Anda di halaman 1dari 20

Disusun Oleh :

1. Edi Setiawan
2. Hermawan Ariyanto
3. Mugi Panji Wardhana
Konsep Pengawasan
Dalam Islam
Pengawasan merupakan kegiatan yang
dilakukan secara berkelanjutan dalam
rangka menjamin terlaksananya kegiatan
dengan konsisten.
Pengawasan dilakukan baik secara material
maupun spiritual, artinya pengawasan tidak
hanya mengedepankan hal-hal yang
bersifat materil saja, tetapi juga
mementingkan hal-hal yang bersifat spiritual.
Hal ini yang secara signifikan membedakan
antara pengawasan dalam konsep islam
dengan konsep konvensional yang hanya
melakukan pengawasan bersifat materil dan
tanpa melibat Allah swt sebagai pengawas
utama
http://muchsinal-mancaki.blogspot.com/2011/09/ayat-dan-
hadits-tentang-pengawasan.html
Perintah Allah tentang
Pengawasan

Al Qur’an Surat As-Shof ayat 3 :

َ ُ‫َّللا أ َ ْن تَقُولُوا َما ََل ت َ ْفعَل‬


‫ون‬ ِ ‫َكبُ َر َم ْقتًا ِع ْن َد ه‬
Artinya :
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-
apa yang tidak kamu kerjakan.”
Ayat tersebut memberikan ancaman dan peringatan terhadap
orang yang mengabaikan pengawasan terhadap perbuatannya

Sumber : Al Quran
Perintah Allah tentang
Pengawasan
Al Qur’an Surat Al-Sajdah ayat 5 :

ِ ‫اء ِإلَى ْاْل َ ْر‬


ُ ‫ض ث ُ هم يَ ْع ُر‬
‫ج‬ ‫يُد َِب ُر ْاْل َ ْم َر ِم َن ال ه‬
ِ ‫س َم‬
َ ‫سنَ ٍة ِم هما تَعُد‬
‫ون‬ َ ‫ف‬ َ ‫َارهُ أ َ ْل‬
ُ ‫ان ِم ْقد‬
َ ‫ِإلَ ْي ِه ِفي يَ ْو ٍم َك‬
Artinya :
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu”
Kandungan ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT adalah pengatur
alam. Keteraturan alam raya ini, merupakan bukti kebesaran Allah swt
dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan
Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus
mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana
Allah mengatur alam raya ini.
Sumber : Al Quran
Perintah Allah tentang
Pengawasan
Al Qur’an Surat Al Hasyr ayat 18 :

‫ظ ْر نَ ْفس َما‬ ُ ‫َّللا َو ْلت َ ْن‬ َ ‫يَا أَي َها اله ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُوا اتهقُوا ه‬
َ ُ‫َّللا ََ ِبير ِب َما ت َ ْع َمل‬
‫ون‬ َ ‫قَ هد َمتْ ِلغَ ٍد ۖ َواتهقُوا ه‬
َ ‫َّللا إِ هن ه‬
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Kandungan ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan
untuk mengevaluasi apa yang telah diperbuat, dalam hal ini berlaku tidak
hanya untuk seseorang saja namun untuk orang-orang yang berkumpul
mengerjakan sesuatu kegiatan tentunya dengan memperhatikan
ketakwaan kepada Allah SWT.
Sumber : Al Quran
Allah Sang
Pengawas Sejati
Segala apa yang dilakukan dilakukan manusia tidak luput dari
pengawasan Allah SWT
Tuhan mengetahui kecurangan mata dan apa yang
disembunyikan dada ”. (QS. Al-Mu’min: 19)
 Sesungguhnya tidak ada yang tersembunyi bagi Allah sesuatu
yang di langit dan di bumi ”. (QS. Ali Imran: 5)
 “ Dan Dia-lah Allah (yang disembah) baik di langit maupun di
bumi, Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa
yang kamu nyatakan dan mengetahui apa yang yang kamu
usahakan ”. (QS. Al An’am: 3).

Sumber : Al Quran
Teladan Rasulullah SAW
tentang Pengawasan
“Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu
atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain.” (HR. Tirmidzi: 2383).

