Disusun Oleh:
JEMBER
SEPTEMBER 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Konsep Umum Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif ” dan juga
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan umat islam yakni baginda
Rasulullah SAW, beserta keluarga dan pera sahabatnya.
Adapun tujuan dari penulisan ini guna memenuhi tugas dari Ibu Dosen Ulfa Dina
Novienda, S.sos.I, M.Pd selaku pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian. Makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca serta penulis.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Dosen Ulfa Dina
Novienda, S.sos.I, M.Pd yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi yng penulis tekuni. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan ataupun kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat di
dalam perkembangan dunia pendidikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
A. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa definisi metode penelitian?
2. Apa definisi metode penelitian kualitatif?
3. Bagaimana pemahaman tentang pendekatan kuantitatif dalam penelitian
dan ciri-ciri khas nya?
4. Bagaimana penelitian berdasarkan beberapa pendekatan?
B. Tujuan
Dari paparan rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan penulisan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan definisi metode penelitian
2. Untuk menjelaskan metode penelitian kualitatif
3. Untuk menjelaskan pemahaman tentang pendekatan kuantitatif dalam
penelitian dan ciri-ciri khasnya
4. Untuk menjelaskan penelitian berdasarkan beberapa pendekatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sugiono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&B, (Bandung: Alfabeta, 2008), 2
2
Dameis Surya Anggara dan Candra Abdillah: Metode penelitian (Tangerang Selatan,UNPAM Press,2019)
3
digunakan untuk memperoleh data-data, yang kemudian data yang didapat dikelola
dengan cara menganalisa data.
3
Muhammad Rijal Fadli, “Memahami desain metode penelitian kualitatif,” Humanika Kajian Ilmiah Mata
Kuliah Umum 21, no 1 (2021): 33-54.
5
C. Pendekatan kuantitatif beserta ciri khasnya
Menurut sugiyono metode penelitian kuantitatif yaitu berarti suatu metode
penelitian yang berdasarkan pardigma positivisme, yang pada dasarnya digunakan
dalam meneliti populasi ataupun sampel tertentu, teknik dalam pengambilan sampel
dilakukan secara random, pengumpulun data dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian, pengumpulan data bersifat kuantitatif atau statistic, tujuannya
guna menguji hipotesis yang sudah di tetapkan.4
Pendekatan kuantitatif menunjuk dari kata “kuantitas” yang berarti jumlah
atau banyaknya suatu hal. Jadi pendekatan kuantitatif ini dapat diartikan sebuah
pendekatan yang bersifat “menjumlahkan atau mengumpulkan” di dalam penelitian
sosial, metode statistic adalah bentuk representasi metode kuantitatif yang paling
jelas, sebab dalam metode ini terdapat proses “kuantifikasi”, yakni proses pemberian
angka pada kualitas sesuatu hal. Adapun contoh dari proses mengkuantifikasi yakni
semisal, ada seorang peneliti yang mana penelitiannya itu ditujukan pada para guru
yang mengajar di salah satu sekolah. Guru yang mengajar dengan sangat baik diberi
nilai dalam bentuk angka 4, kemudian guru yang mengajar dengan baik diberi nilai 3,
dan guru yang mengajar dengan cukup baik di beri nilai 2, guru yang dalam
mengajarnya kurang baik diberi nilai 1, sedangkan guru yang mengajarnya tidak baik
mendapatkan nilai 0. Inilah yang dinamakan proses mengkuantifikasi satu kutlitas,
yang mana dari contoh tersebut menyentuh kualitas ataupun mutu “mengajar” seorang
guru. Dalam pendekatan kuantitatif proses inilah yang di pandang sebagai bagian
hakiki.
Telah di katakan dari penjelasan sebelumnya, bahwasannya pendekatan
kuantitatif ini berkaitan dengan statistik, jadi seorang peneliti perlu mengenal elemen-
elemen pokok statistik yang menjadi ciri khas pada pendekatan kuantitatif. Adapun
elemen-elemen pokok itu merupakan variabel-variabel serta kualifikasi variabel ke
dalam skala nominal, skala ordinal dan skala interval atau rasio.
Yang pertama yaitu skala nominal, skala nominal ini terbentuk melalui proses
pengkalsifikasian item-item yang berhubungan dengan variable yang sama, namun
hubungan antar item dalam satu klas memiliki sifat eksklusif, sebab pada masing-
masing item termasuk kategori-kategori yang telah komplit. Misal, peneliti
4
Muhammad Hilman Hakim, “ Pengaruh Kultural Sekolah Terhadap Pengembangan Mutu Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan Tematik Program Teknik Elektronika Industri” (Doctoral dissertation, Universitas
Pendidikan Indonesia), 2014
6
menentukan variable tentang 20 guru tetap disalah satu sekolah. Kemudian seorang
peneliti mengklasifikasikannya berdasarkan: jenis kelamin,status hidup,usia. Seperti
contoh dalam menjawab pertanyaan terkait jenis kelamin,status,usia dari salah
seorang guru A, otomatis jawaban tersebut bersifat kategoris,tetap,jelas serta lengkap.
