Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP UMUM METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN


KUANTITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengampu: Ulfa Dina Novienda, S.Sos.I, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Awaliyatul Mufidah 201101010001


2. Riya Nafs Al Zakiyah 201101010017
3. Waffiq Azizah 201101010022
4. Imam Zarkhasy 201101010024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

POGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JEMBER

SEPTEMBER 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Konsep Umum Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif ” dan juga
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan umat islam yakni baginda
Rasulullah SAW, beserta keluarga dan pera sahabatnya.

Adapun tujuan dari penulisan ini guna memenuhi tugas dari Ibu Dosen Ulfa Dina
Novienda, S.sos.I, M.Pd selaku pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian. Makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca serta penulis.

Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Dosen Ulfa Dina
Novienda, S.sos.I, M.Pd yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi yng penulis tekuni. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan ataupun kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat di
dalam perkembangan dunia pendidikan

Jember, 16 september 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian Metode Penelitian ................................................................................. 3


B. Pengertian Metode Penelitian Kualitatif ................................................................. 4
C. Pemahaman Pendekatan Kuantitatif dan Ciri Khas ................................................ 6
D. Penelitian Dari Beberapa Pendekatan ..................................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman,dalam dunia pendidikan banyak sekali


permasalahan-permasalahan yang terjadi, baik karena permasalahan yang timbul dari
faktor internal,eksternal ataupun karena terdapat factor-faktor lain yang
mempengaruhinya. Saat ini dunia pendidikan sangat membutuhkan kontribusi dari
generasi muda dalam mengembangkan dunia pendidikan untuk memberikan solusi
terbaik dari setiap masalah yang terjadi, masalah akan terus terjadi dalam dunia
pendidikan, sebab pendidikan bersifat dinamis. Dengan melihat perkembangan
IPTEK di negara-negara maju, Jika pendidikan tidak berkembang untuk memperbaiki
mutu pendidikan maka pendidikan di indonesia akan tertinggal dengan negara-negara
lain.
Maka dari itu banyak dari kalangan akademisi ataupun para mahasiswa yang
melakukan penelitian, dengan tujuan untuk mengidentifikasi sebuah permasalahan
yang terjadi dalam dunia pendidikan ataupun untuk menambah wawasan dalam ranah
keilmuan. Adapun jenis metode penelitian itu dibagi menjadi dua jenis yakni
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Dalam melakukan penelitian, seorang
peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai dengan tema masalah yang
diangkat.
Oleh karena itu penulis tertarik dengan pemilihan judul konsep umum metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif, dengan tujuan untuk memberikan informasi
ataupun menambah wawasan bagi peneliti ataupun pembaca dalam mengetahui
definisi dari kedua jenis metode ini.

1
A. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa definisi metode penelitian?
2. Apa definisi metode penelitian kualitatif?
3. Bagaimana pemahaman tentang pendekatan kuantitatif dalam penelitian
dan ciri-ciri khas nya?
4. Bagaimana penelitian berdasarkan beberapa pendekatan?
B. Tujuan
Dari paparan rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan penulisan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan definisi metode penelitian
2. Untuk menjelaskan metode penelitian kualitatif
3. Untuk menjelaskan pemahaman tentang pendekatan kuantitatif dalam
penelitian dan ciri-ciri khasnya
4. Untuk menjelaskan penelitian berdasarkan beberapa pendekatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian


Adapun definisi metode penelitian yaitu suatu cara ilmiah yang digunakan
untuk mendapatkan bukti ataupun informasi guna tercapainya sebuah tujuan serta
memperoleh manfaat yang diinginkan. Adanya upaya ilmiah yang terdapat dalam
sebuah penelitian itu harus berdasarkan dengan ciri keilmuan seperti, dapat diterima
oleh akal, berdasarkan pengalaman atau terdapat bukti empiris, serta terstruktur. Jadi
dalam melakukan penelitian itu pada setiap langkah yang diambil dalam penelitian itu
harus bisa di terima oleh akal sehat setiap orang atau rasional. Yaitu dengan adanya
bukti empiris yang benar-benar dapat dilihat dan difahami oleh panca indera manusia
bukan dari hasil kegiatan melalui paranormal. Adapun ciri keilmuan yang harus ada
dalam penelitian yakni terstruktur dan sistematis itu berarti penggunaan prosedur
yang digunakan dalam penelitian bersifat logis.1
Pengertian metode penelitian dari beberapa ahli, yang pertama menurut Nasir,
Nasir menjelaskan bahwasannya metode di dalam penelitian merupakan salah satu
cara utama peneliti dalam mencapai tujuannya serta sebagai penentu jawaban atas
masalah yang diajukan.
Yang kedua yaitu menurut Winarno, mengenai metode penelitian winarno
berpendapat bahwa yang disebut metode dari penelitian yaitu suatu kegiatan ilmiah
yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik yang teliti dan juga sistematis.
Ketiga, yaitu menurut sugiyono, sugiyono berpendapat bahwa metode sebuah
penelitian merupakan sebuah langkah ilmiah guna memperoleh data dengan
berdasarkan tujuan serta kegunaan tertentu.2
Dari pengertian yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian merupakan langkah-langkah mengumpulkan data, informasi, serta
analisis data yang harus dilakukan dan dimiliki oleh seorang peneliti. Guna sebagai
gambaran rancangan penelitian yang didalamnya terdapat prosedur,Langkah-langkah
yang harus dilakukan,waktu penelitian, sumber data, serta Langkah apa yang

1
Sugiono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&B, (Bandung: Alfabeta, 2008), 2
2
Dameis Surya Anggara dan Candra Abdillah: Metode penelitian (Tangerang Selatan,UNPAM Press,2019)

3
digunakan untuk memperoleh data-data, yang kemudian data yang didapat dikelola
dengan cara menganalisa data.

B. Pegertian Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian guna memahami
adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi pada manusia ataupun sosial, yang dilakukan
dengan menciptakan gambaran secara menyeluruh dan juga kompleks, yang
kemudian dapat disajikan dengan kata-kata, mengutarakan pandangannya dengan
rinci terkait informasi yang di terimanya dari sumber informan,dan penelitiannya
berlangsung dalam situasi yang natural atau alamiah.
Penelitian kualitatif merupakan salah satu penelitian yang mana penelitiannya
itu dilakukan dengan setting tertentu yang sesuai dengan realita kehidupan atau
alamiah. Dengan tujuan investigasi serta memahami suatu fenomena, seperti: apa
yang terjadi? mengapa terjadi? serta bagaimana fenomena itu terjadi? Jadi penelitian
kualitatif itu berbasis konsep going exploring dengan melibatkan sejumlah kasus
ataupun kasus tunggal.
Sependapat dengan pemikiran Denzin dan Lincoln, penelitian kualitatif adalah
sebuah penelitian yang menggunakan latar ilmiah untuk memberikan penafsiran atas
fenomena yang terjadi dan pelaksanaannya melibatkan beberapa metode yang ada.
Adapun kegiatan penelitian kualitatif yakni berusaha menemukan ataupun
menggambarkan secara naratif sebuah kegiatan yang dilakukan,dampak dari tindakan
yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.
Penelitian kualitatif ini berlandaskan pada filsafat post-positivisme, karena
penelitian ini berguna dalam penelitian obyek yang alamiah, sebagai lawan dari
eksperimen. Dalam penelitian ini, seorang peneliti turut berperan menjadi instrument
kunci,pengambilan sampel, sumber data dilakukan dengan purposive sampling serta
snowball sampling, dan Teknik pengumpulannya dengan menggunakn trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat kualitatif atau induktif, dan hasil dari penelitian
kualitatif ini lebih menitikberatkan pada makna generalisasi. Sebab tujuan utama dari
penelitian kualitatif yakni guna mempermudah dalam memahami suatu fenomena
serta memungkinkan sesuai modelnya bisa membentuk hipotesis baru.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian kualitatif yaitu guna memperoleh
sebuah pemahaman secara mendalam yang berhubungan dengan permasalahan-
permasalahan manusia dan sosial, tidak seperti yang dilakukan dalam penelitian
4
kuantitatif, dimana dalam penelitiannya itu bertujuan untuk mendeskripsikan bagian
permukaan dari sebuah realitas dengan berlandaskan positivismenya. Sebab peneliti
menginterprestasikan bagaimana subjek mendapat makna dari lingkungannya, dan
juga bagaimana makna itu dapat mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian
dilaksanakan dalam latar alamiah (naturalistic) bukan berasal dari hasil perlakuan
(treatmen) ataupun memanipulasikan variable yang telah terlibat.
Penelitian kualitatif ini berbeda dengan penelitian kuantitatif, karena dalam
penelitian kualitatif tidak memerlukan statistic, akan tetapi penelitian kualitatif ini
memerlukan pengumpulan data, kemudian di analisis, selanjutnya diinterpretasikan.
Penelitian kualitatif berfokus pada penekanan pemahaman terkait masalah-masalah
yang terjadi dalam kehidupan sosial dengan berdasarkan kondisi realistis yang
holistic,kompleks, dan juga rinci.
Adapun antara penelitian kualitatif dan kuantitatif tidak ada yang bisa di klaim
paling baik, karena diantara keduanya masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Jadi dalam menentukan metode penelitian, seorang peneliti dapat
menentukan metode apa yang cocok untuk digunakan, sesuai dengan tujuan dan topik
penelitian yang akan dilakukan. Namun, dengan seiringnya perkembangan zaman,
saat ini penggunaan kedua penelitian ini dapat digabungkan menjadi metode guna
memecahkan permasalahan-permasalahan baru. Metode ini bisa disebut sebagai
metode penelitian mix method.
Penelitian kualitatif ini terfokus untuk melakukan pemahaman yang mendalam
pada suatu masalah daripada melihat permasalahan sebagai kepentingan generalisasi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Teknik analisis secara mendalam (in-
depth analysis), yakni dengan menganalisis masalah secara khusus (kasus-perkasus)
sebab penelitian kualitatif meyakini bahwasannya sifat daripada setiap masalah itu
berbeda. Adapun hasil dari penelitian ini bukanlah suatu generalisasi melainkan
pemahaman secara mendalam pada suatu permasalahan.3
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah jenis
penelitian dalam ilmu sosial yang menggunakan latar alamiah (naturalistic) dengan
berdasarkan teori fenomenologis untuk meneliti permasalahan sosial dalam suatu
Kawasan dari segi latar serta cara pandang obyek yang diteliti secara holistic.