 “Sesungguhnya mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam


segala sesuatu.” (HR. Bukhari: 6010)
 “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu
pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, dan tuntas) (HR. Thabrani)

Pesan :
Ar-riqobah atau proses pengawasan merupakan kewajiban yang terus
menerus harus dilaksanakan, karena pengawasan merupakan
pengecekan jalannya planning dalam organisasi guna menghindari
kegagalan atau akibat yang lebih buruk.

http://muchsinal-mancaki.blogspot.com/2011/09/ayat-
dan-hadits-tentang-pengawasan.html
ASPEK-ASPEK PENGAWASAN
BANK SYARIAH
Pengawasan bank syariah (termasuk pula pengaturannya) pada
dasarnya memiliki dua sistem, yaitu pengawasan

• Kepatuhan pada
ketentuan perbankan
secara umum dan
prinsip kehati-hatian
KEUANGAN bank

• Pemenuhan prinsip
syariah dalam kegiatan
operasional bank
(Syariah Complience)
SYARIAH
STRUKTUR PENGAWASAN
BANK SYARIAH
Struktur pengawasan perbankan syariah bersifat multilayer yang secara
ideal akan terdiri dari :

•RUPS, Dewan Komisaris, Dewan


Audit, DPS, Direktur Kepatuhan,
SKAI – Internal Syariah Reviewer

INTERNAL

•OJK, BI, Akuntan Publik (termasuk


external syariah auditor), DSN
dan Stakeholder/Masyarakat
Pengguna Jasa
EKSTERNAL
Dasar Hukum
Pengawasan Bank

UU No. 23/1999 tentang BI, pasal 8,23-33


sebagaimana telah diubah telah UU No.3
Tahun 2004.
UU No.7/1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU
No.10/1998 pasal 29 s.d 33.
UU No.21/2008 tentang Perbankan Syariah
Pasal 50 s.d 54

http://muchsinal-mancaki.blogspot.com/2011/09/ayat-
dan-hadits-tentang-pengawasan.html
Tujuan Pengawasan
Bank Syariah
Pengawasan dalam pandangan Islam dilakukan untuk meluruskan yang
tidak lurus,mengoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak
Menurut Didin Hafifudhin dan Hendri Tanjung, pengawasan (control) dalam ajaran
Islam terbagi menjadi dua hal, yaitu :
1. Pertama, control yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan
keimanan kepada Allah Swt. Seseorang yang yakin bahwa Allah mengawasi
hambaNya, maka ia akan bertindak hati-hati. Hal ini seperti dijelaskan dalam QS.
Al-Mujadalah ayat 7
(Setiap pembicaraan orang Allah selalu menjadi saksinya)
2. Kedua, Sebuah pengawasan akan lebih efektif jika sistem pengawasan tersebut
juga dilakukan dari luar diri sendiri. Bisa berasal dari pimpinan, yang menyangkut
tugas yang didelegasikan, kesesuaian penyelesaian dan perencanaannya, dan
lain-lain. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 105
(Allah mengetahui yang Ghaib maupun yang nyata)

Optimalisasi peran dewan pengawas syari’ah (dps) di lembaga keuangan SYARI’AH


oleh : neneng nurhasanah.
Peran Strategis
Dewan Pengawas Syariah
1. Supervisor, yaitu melaksanakan fungsi dan tugas pengawasan langsung
kepatuhan syari’ah dan implementasi fatwa DSN pasa operasional LKS.
2. Advisor, yaitu memberikan nasehat, inspirasi, pemikiran, saran serta
konsultasi untuk pengembangan produk dan jasa yang inovatif untuk
persaingan global.
3. Marketer, yaitu menjadi mitra strategis untuk peningkatan kuantitas dan
kualitas industry LKS melalui komunikasi massa untuk memberikan motivasi,
penjelasan dan edukasi public sebagai penyiapan SDM,sosialisasi,
community & networking building dan peran-peran strategis lainnya dalam
bentuk hubungan kemasyarakatan public relationship).
4. Supporter, yaitu memberikan berbagai support dan dukungan baik
networking, pemikiran, motivasi, doa dan lain-lain untuk pengembangan
perbankan dan ekonomi syari’ah.
5. Player, yaitu sebagai pemain dan pelaku ekonomi syari’ah baik sebagai
pemilik, pengelola, nasabah penyimpan/investor maupun mitra/nasabah
penyaluran dan pembiayaan. .
Sugianto, DPS Dan Pengembangan Perbankan
Syari’ah, www.medenbisnisonline.com.25 Juli 2008
Fungsi dan Peran
Dewan Pengawas Syariah

