Anda di halaman 1dari 22

1

MAKALAH

“PRILAKU JUJUR”

CHARACTER BUILDING OF NURSING

DIsusun Oleh:
Kelompok IV
Melda Yanti (210101209)
Syahada (210101207)
Rahmad Junaidi (210101208)
Muhammad Ibnu Abdi Brata (210101212)

DOSEN PENGAJAR:
Ns. Suci Amin, S. Kep, MMR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
T.A 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan
Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Prilaku jujur” ini terselesaikan dengan baik.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami
secara mendalam tentang Prilaku jujur seorang perawat. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penyusunan makalah berikutnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.

Pekanbaru, 14 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii


DAFTAR ISI........................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan.................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi prilaku jujur…………………………........................ 3


B. Pentingnya prilaku jujur dalam kehidupan sehari hari............. 3
C. Bentuk prilaku jujur dalam kegiatan akademik dan
non akademik............................................................................. 5
D. Karakteristik prilaku jujur pada diri seseorang......................... 11
E. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam berpri
laku jujur dalam kehidupan sehari-hari...................................... 13
F. Karakteristik perawat jujur......................................................... 13
G. Faktor pendukung dan penghambat perawat bersikap jujur...... 15
H. Strategi / langkah langkah dalam mengembangkan dan mene
Rapkan prilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 17
B. Saran ...................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kejujuran merupakan satu kata yang amat sederhana namun dizaman sekarang
menjadi sesuatu yang langka dan sangat tinggi harganya. Kejujuran merupakan bagian
dari sifat positif manusia. Kejujuran diikat dengan hati nurani manusia dan keduanya
itu merupakan anugerah dari Allah Swt. Dua elemen ini saling terkait, ketika ucapan
tak sesuai dengan kenyataan, hati menjadi risau karena ucapan dirasa tidak jujur. Jujur
memang indah, sikap jujur membuat hidup lebih tentram.

Berbagai alasan yang di kemukakan dan mendukung bahwa perawat harus berkata
jujur, yaitu bahwa berkata jujur merupkan hal yang penting dalam hubungan saling
percaya perawat – klient, klient mempunyai hak untuk mengetahui, berkata jujur
merupakan kewajiban moral, menghilangkan cemas dan penderitaan.

Perawat yang mengetahui tentang prinsip etik dan menerapkannya dalam


pelayanan  keperawatan kepada pasien akan menimbulkan kepuasan kepada pasien,
mempertahankan  hubungan antar perawat, pasien dengan petugas kesehatan lainnya,
sehingga klien merasa yakin  terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Pasien
merasa lebih aman dan merasa pelayanan  kesehatan yang diberikan berkualitas. 

1
B. Rumusan masalah
a. Apa definisi prilaku jujur?
b. Apakah prilaku jujur itu penting?
c. Bagaimana prilaku jujur dalam kegiatan akademik dan non akademik?
d. Bagaimana karakteristik prilaku jujur?
e. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan prilaku jujur dalam
kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengatahui lebih
mendalam tentang prilaku jujur.

D. Manfaat tulisan
Secara umum makalah ini memiliki manfaat sebagai pedoman untuk
berprilaku jujur.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi prilaku jujur

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jujur adalah sebuah kejujuran yang
tidak berbohong (berkata jujur), tidak curang (permainan dengan mengikuti aturan yang
berlaku). Kita bisa berlaku jujur dengan tindakan dan kata- kata. Kejujuran dapat dibagi
menjadi beberapa jenis sehubungan dengan bentuk sikap berikut ini:
1. Jujurlah pada dirimu sendiri
2. Jujur dalam perkataan
3. Jujur dalam berperilaku
4. Jujur saat berjanji

Secara umum, jujur merupakan sebuah sifat yang membutuhkan kesesuaian sikap
antara perkataan yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Artinya,
seseorang dapat dikatakan jujur jika ia mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan
sebenarnya, disertai tindakan yang seharusnya.

Menurut ahli Mohammad Mustari, pengertian jujur adalah suatu perilaku manusia yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain. Perilaku jujur
ini juga dapat memberikan manfaat di kehidupan kita seperti perasaan tenang, terbiasa
bertanggungjawab, dijauhkan dari perilaku melanggar norma, dan dapat dipercaya orang
lain.