3
Muhammad Rijal Fadli, “Memahami desain metode penelitian kualitatif,” Humanika Kajian Ilmiah Mata
Kuliah Umum 21, no 1 (2021): 33-54.

5
C. Pendekatan kuantitatif beserta ciri khasnya
Menurut sugiyono metode penelitian kuantitatif yaitu berarti suatu metode
penelitian yang berdasarkan pardigma positivisme, yang pada dasarnya digunakan
dalam meneliti populasi ataupun sampel tertentu, teknik dalam pengambilan sampel
dilakukan secara random, pengumpulun data dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian, pengumpulan data bersifat kuantitatif atau statistic, tujuannya
guna menguji hipotesis yang sudah di tetapkan.4
Pendekatan kuantitatif menunjuk dari kata “kuantitas” yang berarti jumlah
atau banyaknya suatu hal. Jadi pendekatan kuantitatif ini dapat diartikan sebuah
pendekatan yang bersifat “menjumlahkan atau mengumpulkan” di dalam penelitian
sosial, metode statistic adalah bentuk representasi metode kuantitatif yang paling
jelas, sebab dalam metode ini terdapat proses “kuantifikasi”, yakni proses pemberian
angka pada kualitas sesuatu hal. Adapun contoh dari proses mengkuantifikasi yakni
semisal, ada seorang peneliti yang mana penelitiannya itu ditujukan pada para guru
yang mengajar di salah satu sekolah. Guru yang mengajar dengan sangat baik diberi
nilai dalam bentuk angka 4, kemudian guru yang mengajar dengan baik diberi nilai 3,
dan guru yang mengajar dengan cukup baik di beri nilai 2, guru yang dalam
mengajarnya kurang baik diberi nilai 1, sedangkan guru yang mengajarnya tidak baik
mendapatkan nilai 0. Inilah yang dinamakan proses mengkuantifikasi satu kutlitas,
yang mana dari contoh tersebut menyentuh kualitas ataupun mutu “mengajar” seorang
guru. Dalam pendekatan kuantitatif proses inilah yang di pandang sebagai bagian
hakiki.
Telah di katakan dari penjelasan sebelumnya, bahwasannya pendekatan
kuantitatif ini berkaitan dengan statistik, jadi seorang peneliti perlu mengenal elemen-
elemen pokok statistik yang menjadi ciri khas pada pendekatan kuantitatif. Adapun
elemen-elemen pokok itu merupakan variabel-variabel serta kualifikasi variabel ke
dalam skala nominal, skala ordinal dan skala interval atau rasio.

Yang pertama yaitu skala nominal, skala nominal ini terbentuk melalui proses
pengkalsifikasian item-item yang berhubungan dengan variable yang sama, namun
hubungan antar item dalam satu klas memiliki sifat eksklusif, sebab pada masing-
masing item termasuk kategori-kategori yang telah komplit. Misal, peneliti

4
Muhammad Hilman Hakim, “ Pengaruh Kultural Sekolah Terhadap Pengembangan Mutu Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan Tematik Program Teknik Elektronika Industri” (Doctoral dissertation, Universitas
Pendidikan Indonesia), 2014

6
menentukan variable tentang 20 guru tetap disalah satu sekolah. Kemudian seorang
peneliti mengklasifikasikannya berdasarkan: jenis kelamin,status hidup,usia. Seperti
contoh dalam menjawab pertanyaan terkait jenis kelamin,status,usia dari salah
seorang guru A, otomatis jawaban tersebut bersifat kategoris,tetap,jelas serta lengkap.
Adapun contoh dari jawabannya yakni, guru A merupakan seorang perempuan
dengan status sudah menikah dan usianya 35 tahun di dalam kategori 30-40. kiranya
jawaban dosen A itu adalah seorang laki-laki, dengan status bujang dan usia di atas
41. Itulah kategori yang bersifat eksklusif. Maka, skala disusun berdasarkan urutan
“paling banyak” dari 20 dosen itu paling banyak laki-laki atau perempuan, dan begitu
juga terkait status hidup dan usia. Skala nominal pada umumnya berhubungan dengan
manusia dan benda-benda yang nyata atau konkret.

Yang kedua adalah skala ordinal. Ini terbentuk dari proses pengklasifikasian
objek atau orang berdasarkan derajat atau tingkat di mana mereka menunjukkan
fungsi, karakteristik, atau sifat tertentu dari objek yang diamati, tetapi bukan
karakteristik apa yang dimiliki objek yang diamati. Misalnya, seorang peneliti
mengembalikan skala nominal. Dia mengamati seorang guru penuh waktu di sebuah
sekolah. Misalnya, sebuah sekolah memiliki lima guru tetap. Dia berhipotesis satu
variabel untuk ``gaya mengajar guru: Guru A, Guru B, Guru C, Guru D, Guru'' dan
menetapkan mereka sesuai dengan kepribadian mereka seperti yang diamati oleh
siswa yang mereka ajar. Pertanyaan dasar yang ingin dijawab siswa tentang metode
pengajaran kelima instruktur adalah, "Apakah metode pengajaran guru 'memuaskan'?"
Skala ordinal memberi peringkat pada respons yang dikodekan secara numerik. 5
sangat puas, 4 puas, 3 cukup puas, 2 sangat tidak puas, dan 1 tidak memuaskan.
Misalnya, ada 20 siswa yang memberikan penilaian ini, dan 10 siswa yang
memberikan guru D penilaian 5. Skala ordinal kemudian menetapkan guru D sebagai
urutan pertama, kemudian guru yang menerima 4 sebagai urutan kedua. Ini adalah
contoh skala ordinal.

Dan yang terakhir, skala metrik terkait dengan skala interval. Penskalaan
interval adalah proses klasifikasi yang didasarkan tidak hanya pada derajat
karakteristik suatu objek atau objek, tetapi juga pada jarak yang tepat dan tepat antara
fitur-fitur objek yang diamati. Dalam dunia pendidikan, kecerdasan anak diuji dari
tingkat kecerdasan minimal hingga tingkat kecerdasan maksimal. Misalnya, skala
kecerdasan diatur dari 70 (derajat minimum) hingga 150 (derajat maksimum). Anak

7
dengan tingkat kecerdasan 150 dianggap anak jenius, sedangkan anak dengan tingkat
kecerdasan 70 dianggap anak bodoh. Dari 20 anak tersebut diuji tingkat
kecerdasannya, dan hasilnya menunjukkan bahwa 20 anak tersebut menempati
tingkat kecerdasan yang berbeda dari 70 hingga 150. Kemudian mereka menentukan
jarak antara tingkat kecerdasan tertinggi anak dengan tingkat kecerdasan anak di
bawahnya. , dan lain-lain. Ini disebut skala interval. Sedangkan timbangan diartikan
sebagai nilai nol mutlak yang tidak pernah diterapkan pada alat pengukur, timbangan
atau jam tangan, panjang tidak bisa dikatakan 0 meter, atau beratnya 0 kg atau waktu
sama dengan nol. istilah mutlak untuk jumlah orang. Tidak pernah dikatakan bahwa
jumlah mahasiswa adalah 30001/2. Untuk skala, selalu menggunakan bilangan bulat
bukan pecahan.5

Penelian kuantitatif merupakan penelitian yang berdasarkan pada asumsi


,kemudian ditentukan variable, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
metode-metode penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif. Berikut
ini ciri-ciri dari penelitian kuantitatif yaitu:

1. Variable yang berhubungan


2. Penelitiannya dilakukan dengan cara deduktif
3. Penelitian kuantitatif berkaitan erat dengan angka-angka sebagai bahan
penelitian,sehingga peralatan seperti kalkulator,computer dan lainnya dengan serta
merta menjadi instrument utama dalam penelitian kuantitatif
4. Teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif
antara lain yakni eksperimen survei dan angket
5. Karena penelitian kuantitatif biasanya dilakukan dengan cara deduktif ,maka
melakukan analisis setelah pengumpulan data
6. Hubungan dengan responden memiliki jarak dan berjangka pendek6

D. Penelitian Berdasarkan Beberapa Pendekatan


Pada topik kali ini membahas tentang penelitian kualitatif dan kuantitatif maka
penulis menyajikan beberapa pendekatan yang digunakan dalam metode kualitatif dan

5
Sermada Kelen Donatus, “Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Penelitian Ilmu Sosial: Titik Kesamaan
dan Perbedaan,” Studia Philosophica et Theologica 16, no 2 (Oktober 2016): 197-210.
6
Aries veronica dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Sumatera Barat: Get Press, 2022), 30

8
kuantitatif. Untuk itu peneliti juga tidak hanya menitik beratkan pada konsep, selanjutnya
berbagai model juga diperkenalkan di setiap mata kuliah bagi para mahasiswa, bisa saja
model praktikum untuk mata kuliah keahlian berkarya atau model-model hasil peneliti
bagi mata kuliah yang menekankan pada hakekat keilmuan secara epistemologi. Model
hasil peneliti bisa dikembangkan oleh mahasiswa secara praktis juga bisa bisa dilakukan
ketika akan melaksanakan kajian penelitian. Pendekatan filsafat pengetahuan
mendekatkan para mahasiswa dengan berbagai model-model yang telah lahir terlebih
dahulu dalam kancah pengetahuan. Seperti misalnya model sebab akibat yang berkaitan
erat dengan peneliti positivis, sedangkan kini mahasiswa juga sudah lebih menitik
beratakan pada penelitian yang berdasarkan pada metode penelitian sosial. Seperti metode
hermeneutik.Untuk memperluas wawasan penelitian, maka berikut akan dijelaskan
beberapa kajian tentang peneliti kualitatif dengan pendekatan studi kasus, penelitian
dengan pendekatan etnografi komunikasi dan penelitian dengan pendekatan fenomenologi

1. Studi kasus

Studi kasus adalah termasuk metode kualitatif karena dapat menguraikan beberapa
masalah, menurut Patton proses penyusunan studi kasus berlangsung dalam tiga tahap.
Tahap pertama yaitu pengumpulan data mentah tentang individu, organisasi, program,
tempat kejadian yang menjadi dasar peneliti studi kasus. Langkah kedua adalah
menyusun atau menata kasus yang telah diperoleh melalui pemadatan, meringkas data
yang masih berupa data mentah, mengklasifikasi dan mengedit dan memasukannya dalam
satu file yang dapat diatur, (manageable) dan dapat dijangkau (accesssible). Langkah
ketiga adalah peneliti laporan akhir peneliti kasus dalam bentuk narasi. Laporan tersebut
haruslah mudah di baca. Dalam penelitian studi kasus harus secara factual dan aktual
dimana peneliti ikut terlibat dalam konteks permasalahan dan kondisi yang akan diteliti,
peneliti berada disemua sisi peristiwa saat kejadian berlangsung, peneliti menjadi bagian
dari anggota tim alih alih meneliti untuk memperoleh gambaran utuh sebuah situasi atau
pengalaman.

