Alhamdulillah senantiasa kita memanjatkan puji serta puja atas kehadiran Allah swt.
karena atas limpahan Rahmat serta iringan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad saw.,beliau adalah hamba Allah SWT
yang benar dalam ucapan dan perbuatannya, yang di utus kepada penghuni alam seluruhnya,
sebagai pelita dan bulan purnama bagi pencari cahaya penembus kejahilan gelap gulita. Sehingga
atas dasar cinta kepada Beliaulah, penulis mendapat motivasi yang besar untuk menuntut ilmu.
sebagai wujud dari partisipasi kami dalam mengembangkan serta mengaktualisasikan ilmu yang
telah kami peroleh dalam menimba ilmu dibangku perkuliahan, sehingga dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri, dan juga masyarakat pada umumnya. Akhir kata, Semoga apa yang dituliskan
oleh penulis ini dapat bernilai sebagai pengembangan studi ilmu pengetahuan serta sebagai
bahan tambahan referensi terhadap pihak pihak yang menaruh fokus pada masalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Perencanaan......................................................................................................................3
B. Perencanaan Dan Intruksi Pelajaran Teacher-Centered....................................................5
C. Perencanaan Dan Intruksi Pelajaran Learner-Centered....................................................5
D. Teknologi Dan Pendidikan................................................................................................7
A. Kesimpulan.......................................................................................................................10
B. Saran .................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru perlu menentukan seperti apa dan bagaimana mereka akan mengajar.
Walaupun beberapa momen instruksional yang baik kadang terjadi spontan, pelajaran
masih harus tetap direncanakan dengan cermat. Perencanaan instruksional mungkin
diwajibkan oleh sekolah, banyak kepala sekolah dan pengawas sekolah meminta guru
untuk menulis rencana tertulis dan dalam beberapa kasus guru mungkin diminta untuk
menyerahkan rencana pelajarannya seminggu sebelum mengajar.
Selain murid yang berpartisipasi dalam dunia pendidikan, guru serta dosen juga
terlibat dalam proses belajar mengajar. Dalam memberikan suatu pelajaran yang efektif
para guru hendaknya mengetahui bagaimana cara dia membuat suatu perencanaan dalam
metode pembelajarannya. Adanya rencana di dalam pembelajaran jauh lebih baik dan
efektif daripada tidak adanya rencana di dalam pembelajaran, menjadikan guru lebih
percaya diri untuk mengajar anak didiknya tentang materi yang diajarkan.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan merupakan aspek penting yang terus
berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Pada zaman modern ini teknologi
mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang. Misal dalam bidang
pendidikan, teknologi informasi memiliki peran sangat penting dalam proses belajar
mengajar yakni melalui teknologi informasi berbagai informasi atau ilmu pengetahuan
dapat diperoleh dengah mudah. Namun tidak jarang juga dalam penggunaan teknologi
yang semakin tinggi banyak disalah gunakan, ini dikarenakan kurangnya pengawasan
penggunakan jaringan internet di sekolah maupun kampus yang guru maupun dosennya
kurang mengerti tentang internet.
iii
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud perencanaan dan hal-hal apa saja yang mencakup tentang
perencanaan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan dan intruksi pelajaran teacher-centered,
faktor pendukung dari metode ini dan apa saja bentuknya ?
3. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan dan intruksi pelajaran learner-centered,
faktor pendukung dari metode ini dan apa saja bentuknya ?
4. Bagaimanakah menggunakan teknologi secara efisien untuk membantu belajar ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang perencanaan dan hal-hal yang mencakup tentang
perencanaan
2. Untuk mengetahui intruksi pelajaran teacher-centered, faktor pendukung dari metode
ini beserta bentuknya
3. Untuk mengetahui penggunaan teknologi secara efisien untuk membantu belajar
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan
Robert Yingert (1980) mengidentifikasi lima rentang waktu perencanaan guru:
perencanaan tahunan, perencanaan term, perencanaan unit, perencanaan mingguan dan
perencanaan harian. Walaupun perencanaan adalah dimensi utama dari pengajaran yang
sukses, jangan terlalu banyak menyusun rencana. Susunlah rencana yang rapi dan
jalankan, tetapi berlakulah fleksibel; seiring berlalunya tahun, bulan, minggu atau hari,
sesuaikan rencana dengan perubahan lingkungan atau situasi. Kejadian kontroversial atau
topik penting yang belum dimasukkan ke dalam rencana mungkin muncul secara tak
terduga.
B. Perencanaan Pelajaran Teacher- Centered
v
b) Mendaftar materi yang dibutuhkan untuk melakukan tugas, seperti kertas,
pensil, kalkulator dan sebagainya.
c) Mendaftar semua komponen tugas yang harus dilakukan
c. Menyusun Taksomoni Intruksional. Testimoni instruksional juga membantu
pendekatan teacher-centered. Taksomoni adalah system klasifikasi. Taksomoni
Bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan kawan-kawannya (1956).
Taksomoni ini mengklasifikan sasaran Pendidikan menjadi tiga domain : kognitif,
afektif dan psikomotor.
1. Intruksi Langsung
Instruksi Langsung (direct instruction) adalah pendekatan teacher-centered yang
terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas
kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas
akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negative terhadap murid
(Joyce &Weil, 1996).