B. Pentingnya prilaku jujur dalam kehidupan sehari hari

Manfaat dari berperilaku jujur jika benar- benar tercapai untuk dipraktekkan dan
digunakan secara jujur bahkan sejak usia dini. Sejak dini, kita harus mengajarkan perilaku

3
jujur kepada anak- anak. Seperti yang kita tahu bahwa kejujuran dapat dikatakan sebagai hal
yang paling penting sejak seseorang masih kecil. Itulah sebabnya sikap kejujuran itu berlaku
untuk diri sendiri dan juga orang lain.

Pentingnya bersikap jujur dalam kehidupan sehari hari ialah agar sejak dini kita
terbiasa untuk bersikap jujur dan tidak berbohong karna jika kamu tidak bersikap jujur kelak
dewasa nanti itu akan menjadi sifat burukmu. Jika sifat jujur yang dimiliki seseorang
ditanamkan sejak lahir maka banyak sekali manfaat atau hikmah yang akan didapat,
perasaan enak dan hati tenang, mendapatkan segala kemudahan, dijauhkan dari segala
marabahaya dan fitnah. Jika sudah terbiasa dalam menerapkan sifat jujur maka kehidupan
sehari-hari akan terasa tenang dan nyaman. Dalam kehidupan bersosial manusia tidak pernah
lepas dari kesalahan akan tetapi sifat jujur yang dimiliki akan sangat membantu jika
mengalami suatu masalah yang menguji kejujuran hatinya. Penerapan sifat jujur harus
dimulai sejak dini, melihat dari manfaat serta keutamaannya yang sangat penting dibutuhkan
dalam kehidupan bermasyarakat dan menjalankan tugas yang diembankn oleh masyarakat.

Jika kita berbuat jujur pada semua orang tetapi tidak pada diri kita sendiri, maka itu
artinya tidak adil terhadap diri kita sendiri. Ketika kita berlatih sikap jujur, secara alami kita
mendapat manfaat dari perilaku jujur dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadi cobalah
temukan manfaat perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari dan sangat berguna untuk
diterapkan untuk anak-anak sejak dini.

Berikut ini manfaat berperilaku jujur sekecil apapun dan dimanapun kita berada:

1. Bisa Meraih Kesuksesan


Seseorang tentu sangat bagus berperilaku untuk jujur. Bukan hal yang aneh bagi orang
yang jujur untuk berhasil. Salah satu manfaat jujur, bukan hanya sukses di tempat kerja,
bahkan Grameds bisa sukses dalam banyak hal di seluruh dunia. Orang yang jujur pasti
memiliki prinsip dalam hidupnya untuk terus melakukan kebaikan, termasuk kebaikan untuk
dirinya. Bagan orang yang jujur akan banyak memperoleh kepercayaan orang dan
membuatnya berkembang untuk menjadi orang sukses.

4
2. Dipercaya Banyak Orang
Salah satu manfaat bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari adalah bisa
mendapatkan kepercayaan banyak orang. Ketika seseorang memiliki kepercayaan, itu juga
dapat menguntungkan kita. Misalnya, katakanlah kita jujur dan seseorang mempekerjakan
kita. Dari sana kita bisa mendapatkan pekerjaan dan makanan. Manfaat berperilaku jujur
ini menunjukan betapa positifnya berperilaku jujur pada orang lain.

3. Terhindar Dari Fitnah


Salah satu manfaat jujur adalah mampu menciptakan kita untuk terhindar dari fitnah.
Ketika kita selalu amanah saat menyampaikan sesuatu, maka orang- orang akan memberikan
kepercayaannya dalam diri kita. Lalu, jika ada seorang yang mencoba berperilaku jelek
dengan memfitnah kita, maka orang lain pun tidak akan gampang terpengaruh lantaran telah
tahu bagaimana kejujuran kita. Perlu Grameds garis bawahi bahwa kepercayaan adalah hal
penting bagi seseorang untuk bersosialisasi, maka jujur adalah cara bijak seseorang untuk
bermasyarakat.

4. Merasakan Hidup Yang Damai dan Bahaya


Keuntungan lain dari bersikap jujur adalah Grameds dapat dengan mudah mendapatkan
kepercayaan dari orang lain. Semakin kita terbiasa berbicara dan bertindak jujur, maka hidup
kita akan semakin bahagia dan damai. Ketika tidak ada yang disembunyikan, pikiran
merasa tenang. Grameds tidak perlu menyembunyikan apa yang sudah terjadi. Hanya
tindakan jujur yang memberi kita energi positif. Energi positif yang mengelilingi kita
memiliki efek bahagia. Jadi jika ingin merasa senang dan tenang, kita bisa memulainya
dengan berperilaku jujur. Kita harus jujur tidak hanya dengan orang lain, tetapi juga dengan
diri kita sendiri. Setelah mengetahui manfaat perilaku jujur, ada baiknya kita
mempraktekkan berbagai perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.

