Anda di halaman 1dari 18

H al am an J u d ul

PENGEMBANGAN DESAIN TEKNOLOGI


PEMBELAJARAN

MAKALAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Desain


Teknologi Pendidikan Islam Program Magister Konsentrasi Manajemen
Pendidikan Islam

Oleh:
HAIDIR ALI RAPSANJANI
(801202054)

Dosen Pengampu:
Dr. Musa, M.Pd.

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan Desain Teknologi Pembelajaran” dengan tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Pengembangan Desain Teknologi Pendidikan Islam.
Kami  menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Berkat dorongan dan bimbingan
tersebut, semua rintangan dan hambatan tersebut dapat kami atasi. Pada
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Musa, M.Pd., selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Desain Teknologi Pendidikan
Islam.
     Dengan segala kerendahan hati kami mengakui makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, karena pengetahuan, kemampuan dan pengalaman kami yang
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, apabila ada saran dan kritik dari semua
pihak akan kami terima dengan tangan terbuka untuk perbaikan  makalah ini di
masa mendatang. Walaupun demikian, kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Muara Bulian, Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................i

Kata Pengantar........................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Desain Pembelajaran.....................................................................................3

B. Pengembangan Desain Teknologi Pembelajaran..........................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................10

A. Kesimpulan..................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi pendidikan (teknologi pembelajaran)
menghasilkan berbagai konsep dan praktik pendidikan yang banyak
memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Kenyataan ini menimbulkan
persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan
media sebagai sarana untuk mempermudah dalam menyampaikan informasi atau
bahan ajar.
Teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran bermanfaat untuk
memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap
mendisain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi,
penilaian program, dan penilaian hasil belajar. Teknologi dalam pendidikan
merupakan penggunaan media sebagai sumber atau sarana dalam proses
pembelajaran untuk mempermudah pencapaian.
Kemajuan dan peranan teknologi sudah demikian meningkat, sehingga 
penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media pendidikan dan
pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan penggunaan
alat-alat bantu mengajar, alat-alat bantu peraga pendidikan, audio, visual, dan
audio-visual serta perlengkapan peralatan kerja lainnya. Kemajuan teknologi
memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang
proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien bagi
siswa.
Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan
pembelajaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Guru pun
dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan desain pembelajaran yang
tentunya akan melibatkan teknologi pendidikan tersebut. Dan penulis akan
mencoba sedikit mengurainya dalam tulisan yang sederhana ini.
Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara
individual saja atau usaha guru kepada murid saja. Melainkan juga usaha-usaha

1
2

yang dilakukan oleh guru dalam mengelola pendidikan di sekolah, usaha-usaha


yang dilakukan guru dalam mengelola siswa di rumah maupun juga mengelola di
siswa di lingkungan masyarakat. Anak didik berbeda-beda, bukan hanya
dipengaruhi oleh bakat dan minat saja, melainkan dipengaruhi banyak hal. Dari
faktor banyak hal tersebut seorang guru dituntut untuk lebih menguasai
kesemuanya itu. Dari sinilah desain pembelajaran serta desain teknologi
pembelajaran hadir untuk mempersiapkan dan untuk memudahkan guru dalam
melaksanakan tugasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran?
2. Bagaimana pengembangan desain teknologi pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan desain pembelajaran.
2. Untuk mengetahui bagaimana desain teknologi pembelajaran..
BAB II
PEMBAHASAN

A. Desain Pembelajaran
1. Pengertian Desain Pembelajaran
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa
Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan
dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi
pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu persiapan
menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah
atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan
tertentu. Herbert Simon, mengartikan desain sebagai proses pemecahan
masalah. Kata “desain” berarti membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana
pendahuluan. Sedang “Pengembangan” berarti membuat tumbuh secara teratur
untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif dan
sebagainya. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam
memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang,
misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses.
Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori
tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya.
Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi
pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk
berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem,
desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem
pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Desain pembelajaran sebagai proses. merupakan pengembangan sistematis
tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran dan
teori belajar untuk menjamin mutu pembelajaran.

3
4

Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan


dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adalah
pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan,
serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Untuk memahami lebih jauh tentang
teori dan aplikasi desain pembelajaran.
Desain Pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan
secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status
awal dari pemahaman peserta didik, rumusan tujuan pembelajaran dan merancang
“perlakuan” berbasis media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses
ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis
dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis
komunitas.

