan kehilangan daya
toksisitasnya.
Kesimpulan Perendaman menggunakan sari buah markisa
dengan variasi konsentrasi dapat menurunkan
kadar Cr (VI) secara efektif dalam kerang hijau.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sari buah
markisa dengan konsentrasi 50% dan lama
perendaman 60 menit dapat menurunkan kadar
Cr (VI) dalam kerang hijau sebesar 44,59%.
40 Judul Jurnal Penanganan dan Diversifikasi Produk Olahan
. Kerang Hijau
Nama Jurnal Squalen
Penulis Murdinah
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penanganan terhadap kerang hijau agar aman
dikonsumsi dapat dilakukan dengan cara
pengurangan kandungan logam berat dengan
perendaman dalam larutan kitosan 1,5% selama 3
jam dan teknik depurasi untuk menurunkan
kandungan bakteri kerang hijau
Metode Penelitian Metode percobaan
Hasil & Pembahasan Menurut Suaniti (2007), perlakuan perendaman
daging kerang hijau dalam larutan EDTA 0,1M
57

pada pH 4 selama 30 menit dapat menurunkan


kandungan logam berat Pb pada daging kerang
hijau sebesar 4,91% dan logam berat Cu sebesar
84,32%. Perlakuan yang paling efektif untuk
menurunkan logam berat Hg adalah perendaman
dengan larutan karboksimetil kitosan 0,5%
selama 1 jam, sedangkan perendaman dengan
larutan karkoksimetil kitosan 0,5% selama 3 jam
paling efektif menurunkan logam berat Pb.
Widiyanti (2004), mengatakan bahwa
perendaman daging rebus kerang hijau dalam
larutan asam (cuka 5%, asam jawa 5%, dan jeruk
nipis) selama perendaman 30 menit dapat
menurunkan kandungan logam berat merkuri
pada kerang hijau masing-masing sebesar
76,63%; 70,94%; dan 70,89%.
Kesimpulan Penanganan kerang hijau agar aman dikonsumsi
dapat dilakukan dengan cara pengurangan
kandungan logam berat dan teknik depurasi
untuk menurunkan kandungan bakteri kerang
hijau. Konsentrasi larutan kitosan 1,5% dengan
lama perendaman 3 jam cukup efektif mereduksi
logam berat Hg sebesar 94,89% dan logam Pb
sebesar 96,48% dari daging kerang hijau.
Perendaman dalam larutan kitin 5% selama 30
menit dapat menurunkan kandungan merkuri
(Hg) sebesar 34%, sedangkan perendaman dalam
larutan asam cuka 5% selama 30 menit dapat
menurunkan kandungan merkuri sebesar 76,63%.
Perendaman daging kerang hijau dalam larutan
EDTA 0,1M pada pH 4 selama 30 menit dapat
menurunkan kandungan logam berat Pb sebesar
4,91% dan Cu sebesar 84,32%. Teknik depurasi
pada kerang hijau dengan menggunakan unit
sterilisasi air dengan cahaya ultraviolet 90 watt
selama 48 jam dapat menurunkan bakteri awal
dari 107 menjadi 105 sel/gram.
41 Judul Jurnal Pemanfaatan Kitosan Udang Putih
. (Lithopannaeus vannamei) sebagai Bioabsorben
Logam Berat Timbal (Pb) Pada Daging Kerang
Tahu di Muara Sungai Gunung Anyar
Nama Jurnal Lenter Bio
Penulis Tito Riswanda, Fida Rachmadiarti, Sunu
Kuntjoro
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan
konsentrasi kitosan yang terbaik dengan lama
perendaman paling efektif dalam menurunkan
58

kadar logam berat pada kerang tahu


Metode Penelitian Metode percobaan
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi dan
lama perendaman kitosan udang putih
berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar
logam berat Pb pada daging kerang tahu.
kemampuan kitosan sebagai adsorben
logamlogam berat karena adanya sifat-sifat
kitosan yang dihubungkan dengan gugus amino
dan hidroksil yang terikat, sehingga
menyebabkan kitosan mempunyai reaktivitas
kimia yang tinggi dan menyebabkan sifat
polielektrolit kation. Akibatnya kitosan dapat
berperan sebagai penukar ion (ion exchanger) dan
dapat berperan sebagai adsorben terhadap logam
berat Pb. Gugus amino merupakan kation yang
mampu berikatan dengan logam berat Pb. Gugus
amino sebagai chealating agent akan mengikat
logam berat Pb yang terdapat pada daging kerang
tahu. Sehingga gugus amino pada larutan kitosan
akan mengikat logam yang terdapat pada daging
kerang tahu.
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi dan
lama perendaman kitosan udang putih
berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar
logam berat Pb pada daging kerang tahu.
Perlakuan konsentrasi terbaik, yaitu pada
konsentrasi 2,0%
42 Judul Jurnal Pengembangan Metode Penentuan Kadar Timbal
. Dalam Kerang Hijau (Perna viridis L) Secara
Spektrofotometri Uv-Vis
Nama Jurnal Relawan Jurnal Indonesia
Penulis Ari Marlina
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar
cemaran logam berat timbal (Pb) dalam kerang
hijau (Perna viridis L). Spektrofotometer UV-Vis
Metode Penelitian Metode percobaan
Hasil & Pembahasan Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kurva
kalibrasi diperoleh persamaan regresi y = 0,0669
x + 0,0327, koefisien korelasi 0,9993 dan %
recovery sebesar 96,5%. Kadar logam timbal
dalam kerang hijau sebesar 1,03 mg/Kg.
Penggunaan asam nitrat dan panas adalah kondisi
oksidasi yang paling potensial karena dapat
melarutkan hampir semua logam dalam semua
senyawa organik. Hasil destruksi berupa larutan
berwarna bening. Tahap awal dari penelitian ini
59

dilakukan uji kualitatif, yang bertujuan untuk


mengetahui apakah dalam sampel kerang hijau
memang terdapat cemaran timbal. Dalam uji
kualitatif, menunjukkan bahwa sampel kerang
positif mengandung Pb2+. Hal ini dibuktikan
setelah larutan sampel yang ditambah larutan
pengomplek dithizon pada pH 9 dan penambahan
zat penopeng KSCN. Larutan dikocok dan
didiamkan selama 5 menit, dan menghasilkan
larutan yang berwarna kemerahan dari senyawa
Pb-ditizonat. Senyawa komplek Pb-ditizonat
terbentuk, diukur spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 520 nm. Validasi perlu
dilakukan pada metode analisis yang baru
dikembangkan, pengembangan dari metode
analisis yang sudah ada sebelumnya, atau
penggunaan metode yang sudah ada sebelumnya,
namun pada kondisi yang berbeda. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh pada penelitian perlu divalidasi untuk
membuktikan bahwa hasil yang diperoleh adalah
hasil yang benar dan dapat dipercaya. Beberapa
parameter validasi yang dilakukan antara lain
adalah uji linearitas, % recovery, uji batas deteksi
(LoD) dan batas kuantifikasi (LoQ) serta uji
presisi. Dalam penelitian ini hanya dilakukan uji
linieritas dan % Recovery. Absorbansi yang
dihasilkan akan memiliki hubungan linier dengan
konsentrasi analit yang diukur, sesuai dengan
hukum Lambert-Beer yang biasa disebut dengan
kurva kalibrasi
Kesimpulan Kandungan cemaran logam berat timbal dalam
kerang hijau, sebesar 1,03 mg/Kg
43 Judul Jurnal Bioakumulasi Logan Berat Kadmium (Cd) oleh
. Chaetoceros calcitrans Pada Konsentrasi
Subtethal
Nama Jurnal Jurnal Sains dan Seni ITS
Penulis Wenny Devinta Dwi Rahmadiani dan Aunurohim
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan Chaetoceros calcitrans dalam
menyerap kadmium (Cd) pada konsentrasi
sublethal.
Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Chaetoceros calcitrans dapat menyerap logam
berat kadmium (Cd) dari air media pemaparan
setelah 96 jam yaitu sebesar 7,036; 7,385; dan
60