C. Bentuk prilaku jujur dalam kegiatan akademik dan non akademik

1. Jujur dalam kegiatan akademik

Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia yang berpendidikan

5
tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat didalamnya, baik dari segi budaya, social
maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang dirancang untuk dapat
memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat luas. Keharusan
sekolah untuk menumbuhkan dan mengembangkan budaya yang kondusif bagi peningkatan
efektivitas sekolah pada umumnya dan efektivitas pembelajaran pada khususnya, yang
berpusat pada pengembangan peserta didik, lingkungan belajar yang kondusif, penekanan
pada pembelajaran.
Relasi pendidikan antara pendidik dengan anak didik merupakan hubungan yang
membantu karena selalu diupayakan agar ada motivasi pendidik untuk mengembangkan
potensi anak didik dan membantu anak didik untuk memecahkan masalahnya. Dikeluarga,
relasi antara orang tua dengan anak-anak merupakan relasi yang membantu. Karena itu
orang tua harus dengan sadar untuk mengembangkan potensi anak. Cara utama adalah orang
tua menciptakan situasi rumah yang kondusif untuk berkembang, belajar, berinisiatif,
berkreatif dan sebagainya. Dunia pendidikan kita menghadapi berbagai masalah yang sangat
kompleks yang perlu diperhatikan. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya tata
karma kehidupan sosial dan etika moral dalam praktek kehidupan sekolah yang
mengakibatkan sejumlah tanggapan negative yang amat merisaukan masyarakat. Dalam hal
ini sangat berhubungan dengan iklim sekolah jikalau hubungan sosial disekolah kurang baik
maka tidak ada saling hormat kepada kepala sekolah dengan guru, guru dengan pengawai
sekolah, guru dengan murid, murid dengan murid lainnya, kurang disiplin, kurang sopan
berpakaian, kurang disiplin menggunakan waktu dan tidak mengindahkan peraturan yang
sudah dibuat. Kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan sekolah baik itu
ruangan kelas siswa, maupun ruangan lainnya, perkelahian antar pelajar dan menggunakan
obat terlarang. Jikalau iklim sekolah kurang diperhatikan maka sangat mempengaruhi hasil
akademik siswa terutama nilai prestasi yang diterima akan tidak jujur, kurangnya disiplin
sekolah sehingga Siswa yang berhasil melalui cara-cara yang tidak jujur dengan cara
menyontek karya orang atau plagiasi hasil karya akademiknya, akan senantiasa dirasakan
dalam bentuk ketidak cakapan (incompetency) dalam dunia kerja atau dalam praktek-
praktek lainnya dalam kehidupannya kelak.
Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam lingkungan sekolah, baik
kejujuran pada diri sendiri maupun kejujuran kepada orang lain. nilai kejujuran tidak
terbatas pada kebenaran dalam melakukan pekerjaan atau tugas tetapi mencakup cara terbaik

6
dalam membentuk pribadi yang obyektif. tanpa kejujuran, kepercayaan tidak akan diperoleh.
oleh karena itu budaya jujur dalam setiap situasi dimanapun kita berada harus senantiasa
dipertahankan. Jujur dalam memberikan penilaian pada siswa, jujur dalam mengelola
keuangan, jujur dalam penggunaan waktu serta konsisten pada tugas dan tanggung jawab
merupakan pribadi yang kuat dalam menciptakan budaya sekolah yang baik. suasana yang
baik sangat mendukung terciptanya sekolah yang bermutu. Walaupun sarana prasarana
lengkap dengan adanya guru yang profesional jika suasana sekolah kurang baik maka sulit
sekali sebuah lembaga sekolahan tersebut menciptakan kejujuran akademik siswa.