2. Urgensi Desain Pembelajaran


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, desain atau perencanaan merupakan
sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang akan melaksanakan tugas
atau pekerjaannya, termasuk guru yang memiliki tugas/pekerjaan mengajar
(mengelola pengajaran). Supaya seorang guru dapat menyusun perencanaan
pengajaran dengan baik, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran
dan memahami strategi pengajaran.
Desain pembelajaran dirancang sebagai proses yang sistematis untuk
memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan
pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber
pembelajaranyangdapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan.
Desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, di
mana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang.
Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh dua factor yakni
factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang berkaitan
dengan kondisi yang dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti
kemampuan dasar, gaya belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap
5

individu yang belajar. Factor eksternal adalah factor yang datang dari luar
individu, yakni berkaitan dengan penyediaan  kondisi atau lingkungan yang
didesain agar siswa belajar. Desain pembelajaran berkaitan dengan factor
eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan dan kondisi yang memungkinkan
siswa dapat belajar. Menurut Gagne, kondisi internal dapat dibangkitkan oleh
pengaturan kondisi eksternal.
Sejalan dengan hal itu, Shambaugh menjelaskan tentang desain
pembelajaran yakni sebagai “An intellectual process to help teachers
systematically analyze learner needs and construct structures possibilities to
responsively address those needs” Jadi dengan demikian, suatu desain
pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran
kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut.
Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai
perbaikan pembelajaran, upaya memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali
dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan
pendekatan system. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana
seseorang belajar untuk merencanakan sebuah desain pembelajaran yang diacukan
pada siswa secara perorangan. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada
ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu perlunya sebuah metode
capaian pembelajaran, diantaranya :
a. Perbaikan kualitas pembelajaran
b. Pembelajaran dirancang dengan perbaikan system
c. Desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seorang belajar
d. Desain pembelajaran harus diacukan pada tujuan

B. Pengembangan Desain Teknologi Pembelajaran


1. Hakikat Desain Teknologi Pembelajaran
Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktik pendidikan dan gerakan
komunikasi audio visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai
teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan
6

sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan
alat bantu audio-visual. Teknologi pembelajaran merupakan gabungan dari tiga
aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi
pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan. Mengingat luasnya
tentang kajian teknologi pembelajaran maka dalam uraian ini akan dibahas
tentang desain teknologi pembelajaran.
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan
untuk menciptakan strategi dan produk. Lingkup desain bermula dari gerakan
psikologi pembelajaran, terutama diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954)
tentang teori pembelajaran berprogram (programmed instructions). Selanjutnya,
pada tahun 1969 dari pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang
preskriptif tentang desain turut memicu kajian tentang desain.
Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti
“Learning Resource and Development Center” pada tahun 1960 semakin
memperkuat kajian tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-
an, Robert Glaser, selaku Direktur dari Learning Resource and Development
Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai inti
dari Teknologi Pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat desain dapat disederhanakan sebagai
proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain ialah untuk menciptakan
strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada
tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul. Desain dalam Teknologi
Pendidikan paling tidak meliputi empat cakupan utama yang akan diuraikan pada
bagian selanjutnya.

2. Ruang Lingkup Desain Teknologi Pembelajaran


Desain atau perancangan teknologi pembelajaran mencakup penerapan
berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau
mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara
sistemik dan sistematik. Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari
teori dan praktek, yaitu: (1) desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3)
7

strategi pembelajaran; dan (4) karakteristik peserta didik.

a. Desain Sistem Pembelajaran


Menurut Seels dan Richey, desain sistem pembelajaran yaitu prosedur
yang terorganisasi dan sistematis untuk:
1) Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari)
2) Perancangan (proses penjabaran bagaimana cara  mempelajarinya)
3) Pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-
bahan belajar)
4) Pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan
5) Penilaian (proses penentuan  ketepatan pembelajaran).
Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan
interaktif yang menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi
sebagai alat untuk saling mengontrol, semua langkah–langkah tersebut harus
tuntas.  Dalam desain sistem pembelajaran, proses sama pentingnya dengan
produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada proses.
Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck  dalam Suparman
pengembangan instruksional adalah suatu cara yang sistematis untuk
mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud pengembangan instruksional
adalah produksi dan penggunaan media instruksional, evaluasi instruksional dan
pengelolaan instruksional. Jadi pengembangan instruksional merupakan salah satu
teknologi perangkat lunak (sofware technology) yang canggih untuk membangun
sistem instruksional yang berkualitas tinggi.

b. Desain Pesan
Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan
agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan
prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap. 
Fleming dan Levie,  membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol
yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan
berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual, urutan, halaman dan layar
8

secara terpisah. Desain pesan harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun
tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan
akan berbeda, tergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau
kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga
apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap,
pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan. Dengan demikian
desain pesan ini melibatkan perancangan untuk menentukan jenis media dan
format sajian yang paling menarik untuk menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran kepada peserta didik.

c. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata
pelajaran. Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen
pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran tergantung
pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.
Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun
kegiatan pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat
mateteri, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk
mencapai kompetensi pembelajaran.

d. Karakteristik Peserta Didik


Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta
didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik
peserta didik mencakup keadaan sosio-psiko-fisik peserta didik. Secara
psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik peserta didik yaitu 
berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat potensial maupun
kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta aspek-
aspek kepribadian lainnya.