2. Etnografi Komunikasi

Ethnografhy merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ethno dan graphic. Ethno
berarti orang atau anggota kelompok sosial atau budaya, sedangkan graphic berarti tulisan
atau catatan. Jadi, secara literer ethnography berarti menulis/catatan tentang orang atau

9
anggota kelompok sosial dan budaya. Dalam arti luas merupakan suatu studi tentang
sekelompok orang untuk menggambarkan kegiatan dan pola sosiobudaya mereka.

Metode peneliti kualitatif adalah mencari pengertian yang mendalam tentang suatu
gejala, fakta atau realita. Fakta, realita, masalah, gejala serta peristiwa hanya dapat
dipahami bila peneliti menelusurinya secara mendalam dan tidak hanya terbatas pada
pandangan di permukaan saja. Kedalaman ini yang menciri khaskan metode kualitatif,
sekaligus sebagai faktor unggulannya.7 Bentuk lain pengembangan peneliti kualitatif,
ialah model etnografi. Etnografi menyadari betul bahwa tingkah laku manusia
berlangsung dalam konteks sosial budayanya. Hal itu menunjukan pada kita bahwa adalah
kurang akurat memberi arti sesuatu kalau terlepas dari konteksnya.8

Ethnografhy merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ethno dan graphic. Ethno
berarti orang atau anggota kelompok sosial atau budaya, sedangkan graphic berarti tulisan
atau catatan. Jadi, secara literer ethnography berarti menulis/catatan tentang orang atau
anggota kelompok sosial dan budaya. Dalam arti luas merupakan suatu studi tentang
sekelompok orang untuk menggambarkan kegiatan dan pola sosiobudaya mereka.9
Etnografi bukan deskripsi tentang kehidupan masyarakat dalam keberagaman situasinya,
melainkan menyajikan pandangan hidup subjek, cara mereka memandang kehidupannya,
cara mereka memandang perilakunya dalam keseharian, cara mereka berinteraksi dan
sebagainya. Etnografi merupakan suatu bentuk peneliti yang terfokus pada makna
sosiologis diri individu dan konteks sosial-budayanya yang dihimpun melalui observasi
lapangan sesuai dengan fokus peneliti.

a. Metode Etnografi Komunikasi

Etnografi Komunikasi yang diperkenalkan oleh Dell Hymes pada tahun 1962,
sebagai kritik dari ilmu linguistik yang lebih menekankan pada segi fisik bahasa saja.
Etnografi komunikasi merupakan metode peneliti bidang komunikasi yang beranjak dari
paradigm interpretative atau konstruktivis, yang mengkhususkan diri pada kajian
mengenai pola komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam suatu masyarakat tutur.
Hymes mengemukakan tahapan-tahapan untuk melakukan peneliti etnografi komunikasi
dalam suatu masyarakat tutur, melalui penjelasan berikut ini :

7
Semiawan, 2015 : 2
8
Yusuf, 2014 : 358
9
Ibid

10
1) Identifikasi peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi secara berulang
(Recurrent Events).
2) Inventaris komponen komunikasi yang membangun peristiwa komunikasi yang
berulang tersebut.
3) Temukan hubungan antarkomponen komunikasi yang membangun peristiwa
komunikasi, yang akan dikenal kemudian sebagai pemolaan komunikasi
(Communication Patterning).

b. Model Etnografi Komunikasi

Menurut Engkus Koeswarno dalam buku Etnografi Komunikasi, Etnografi


Komunikasi memandang perilaku komunikasi sebagi perilaku yang lahir dari integrasi
tiga keterampilan yang dimiliki setiap individu sebagai makhluk sosial. Ketiga
keterampilan ini terdiri dari keterampilan linguistik, keterampilan interaksi, dan
keterampilan budaya.10 Penggambaran model komunikasi dari sudut pandang etnografi
komunikasi menjadi penting karena :

1.) Untuk membedakan bagaimana etnografi komunikasi memandang perilaku


komunikasi dan peristiwa komunikasi dari ilmu yang lain.

2.) Untuk mempermudah pemahaman bagaimana etnografi komunikasi dalam


memandang perilaku komunikasi dan peristiwa komunikasi.