Salah satu masalah dalam kejujuran akademik ini adalah sikap kecurangan dalam
menghadapi ujian maupun kegiatan akademik lainnya. Kecurangan akademik akan
memunculkan dalam diri siswa perilaku atau watak yang tidak percaya diri, tidak disiplin,
tidak bertanggung jawab, tidak kreatif, tidak berprestasi, tidak mau membaca buku pelajaran
tapi siswa lebih rajin membuat catatan kecil untuk bahan menyontek. Mengingat rumitnya
masalah ini, perlu ada upaya pelayanan untuk pengembangan diri dan potensi siswa yang
terarah. Dewasa ini sifat kejujuran dan semangat berusaha dikalangan siswa telah semakin
luntur. Mencontek pada saat ulangan adalah perbuatan tercela, maka sebaiknya guru
langsung tegas bertindak. Bukan malah memberi kebebasan anak untuk mencontek. Selain
sebagai tolak ukur seberapa tingkat kepahaman anak dalam belajar, alangkah baiknya
ulangan sebagai ajang kesadaran meningkatkan prestasi anak dengan kemandirian, usaha
belajar dan kejujuran anak). Manfaat pembiasaan jujur dalam menghadapi ulangan adalah
tumbuhnya budaya belajar yang tinggi pada diri anak, sehingga ada kebanggaan tersendiri
ketika mampu memetik nilai yang memuaskan.
Bila sikap jujur sudah terpatri, perilaku anak jadi berbeda mengarah ke akhlak yang
lebih baik dan berbudi pekerti siswa yang tidak lagi khawatir untuk menghadapi ujian.
Mereka dengan santai dan tenang menghadapi pelajaran atau ujian walaupun tanpa
persiapan. berapa banyak siswa yang tidak khawatir akan diberi sanksi oleh guru jika
mereka tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. berapa banyak siswa yang
dengan tenangnya mencontek teman atau membuat contekan pada saat ujian agar
memperoleh nilai yang memuaskan atau minimal mencapai batas ketuntasan. Sepertinya
mereka tidak mengenal kata malu. mereka tidak malu untuk tidak mengerjakan tugas, tidak
malu jika tidak dapat menjawab pertanyaan guru, dan tidak malu jika tidak dapat

7
menjelaskan materi yang telah dipelajarinya, dan tidak canggung untuk mencontek pada saat
ujian. Mereka “enjoy saja yang penting happy” seperti motto sebuah iklan produk di televisi.
Yang lebih hebohnya lagi sebuah instasi pendidikan yang melakukan perbuatan curang
dalam unas demi mengangkat nama baik sekolah. Contohnya guru membantu dalam
mengerjakan soal dan jawaban disebarkan kepada siswa-siswanya, supaya nilai dari
anakanaknya baik, sehingga sekolah mendapat predikat tinggi.

1. Untuk memahami lebih praktis perilaku kejujuran, seringkali akan lebih mudah bagi kita
menunjukkan macam tindakan-tindakan ketidakjujuran dalam kerangka pendidikan. Perilaku
tidak jujur dalam konteks pendidikan antara lain:
Plagiarisme (plagiarism). Sebuah tindakan mengadopsi atau mereproduksi ide, atau kata-
kata, dan pernyataan orang lain tanpa menyebutkan nara sumbernya.
Plagiarisme karya sendiri (self plagiarism). Menyerahkan/mengumpulkan tugas yang sama
lebih dari satu kali untuk mata pelajaran yang berbeda tanpa ijin atau tanpa memberitahu
guru yang bersangkutan.

2. Manipulasi (fabrication). Pemalsuan data, informasi atau kutipan-kutipan dalam tugas-


tugas akademis apapun.

3. Pengelabuan (deceiving). Memberikan informasi yang keliru, menipu terhadap guru


berkaitan dengan tugas-tugas akademis, misalnya, memberikan alasan palsu tentang
mengapa ia tidak menyerahkan tugas tepat pada waktunya, atau mengaku telah menyerahkan
tugas padahal sama sekali belum menyerahkannya.

4. Menyontek (cheating). Berbagai macam cara untuk memperoleh atau menerima bantuan
dalam latihan akademis tanpa sepengetahuan guru. Penyontekan yaitu kegiatan yang
dilakukan dengansadar (sengaja) atau tidak sadar oleh seorang pesertas ujiah. Kegiatan ini
dapat mencakup : Mencontoh hasil kerja milik peserta ujian lain, Berkomunikasi selama
ujian berlangsung, baik secara langsung atau dengan media lainnya tanpa seizin pengawas
ujian, Memberikan hasil jawaban ujian kepada siswa lainnya.

8
5. Sabotase (sabotage). Tindakan untuk mencegah dan menghalang-halangi orang lain
sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan tugas akademis yang mesti mereka kerjakan.
Tindakan ini termasuk di dalamnya, menyobek/menggunting lembaran halaman dalam
buku-buku di perpustakaan, ensiklopedi,dll, atau secara sengaja merusak hasil karya
orang lain.