Fungsi dan Peran DPS di bank syariah, memiliki hubungan yang kuat
dengan manajemen resiko perbankan syariah, yakni resiko reputasi,
yang selanjutnya berdampak pada resiko lainnya, seperti resiko
likuiditas.
Pelanggaran syariah complience yang dibiarkan DPS atau luput
dari pengawasan DPS, jelas akan merusak citra dan kredibilitas
bank syariah di mata masyarakat, sehingga dapat menurunkan
kepercayaan masyarakat kepada bank syariah bersangkutan.
Untuk itulah peran DPS di bank syariah harus benar-benar
dioptimalkan, kualifikasi menjadi DPS harus diperketat, dan
formalisasi perannya harus diwujudkan di bank syariah tersebut.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/08/22/56114/dewan-pengawas-
syariah-dan-manajemen-risiko-bank-syariah/#ixzz3SPHSg4c6
Optimalisasi Peran
Dewan Pengawas Syariah
 Pertama, berkaitan dengan penguatan regulasi bagi keberadaan DPS di Lembaga
Keuangan Syari’ah, khususnya selain Perbankan Syari’ah.
 Kedua, berkaitan dengan pemerataan pemahaman tentang peran penting DPS
dalam mendorong pengembangan ekonomi syari’ah yang bukan hanya sebagai
supervisor, tapi juga sebagai adviser, marketer, supportet dan player kepada
kalangan internal, seperti pelaku ekonomi syari’ah maupun kalangan eksternal
seperti nasabah, institusi Islam seperti Perguruan tinggi Islam, asosiasi seperti Asbisindo
dan MES, Organisasi kemasyarakatan Islam dan masyarakat muslim dengan
melakukan program sosialisasi oleh pihak-pihak terkait yang disebutkan di atas.
 Ketiga, berkaitan dengan SDI, dengan meningkatkan kualitas sumber daya insani
seperti melakukan penguatan kurikulum pada program studi muamalah di Perguruan
Tinggi Islam, atau membuat program khusus seperti pelatihan-pelatihan untuk
kaderisasi DPS yang dapat diselenggarakan pihak-pihak terkait seperti Perguruan
tinggi Islam, asosiasi, MUI dan yang lainnya, disamping menetapkan kriteria
penguasaan dua bidang sekaligus dengan lebih spesifik, tegas dan konsekuen
dalam pelaksanaannya, yaitu menguasai fiqh muamalah sekaligus menguasai sistem
ekonomi, bisnis dan keuangan dengan segala permasalahannya bagi calon Dewan
Pengawas Syari’ah
Optimalisasi peran dewan pengawas syari’ah (dps) di lembaga keuangan SYARI’AH
oleh : neneng nurhasanah.
Perhatian Khusus
Dewan Pengawas Syariah
Bank Syariah Di Indonesia

Bank syariah perlu meningkatkan kualitas


sistem pengawasan. Diperlukan Dewan
pengawas Syariah (DPS) yang full time,
seperti yang diterapkan di Islamic
Bangladesh Bank Limited (IBBL), dimana
dalam praktek hariannya, DPS
mempunyai wewenang menghentikan
pembiayaan yang tidak syar’i.

KRITIK EKONOMI KONVENSIONAL DAN SOLUSI EKONOMI ISLAM


KRITIK
Oleh EKONOMI
: Hendri KONVENSIONAL DAN SOLUSI EKONOMI ISLAM
Tanjung
Oleh : Hendri Tanjung
Manajemen Pengawasan Dalam
Praktik Nabi Sulaiman As
1. Pentingnya pengawasan
Nabi Sulaiman memeriksa pasukan
burung Hud Hud ketika berbaris
2. Periksa kebenaran laporan
Nabi Sulaiman mengecek
kebenaran laporan burung Hud-
hud bahwa adanya negeri Saba
yang dipimpin oleh Ratu Balqis
3. Sogokan tidak dapat ditolerir
Nabi Sulaiman menolak hadiah
yang dikirim Ratu Balqis

Manajemen Syariah dalam Praktik 9 Nabi dan Rasul


Oleh : Hendri Tanjung
Studi Kasus Fraud
BSM Cabang Bogor

Pembobolan dana lewat


pembiayaan senilai Rp102 miliar
dengan 197 nasabah secara fiktif
dan potensi kerugian Rp59 miliar
ANALISA KASUS FRAUD BSM BOGOR
TERKAIT PROSES PENGAWASAN
1. BSM menunjukkan bahwa tim internal audit telah menemukan
adanya kasus fraud berupa kredit fiktif pada September 2012.
Seharusnya tim internal auditor memberikan informasi terkait kasus
ini kepada tim eksternal auditor yang melakukan audit atas
laporan keuangan 2012
2. Jika auditor internal telah menyampaikan kasus kredit fiktif
tersebut ke auditor eksternal maka seharusnya auditor eksternal
melakukan jurnal koreksi untuk kredit fiktif (pembiayaan
mudharabah) tersebut sebesar Rp50 Milyar atau senilai kerugian
yang ditanggung BSM
KESIMPULAN

Dalam sebuah hadis disabdakan bahwa :

”Iman itu kadang naik kadang turun maka perbaharuilah iman kalian
dengan la ilaha illallah.” (HR Ibn Hibban)

Mengacu pada hadits diatas, pengawasan dalam Islam tidak


bisa sepenuhnya menyandarkan kepada iman para pelaku bisnis
berdasarkan Quran & Hadits. Diperlukan instrumen lain untuk
memastikan (mengurangi) kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam menjalankan bisnis. Hal inilah yang
mendasari tetap perlunya pengawasan dalam suatu lembaga
keuangan syariah .
TERIMA KASIH
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai