Anda di halaman 1dari 3

Nama : Silviana Paustine R.

G
NIM : 21106001
Prodi : Ilmu dan Teknologi Pangan

UNSUR-UNSUR & WUJUD KEBUDAYAANYA


✓ Kebudayaan Suku Asmat
UNSUR IDILL AKTIVITAS FISIK
Bahasa ✓
Sistem Teknologi ✓
Sistem Ekonomi ✓
Organisasi Sosial ✓
Sistem Pengetahuan ✓
Kesenian ✓
Sistem Religi ✓

1. BAHASA
Pada masyarakat Asmat terdapat bahasa-bahasa yang oleh para ahli lingustik
disebut kelompok bahasa Language Of The Southern Division yakni bahasa-bahasa bagian
selatan Papua. Penggolongan bahasa tersebut telah dipelajari oleh C. L. Voorhoeve (1965)
dan masuk pada golongan filum bahasa-bahasa Papua Non-Melanesia. Bahasa-bahasa
tersebut digolongkan lagi berdasarkan wilayah orang Asmat yakni orang Asmat wilayah
pantai atau hilir sungai dan Asmat hulu sungai.
Secara khusus, para ahli linguistik membagi bahasa-bahasa tersebut yakni
pembagian bahasa Asmat hilir sungai menjadi bagian kelompok pantai barat laut atau pantai
Flamingo seperti bahasa Kaniak, Bisman, Simay, dan Becembub dan bagian kelompok Pantai
Barat daya atau Kasuarina seperti misal bahasa Batia dan Sapan. Pembagian bahasa Asmat
hulu sungai menjadi bagian kelompok Keenok dan Kaimok.
Untuk mengetahui bahasa masyarakat Asmat bisa dilakukan dengan cara
mengidentifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga, dan
subkeluarga. Selain itu, upaya untuk mengidentifikasi bahasa masyarakat Asmat bisa
dilakukan dengan cara melihat aspek fonetik, fonologi, sintaksis, morfologi dan semantik
bahasa Asmat.

2. SISTEM TEKNOLOGI
Teknologi tradisional mengenai paling sedikit delapan macam system peralatan dan
unsur kebudayaan pisik yang dipakai manusia yang hidup dalam masyarakat kecil yang
berpindah-pindah. Dengan alat-alat produktif untuk melaksanakan suatu pekerjaan mulai
dari alat sederhana samapi yang lebih kompleks. Mengenai teknik pembuatan alat tulang-
belulang, gading, atau gigi. Dipandang dan sudut pemakain alat-alat produktif dalam
kebudayaan tradisional, dapat dibedakan menurut fungsinya. Hasil yang sangat menarik dari
sudut teknologi adalah cara-cara mengolah, memasak, dan menyajikan makanan dan
minuman. Dalm berbagai kebudayaan di dunia ada dua macam cara memasak, yaitu dengan
api dan dengan cara batu panas. Masyarakat Asmat mengenal perahu lesung sebagai alat
transportasinya. Pembuatan perahu dahulunya digunakan untuk persiapan suatu
penyerangan dan pengayauan kepala. Bila telah selesai, perahu tersebut dicoba menuju ke
tempat musuh dengan maksud memanas-manasi musuh dan memancing suasana musuh
agar siap berperang. Selain itu, perahu lesung juga digunakan untuk keperluan
pengangkutan dan pencarian bahan makanan. Setiap 5 tahun sekali, orang-orang Asmat
membuat perahu-perahu baru.

Walaupun daerah Asmat kaya akan berbagai jenis kayu, namun pembuatan perahu
mereka memilih jenis kayu khusus yang jumlahnya tidak begitu banyak. Yang digunakan
adalah kayu kuning (ti), ketapang, bitanggur atau sejenis kayu susu yang disebut yerak.

3. SISTEM EKONOMI
System ekonomi hanya terbatas kepada sisitem-sistem yang bersifat tradisional.
System ekonomi yang berdasarkan industry memangtidak menjadi perhatian, juga
merupakan lapangan para ahli ekonomi sepenuhnya. Perekonomian suku Asmat mulai
dibangun oleh Belanda melalui cabang perusahaan Imex Lumber Trade Company, bekerja
sama dengan organisasi-organisasi penyiaran Agama Katholik, Belanda dan Kristen Amerika.
Adat istiadat penyuluhan dihapus oleh Pemerintah RI dan melarang lembaga Yew, diganti
dengan Balai Desa. Pembiayaan pembangunaan Irian jaya diperoleh dari bantuan melalui
FUNDWI (Fund for the Development of West Irian). Peningkatan kesejahteraan suku Asmat
terutama seni patung dan seni ukir, serta membina seniman asli (wowipits) untuk
meningkatkan kreativitasnya.
Mata pencaharian suku asmat berasal dari alam. Orang asmat tinggal di daerah
pantai adalah meramu sagu, berburu binatang kecil, (yang terbesar adalah babi hutan), dan
mencari ikan di sungai, danau, maupun pinggir pantai.

4. ORGANISASI SOSIAL
Suku bangsa Asmat, dalam sistem kekerabatan mengenal 3 (tiga) bentuk keluarga,
yaitu :
1. Keluarga Inti Monogamy dan Kandung Poligami
2. Keluarga Luas Uxorilokal : keluarga yang telah menikah berdiam di rumah keluarga dari
pihak istri
3. Keluarga Ovunkulokal : keluarga yang sudah menikah bediam di rumah keluarga istri
pihak ibu.

Di samping itu, orang-orang Asmat tinggal bersama dalam rumah panggung seluas 3
x 4 x 4 meter yang disebut Tsyem. Ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata
dan peralatan berburu, bercocoktanam, dan menangkap ikan. Suku bangsa Asmat mengenal
rumah panggung Yew seluas10 x 15 meter. Fungsinya sebagai rumah keramat dan untuk
upacara keagamaan. Yewini pada umumnya di kelilingi oleh 10 – 15 tsyem dan rumah
keluarga Luas.
Masyarakat Asmat Nmengenal sistem kemasyarakatan disebut Aipem. Pemimpin
Aipem biasanya mengambil prakarsa untuk menyelenggarakan musyawarah guna
membicarakan suatu persoalan atau pekerjaan.Syarat untuk dapat dipilih menjadi
pemimpin Aipem yaitu harus orang-orang yang pandai berkelahi, kuat dan bijaksana.

5. SISTEM PENGETAHUAN
• Lingkungan Alam Sekitar
Suku Asmat mendiami daerah dataran rendah yang berawa-rawa dan berlumpur
serta dikelilingi hutan tropis. Daerahnya landai dan dikelilingi ratusan anak sungai. Curah
hujan turun sebanyak 200 hari setiap tahun. Suhu minimal 21◦C dan maksimal 32◦C.
Perbedaan pasang dan surut mencapai 4-5 m. Dengan pengetahuan inilah dimanfaatkan
oleh masyarakat suku Asmat untuk berlayar. Dengan demikian, apabila air surut, orang
Asmat berperahu ke arah hilir dan kembali ke hulu ketika pasang naik.

• Flora dan Fauna


Pemanfaatan flora dan fauna di daerah lingkungan orang Asmat dapat ditemui
seperti sagu. Sagu merupakan makanan pokok orang Asmat. Sagu diibaratkan wanita karena
kehidupan keluar dari pohon sagu sebagaimana kehidupan yang keluar dari Rahim ibu. Kayu
kuning sangat berharga bagi orang Asmat sebagai bahan utama ukiran, pahatan dan kapal.
Rotan sebagai bahan utama pembuatan keranjang sedangkan labu yang dikeringkan
dimanfaatkan sebagai botol air.

6. KESENIAN
Memahat adalah kegiatan yang telah turun temurun sehingga menjadi suatu
kebudayaan yang bukan saja dikenal di Papua dan Indonesia, melainkan dunia. Selain unik,
ciri khas seni pahat Suku Asmat memiliki pola yang bersifat naturalis. Rumitnya pola-pola
tersebut, membuat karya ukir Suku Asmat bernilai tinggi dan diburu turis asing penggemar
karya kesenian dan kebudayaan.
Menurut penggemar seni, ukiran suku Asmat memiliki pola dan ragam yang sangat
banyak. Seperti patung model manusia, binatang, perahu, panel, perisai, tifa, telur kaswari
sampai ukiran tiang.
Suku Asmat biasanya mengadopsi pengalaman dan lingkungan hidup sehari-hari sebagai
pola ukiran mereka. Seperti pohon, perahu, binatang dan orang berperahu atau pemburu.

7. SISTEM RELIGI
Masyarakat Suku Asmat beragama Katolik,Protestan,dan Animisme yakni suatu
ajaran dan praktik keseimbangan alam dan penyembahan kepada roh orang mati atau
patung. Bagi Suku Asmat ulat sagu merupakan bagian penting dari ritual mereka.Setiap ritual
ini diadakan,dapat dipastikan,kalau banyak sekali ulat yang dipergunakan.

Anda mungkin juga menyukai