3.) Sebagai panduan dalam melakukan peneliti etnografi komunikasi.

3. Fenomenologi Sebagai Teori

Pendekatan Fenomenologi adalah cara untuk membedah sebuah fenomena yang


terjadi dengan Teori dalam melakukan elaborasi hasil temuan dengan pembahasan
penelitian adalah teori Fenomenologi. Menurut The Oxford English Dictionary, yang
dimaksud dengan fenomenologi adalah (a) the science of phenomena as distinct from
being (ontology), dan (b) division of any science which describe and classifies its
phenomena. Jadi, fenomenologi adalah ilmu mengenai fenomena yang dibedakan dari
sesuatu yang sudah menjadi, atau disiplin ilmu yang menjelaskan dan mengklasifikasikan
fenomena, atau studi tentang fenomena. Dengan kata lain, fenomenologi mempelajari
fenomena yang tampak di depan kita, dan bagaimana penampakannya.

10
Koeswarno, Etnografi Komuniaksi. 2008 : 18

11
Menurut Schutz ; “Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang datang
dari kesadaran atau cara kita memahami sebuah obyek atau peristiwa melalui pengalaman
sadar tentang obyek atau peristiwa tersebut. Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah
obyek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi seseorang, jadi bersifat subjektif. Bagi
Shultz dan pemahaman kaum fenomenologis, tugas utama analisis fenomenologis adalah
merekonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang mereka
sendiri alami. Realitas dunia tersebut bersifat intersubjektif dalam arti bahwa sebagai
anggota masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan
melalui sosialisasi dan memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi.”11
pandangan Schutz, bahwa dalam komunikasi perlu adanya kesadaran sosial dari manusia.
Karena sangat disadarai bahwa orang asli Papua di Belanda adalah manusia yang
memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang suatu hal, terutama manusia lainnya
dalam interaksi sosial. “Dalam pandangan Schutz, manusia adalah makhluk sosial,
sehingga kesadaran akan dunia kehidupan sehari-hari adalah sebuah kesadaran sosial.
Dunia individu merupakan dunia intersubjektif dengan makna yang beragam, dan
perasaan sebagai bagian dari kelompok. Manusia dituntut untuk saling memahami satu
sama lain, dan bertindak dalam kenyataan yang sama.Dengan demikian ada penerimaan
timbal balik, pemahaman atas dasar pengalaman bersama, dan tipifikasi atas dunia
bersama. Melalui tipifikasi inilah manusia belajar menyesuaikan diri ke dalam dunia yang
lebih luas, dengan juga melihat diri kita sendiri sebagai orang yang memainkan peran
dalam situasi tipikal.12

Berbeda dengan kualitatif metode penelitian kuantitatif berkembang dari


penelitian pengetahuan alam didalam laboratorium.13 Metode kuantitaif bertumpu sangat
kuat dengan basis data berupa angka hasil pengukuran, karena itu diperlukan analisis
statistic agar diperoleh tafsiran yang baik. Selanjutnya terkait penelitian kuantitatif ada
beberapa pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut guna memperoleh suatu
permasalahan yang sedang terjadi.

a. Penelitian deskriptif

Seperti yang telah diketahui untuk memperoleh ciri-ciri orang tertentu, kelompok-
kelompok atau keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan

11
Mulyana, 2008 : 63
12
Kuswarno, 2009 : 18
13
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan,104.

12
dengan bantuan wawancara, kuesioner, dan pengamatan langsung. Suatu penelitian yang
ingin menggolongkan sekolah menengah atas dasar mutu lulusanya dapat berupa
penelitian pemberian yang juga bersifat kuantitatif. Untuk itu mungkin dapat
dikumpulkan mengenai NEM terendah dan tertinggi lulusan SMP yang masuk ke
berbagai SMA. Atas dasar ini SMA digolongkan kedalam beberapa kelompok.

b. Penelitian korelasi

Penelitian korelasi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variable atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variable
tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variable.14