6. Perilaku ketidak jujuran akademis ini telah banyak terjadi di dalam lingkup pendidikan,
mulai dari lingkup sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dengan kadar pelanggaran yang
berbeda. Pada masa kini, dalam lingkup akademik, perilaku ketidakjujuran akademis seperti
ini dipandang sebagai perilaku negatif yang tidak terpuji.

7. Pelanggaran Akademik
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggran akademik antara lain
sebagai berikut :

a. Menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat bantu studi
lainnya pada waktu ujian tanpa izin dari Instruktur atau Dosen yang berkepentingan;
b. Mengganti, mengubah, memalsukan nilai atau transkrip akademik, Kartu Tanda
Mahasiswa (KTM), tugas-tugas dalam rangka perkuliahan, keterangan, laporan, atau
tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik.
c. Menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya hal yang tidak
diperbolehkan dalam kegiatan akademik.
d. Menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata atau karya sendiri
dalam suatu kegiatan akademik.
e. Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara lain dengan cara
membujuk, memberi hadiah atau mengancam dengan maksud mempengaruhi penilaian
terhadap prestasi akademik.
f. Menggantikan kedudukan atau melakukan tugas/kegiatan untuk kepentingan orang lain
dalam kegiatan akademik, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri, seperti;
ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya.
g. Menyuruh orang lain baik sivitas akademika Ubaya maupun di luar Ubaya untuk
menggantikan kedudukan atau melakukan tugas-tugas atau kegiatan baik untuk

9
kepentingan sendiri maupun kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik, seperti
ujian, kegiatan atau tugas akademik lainnya;
h. Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kepatutan dalam kehidupan
masyarakat akademik.

2. Jujur Dalam Kegiatan Non Akademik

Kejujuran non akademik bearti mengatakan sesuatu dengan benar, berarti tidak
membohongi orang tua, tidak membohongi tetangga, tidak membohongi teman, tidak
membohongi mayarakat,tidak membohongi siapa pun “berkaitan dengan kegiatan non-
akademik”. Melakukan perbuatan dengan benar: tidak menipu orang lain, tidak mengambil
hak orang lain, tidak mencurangi orang lain, tidak mengkhianati orang lain, tidak
mengingkari janji , tidak korupsi.
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran non akademik adalah
sebagai berikut :
a. Mengucapkan dan/atau menuliskan kata-kata kotor dan keji yang ditujukan kepada
lembaga, para dosen, karyawan, sesama mahasiswa dan tamu Ubaya.
b. Membawa senjata dalam bentuk apapun di dalam kampus maupun di dalam kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan atau yang menyangkut nama Ubaya, kecuali mendapat
izin dari Rektor.
c. Membawa dan/atau menggunakan segala macam bahan kimia yang berbahaya dalam
bentuk apapun terutama napza (Narkotika, Psikotropika & Zat Aditif) di dalam kampus
maupun di dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Ubaya atau yang
menyangkut nama Ubaya, kecuali bahan kimia yang digunakan untuk keperluan
keperluan praktikum.
d. Membuat keributan atau kegaduhan, pertengkaran atau perkelahian, perusakan sarana
dan prasarana kampus serta tindakan-tindakan lain yang dapat menimbulkan
terganggunya keamanan dan ketertiban kampus.
e. Melakukan segala kegiatan dan/atau mengeluarkan ucapan atau tulisan yang menjurus ke
arah pertentangan suku, agama, ras dan antar-golongan.
f. Melakukan perjudian di lingkungan kampus.
g. Melakukan tindakan dan perbuatan pelecehan dan pelanggaran seksual atau perbuatan

10
yang bertentangan dengan kesusilaan.

D. Karakteristik perilaku jujur pada diri seseorang

1. Bisa Meraih Kesuksesan


Bisa berpegang teguh pada kejujuran adalah hal yang luar biasa. Tak jarang orang yang
jujur pun bi HHsa menjadi sukses. Tidak hanya bisa sukses dalam pekerjaan, namun salah
satu manfaat perilaku jujur adalah mendapatkan kesuksesan dalam berbagai hal di dunia.