5,071 mg/g dw pada masing-masing konsentrasi


0,1; 0,2; dan 0,4 ppm. Sedangkan untuk
kemampuan Chaetoceros calcitrans dalam
mengakumulasi logam berat kadmium (Cd)
ditunjukkan oleh nilai faktor biokonsentrasi
(BCFs) pada masing-masing konsentrasi tersebut
berturut-turut adalah 1000,515; 679,936; dan
120,106.
Kesimpulan Hasil analisa menunjukkan bahwa Chaetoceros
calcitrans dapat menyerap logam berat kadmium
(Cd) dari media pertumbuhannya yaitu air laut
yaitu sebesar 7,036; 7,385; dan 5,071 mg/g dw
pada masing-masing konsentrasi 0,1, 0,2 dan 0,4
ppm. Sedangkan untuk kemampuan Chaetoceros
calcitrans dalam mengakumulasi logam berat
kadmium (Cd) ditunjukkan oleh nilai BCFs yang
didapatkan pada masing masing konsentrasi
tersebut sebesar 1000,515; 679,936; dan 120,
106. Berdasarkan nilai BCFs tersebut
Chaetoceros calcitrans termasuk dalam kategori
sifat akumulatif sedang hingga tinggi. Antara
konsentrasi pemaparan kadmium dan nilai BCFs
memiliki korelasi negatif yaitu semakin rendah
konsentrasi pemaparan kadmium maka semakin
tinggi nilai BCFs pada Chaetoceros calcitrans.
Analisa one way ANNOVA yang telah dilakukan
antara konsentrasi kadmium dan nilai BCFs pada
Chaetoceros calcitrans memiliki P-value sebesar
0,617. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh (P-value > 0,05) antara konsentrasi
kadmium terhadap nilai BCFs pada fitoplankton
uji.
44 Judul Jurnal Kajian Konsentrasi Jus Semanggi dan Lama
. Perendaman Terhadap Penurunan Logam Berat
Kupang Merah
Nama Jurnal Agrointek
Penulis Enny Karti Basuki, Sri Winarti
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi sari buah semanggi dan
waktu terbaik perendaman di kupang merah
berkurang kadar logam berat pada daging kupang
merah.
Metode Penelitian Metode acak lengkap rancangan pola faktorial
Hasil & Pembahasan Penurunan logam berat pada daging kupang
merah setelah perendaman pada jus semanggi
terjadi karena pengaruh konsentrasi jus semanggi
yang semakin meningkat akan meningkatkan
61

jumlah senyawa flavonoid dan polifenol yang


terdapat pada jus semanggi sehingga mampu
untuk mengikat logam berat dan semakin lama
waktu perendaman semakin banyak logam berat
yang terikat pada senyawa flavonoid dan
polifenol sehingga menyebabkan kadar logam
berat pada kupang merah menurun. Berdasarkan
penelitian Ren et al., (2008) dalam Kasprzak et
al., (2013) tentang kompleks logam dengan
struktur flavonoid, diketahui bahwa kemampuan
mengkhelat logam Fe dari struktur kuersetin
memiliki energi dan kestabilan yang paling besar
untuk mengkhelat logam dibandingkan
kemampuan mengkhelat logam Cu.
Kesimpulan Hasil skrining fitokimia semanggi (Marsilea
crenata) mengandung senyawa terpenoid/steroid,
saponin,flavonoid, polifenol dan kadar total fenol
sebesar 86.935±400 mg TAE/ gram. Hasil analisa
kadar proksimat dan kadar logam awal kupang
merah (Masculita senhausia) yaitu kadar protein
sebesar 9.82± 0.3111%, kadar air sebesar
81.527±0.545%,kadar abu sebesar
1.840±0.014%, kadar logam tembaga (Cu)
sebesar 47.491±0.386 ppm, timbal sebesar
21.309±1.963 ppm, kromium (Cr) sebesar
21.309±1.963 ppm, kromium (Cr) sebesar
2.333±1.102 ppm dan kadmium (Cd) sebesar
1.648±0.083 ppm dan merkuri (Hg) sebesar
0.539 ±0.027 ppm. Daging kupang merah setelah
dilakukan perendaman pada jus semanggi 10%,
20%, 30% dan lama waktu perendaman 60 menit,
90 menit dan 120 menit diperoleh perlakuan
terbaik pada konsentrasi jus semanggi 30%
waktu perendaman 120 menit yang dapat
menurunkan cemaran logam berat pada kupang
merah yaitu Cu dari 47.491 ppm menjadi 19.862
ppm (turun 58.177%), Pb dari 21.309 ppm
menjadi 0,886 ppm (turun 95.842%), Cr dari
2.333 ppm menjadi 0.758 ppm (turun 67.509 %),
Cd dari 1.648 ppm menjadi 0.813 ppm (turun
50.668%), Hg dari 0.539 ppm menjadi 0.024 ppm
(turun 95.547%). Karakteristik daging kupang
merah setelah dilakukan perendaman dalam jus
semanggi yaitu kadar protein 9,10%, kadar abu
1.781% dan kadar air dari 84.506%
45 Judul Jurnal Adsorbsi Logam Berat Tembaga (Cu) Dengan
. Kitosan Dari Limbah Cangkang Kupang Putih
Nama Jurnal Jurnal Teknik Kimia
62

Penulis Fairus Rifki Priangga Darmawan, Fitrian


Nurentama , Titi Susilowati
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk menentukan kondisi
optimum kemampuan pengikatan logam berat
tembaga oleh kitosan cangkang kupang putih
yang meliputi massa adsorben dan waktu kontak
kitosan terhadap tembaga saat adsorbsi dan
mengetahui daya penyerapan kitosan cangkang
kupang putih terhadap tembaga
Metode Penelitian Metode Rancangana Acak Lengkap
Hasil & Pembahasan Larutan CuSO4 100mg/L sebagai larutan uji
adsorbsi Cu oleh kitosan dari limbah cangkang
kupang putih.Hasil analisa kadar Cu awal dalam
larutan CuSO4 adalah 33,33mg/L. Perbandingan
massa adsorben dan volume larutan CuSO4
1:150 (b/v) menyebabkan perbedaan volume tiap
massa untuk perlakuan adsorbsi. semakin lama
waktu kontak adsorbsi, semakin banyak
persentase Cu yang teradsorbsi dan semakin
banyak massa adsorben yang digunakan,
persentase Cu yang teradsorbsi fluktuatif, hal ini
terjadi karena perbandingan 1:150 antara massa
adsorben dan larutan CuSO4 yang digunakan
yang mengakibatkan kandungan Cu awalnya
berbeda-beda
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
disimpulkan bahwa adsorben kitosan dari
cangkang kupang putih memiliki luas permukaan
sebesar 770,960 m2 /g, mampu menyerap logam
berat Cu dengan baik hingga 99,41794% pada
waktu kontak 100 menit dengan menggunakan
adsorben kitosan cangkang kupang putih
sebanyak 1gr, dimana semakin meningkat waktu
kontak dan massa adsorben kitosan cangkang
kupang putih maka semakin besar penyerapannya
terhadap logam berat Cu.
46 Judul Jurnal Dampak Penambahan Chelating Agent (Asam
. Asetat,Asam Sitrat, dan Jeruk Nipis) Terhadap
Kadar Fe, Zn, dan Protein Daging Kupang Beras
(Corbula faba)
Nama Jurnal STRADA (Jurnal Ilmiah Kesehatan)
Penulis Indasah
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari penggunaan bahan pengkelat (asam
asetat, asam sitrat dan buah jeruk nipis) dengan
penurunan minimal Fe, Zn dan protein kupang
63

beras (Corbula faba).


Metode Penelitian Penelitian ini bersifat True Experimental
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
menambahkan jeruk nipis memang ada
penurunan Fe sebesar 39,6 - 45,2%, penurunan
Zn sebesar 81,5 - 83,2% dan penurunan protein
menurun 23,2 - 28,7%. Jeruk nipis mengandung
Asam sitrat, asam ascorkat, asam amino
(triptofan dan lysin). Asam sitrat mempunyai 4
pasang elektron bebas pada molekulnya yaitu
pada gugus karboksilat yang dapat diberikan
pada ion logam sehingga menyebabkan
terbentuknya ion kompleks yang dengan mudah
larut dalam air (Rivai, 1995). Penurunan Zn
akibat perlakuan jeruk nipis berkisar antara 81,5–
83,2%. Adanya gugus amino dan karboksil bebas
pada ujung-ujung rantai molekul protein
menyebabkan protein mempunyai banyak muatan
(polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat
bereaksi dengan asam dan basa). Daya reaksi
berbagai jenis protein terhadap asam dan basa
tidak sama, tergantung dari jumlah dan letak
gugus amino dan karboksil dalam molekul.
Dalam larutan asam (pH rendah) gugus amino
bereaksi dengan H + , sehingga protein
bermuatan positif (Winarno, 2004). Protein
adalah unsur struktural tetapi lebih penting lagi
sebagai katalis (enzim) dan regulator proses
dalam sel. Garam garam logam berat dan asam-
asam mineral kuat baik digunakan untuk
mengendapkan protein (Winarno, 2004). Jeruk
nipis mengandung asam sitrat, asam askorbat,
asam amino (triptofan dan lysin).
Kesimpulan Ada perbedaan kadar Fe, Zn dan protein akibat
penambahan asam asetat dengan konsentrasi
yang berbeda pada daging kupang beras.Asam
asetat dengan konsentrasi 5 %
47 Judul Jurnal Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman
. Berbeda Dalam Larutan Belimbig Wuluh
(Avverhoa bilimbi L) Terhadap Kandungan
Logam Berat (Pb dan Cd) Pada kijing
(Pilsbryoconcha exilis)
Nama Jurnal Jurnal Online Mahasiswa
Penulis Tinneke Dwi Jayanti , Mirna Ilza and Rahman
Karnila
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
konsentrasi larutan belimbing wuluh dan lama
64

waktu perendaman yang tepat terhadap


penurunan kadar logam Pb dan Cd pada kijing
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah eksprimen
Hasil & Pembahasan Hasil penelitian terbaik berdasarkan daya reduksi
logam Pb adalah larutan belimbing wuluh
konsentrasi 20% dengan waktu perendaman 90
menit (72,30%), dan reduksi logam Cd pada
perlakuan konsentrasi 15% dengan waktu
perendaman 90 menit (70,48%). Perendaman
kijing dengan larutan belimbing wuluh
memberikan pengaruh nyata terhadap mutu
organoleptik rupa, bau dan tekstur. Semakin
tinggi konsentrasi yang diberikan dan semakin
lama perendaman menyebabkan rupa kijing
menjadi putih dan tidak cemerlang, bau yang
sangat segar dan tekstur yang kurang padat dan
sedikit lunak. Peningkatan daya reduksi oleh
larutan belimbing wuluh ini disebabkan karena
adanya kandungan asam sitrat yang berperan
sebagai chelating agen (Latifah, 2008). Semakin
tinggi konsentrasi asam yang digunakan maka
semakin banyak ion logam yang terikat.
Kekuatan ikatan logam dalam protein semakin
berkurang dan mudah lepas disebabkan adanya
kompetisi antara ion hidrogen dan ion logam
(Laily, 2002). Hasil analisis variansi, pada
perlakuan konsentrasi 20% dan lama waktu
perendaman 90 menit (K3W2) merupakan
perlakuan yang optimum dalam menurunkan
kadar logam Pb. Hal ini dapat terjadi karena
diduga pada konsentrasi 20% semua gugus
karboksilat pada asam sitrat mengalami
deprotonisasi yang semakin optimal (Rosyida,
2014). Hasil analisis variansi juga menunjukan
adanya perbedaan yang signifikan antara
perlakuan lama perendaman selama 60 menit dan
90 menit. Hal ini berarti perbedaan waktu
memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap penurunan kadar logam Pb pada kijing.
Demikian juga halnya dengan penelitian Edina
(2017), yang menyatakan bahwa adanya
perbedaan lama waktu perendaman memberikan
pengaruh sangat nyata terhadap penurunan kadar
Pb. Menurut Meidinasari (2010), asam sitrat
mampu membentuk senyawa kompleks dengan
logam, dan berfungsi sebagai sekuestran yang
dapat mengalahkan pengaruh buruk logam dalam
bahan pangan
65

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi dan


lama waktu perendaman terbaik dalam mereduksi
logam Pb yaitu pada perlakuan konsentrasi 20%
dengan lama perendaman 90 menit (K3W2)
dengan daya reduksi sebesar 72,30%, sedangkan
untuk logam Cd pada perlakuan konsentrasi 20%
dengan lama perendaman 90 menit (K3W2)
dengan daya reduksi sebesar 70,48%.
48 Judul Jurnal Penurunan Kandungan Timbal (Pb) Pada Kupang
. Merah (Musculitas senhauisa) Dengan Perebusan
Asam Pada Kajian jenis dan Konsentrasi Asam
Nama Jurnal -
Penulis Athifah Tul Izza, Nur Hidayat dan Arie Febrianto
Mulyadi 2
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh
konsentrasi dari jenis asam terhadap penurunan
kadar Pb serta mengetahui hasil terbaik dalam
menurunkan kadar Pb terendah dari kedua asam
Metode Penelitian Rancangan acak tersarat
Hasil & Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, perebusan daging
kupang dengan jenis asam (asam sitrat dan
EDTA) dan perbedaan konsentrasi berpengaruh
nyata (α=0,05) terhadap kadar Pb dan nilai pH,
sedangkan kadar air dan rendemen tidak beda
nyata. Perebusan larutan asam sitrat untuk kadar
Pb terendah yaitu 0,91 ppm dengan konsentrasi
0,25M dan penurunanya sebesar 78,53% serta
nilai pH yaitu 4,24. Perebusan larutan EDTA
untuk kadar Pb terendah yaitu 0,57 ppm dengan
konsentrasi 0,10 M dan penurunannya sebesar
86,56% serta nilai pH sebesar 6,62. Kandungan
logam Pb melebihi batas maksimum cemaran
logam berat berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yaitu 1,5
ppm. Pb terikat dalam protein daging kupang
sehingga membentuk senyawa metaloenzim
dengan adanya asam sitrat maka memiliki 4
elektron bebas yang di berikan kepada ion logam,
maka Pb akan terlepas dan berikatan dengan ion
OH- dan COOH- yang ada pada asam sitrat dan
membentuk senyawa Pb sitrat. Proses pengikatan
antara ion logam dengan asam sitrat pada
(Gambar 2) (Indasah dkk., 2011). Penurunan
kadar Pb pada EDTA berkisar 74,05-86,56%
pada perebusan dengan larutan EDTA terlihat
penurunan tertinggi dengan konsentrasi 0,10M
yaitu 86,56% (Gambar 3). Hal ini menunjukkan
66

dengan konsentrasi semakin tinggi, semakin


banyak ion logam yang tereduksi pada daging
kupang merah. Diduga EDTA memiliki enam
elektron bebas sehingga mampu membentuk
ikatan kompleks yang kuat dengan ion logam
pada daging kupang yang membentuk senyawa
Pb disodium EDTA, dapat dilihat reaksinya pada
(Gambar 4). Untuk memperoleh ikatan
koordinasi yang stabil, diperlukan ligan yang
mampu membentuk cincin 5-6 sudut dengan
sebuah logam. Ion logam terkoordinasi dengan
pasangan elektron dari atom-atom nitrogen
EDTA dan juga keempat gugus karboksil yang
terdapat pada molekul EDTA. Umumnya EDTA
digunakan untuk mengobati keracunan oleh
logam Hg dan Pb serta EDTA digunakan sebagai
pengawet untuk mencegah pembusukan yang
disebabkan logam berat pada produk ikan dan
kerangkerangan sehingga dapat bertahan dalam
beberapa hari (Prasetyo, 2009).
Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah perebusan
daging kupang dengan jenis asam (asam sitrat
dan EDTA) dan perbedaan konsentrasi
berpengaruh nyata (α=0,05) terhadap kadar Pb
dan nilai pH. Hasil terbaik pada perebusan
daging kupang dengan menggunakan larutan
asam sitrat yaitu konsentrasi 0,25M kadar Pb
sebesar 0,91 ppm dengan nilai pH yaitu 4,24.
Nilai kadar Pb pada daging kupang merah berada
dibawah standar batas maximum BPOM yaitu 1,5
ppm.
49 Judul Jurnal Reduksi Kadar Logam Berat Dalam Kijing
. Taiwan Anodonta woodiana Agar Menjadi Bahan
Pangan Konsumsi Yang Aman
Nama Jurnal Fitofarmaka
Penulis Sata Yoshida Srie Rahayu , Erni Rustiani
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
kandungan logam berat Hg, Cd, dan Pb daging
Kijing Taiwan selama periode dua bulan (Maret
dan Mei) serta menerapkan perlakuan depurasi
sebagai usaha untuk mengurangi kandungan
logam berat.
Metode Penelitian Metode eksprimental (percobaan)
Hasil & Pembahasan Kandungan proksimat daging kijing yang diukur
adalah kadar air 81,5%, protein 8,9%, lemak
1,0%, abu 3,1%, dan karbohidrat 5,4%.
Rendemen daging kijing sebesar 20,1% (sebelum
67

depurasi), 19,6% (setelah 10 hari depurasi), dan


18,9% (setelah 20 hari depurasi). Hasil analisis
pada tabel menunjukkan bahwa kandungan
logam berat merkuri pada daging kijing ukuran
besar dan kecil adalah sangat rendah (<0,001
ppm) selama bulan Maret dan Mei. Hal ini
menunjukkan bahwa daging kijing di perairan
tersebut masih aman dari pencemaran logam
berat merkuri. Batas aman merkuri dalam
makanan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO,
1989) dan Ketetapan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah 0,5 ppm. Hasil
analisis kandungan timbal selama dua periode
menunjukkan bahwa kandungan timbal < 2
ppm.Departemen Kesehatan Republik Indonesia
membatasi Pb maksimumdalam makanan sebesar
4 ppm, sedangkan FAO sebesar 2 ppm (Nurjanah
dan Widiastuti 1997), tetapi FDA (2000), diacu
dalam ATSDR (2007) menetapkan kadar Pb pada
produk yang ditujukan bagi bayi dan anak-anak
adalah sebesar 0,5 ppm. Hasil analisis logam
berat yang didapatkan menunjukkan bahwa
daging kijingmasih aman dari pencemaran logam
Pb sesuai standar Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hasil depurasi selama 20
hari menunjukkan penurunan kandungan logam
berat timbal sebesar 0,09 ppm (setelah 10 hari
depurasi) dan 0,15 ppm (setelah 20 hari depurasi)
pada kijing kecil, sedangkan kijing besar 0,05
ppm (setelah 10 hari depurasi) dan 0,08 ppm
(setelah 20 hari depurasi).
Kesimpulan Kandungan timbal bulan Maret lebih tinggi (1,50
ppm pada kijing kecil dan 1,70 ppm pada kijing
besar) dibandingkan bulan Mei (1,20 ppm pada
kijing kecil dan 1,20 ppm pada kijing besar).
Rata-rata kandungan logam berat timbal di
perairan Darmaga selama dua periode adalah
sebesar 1,35 ppm pada kijing kecil dan 1,45 ppm
pada kijing besar. Perlakuan depurasi selama 20
hari dapat menurunkan kandungan timbal pada
kijing kecil sebesar 0,09 ppm (setelah 10 hari
depurasi) dan 0,15 ppm (setelah 20 hari
depurasi), sedangkan kijing besar 0,05 ppm
(setelah 10 hari depurasi) dan 0,08 ppm (setelah
20 hari depurasi).
50 Judul Jurnal Efektifitas Penambahan Asam Cuka (CH3COH)
. Dengan Dosis yang Berbeda Pada Lokan/Kijing
(Pilsbryoconcha Sp.) Crispy
68

Nama Jurnal Jurnal TILAPIA


Penulis Oppi Anggraini , Dwi Apriliani Ags , Ikhsanul
Khairi , Nurhayati
Reviewer Lismawati
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
kandungan protein dan organoleptik kijing crispy
dengan penambahan konsentrasi asam cuka
(CH3COOH) 0%, 5%, 10% dan 15%
Metode Penelitian Eksprimental laboratorium
Hasil & Pembahasan Hasil pengujian kandungan protein pada
konsentrasi asam cuka 0%, 5%, 10% dan 15%
sebesar 26,3;19,69; 24,63; dan 26,46. Kandungan
protein kijing crispy tertinggi adalah pada
penambahan asam cuka konsentrasi 15%. Hasil
uji organoleptik kijing crispy dengan
penambahan konsetrasi asam cuka 0% sebesar
8,31 ≤ μ ≥ 8,63, konsetrasi asam cuka 5% sebesar
8,25 ≤ μ ≥ 8,41, konsetrasi asam cuka 10%
sebesar 8 ≤ μ ≥ 8,24, dan konsentasi asam cuka
15% sebesar 7,85≤ μ ≥ 8,25 sehingga
kijing/lokan crispy tersebut layak untuk
dikonsumsi. Menurut kadar protein setelah
perebusan yang diikuti oleh penurunan kadar
karbohidrat dan lemak Retnosyari dan Suwedo
(2018), bahwa terjadi penurunan. Protein dapat
terdenaturasi dan daya cerna protein akan
menurun oleh penambahan asam cuka. Faktanya
menurut hasil penelitian Yuliasari dkk (2011),
tentang enceng gondok yang di tambahkan asam
cuka adalah seberapapun konsentrasi asam cuka
yang ditambahkan tidak memberikan pengaruh
yang besar pada kadar protein. Sedangkan
menurut Nurjanah dkk (2010), apabila daging
kijing dikukus terlalu lama maka terjadi
pengurangan pada konsentrasi protein yang
mengakibatkan putusnya rantai ikatan pada
protein (Denaturasi protein). Adawyah (2007)
juga menambahkan bahwa tinggi atau rendahnya
protein disebabkan oleh tingginya suhu pada saat
pengeringan maka akan meningkatkan kadar
protein dari produk
Kesimpulan Nilai kandungan protein pada kijing/lokan crispy
0% sebesar 26,37%,kijing/lokan crispy 5%
sebesar 19,69%, kijing/lokan crispy 10% sebesar
24,63%, dan kijing/lokan crispy 15% sebesar
26,46%, Sehingga terdapat

4.2. Kemampuan Larutan Asam dalam Mereduksi Logam Berat


69

4.2.1. Penggunaan Larutan Asam Sitrat

Asam sitrat umumnya adalah asam organik yang secara alami terdapat

pada buah-buahan sepeerti jeruk, nanas, lemon, dan pear. Sarwono (2001),

menyatakan asam sitrat adalah salah satu zat sekuestran yang mempunyai

kemampuan mengikat logam sehingga dapat menurunkan kadar logam. Persentase

penurunan penurunan kadar logam berat Pb yang paling tinggi yaitu saat

perendaman larutan jeruk nipis dengan konsentrasi 35% selama 40 menit

(53,53%), sedangkan persentase yang rendah pada perendaman larutan jeruk nipis

dengan konsentrasi 0% selama 20 menit (27,48%). Semakin lama perendaman

menggunakan larutan jeruk nipis maka semakin rendah kadar logam Pb pada

daging kerang. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, semakin cepat larutan

tersebut untuk bereaksi dengan senyawa lain. Begitu juga dengan lama

perendaman, semakin lama waktu suatu zat berinteraksi dengan senyawa lain,

maka semakin cepat reaksi antara asam asetat dengan logam. Buwono (2005),

menambahkan bahwa waktu perendaman dengan larutan asam berpengaruh nyata

terhadap penurunan logam pada kerang. Air perasan jeruk nipis mengandung

unsur unsur senyawa kimia seperti asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), asam

karbonat, minyak atsiri damar, glikosida, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang

vitamin B1 dan C. Asam sitrat yang terkandung pada jeruk nipis sebesar 7 – 7,6%.

Asam sitrat inilah yang bisa melarutkan baik senyawa polar seperti garam

anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur

(termasuk Timbal (Pb) di dalamnya).

Asam sitrat sebagai sekuestran (zat pengikat logam) dapat menurunkan

kadar logam berat dalam kerang darah dengan cara merusak ikatan logam protein.
70

Ion logam yang terdapat dalam tubuh organisme hidup hampir semuanya

berikatan dengan protein. Asam sitrat tiap molekulnya mengandung gugus

karboksil (COOH) dan satu gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon.

Gugus fungsional tersebut yang dapat menyebabkan ion sitrat bereaksi dengan ion

logam membentuk garam sitrat.Ion sitrat akan mengikat logam sehingga dapat

menghilangkan ion logam yang terakumulasi pada kerang sebagai garam sitrat.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Buwono (2005) yang menyatakan bahwa

waktu perendaman dengan larutan asam berpengaruh nyata terhadap penurunan

logam pada kerang.

4.2.2. Penggunaan Larutan Asam Askorbat

Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang larut

dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan tubuh.

Sumber vitamin C berasal dari pangan terutama sayur dan buah utamanya yang

rasanya asam seperti tomat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena

sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Penurunan logam berat

menggunakan larutan tomat memberikan pengaruh yang signifikan dalam

menurunkan logam berat, hal ini dipengaruhi oleh asam askorbat dalam tomat

yang berikatan dengan logam Pb dan Cd dalam kerang darah membentuk garam

sitrat. Asam askorbat ini akan terarbsosi ke permukaan logam.

4.2.3. Penggunaan Larutan Asam Asetat


71

Asam asetat atau asam cuka adalah salah satu senyawa organik yang

berada dalam golongan asam karboksilat. Asam asetat berasa asam dan berbau

menyengat. Terjadinya reaksi antara zat pengikat logam (asam cuka) dengan ion

logam menyebabkan ion logam kehilangan sifat ionnya dan mengakibatkan logam

berat tersebut kehilangan sebagian besar toksitasnya.

Menurut (Adriani dan Mahmudiono, 2009) semakin lama perendaman

dengan larutan asam semakin kecil kadar Pb dalam daging Kerang Darah.

Keadaan ini disebabkan karena dengan waktu perendaman yang lama kesempatan

kontak antara logam dengan Asam Cuka yang mengandung asam asetat juga

semakin lama, sehingga asam mempunyai kesempatan yang lama untuk mengikat

logam berat. Hal ini sejalan dengan penelitian Buwono (2015) yang menyatakan

bahwa waktu perendaman dengan larutan asam berpengaruh nyata terhadap

penurunan logam pada kerang. Hal ini dikarenakan asam asetat bersifat asam

lemah dan bersifat sebagai pengikat logam berat. Daging kerang bersifat lunak

sehingga kesempatan asam asetat untuk mengikat logam itu sama kuat.

Kemampuan asam cuka dalam menarik ion logam yang terikat dalam jaringan

tubuh kerang tergantung pada jenis ikatan kimia logam dan jenis kerang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


72

5.1. Kesimpulan

Asam sitrat adalah salah satu zat sekuestran yang mempunyai kemampuan

mengikat logam sehingga dapat menurunkan kadar logam. Persentase penurunan

penurunan kadar logam berat Pb yang paling tinggi yaitu saat perendaman larutan

jeruk nipis dengan konsentrasi 35% selama 40 menit (53,53%), sedangkan

persentase yang rendah pada perendaman larutan jeruk nipis dengan konsentrasi

0% selama 20 menit (27,48%). Semakin lama perendaman menggunakan larutan

jeruk nipis maka semakin rendah kadar logam Pb pada daging kerang. Semakin

tinggi konsentrasi suatu larutan, semakin cepat larutan tersebut untuk bereaksi

dengan senyawa lain.

Vitamin C atau asam askorbat termasuk golongan antioksidan karena

sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Penurunan logam berat

menggunakan larutan tomat memberikan pengaruh yang signifikan dalam

menurunkan logam berat, hal ini dipengaruhi oleh asam askorbat dalam tomat

yang berikatan dengan logam Pb dan Cd dalam kerang darah membentuk garam

sitrat.

Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Terjadinya reaksi antara

zat pengikat logam (asam cuka) dengan ion logam menyebabkan ion logam

kehilangan sifat ionnya dan mengakibatkan logam berat tersebut kehilangan

sebagian besar toksitasnya. Kemampuan asam cuka dalam menarik ion logam

yang terikat dalam jaringan tubuh kerang tergantung pada jenis ikatan kimia

logam dan jenis kerang.

5.2. Saran
73

Diharapkan kepada para peneliti yang akan datang untuk melakukan

penelitian yang lebih ekstrak dalam menurunkan kandungan logam berat yang

terdapat pada berbagai jenis kerang-kerangan.

DAFTAR PUSTAKA
74

Adriani, R. and Mahmudiono, T. 2009. Kadar Logam Berat Cadmum, Protein,


dan Organoleptik pada Daging Bivalvia dan Perendaman Larutan Asam
Cuka . J. Penelit. Med. Eksakt 8 (2): 152161

Albretsen J. (2006). The toxicity of iron, an essetial element. Veterinary medicine


82-90.

Apriadi, D. (2005). Kandungan Logam Berat Hg, Pb, dan Cr Pada Air, Sedimen,
dan Kerang Hijau (Perna Viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk
Jakarta. Tugas Akhir Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Arao, T., and S. Ishikawa. 2006. Review: Genotypie Differences and Distribution
of Soybean and Rice. JARQ, 410 (1): 21-30.

Buwono, I. D. 2005. Upaya Penurunan Kandungan Logam hg (Merkuri) dan Pb


(Timbal) pada Kerang Hijau (Mytilus viridis) dengan Konsentrasi dan
Waktu Perendaman Na2Ca EDTA yang Berbeda. Jurnal Bionatura Vol
7 No.3

Clark, R. B. 1986. Marine Pollution, Fifth Edition. University of New Castle


Upon Tyne. Oxford.

Clayton, DB. (1989). Waterpollutin Lowermoore North Cornwall: Report of


TheLowermoore Incident Health Advisory Committee. Truro, Cornwall
Districthealth authority, 22 pp.

Darmono. (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).

Hutagalung, H. P. 1991. Pencemaran Laut oleh Logam Berat: Status Pencemaran


Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauanya. P3O-LIPI. Jakarta.

Kastawi, Yusuf. Dkk. 2008. Zoologi Avertebrata. Malang: Jica.

Jacob, R. A. (2005). Vitamin C in Modern Nutrition in Health and Disease 1.


Edition. A.Philadelphia: Waverly Company. Markowitz, M. (2000).
Lead Poisoning. Pediatr Rev; 21 (10): 327– 335.

Marzuki. Kepadatan populasi dan pertumbuhan Kerang Darah Anadara


antiquate L. diteluk sungai pisang, kota Padang, Sumatera Barat.
Makara, sains, 1 no. 2 (Juli 2009) h. 198.

Monica, K., Maria, M.S. “Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Dalam
Kerang (Anadara sp) Yang Beredar Di Kota Semarang”. IJMS 3 no.1
(Januari 2016) h. 30.

More, T. G., Rajput, R. A., and Bandela, N. N. 2003. Impact of heavy metals on
DNA content in the whole body of freshwater bivalve, Lamelleiden
75

marginalis. Environmental Science and Pollution Research. 22: 605-


616.

Sarwono, B. 2001. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Hal.4
76

LAMPIRAN

Lampiran 1. Organisasi Praktek Magang

1. PELAKSANA MAGANG
77

Nama : Lismawati
NIM : 1804110888
Jurusan : Teknologi Hasil Perikanan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau

2. DOSEN PEMBIMBING

Nama : Prof. Dr. Ir. MIRNA ILZA, MS

NIP : 19541122 198301 2 001


Jabatan : Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Lampiran 2. Anggaran Biaya

Tabel 3. Total Biaya yang di Keluarkan

No Jenis Pengeluaran Biaya


78

.
1. Alat tulis dan kertas Rp. 50.000
2. Akomodasi (selama 4 minggu) Rp. 210.000
3. Rp. 50.000
4. Pulsa Elektrik Rp. 200.000
5. Paket Data Rp. 200.000
6. Print Rp. 100.000
7. Biaya pembuatan dan perbanyak laporan Rp. 300.000
8. Biaya Tak Terduga Rp. 300.000
Biaya Ujian Rp. 1.410.000
Total

Lampiran 3. Data Review Jurnal

DATA REVIEW JURNAL


79

NO JURNAL
1. Judul Jurnal : Pengurangan Cemaran Logam Berat Pada Perairan dan Produk
Perikanan Dengan Metode Adsorbsi
Penulis : Tuti Hartati Siregar
Identitas :
a. Nama Jurnal : Squalen
b. Volume/Nomor : 4/1
c. ISSN : 2089-5690
d. Penerbit : Kementrian Perikanan dan Kelautan
Jumlah Halaman : 7
Alamat Web Jurnal
https://bbp4b.litbang.kkp.go.id/squalen-
bulletin/index.php/squalen/article/view/153/101
2. Judul Jurnal : Daya Reduksi Larutan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Terhadap Logam Berat Pada Kerang Kepah(Meretrix
meretrix)
Penulis : Dita Natalia Purba
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
b. Volume/Nomor : 8/1
c. ISSN : 2355-6900
d. Penerbit : Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
e. Jumlah Halaman : 10
Alamat Web Jurnal
https://media.neliti.com/media/publications/199876-none.pdf
3. Judul Jurnal : Pengaruh Variasi Konsentrasi Air Jeruk Nipis ( Citrus
aurantifolia) Dalam Menurunkan Kadar Kadmium (Cd) Pada
Daging Kerang Darah (Anadara granosa)
Penulis : Silvia Nurvita, Nurjazuli, Niki Astorina Yunita Dewanti
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Kesehatan Masyarakat
b. Volume/Nomor : 3/3
c. ISSN : 2356-3346
d. Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
e. Jumlah Halaman : 12
Alamat Web Jurnal
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/12744
4. Judul Jurnal : Pemanfaatan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus autrantifolia
swingle) dalam Menurunkan Kadar Logam Berat Pb yang
Terkandung pada Daging Kerang
Penulis : Nurmalasari
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Kesehatan Lingkungan
b. Volume/Nomor : 1/3
c. ISSN : 2443-1141
d. Penerbit : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
e. Jumlah Halaman : 7
80

Alamat Web Jurnal


http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/view/1744
5. Judul Jurnal : Pengaruh Lama Perebusan Kerang Darah (Anadara granosa)
Dengan Arang Aktif Terhadap Pengurangan Kadar Logam
Kadmium dan Kadar Logam Timbal
Penulis : Apri Dwi Anggo
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
b. Volume/Nomor : 2/3
c. ISSN :-
d. Penerbit : Universitas Diponegoro
e. Jumlah Halaman : 10
Alamat Web Jurnal
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/3802
6. Judul Jurnal : Penurunan Kadar Ion Pb dan Cd Pada Kerang Dengan
Menggunakan Filtrat Kulit Nanas
Penulis : Anugrah Tri Ilyasa
Identitas :
a. Nama Jurnal : Indonesian Journal of Chemical Science
b. Volume/Nomor : 5/3
c. ISSN : p-ISSN 2252-6951 e-ISSN 2502-6844
d. Penerbit : Universitas Negeri Semarang
e. Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal :
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs/article/view/9276/7608
7. Judul Jurnal : Pengaruh Perendaman Larutan Tomat (Solanium lycopersicum
L.) Terhadap Penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) dan
Kadmium (Cd) Pada Kerang Darah (Anadara granosa)
Penulis : Maria Mita Susanti
Identitas :
a. Nama Jurnal : Indonesian Journal of Chemical Science
b. Volume/Nomor : 3/2
c. ISSN : 2443-1249
d. Penerbit :
e. Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal
https://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/view/79
8. Judul Jurnal : Efektifitas Larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci Untuk
Menurunkan Kandungan Logam Berat Pb (Timbal) Dalam
Daging Kerang Darah (Anadara granosa)
Penulis : Maulana
Identitas :
a. Nama Jurnal : Akuatik (Jurnal Sumberdaya Perairan)
b. Volume/Nomor : 11/1
c. ISSN : 1978-1652
d. Penerbit : Universitas Bangka Belitung
e. Jumlah Halaman : 7
Alamat Web Jurnal
81

https://journal.ubb.ac.id/index.php/akuatik/article/view/209
9. Judul Jurnal : Analisis Pengaruh Perendaman Larutan Kulit Singkong (
Manihot esculenta cortex) Terhadap Kandungan Logam Berat
Timbal (Pb) dalam Kerang Darah (Anadara granosa)
Penulis : Maria Mita Susanti
Identitas :
a. Nama Jurnal : Media Farmasi Indonesia
b. Volume/Nomor : 12/2
c. ISSN : 1978-8495
d. Penerbit : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIFAR
“YAYASAN FARMASI” Semarang
e. Jumlah Halaman : 7
Alamat Web Jurnal
https://mfi.stifar.ac.id/MFI/article/view/14
10. Judul Jurnal : Kandungan Kadar Logam Berat Kadmium (Cd) Kerang Darah
(Anadara granosa) dari Pantai Bangkalan dan Upaya
Penurunannya
Penulis : Dianah F. Alyani
Identitas :
a. Nama Jurnal : Sains dan Matematika
b. Volume/Nomor : 6/1
c. ISSN : p-ISSN: 2302-7290 e-ISSN: 2548-1835
d. Penerbit : Universitas Negeri Surabaya
e. Jumlah Halaman : 5
Alamat Web Jurnal
https://journal.unesa.ac.id/index.php/sainsmatematika/article/view/6292
11. Judul Jurnal : Pengaruh Lama Perebusan dan Konsentrasi Larutan Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia) Terhadap Kadar Timbal (Pb) dan
Kadmium (Cd) Pada Kerang Darah (Anadara granosa)
Penulis : Dianah F. Alyani
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
b. Volume/Nomor : 3/2
c. ISSN :-
d. Penerbit : Universitas Diponegoro
e. Jumlah Halaman : 5
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/4866
12. Judul Jurnal : Lama Perendaman Daging Kerang Darah (Anadara granosa)
Rebus Dalam Larutan Alginat Terhadap Pengurangan Kadar
Kadmium
Penulis : Achid Furqon Al Chusein
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Saintek Perikanan
b. Volume/Nomor : 8/1
c. ISSN :-
d. Penerbit : Universitas Diponegoro
e. Jumlah Halaman : 7
Alamat Web Jurnal
82

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek/article/viewFile/6764/5530#:~:t
ext=rendah%20kadar%20kadmiumnya.-,Perendaman%20daging%20kerang
%20darah%20rebus%20dalam%20larutan%20alginat%204%2C0,mutu
%20kerang%20darah%20menurut%20SNI
13. Judul Jurnal : Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Asam Jawa (Tamarindus indica
L) dan Lama Waktu Perendaman Terhadap Penurunan Kadar
Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Kerang
darah (Anadara granosa)
Penulis : Lydia Mia Edina
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Online Mahasiswa
b. Volume/Nomor : -
c. ISSN :-
d. Penerbit : Universitas Riau
e. Jumlah Halaman : 11
Alamat Web Jurnal
http://media.neliti.com
14. Judul Jurnal : Efektifitas Larutan Asam Cuka dan Jeruk Kunci Untuk
Menurunkan Kandungan Logam Berat Pb (Timbal) Dalam
Daging Kerang Darah (Anadara granosa)
Penulis : Maulana
Identitas :
a. Nama Jurnal : Akuatik (Jurnal Sumberdaya Perairan)
b. Volume/Nomor : 11/1
c. ISSN : 1978-1652
d. Penerbit : Universitas Bangka Belitung
e. Jumlah Halaman : 7
Alamat Web Jurnal
https://journal.ubb.ac.id/index.php/akuatik/article/view/209/190
15. Judul Jurnal : Pengaktifan Kulit Asam Jawa dengan Campuran Asam Sitrat
dan Asam Tartarat Untuk Penyerapan Ion Logam Cd (II)
Penulis : Farid Maulana
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan
b. Volume/Nomor : 13/2
c. ISSN : 1412-5064
d. Penerbit : Univesitas Syiah Kuala
e. Jumlah Halaman : 9
Alamat Web Jurnal
http://jurnal.unsyiah.ac.id/RKL/article/view/9050
16. Judul Jurnal : Penurunan Kadar Timbal (Pb) Pada Kerang Darah Dengan
Menggunakan Asam
Penulis : Indah Nurhayati
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Teknik Waktu
b. Volume/Nomor : 11/2
c. ISSN : 1412-1867
83

d. Penerbit : Univesitas PGRI Adi Buana Surabaya


e. Jumlah Halaman : 9
Alamat Web Jurnal
http://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/waktu/article/view/871/713
17. Judul Jurnal : Pengaruh Media Perebusan Terhadap Komposisi Mineral
Kerang Air Tawar Meti
Penulis : Jamaluddin
Identitas :
a. Nama Jurnal : Galenika
b. Volume/Nomor : 6/2
c. ISSN : 2442-8744
d. Penerbit : FMIPA Universitas Tadaluko
e. Jumlah Halaman : 10
Alamat Web Jurnal
https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Galenika/article/view/15199
18. Judul Jurnal : Efektifitas Larutan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia swingle)
Dalam Menurunkan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang
Kampak (Atrina pecitnata)
Penulis : Ajeng Zara Kartikasari
Identitas :
a. Nama Jurnal : Prosiding Seminar Nasional Kesehatan
b. Volume/Nomor : -
c. ISSN : 2656-8624
d. Penerbit : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
e. Jumlah Halaman : 4
Alamat Web Jurnal
http://semnas.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/index.php/2020/article/download/179/64/
19. Judul Jurnal :Pengaruh Perendaman Kerang Darah (Anadara granosa)
Dengan Perasan Jeruk Nipis Terhadap Kadar Merkuri (Hg)
dan Kadmium (Cd)
Penulis : Dheasy Herawati
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal SainHealth
b. Volume/Nomor : 1/1
c. ISSN : 2548-8333
d. Penerbit : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim
e. Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal
https://e-journal.umaha.ac.id/index.php/sainhealth/article/view/75/61
20. Judul Jurnal : Daya Reduksi Asam Asetat Terhadap Logam Berat Kerang
Darah (Anadara granosa)
Penulis : Citra Sianipar
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Mahasiswa Online
b. Volume/Nomor : 8/1
c. ISSN : 2355-6900
d. Penerbit : Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
84

e. Jumlah Halaman : 11
Alamat Web Jurnal
https://media.neliti.com/media/publications/201667-none.pdf
21. Judul Jurnal : Pengaruh Depurasi Terhadap Konsentrasi Logam Berat Timbal
(Pb) dan Kadmium (Cd) dalam Jaringan Lunak Kerang Darah
(Anadara granosa)
Penulis : Alam Setiawan
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Of Marine Research
b. Volume/Nomor : 2/4
c. ISSN : 2407-7690
d. Penerbit : Departement Marine Science, Universitas Diponegoro
Jumlah Halaman : 8
Alamat Web Jurnal
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/3680/3577
22. Judul Jurnal : Analisis Variasi Waktu dan Kecepatan Pengaduk Pada Proses
Adsorbsi Limbah Logam Berat Dengan Arang Aktif
Penulis : Isna Syauqiah
Identitas :
a. Nama Jurnal : Info Teknik
b. Volume/Nomor : 12/1
c. ISSN :-
d. Penerbit : Media Neliti
e. Jumlah Halaman : 10
Alamat Web Jurnal
https://media.neliti.com/media/publications/70401-ID-analisis-variasi-waktu-
dan-kecepatan-pen.pdf
23. Judul Jurnal : Edukasi keamanan Pangan Kerang Rebus Dengan
Memanfaatkan Belimbing Wuluh Di Kota Banda Aceh
Penulis : Faridah Hanum
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal ASTA
b. Volume/Nomor : 1/1
c. ISSN :-
d. Penerbit : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi
Indonesia)
Jumlah Halaman : 12
Alamat Web Jurnal
https://www.jurnalfarmasi.or.id/index.php/asta/article/view/93/87
24. Judul Jurnal : Analisis Logam Timbal (Pb) Sebagai Pembelajaran
Menggunakan Model Problem Based Learning Kabupaten
Kepulauan Sangihe
Penulis : Theresia Kusuma Putri
Identitas :
a. Nama Jurnal : Oxygenius
b. Volume/Nomor : 2/1
c. ISSN : 2686-4649
d. Penerbit : Universitas Negeri Manado
85

Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal
https://indochembull.com/index.php/oxygenius/article/view/134/82
25. Judul Jurnal : Efektifitas Kitosan Cangkang Keong Mas (Pomacea
canaliculata) Terhadap Penurunan Logam Timbal (Pb)
Kerang Darah (Anadara granosa)
Penulis : Nonny Setiawan
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Perikanan
b. Volume/Nomor : 4/2
c. ISSN : 2581-088X
d. Penerbit : Fakultas Teknik UPN Jawa Timur
Jumlah Halaman : 11
Alamat Web Jurnal
http://103.98.176.9/index.php/jiphp/article/view/7045/pdf
26. Judul Jurnal : Efektifitas Larutan Asam Cuka Untuk Menurunkan Kandungan
Logam Berat Cadmium dalam Daging Kerang Bulu
Penulis : Soedjajadi keman, Fitri Indah Sari
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Kesehatan Lingkungan
b. Volume/Nomor : 1/2
c. ISSN :-
d. Penerbit : Universitas Airlangga
e. Jumlah Halaman : 11
Alamat Web Jurnal
https://www.neliti.com/publications/3937/efektifitas-larutan-asam-cuka-
untuk-menurunan-kandungan-logam-berat-cadmium-dala
27. Judul Jurnal : Pengaruh Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
swingle) Sebagai Chelator Logam Timbal (Pb) Dalam Kerang
Bulu (Anadara antiquata)
Penulis : Nova Florentina Ambarwati
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Kimia
b. Volume/Nomor : 1/1
c. ISSN : 2615-3378
d. Penerbit : Universitas Sari Mutiara Indonesia
e. Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal
http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KIMIA/article/view/204
28. Judul Jurnal : Efektifitas Citrus aurantifolia swingle dan Averrhoa bilimbi
dalam Menurunkan Konsentrasi Timbal pada Kerang
Kalandue (Polymesoda sp) dari Teluk Kendari
Penulis : Adha F. Ondu
Identitas :
a. Nama Jurnal : Higiene (Jurnal Kesehatan Lingkungan)
b. Volume/Nomor : 5/1
c. ISSN : 2443-1141
d. Penerbit : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
86

Islam Negeri Alauddin Makassar


e. Jumlah Halaman : 13
Alamat Web Jurnal
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/view/9760
29. Judul Jurnal : Efektifitas Bubur Rumput Laut Sebagai Reduktor Logam
Timbal Pada Kerang Hijau
Penulis : Nur Asmi Kama,Reski Ayu Ansar, Muhammad Nabil Akbar
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Abdi
b. Volume/Nomor : 2/1
c. ISSN : 2655-5697
d. Penerbit : Universitas Hasanuddin
e. Jumlah Halaman : 8
Alamat Web Jurnal
https://journal.unhas.ac.id/index.php/kpiunhas/article/view/9080
30. Judul Jurnal : Pengaruh EDTA dalam Penentuan kandungan Timbal dan
Tembaga Pada Kerang Hijau (Mytilus viridis)
Penulis : Ni Made Suaniti
Identitas :
a. Nama Jurnal : ECOTROPHIC (Jurnal Ilmu Lingkungan)
b. Volume/Nomor : 2/1
c. ISSN : 1907-5626
d. Penerbit : Univesitas Udayana, Bali-Indonesia
e. Jumlah Halaman : 7
Alamat Web Jurnal
https://ojs.unud.ac.id/index.php/ECOTROPIC/article/view/2461
31. Judul Jurnal : Pengaruh Perendaman Berbagai Jenis Jeruk Terhadap
Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kromium (Cr)
Pada Kerang Hijau (Perna Viridis Linn)
Penulis : Muhammad Zuhal Hilmi
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
b. Volume/Nomor : 6/2
c. ISSN : 2442-4145
d. Penerbit : Universitas Diponegoro
e. Jumlah Halaman : 11
Alamat Web Jurnal
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/20237
32. Judul Jurnal : Pengaruh Lama Waktu Perendaman Kerang Hijau (Perna
viridis) Menggunakan Buah Tomat (Lycoperdicum
esculentum) Terhadap Penurunan Kadar Logam Timbal (Pb)
Penulis : Rizki Mahardhika
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
b. Volume/Nomor : 5/4
c. ISSN : 2442-4145
d. Penerbit : Universitas Diponegoro
e. Jumlah Halaman : 8
87

Alamat Web Jurnal


https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/16022/15473
33. Judul Jurnal : Penurunan Kadar Pb Dalam Kerang Hijau (Mytilus viridis)
Dengan Filtrat Tomat (Solanum lycopersicum)
Penulis : Adistya Galih P, Narwati, Bambang Sunarko
Identitas :
a. Nama Jurnal : Gema Kesehatan Lingkungan
b. Volume/Nomor : 14/2
c. ISSN : 1693-3761
d. Penerbit : Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan
Surabaya
e. Jumlah Halaman : 5
Alamat Web Jurnal
http://journal.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/index.php/KESLING/article/view/245/210
34. Judul Jurnal : Pengaruh Waktu Perendaman dan Konsentrasi Karboksimetil
Kitosan untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Hg,cd,
dan Pb Pada Kerang Hijau (Perna viridis Linn.)
Penulis : Jovita Tri Murtini
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal PascaPanen dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan
b. Volume/Nomor :3/1
c. ISSN : 1907-9133
d. Penerbit : Universitas Diponegoro
e. Jumlah Halaman : 7
Alamat Web Jurnal
https://wwwbbp4b.litbang.kkp.go.id/jurnal-
jpbkp/index.php/jpbkp/article/view/8
35. Judul Jurnal : Efektifitas Larutan Alginat Dalam Menurunkan Kandungan
Logam Berat Kadmium Pada Daging Kerang Hijau (Perna
viridis)
Penulis : Siti Nur Chotimah
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
b. Volume/Nomor : 5/4
c. ISSN : 2442-4145
d. Penerbit : Universias Diponegoro
e. Jumlah Halaman : 8
Alamat Web Jurnal
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpbhp/article/view/16023/15474
36. Judul Jurnal : Pengaruh Perendaman Larutan Asam Cuka Terhadap Kadar
Logam Berat Cadmium Pada Kerang Hijau
Penulis : Mifbakhuddin
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Kesehatan
b. Volume/Nomor : 3/1
c. ISSN : 2085-0301
88