Adapun contoh dari jawabannya yakni, guru A merupakan seorang perempuan
dengan status sudah menikah dan usianya 35 tahun di dalam kategori 30-40. kiranya
jawaban dosen A itu adalah seorang laki-laki, dengan status bujang dan usia di atas
41. Itulah kategori yang bersifat eksklusif. Maka, skala disusun berdasarkan urutan
“paling banyak” dari 20 dosen itu paling banyak laki-laki atau perempuan, dan begitu
juga terkait status hidup dan usia. Skala nominal pada umumnya berhubungan dengan
manusia dan benda-benda yang nyata atau konkret.
Yang kedua adalah skala ordinal. Ini terbentuk dari proses pengklasifikasian
objek atau orang berdasarkan derajat atau tingkat di mana mereka menunjukkan
fungsi, karakteristik, atau sifat tertentu dari objek yang diamati, tetapi bukan
karakteristik apa yang dimiliki objek yang diamati. Misalnya, seorang peneliti
mengembalikan skala nominal. Dia mengamati seorang guru penuh waktu di sebuah
sekolah. Misalnya, sebuah sekolah memiliki lima guru tetap. Dia berhipotesis satu
variabel untuk ``gaya mengajar guru: Guru A, Guru B, Guru C, Guru D, Guru'' dan
menetapkan mereka sesuai dengan kepribadian mereka seperti yang diamati oleh
siswa yang mereka ajar. Pertanyaan dasar yang ingin dijawab siswa tentang metode
pengajaran kelima instruktur adalah, "Apakah metode pengajaran guru 'memuaskan'?"
Skala ordinal memberi peringkat pada respons yang dikodekan secara numerik. 5
sangat puas, 4 puas, 3 cukup puas, 2 sangat tidak puas, dan 1 tidak memuaskan.
Misalnya, ada 20 siswa yang memberikan penilaian ini, dan 10 siswa yang
memberikan guru D penilaian 5. Skala ordinal kemudian menetapkan guru D sebagai
urutan pertama, kemudian guru yang menerima 4 sebagai urutan kedua. Ini adalah
contoh skala ordinal.
Dan yang terakhir, skala metrik terkait dengan skala interval. Penskalaan
interval adalah proses klasifikasi yang didasarkan tidak hanya pada derajat
karakteristik suatu objek atau objek, tetapi juga pada jarak yang tepat dan tepat antara
fitur-fitur objek yang diamati. Dalam dunia pendidikan, kecerdasan anak diuji dari
tingkat kecerdasan minimal hingga tingkat kecerdasan maksimal. Misalnya, skala
kecerdasan diatur dari 70 (derajat minimum) hingga 150 (derajat maksimum). Anak
7
dengan tingkat kecerdasan 150 dianggap anak jenius, sedangkan anak dengan tingkat
kecerdasan 70 dianggap anak bodoh. Dari 20 anak tersebut diuji tingkat
kecerdasannya, dan hasilnya menunjukkan bahwa 20 anak tersebut menempati
tingkat kecerdasan yang berbeda dari 70 hingga 150. Kemudian mereka menentukan
jarak antara tingkat kecerdasan tertinggi anak dengan tingkat kecerdasan anak di
bawahnya. , dan lain-lain. Ini disebut skala interval. Sedangkan timbangan diartikan
sebagai nilai nol mutlak yang tidak pernah diterapkan pada alat pengukur, timbangan
atau jam tangan, panjang tidak bisa dikatakan 0 meter, atau beratnya 0 kg atau waktu
sama dengan nol. istilah mutlak untuk jumlah orang. Tidak pernah dikatakan bahwa
jumlah mahasiswa adalah 30001/2. Untuk skala, selalu menggunakan bilangan bulat
bukan pecahan.5
5
Sermada Kelen Donatus, “Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Penelitian Ilmu Sosial: Titik Kesamaan
dan Perbedaan,” Studia Philosophica et Theologica 16, no 2 (Oktober 2016): 197-210.
6
Aries veronica dkk, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Sumatera Barat: Get Press, 2022), 30
8
kuantitatif. Untuk itu peneliti juga tidak hanya menitik beratkan pada konsep, selanjutnya
berbagai model juga diperkenalkan di setiap mata kuliah bagi para mahasiswa, bisa saja
model praktikum untuk mata kuliah keahlian berkarya atau model-model hasil peneliti
bagi mata kuliah yang menekankan pada hakekat keilmuan secara epistemologi. Model
hasil peneliti bisa dikembangkan oleh mahasiswa secara praktis juga bisa bisa dilakukan
ketika akan melaksanakan kajian penelitian. Pendekatan filsafat pengetahuan
mendekatkan para mahasiswa dengan berbagai model-model yang telah lahir terlebih
dahulu dalam kancah pengetahuan. Seperti misalnya model sebab akibat yang berkaitan
erat dengan peneliti positivis, sedangkan kini mahasiswa juga sudah lebih menitik
beratakan pada penelitian yang berdasarkan pada metode penelitian sosial. Seperti metode
hermeneutik.Untuk memperluas wawasan penelitian, maka berikut akan dijelaskan
beberapa kajian tentang peneliti kualitatif dengan pendekatan studi kasus, penelitian
dengan pendekatan etnografi komunikasi dan penelitian dengan pendekatan fenomenologi
1. Studi kasus
Studi kasus adalah termasuk metode kualitatif karena dapat menguraikan beberapa
masalah, menurut Patton proses penyusunan studi kasus berlangsung dalam tiga tahap.
Tahap pertama yaitu pengumpulan data mentah tentang individu, organisasi, program,
tempat kejadian yang menjadi dasar peneliti studi kasus. Langkah kedua adalah
menyusun atau menata kasus yang telah diperoleh melalui pemadatan, meringkas data
yang masih berupa data mentah, mengklasifikasi dan mengedit dan memasukannya dalam
satu file yang dapat diatur, (manageable) dan dapat dijangkau (accesssible). Langkah
ketiga adalah peneliti laporan akhir peneliti kasus dalam bentuk narasi. Laporan tersebut
haruslah mudah di baca. Dalam penelitian studi kasus harus secara factual dan aktual
dimana peneliti ikut terlibat dalam konteks permasalahan dan kondisi yang akan diteliti,
peneliti berada disemua sisi peristiwa saat kejadian berlangsung, peneliti menjadi bagian
dari anggota tim alih alih meneliti untuk memperoleh gambaran utuh sebuah situasi atau
pengalaman.
2. Etnografi Komunikasi
Ethnografhy merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ethno dan graphic. Ethno
berarti orang atau anggota kelompok sosial atau budaya, sedangkan graphic berarti tulisan
atau catatan. Jadi, secara literer ethnography berarti menulis/catatan tentang orang atau
9
anggota kelompok sosial dan budaya. Dalam arti luas merupakan suatu studi tentang
sekelompok orang untuk menggambarkan kegiatan dan pola sosiobudaya mereka.
Metode peneliti kualitatif adalah mencari pengertian yang mendalam tentang suatu
gejala, fakta atau realita. Fakta, realita, masalah, gejala serta peristiwa hanya dapat
dipahami bila peneliti menelusurinya secara mendalam dan tidak hanya terbatas pada
pandangan di permukaan saja. Kedalaman ini yang menciri khaskan metode kualitatif,
sekaligus sebagai faktor unggulannya.7 Bentuk lain pengembangan peneliti kualitatif,
ialah model etnografi. Etnografi menyadari betul bahwa tingkah laku manusia
berlangsung dalam konteks sosial budayanya. Hal itu menunjukan pada kita bahwa adalah
kurang akurat memberi arti sesuatu kalau terlepas dari konteksnya.8
Ethnografhy merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ethno dan graphic. Ethno
berarti orang atau anggota kelompok sosial atau budaya, sedangkan graphic berarti tulisan
atau catatan. Jadi, secara literer ethnography berarti menulis/catatan tentang orang atau
anggota kelompok sosial dan budaya. Dalam arti luas merupakan suatu studi tentang
sekelompok orang untuk menggambarkan kegiatan dan pola sosiobudaya mereka.9
Etnografi bukan deskripsi tentang kehidupan masyarakat dalam keberagaman situasinya,
melainkan menyajikan pandangan hidup subjek, cara mereka memandang kehidupannya,
cara mereka memandang perilakunya dalam keseharian, cara mereka berinteraksi dan
sebagainya. Etnografi merupakan suatu bentuk peneliti yang terfokus pada makna
sosiologis diri individu dan konteks sosial-budayanya yang dihimpun melalui observasi
lapangan sesuai dengan fokus peneliti.
Etnografi Komunikasi yang diperkenalkan oleh Dell Hymes pada tahun 1962,
sebagai kritik dari ilmu linguistik yang lebih menekankan pada segi fisik bahasa saja.
Etnografi komunikasi merupakan metode peneliti bidang komunikasi yang beranjak dari
paradigm interpretative atau konstruktivis, yang mengkhususkan diri pada kajian
mengenai pola komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam suatu masyarakat tutur.