2. Dipercaya Banyak Orang


Salah satu manfaat perilaku jujur ketika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah
mendapatkan kepercayaan dari banyak orang. Ketika dipercaya seseorang, hal ini juga bisa
menjadi sebuah keuntungan untuk kita. Katakanlah karena kita jujur ada seseorang yang
kemudian mempekerjakan kita. Dari situ kita bisa mendapatkan pekerjaan dan rezeki. Hal
yang sangat positif bukan?

3. Terhindar dari Fitnah


Salah satu manfaat perilaku jujur bisa membuat kita terhindar dari fitnah. Ketika kita
selalu jujur dalam mengatakan sesuatu, orang-orang akan menaruh percaya pada diri kita.
Lalu, ketika ada seseorang yang mencoba berperilaku buruk dengan memfitnah kita, orang
lain pun takkan mudah terpengaruh karena sudah memahami kejujuran kita.

4.Merasakan Hidup yang Damai dan Bahagia


Manfaat perilaku jujur lainnya adalah kita bisa mendapatkan kepercayaan orang lain
dengan mudah. Ketika kita terbiasa berbicara serta berperilaku jujur, maka hidup kita akan
lebih bahagia serta damai. Ketika kita tidak memiliki hal yang disembunyikan, maka hati
pun terasa damai. Kita tidak perlu menutupi sesuatu hal yang sudah terjadi. Tak sampai
sana, perilaku jujur pun akan memberikan kita energi positif.

5. Mengakui Kesalahan
Saat kita melakukan kesalahan, kita perlu jujur untuk mendapatkan ketenangan.
Kesalahan yang besar, ataupun kesalahan yang sangat kecil sekalipun, jika kita sembunyikan

11
akan membuat hati tidak tenang. Jadi, jangan sampai kesalahan akan menjadi bola api yang
membuat kita terpuruk di masa mendatang saat tidak menerapkan perilaku jujur.

6. Mengembalikan yang Bukan Hak


Salah satu perilaku jujur yang patut dilakukan dan diperhatikan adalah mengembalikan
sesuatu yang bukan hak. Ketika kita menemukan dompet di jalan, misalnya. Sebaiknya kita
langsung menghubungi orang yang bersangkutan dan mengembalikan dompet tersebut. Atau
ketika ada seseorang yang menitipkan kita untuk membantunya berbelanja. Jika memang
ternyata akan ada uang kembalian, maka kita wajib untuk memberikan uang kembalian
tersebut secara keseluruhan.

7. Tidak Mencuri Barang Milik Orang Lain


Salah satu perilaku jujur yang patut untuk dilakukan di aktivitas harian adalah dengan
tidak mencuri barang milik orang lain. Hal ini bahkan kerap terjadi di keluarga. Mungkin tak
bisa dikatakan 100 persen mengambil. Namun, dengan meminjam barang keluarga tanpa
izin pun bukanlah sebuah hal yang mulia. Banyak anggota keluarga yang akhirnya
bertengkar karena meminjam barang tanpa izin kepada pemiliknya. Jadi, sebaiknya kita
berhenti untuk melakukan sifat yang tidak baik ini. Mungkin kita merasa sudah dekat untuk
memakai barang keluarga kita. Kendati demikian, orang yang memiliki barang tersebut
belum tentu merasa rela untuk meminjamkannya tanpa izin. Jadi, yuk mulai membiasakan
diri untuk meminta izin ketika ingin meminjam barang siapapun.

8. Mengakui Kesalahan
Ya, mengakui kesalahan adalah salah satu perilaku jujur. Ketika melakukan hal ini di
masyarakat, hati kita akan merasa tenang. Dengan mengakui kesalahan ketika tidak tertib lalu
lintas dan ditilang polisi, misalnya. Ketika kita melanggar, tentu saja hal hukuman bisa
datang. Jika memang kita terkena hukuman, hal yang patut dilakukan adalah mengakuinya.
Ketidakpatuhan kita terhadap lalu lintas bisa menyebabkan nyawa orang lain dalam bahaya.
Jadi, jika ini terjadi, sebaiknya kita mengakui kesalahan dan berkata jujur.

12
E. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam berprilaku jujur dalam
kehidupan sehari-hari.

Faktor penghambat berprilaki jujur dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut:
1. Kamu sudah terbayang akan ejekan orang sekitar
2. Merasa nyaman berbohong karena merasa hidup tidak pernah sulit
3. Takut dijauhi orang-orang sekitar
4. Tidak mau mendengarkan nasihat
5. Takut kalau mendapat hukuman

Faktor-faktor yang mendukung berprilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari antara lain
sebagai berikut:
1. kepercayaan bahwa Allah maha mengetahui.
2. kepercayaan bahwa Allah maha mendengar.
3. didikan kedua orang tua dan orang sekitar.
4. menjadikan sifat wajib rasul sebagai tambahan di keseharian nya.
5. apa saja yg didengar dan dilihat sehingga dia juga menirukan nya.