Dalam kelompok siswa SMP yang memiliki NEM tinggi dapat diamati memasukkan pada
instansi SMA serta dapat menempatkan diri sebagai calon mahasiswa di perguruan tinggi
utama di Indonesia. Jika kemudian ditemukan hubunga atau korelasi antara NEM
masukan SMP dengan presentase lulusan yang mampu melewati ujian perguruan tinggi
utama, maka hal demikian dinamakan dengan penelitian korelasi

c. Penelitian eksperimental

Arboleda mengatakan penelitian eksperimen adalah penelitian yang mana para peneliti
sengaja melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara
supaya bisa mempengaruhi variabel tersebut. Penelitian eksperimental ini dapat
dikatakan penelitian paling ampuh untuk menguji hubungan sebab-musabab melalui
pengujian hipotesis yang bersifat analitik. Penggabungan manfaat percobaan karena
pengaruh-pengaruh yang masuk dalam percobaan dapat dikoordinasikan dan dikendalikan
dengan baik, sedangkan pengukuran pengaruh dapat dilakukan dengan ukuran-ukuran
yang sudah dibakukan. Semua penelitian eksperimental boleh dikatakan bersifat analitik
dan kuantitatif.

Contoh : Penggunaan media adobe flash dalam meningkatkan kemampuan mengingat


huruf hijaiyah pada anak tunarungu

Variable pertama penggunaan adobe flash untuk meningkatkan daya ingat anak tunarungu
dan variable yang akan dipengaruhi siswa kelas 4 SDLB.

14
Faenkel dan Wallen, 2008:328

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode penelitian merupakan langkah-langkah mengumpulkan data,


informasi, serta analisis data yang harus dilakukan dan dimiliki oleh seorang peneliti.
Guna sebagai gambaran rancangan penelitian yang didalamnya terdapat
prosedur,Langkah-langkah yang harus dilakukan,waktu penelitian, sumber data, serta
Langkah apa yang digunakan untuk memperoleh data-data, yang kemudian data yang
didapat dikelola dengan cara menganalisa data.
Penelitian kualitatif merupakan sebuah jenis penelitian dalam ilmu sosial yang
menggunakan latar alamiah (naturalistic) dengan berdasarkan teori fenomenologis
untuk meneliti permasalahan sosial dalam satu kawasan dari segi latar serta cara
pandang obyek yang diteliti secara holistic.
Pendekatan kuantitatif menunjuk dari kata “kuantitas” yang berarti jumlah
atau banyaknya suatu hal. Jadi pendekatan kuantitatif ini dapat diartikan sebuah
pendekatan yang bersifat “menjumlahkan atau mengumpulkan” di dalam penelitian
sosial, metode statistic adalah bentuk representasi metode kuantitatif yang paling
jelas, sebab dalam metode ini terdapat proses “kuantifikasi”, yakni proses pemberian
angka pada kualitas sesuatu hal.
Adapun beberapa kajian tentang penelitian kualitatif yakni dengan pendekatan
studi kasus, penelitian dengan pendekatan etnografi komunikasi dan penelitian dengan
pendekatan fenomenologi. Studi kasus adalah termasuk metode kualitatif karena dapat
menguraikan bebrapa masalah. Ethnography berarti menulis/catatan tentang orang
atau anggota kelompok sosial dan budaya. Dalam arti luas merupakan suatu studi
tentang sekelompok orang untuk menggambarkan kegiatan dan pola sosiobudaya
mereka. Sedangkan Pendekatan Fenomenologi adalah cara untuk membedah sebuah
fenomena yang terjadi dengan Teori dalam melakukan elaborasi hasil temuan dengan
pembahasan penelitian adalah teori Fenomenologi

14
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, D. S., & Abdillah, C. (2019). Metode penelitian.


Apriliani, Penggunaan media adobe flash dalam meningkatkan kemampuan mengingat huruf
hijaiyah pada anak tunarungu kelas 4 Sekolah Dasar Luar Biasa. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.
Donatus, S. K. (2016). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Penelitian Ilmu Sosial:
Titik Kesamaan dan Perbedaan. Studia Philosophica et Theologica, 16(2), 197-210.
Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, Kajian
Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33-54.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: RINEKA CIPTA, 2004.
Sugiono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&B. Bandung: Alfabeta, 2008.
Veronica, A. dkk. Metodologi Penelitian. Sumatera Barat: Get Press, 2022
Yusanto, Yoki. “ Ragam Pendekatan Penelitian Kualitatif ” dalam journal of scientific
communication. Vol 1 Issue, 1 April 2019.

15
16

Anda mungkin juga menyukai