Hymes mengemukakan tahapan-tahapan untuk melakukan peneliti etnografi komunikasi
dalam suatu masyarakat tutur, melalui penjelasan berikut ini :
7
Semiawan, 2015 : 2
8
Yusuf, 2014 : 358
9
Ibid
10
1) Identifikasi peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi secara berulang
(Recurrent Events).
2) Inventaris komponen komunikasi yang membangun peristiwa komunikasi yang
berulang tersebut.
3) Temukan hubungan antarkomponen komunikasi yang membangun peristiwa
komunikasi, yang akan dikenal kemudian sebagai pemolaan komunikasi
(Communication Patterning).
10
Koeswarno, Etnografi Komuniaksi. 2008 : 18
11
Menurut Schutz ; “Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang datang
dari kesadaran atau cara kita memahami sebuah obyek atau peristiwa melalui pengalaman
sadar tentang obyek atau peristiwa tersebut. Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah
obyek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi seseorang, jadi bersifat subjektif. Bagi
Shultz dan pemahaman kaum fenomenologis, tugas utama analisis fenomenologis adalah
merekonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang mereka
sendiri alami. Realitas dunia tersebut bersifat intersubjektif dalam arti bahwa sebagai
anggota masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan
melalui sosialisasi dan memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi.”11
pandangan Schutz, bahwa dalam komunikasi perlu adanya kesadaran sosial dari manusia.
Karena sangat disadarai bahwa orang asli Papua di Belanda adalah manusia yang
memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang suatu hal, terutama manusia lainnya
dalam interaksi sosial. “Dalam pandangan Schutz, manusia adalah makhluk sosial,
sehingga kesadaran akan dunia kehidupan sehari-hari adalah sebuah kesadaran sosial.
Dunia individu merupakan dunia intersubjektif dengan makna yang beragam, dan
perasaan sebagai bagian dari kelompok. Manusia dituntut untuk saling memahami satu
sama lain, dan bertindak dalam kenyataan yang sama.Dengan demikian ada penerimaan
timbal balik, pemahaman atas dasar pengalaman bersama, dan tipifikasi atas dunia
bersama. Melalui tipifikasi inilah manusia belajar menyesuaikan diri ke dalam dunia yang
lebih luas, dengan juga melihat diri kita sendiri sebagai orang yang memainkan peran
dalam situasi tipikal.12
a. Penelitian deskriptif
Seperti yang telah diketahui untuk memperoleh ciri-ciri orang tertentu, kelompok-
kelompok atau keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan
11
Mulyana, 2008 : 63
12
Kuswarno, 2009 : 18
13
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan,104.
12
dengan bantuan wawancara, kuesioner, dan pengamatan langsung. Suatu penelitian yang
ingin menggolongkan sekolah menengah atas dasar mutu lulusanya dapat berupa
penelitian pemberian yang juga bersifat kuantitatif. Untuk itu mungkin dapat
dikumpulkan mengenai NEM terendah dan tertinggi lulusan SMP yang masuk ke
berbagai SMA. Atas dasar ini SMA digolongkan kedalam beberapa kelompok.
b. Penelitian korelasi
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variable atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variable
tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variable.14
Dalam kelompok siswa SMP yang memiliki NEM tinggi dapat diamati memasukkan pada
instansi SMA serta dapat menempatkan diri sebagai calon mahasiswa di perguruan tinggi
utama di Indonesia. Jika kemudian ditemukan hubunga atau korelasi antara NEM
masukan SMP dengan presentase lulusan yang mampu melewati ujian perguruan tinggi
utama, maka hal demikian dinamakan dengan penelitian korelasi
c. Penelitian eksperimental
Arboleda mengatakan penelitian eksperimen adalah penelitian yang mana para peneliti
sengaja melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara
supaya bisa mempengaruhi variabel tersebut. Penelitian eksperimental ini dapat
dikatakan penelitian paling ampuh untuk menguji hubungan sebab-musabab melalui
pengujian hipotesis yang bersifat analitik. Penggabungan manfaat percobaan karena
pengaruh-pengaruh yang masuk dalam percobaan dapat dikoordinasikan dan dikendalikan
dengan baik, sedangkan pengukuran pengaruh dapat dilakukan dengan ukuran-ukuran
yang sudah dibakukan. Semua penelitian eksperimental boleh dikatakan bersifat analitik
dan kuantitatif.
Variable pertama penggunaan adobe flash untuk meningkatkan daya ingat anak tunarungu
dan variable yang akan dipengaruhi siswa kelas 4 SDLB.
14
Faenkel dan Wallen, 2008:328
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16