F. Karakteristik perawat jujur

1. Otonomi
Kita tahu bahwasanya setiap individu memiliki hak asasi dan memiliki hak untuk
berpendapat. Tentu saja mereka pun akhirnya memiliki prinsip, teori dan cara berfikir yang
berbeda. Dimana teori yang mereka miliki akan mempengaruhi sebuah keputusan. Jadi
seorang perawat dituntut untuk bisa menerapkan hak kemandirian dan kebebasan terhadap
orang lain, dan tidak menuntut atau membeda-bedakan dengan orang lain.

2. Bersikap baik
Etika keperawatan yang tidak kalah penting adalah berbuat baik. Perbuatanatau sikap baik
akan meminimalisir kesalahan dan kejahatan.

13
3. Justice
Penting juga seorang perawat memiliki sikap adil terhadap orang lain. Perawat tetap
menjunjung prinsip moral, kemanusiaan dan legal. Tentu saja sikap keadilan mengacu pada
standar praktek dan keyakinan yang sesuai dengan prinsip moral.

4. Tidak merugikan
Etika keperawatan tidak merugikan orang lain atau non-maleficence. Konteks tidak
merugikan bagi perawat adalah tidak menyebabkan bahaya dan cedera fisik maupun psikologi
bagi para pasiennya. Misalnya, pasien ingin melakukan olahraga, padahal dia memiliki
penyakit yang tidak membolehkan dia terlalu aktif bergerak.

5. Kejujuran
Kejujuran juga menjadi etika keperawatan yaitu dengan memberikan informasi secara
objektif, akurat dan komprehensif terhadap pasien mereka. Tugas seorang perawat pun juga
dituntut agar pasien bisa memahami apa yang disampaikan oleh perawat.

6. Menepati Janji
Etika keperawatan yang lain adalah menepati janji pasien. Wujud menepati janji yang
dimaksud adalah upaya perawat untuk menghargai setiap komitmen untuk orang lain.

7. Menjaga Rahasia
Dalam dunia medis, etika keperawatan yang paling penting adalah menjaga rekam medis
pasien, yang sangat menjunjung kerahasiaan. Karena kerahasiaan pasien adalah privasi
mereka.

8. Akuntabilitas
Etika keperawatan juga memiliki peran dan tanggungjawab dalam setiap tindakan agar
tetap professional. misalnya, harus berhati-hati agar tidak salah memberikan dosis obat kepada
pasien.

14
G. Faktor pendukung dan penghambat perawat bersikap jujur

1. Faktor-faktor yang menghambat perawat bersikap jujur antara lain:


a. Sarana prasarana
b. Pengakuan / penghargaan (reward)
c. Beban kerja
d. Pengetahuan perawat
e. Kerjasama ( Teamwork )

2. Faktor-faktor yang mendukung perawat berprilaku jujur antara lain:


1. Membentuk sistem nilai humanistik - Altruistik.
Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai
kemanusiaan (humanistik) dan perilaku yang mementingkan kepentingan orang lain
diatas kepentingan pribadi (altruistik). Hal ini dapat dikembangkan melalui
pemahaman nilai yang ada pada diri seseorang, keyakinan ,interaksi, dan kultur serta
pengalaman pribadi.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
Pemahaman ini diperlukan untuk menekankan pentingnya obat-obatan untuk curative,
perawat juga perlu memberitahu individu alternative pengobatan lain yang tersedia.
Mengembangkan hubungan perawat dan klien yang efektif, perawat memiliki perasaan
optimis, harapan, dan rasa percaya diri.
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
Seorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi
dan orang lain serta bersikap lebih baik. Perawat juga perlu memahami pikiran dan
emosi orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
Ciri hubungan helping-trust adalah empati, dan hangat. Hubungan yang harmonis
haruslah hubungan yang dilakukan secara jujur dan terbuka.