d. Penerbit : Univesitas PGRI Adi Buana Surabaya


e. Jumlah Halaman : 7
Alamat Web Jurnal
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/Analis/article/view/290
37. Judul Jurnal : Upaya Pengurangan Cemaran Logam Berat Pada Daging
Kerang Hijau (Perna viridis) dengan Larutan Kitosan
Penulis : Hedi Indra januar dan Sugiyono
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
b. Volume/Nomor : 10/3
c. ISSN :-
d. Penerbit : Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial ekonomi
Kelautan dan Perikanan
e. Jumlah Halaman : 4
Alamat Web Jurnal
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi/article/download/4367/3788
38. Judul Jurnal : Pengaruh Pemberian Karboksimetil Kitosan (KMK) Dalam
Upaya Penurunan Kadar Logam Berat Kadmium (Cd) Pada
Kerang Hijau (Perna viridis) dari Perairan Teluk Lamong
Surabaya
Penulis : A. Firdaus dan Aunorohim
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Sains dan Seni ITS
b. Volume/Nomor : 8/2
c. ISSN : 2337-3520
d. Penerbit : Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
e. Jumlah Halaman : 8
Alamat Web Jurnal
https://core.ac.uk/download/pdf/304915664.pdf
39. Judul Jurnal : Pemanfaatan Buah Markisa (Passiflra edulis) sebagai Upaya
Penanganan Cemaran Ion Cr (VI) Pada Kerang Hijau (Perna
viridis Linn)
Penulis : Annisa Kusuma wardhani
Identitas :
a. Nama Jurnal : URECOL
b. Volume/Nomor : -
c. ISSN : 2047-9189
d. Penerbit : Universitas Muhammadiyah Semarang
e. Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/721/704
40. Judul Jurnal : Penanganan dan Diversifikasi Produk Olahan Kerang Hijau
Penulis : Murdinah
Identitas :
a. Nama Jurnal : Squalen
b. Volume/Nomor : 4/2
c. ISSN : 2089-5690
d. Penerbit : Kementrian Kelautan dan Perikanan
89

e. Jumlah Halaman : 11
Alamat Web Jurnal
https://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/squalen-
bulletin/index.php/squalen/article/view/149/98
41. Judul Jurnal : Pemanfaatan Kitosan Udang Putih (Lithopannaeus vannamei)
sebagai Bioabsorben Logam Berat Timbal (Pb) Pada Daging
Kerang Tahu di Muara Sungai Gunung Anyar
Penulis : Tito Riswanda
Identitas :
a. Nama Jurnal : Lentera Bio
b. Volume/Nomor : 3/3
c. ISSN : 2252-3979
d. Penerbit : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
e. Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/lenterabio/article/view/9626/9
498
42. Judul Jurnal : Pengembangan Metode Penentuan Kadar Timbal Dalam Kerang
Hijau (Perna viridis L) Secara Spektrofotometri Uv-Vis
Penulis : Ari Marlina
Identitas :
a. Nama Jurnal : Relawan Jurnal Indonesia
b. Volume/Nomor : 10/1
c. ISSN : ISBN 978-979-3541-59-4
d. Penerbit : Relawan Jurnal Indonesia
Jumlah Halaman : 4
Alamat Web Jurnal
https://jurnal.polban.ac.id/proceeding/article/view/1449
43. Judul Jurnal : Bioakumulasi Logan Berat Kadmium (Cd) oleh Chaetoceros
calcitrans Pada Konsentrasi Sublethal
Penulis : Wenny Devinta Dwi Rahmadiani dan Aunurohim
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Sains dan Seni ITS
b. Volume/Nomor : 2/2
c. ISSN : 337-3520
d. Penerbit : Institue Teknologi Sepuluh November
e. Jumlah Halaman : 5
Alamat Web Jurnal
http://ejournal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/4166
44. Judul Jurnal : Kajian Konsentrasi Jus Semanggi dan Lama Perendaman
Terhadap Penurunan Logam Berat Kupang Merah
Penulis : Enni Karti Basuki
Identitas :
a. Nama Jurnal : Agrointek
b. Volume/Nomor : 13/1
c. ISSN : p-ISSN : 1907-8056 e-ISSN: 2527-5410
d. Penerbit : Universitas Trunojoyo Madura
90

e. Jumlah Halaman : 11
Alamat Web Jurnal
https://journal.trunojoyo.ac.id/agrointek/article/view/4483
45. Judul Jurnal : Adsorbsi Logam Berat Tembaga (Cu) Dengan Kitosan Dari
Limbah Cangkang Kupang Putih
Penulis : Fitrian Nurentama
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Teknik Kimia
b. Volume/Nomor : -
c. ISSN : p-ISSN: 1978-0419 e-ISSN: 2655-8349
d. Penerbit : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
e. Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal
http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/tekkim/article/view/1650
46 Judul Jurnal : Dampak Penambahan Chelating Agent (Asam Asetat,Asam
Sitrat, dan Jeruk Nipis) Terhadap Kadar Fe, Zn, dan Protein
Daging Kupang Beras (Corbula faba)
Penulis : Indasah
Identitas :
a. Nama Jurnal : STRADA (Jurnal Ilmiah Kesehatan)
b. Volume/Nomor : 1/1
c. ISSN : 2252-3847
d. Penerbit : Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
e. Jumlah Halaman : 13
Alamat Web Jurnal
https://sjik.org/index.php/sjik/article/view/20/27
47. Judul Jurnal : Pengaruh Konsentrasi dan Lama PerendamanBerbeda Dalam
Larutan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Terhadap
Kandungan Logam Berat (Pb dan Cd) Pada kijing
(Pilsbryoconcha exilis)
Penulis : Tinneke Dwi Jayanti
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
b. Volume/Nomor : 8/1
c. ISSN : 2355-6900
d. Penerbit : Fakultas Perikanan dan Kelautan,Universitas Riau
e. Jumlah Halaman : 14
Alamat Web Jurnal
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFAPERIKA/article/download/22232/21
517
48. Judul Jurnal : Penurunan Kandungan Timbal (Pb) Pada Kupang Merah
(Musculitas senhauisa) Dengan Perebusan Asam Pada Kajian
jenis dan Konsentrasi Asam
Penulis : Athifah Tul Izza
Identitas :
a. Nama Jurnal :-
b. Volume/Nomor :-
c. ISSN :-
91

d. Penerbit : Universitas Brawijaya


e. Jumlah Halaman : 10
Alamat Web Jurnal
https://scholar.google.co.id/citations?user=lPj_-
60AAAAJ&hl=en#d=gs_md_cita-d&u=%2Fcitations%3Fview_op
%3Dview_citation%26hl%3Den%26user%3DlPj_-60AAAAJ
%26citation_for_view%3DlPj_-60AAAAJ%3Au5HHmVD_uO8C%26tzom
%3D-420
49. Judul Jurnal : Reduksi Kadar Logam Berat Dalam Kijing Taiwan Anodonta
woodiana Agar Menjadi Bahan Pangan Konsumsi Yang
Aman
Penulis : Sata Yoshida Srie Rahayu
Identitas :
a. Nama Jurnal : Fitofarmaka
b. Volume/Nomor : 3/1
c. ISSN : 2087-9164
d. Penerbit : Univesitas Pakuan
e. Jumlah Halaman : 9
Alamat Web Jurnal
https://journal.unpak.ac.id/index.php/fitofarmaka/article/view/174
50. Judul Jurnal : Efektifitas Penambahan Asam Cuka (CH3COH) Dengan Dosis
yang Berbeda Pada Lokan/Kijing (Pilsbryoconcha Sp.) Crispy
Penulis : Dwi Apriliani Ags
Identitas :
a. Nama Jurnal : Jurnal TILAPIA
b. Volume/Nomor : 1/1
c. ISSN : 2721-592X
d. Penerbit : Pusat Penelitian dan Pengabidan Kepada Masyarakat
(LPPM) Universitas abulyatama,Aceh,Indonesai
e. Jumlah Halaman : 6
Alamat Web Jurnal
http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/tilapia/article/view/990/549

Anda mungkin juga menyukai