2. Strategi Instruksional Teacher-Centered
a) Mengorientasikan. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, susunlah
kerangka pelajaran dan orientasikan murid ke materi baru tersebut (Joyce & Well,
1996): (a) review aktivitas sehari sebelumnya; (b) diskusikan sasaran pelajaran; (c)
beri instruksi yang jelas dan eksplisit tentang tugas yang harus dilakukan; dan (d) beri
ulasan atas pelajaran untuk hari ini.
b) Pengajaran, Penjelasan, dan Demonstrasi. Pengajaran dengan paparan/ceramah,
penjelasan dan demonstrasi adalah aktivitas yang biasa dilakukan guru dalam
pendekatan instruksi langsung. Periset telah menemukan bahwa guru yang efektif
menghabiskan lebih banyak waktu untuk menerangkan dan mendemonstrasikan
materi baru (Rosenshine, 1985).
c) Pertanyaan dan Diskusi. Diskusi dan pertanyaan perlu diintegrasikan ke dalam
pendekatan instruksi teacher-centered (Weinstein, 1997).
3. Mengevaluasi Instruksi Teacher-Centered
Pendukung pendekatan teacher-centered percaya bahwa pendekatan ini adalah cara
terbaik untuk mengajarkan keahlian dasar, yang membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan yang terstruktur secara jelas. Jadi, dalam mengajarkan keahluankeahlian dasar
vi
ini, pendekatan teacher-centered mungkin bisa dilakukan dengan mengajarkan secara
eksplisit atau secara langsung aturan-aturan tata bahasa, kosakata, perhitungan matematika,
dan fakta-fakta sains (Rosenshine, 1986).
Pendekatan teacher-centered ini bukannya tanpa kritik. Para pengkritik mengatakan
bahwa instruksi model ini sering kali menghasilkan pembelajaran yang pasif dan tidak
memberi kesempatan yang cukup kepada murid untuk mengkonstruksikan pengetahuan dan
pemahaman. Mereka juga mengkritik instruksi teacher-centered karena dipandang
menghasilkan kelas yang terlalu kaku dan terstruktur ketat, kurang memperhatikan
perkembangan sosiemosional, lebih menjurus ke pemberian motivasi dari dalam, terlalu
banyak memberikan tugas tertulis, hanya sedikit memberi kesempatan untuk pembelajaran
dunia nyata, dan terlalu sedikit pembelajaran kolaborasi dalam kelompok.
C. Perencanaan Dan Intruksi Pelajaran Learner-Centered
1. Prinsip Learner-Centered
Instruksi dan perencanaan learner-centered adalah pada siswa, bukan
guru. Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang
positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting
yang memperkuat motivasi dan prestasi murid. Prinsip ini menekankan pembelajaran
dan pelajar yang aktif dan reflektif. Pendidikan akan lebih baik apabila fokus
utamanya adalah pada orang belajar. Prinsip Learner-centered ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan empat faktor, yaitu :
1) Faktor Kognitif Dan Metakognitif
Pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif punya tujuan, dan mampu
mengatur diri sendiri. Pelajar yang sukses, dengan bantuan dan pedoman
instruksional dapat menciptakan representasi pengetahuan yang bermakna dan
koheren. Murid perlu menciptakan dan mengejar tujuan yang relevan secara personal
yang bisa menyukseskan si pelajar. Pelajar yang sukses dapat menciptakan dan
menggunakan berbagai strategi pemikiran dan penalaran untuk mencapai tujuan
pembelajaranan. Mereka terus-menerus mengembangkan keterampilan strategis
mereka dengan mendalami ulang strategi yang sukses, dengan menerima petunjuk
dan tanggapan dan dengan mengobeservasi atau berinteraksi dengan model yang
tepat.
vii
Pembelajaran tidak terjadi di ruang hampa. Pembelajaran dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan seperti kultur, teknologi, dan praktik intruksional. Guru
memainkan peran penting dalam pembelajaran anak. Kultur bisa mempengaruhi
banyak aspek pembelajaran dan pendidikan, serta motivasi, proses belajar, dan cara
berpikir.
2) Motivasi Emosional
Motivasi dan emosi adalah aspek penting dari pembelajaran yang akan di
deskripsikan dalam dua prinsip Learner-Centered. Rasa ingin tahu, pemikiran
mendalam, dan kreativitas adalah indikator yang baik dari motivasi intrinsik anak
untuk belajar. Guru mendukung motivasi intrisik anak dengan mendukung rasa ingin
tahu mereka dan peka terhadap perbedaan individual dalam motivasi anak-anak.
4) Perbedaan Individual
viii
5) Strategi Intruksional Learner-Centered
Pentingnya integrasi teknologi dalam sekolah dan kelas menjadi kunci bagi
persiapan murid untuk menghadapi dunia kerja yang semakin tergantung pada
ix
teknologi. Perkembangan teknologi secara dramatis terjadi dalam beberapa dekade
terakhir. Jumlah komputer di sekolah meningkat pesat, tetapi masih ada tantangan
dalam penggunaannya untuk pembelajaran yang konstruktif dan aktif. Dibutuhkan
pelatihan guru dan dukungan teknis yang memadai agar teknologi dapat
direalisasikan sepenuhnya dalam pengalaman belajar murid.
Meskipun teknologi membawa kemajuan, masih ada isu-isu sosial yang perlu
diperhatikan, seperti kesenjangan akses antara murid kaya dan miskin, serta antara
kelompok etnis. Guru perlu menyaring materi teknologi untuk menghilangkan bias
gender, kultural, dan etnis, sambil memastikan bahwa teknologi digunakan sebagai
alat untuk mendukung pembelajaran aktif dan konstruktif bagi semua murid.
x
Pembahasan tentang generasi komputer berikutnya, yakni ubiquitous
computing, menyoroti potensi distribusi komputer ke lingkungan sekitar. Hal ini
menggambarkan arah menuju dunia pasca-PC, di mana teknologi menjadi latar
belakang dalam kehidupan sehari-hari.
xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami sebagai penulis di dalam makalah ini berharap makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai materi yang kami paparkan diatas. Kami
sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami meminta
kritik dan saran yang membangun untuk membantu kami membuat makalah yang
lebih baik kedepannya.
xii
xiii