15
5. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan negatif.
memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan pasien.
6. Menggunakan proses pemecahan masalah kreatif.
Penyalesaian masalah untuk pengambilan keputusan perawat menggunakan metode
proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada pasien.
7. Meningkatkan belajar mengajar transpersonal.
Memberikan asuhan mandiri,menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan
kesempatan untuk pertumbuhan personal pasien.
8. Menyediakan lingkungan yang suportif, protektif, atau memperbaiki mental, fisik,
sosiokultural, dan spiritual. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan
eksternal pasien terhadap kesehatan kondisi penyakit pasien.
9. Membantu memuaskan kebutuhan manusia. Perawat perlu mengenali kebutuhan
komperhensif diri sendiri dan pasien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai
sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.

H. Strategi / langkah-langkah dalam mengembangkan dan menerapkan


prilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.

Inilah sejumlah cara yang dapat diterapkan untuk berperilaku jujur dan adil:
1. Menanamkan di dalam pikiran bahwa kejujuran bisa membangun kepercayaan dari orang
lain. Nah, kepercayaan dari orang lain bisa menjadi modal penting untuk meraih
kesuksesan di masa depan.
2. Berpikir kritis terhadap pemberitaan yang beredar di masyarakat. Pasalnya, belum tentu
berita itu adalah benar dan faktual. Jangan pernah menyebarkan berita yang tidak benar.
Karena dengan demikian, kita secara tidak langsung menyetujui kebohongan dan
menimbulkan fitnah di tengah masyarakat.

3. Melatih diri untuk mengatakan kebenaran, tak peduli seburuk apa pun itu.
4. Tidak menggunakan kebohongan sebagai candaan. Pasalnya, dari 1 kebohongan kecil
akan timbul kebohongan-kebohongan kecil sampai besar lainnya.
5. Menerapkan standar yang sama untuk setiap orang tanpa membeda-bedakan suku, agama,
latar belakang ekonomi, sosial, dan politik.

16
6. Menghargai hak orang lain dan memberikan mereka hak masing-masing dengan benar.
7. Memperlakukan orang lain dengan seimbang sesuai proporsi masing-masing

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jujur adalah sebuah kejujuran yang tidak berbohong (berkata jujur), tidak curang
(permainan dengan mengikuti aturan yang berlaku). Kita bisa berlaku jujur dengan
tindakan dan kata- kata. Ada beberapa kejujuran yaitu Jujurlah pada dirimu sendiri,
Jujur dalam perkataan, Jujur dalam berperilaku dan Jujur saat berjanji.
jika sifat jujur yang dimiliki seseorang ditanamkan sejak lahir maka banyak sekali
manfaat atau hikmah yang akan didapat, perasaan enak dan hati tenang, mendapatkan
segala kemudahan, dijauhkan dari segala marabahaya dan fitnah. Jika sudah terbiasa
dalam menerapkan sifat jujur maka kehidupan sehari-hari akan terasa tenang dan
nyaman. Dalam kehidupan bersosial manusia tidak pernah lepas dari kesalahan akan
tetapi sifat jujur yang dimiliki akan sangat membantu jika mengalami suatu masalah
yang menguji kejujuran hatinya. Penerapan sifat jujur harus dimulai sejak dini, melihat
dari manfaat serta keutamaannya yang sangat penting dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat dan menjalankan tugas yang diembankn oleh masyarakat.

B. SARAN

Sebagai manusia yang baik kita harus jujur sebab bersifat jujur memberikan
ketenangan dalam diri sendiri, dan membuat kita lebih mengenal diri kita sendiri
dalam beragam situasi. Membuat kita memahami kelebihan dan kekurangan diri.
Sehingga kita dengan mudah bisa memutuskan apa yang baik dan apa yang buruk bagi
diri kita sendiri. Dan sebagai seorang perawat kita juga harus jujur karena berbagai
alasan yang di kemukakan dan mendukung bahwa perawat harus berkata jujur, yaitu
bahwa berkata jujur merupkan hal yang penting dalam hubungan saling percaya
perawat – klient, klient mempunyai hak untuk mengetahui, berkata jujur merupakan
kewajiban moral, menghilangkan cemas dan penderitaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,E.M.2000. Jurnal Ilmu keperawatan. Komunikasi teraupetik .


Jakarta:EGC

Aspiani, R, Y. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan komunikasi keperawtan ,


Aplikasi NANDA NIC dan NOC. Jakarta: TIM.

Usilowati, D.M.N., Keliat, A.B., & Wardani, Y.I. (2014). Kode etik keperawatan
Marzoeki  Bogor

18

Anda mungkin juga menyukai