3. Konsep Pengembangan Desain Pembelajaran


9

Seiring dengan perkembangan pesat teknologi pembelajaran tersebut,


berkembang pula tempat kerja para teknolog pembelajaran. Hal ini juga
mempunyai dampak terhadap keyakinan, nilai-nilai dan prioritas dalam bidang
teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran telah berkembang dari sekedar
keterampilan menjadi profesi dan kemudian menjadi bidang kajian.
Lebih lanjut, pengembangan desain teknologi pembelajaran berarti proses
penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan
mencakup pengembangan teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi
berbasis komputer dan multimedia.
Pengembangan desain teknologi pembelajaran berakar pada produksi
media. Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media
ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan
alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului film, namun
pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-visual ke era
teknologi pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk
kegiatan pembelajaran (teknologi audio-visual).
Selama Perang  Dunia II, banyak jenis bahan belajar yang diproduksi 
terutama film untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru
digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama akhir
tahun 1950- an dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprograma mulai
digunakan untuk pembelajaran.  Sekitar tahun 1970-an komputer mulai digunakan
untuk pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi mode di sekolah. Selama
tahun 1980-an teori dan praktek di bidang pembelajaran yang berlandaskan
komputer berkembang seperti jamur dan sekitar tahun 1990-an multimedia
terpadu yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini.
Di dalam pengembangan desain teknologi pembelajran terdapat
keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap
desain pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan
pengembangan terjadi karena pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran
yang didorong oleh teori, manifestasi fisik dari teknologi - perangkat keras,
perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
10

a. Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan
bahan, seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui
pencetakan mekanis atau photografis.[19] Teknologi ini menjadi dasar untuk
pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil
teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer  adalah suatu
contoh  penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut
dicetak dalam bentuk “cetakan” guna keperluan pembelajaran merupakan contoh
penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual.
Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat tlergantung pada
teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia dan teori
belajar. Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
1) Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang.
2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif.
3) Keduanya berbentuk visual yang statis.
4) Pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan
persepsi visual.
5) Keduanya berpusat pada pembelajar.
6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

b. Teknologi Audio-Visual
Teknologi audio-visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-
pesan audio dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah
karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan
audio-visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali
suara, dan penayangan visual yang beukuran besar. Pembelajaran audio-visual
didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan belajar yang berkaitan
dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif
11

tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol


sejenis.
Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1) Bersifat linier
2) Menampilkan visual yang dinamis
3) Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan
oleh desainer/pengembang.
4) Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan
abstrak.
5) Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan
kognitif.
6) Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar si
pembelajar.

c. Teknologi Berbasis Komputer


Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan  perangkat yang bersumber pada
mikroprosesor. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan
informasi kepada peserta didik melalui tayangan di layar monitor.
Aplikasi-aplikasi dalam komputer hampir seluruhnya dikembangkan
berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang
lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat
bersifat: tutorial, pembelajaran utama diberikan, latihan dan pengulangan untuk
membantu peserta didik mengembangkan kefasihan dalam bahan belajar yang
telah dipelajari sebelumnya, permainan dan simulasi   untuk memberi kesempatan
menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan sumber data yang
memungkinkan peserta didik untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata
cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal.
Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat
lunak  biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :
12

1) Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier


2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping
menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
3) Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan
menggunakan kata, simbol maupun grafis.
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan
5) Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat interaktivitas
tinggi.

d. Multimedia (Teknologi Terpadu)


Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi
dan menyampaikan bahan dengan memadukan  beberapa jenis media yang
dikendalikan komputer. Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi
multimedia ini, khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi
tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam
sumber belajar.
Pembelajaran dengan multimedia atau teknologi terpadu ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1) Dapat digunakan secara acak, disamping secara. Linier
2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping
menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi peserta didik, dan di
bawah kendali peserta didik.
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam
pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran.
5) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif
sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
6) Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik yang tinggi
7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak
sumber media.
13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perlunya desain pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan
pembelajaran, upaya memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Desain teknologi pembelajaran mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan
prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau
kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan sistematik. Kawasan
desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (1) desain
sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran; dan (4)
karakteristik peserta didik. Pengembangan desain teknologi pembelajaran
berarti proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.
Pengembangan desain teknologi pembelajaran mencakup pengembangan
teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan
multimedia. Pengembangan desain teknologi pembelajaran berakar pada produksi
media. Di dalam pengembangan desain teknologi pembelajran terdapat
keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap
desain pesan maupun strategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan
pengembangan terjadi karena pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran
yang didorong oleh teori, manifestasi fisik dari teknologi - perangkat keras,
perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.

B. Saran
Makalah ini dibuat dari beberapa sumber buku yang berkaitan dengan
judul makalah ini. Namun, penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna. Banyak kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik para pembaca untuk memperbaiki
makalah ini agar lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. 

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana


Prenada  Media Group, 2008.

Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. Instructional Technology, The Definition And


Domains Of The Field, Terjemahan Dewi S Prawiradilaga, R. Rahardjo,
Yusufhadi Miarso. Jakarta: IPTPI & LPTK, 2000.

Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas


Terbuka, 2004.

Susilo, Muh. Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2007.

Uno, Hamzah B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi


Aksara 2006

11

Anda mungkin juga menyukai