Oleh :
Dosen Pembimbing :
STD BALI
Program Studi Desain Interior
Denpasar
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kekuatan
yang senantiasa dilimpahkan-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan
pengantar karya mata kuliah Studio Desain Mebel I ini dengan baik.
Dengan judul pengantar karya ini adalah “Perancangan Single Chair dengan analogi
Layangan Janggan”. Pengantar karya ini disusun untuk tugas akhir semester mata
kuliah Studio Desain Mebel I.
Penulis menyadari bahwa pengantar karya ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan kemampuan, waktu dan tenaga penulis. Untuk itu masukan berupa saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki kekurangan yang
ada.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
atas bantuan dan dukungan yang diberikan, kepada Bapak I. B. Indra K. A., S. Sn., M.
Sn. selaku dosen pembimbing mata kuliah Studio Desain Mebel I yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian dalam proses perancangan dan
pembuatan pengantar karya perancangan ini, serta rekan dan pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan
pengantar karya ini.
Penulis
i
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………..………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...……1
ii
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………..14
4.1.Kesimpulan………………………………………………………………14
4.2.Saran……………………………………………………………………..14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditemukan oleh penulis, maka tujuan
yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut :
1. Menambah ragam desain produk mebel khususnya single chair.
2. Menciptakan suatu produk mebel yang mempunyai nilai orisinilitas yang baik.
3. Mampu menciptakan produk yang kreatif dan mempu diterima masyarakat
luas.
2
BAB II
TINJAUAN DESAIN DAN KONSEP
3
2.1.3 Makna
4
Masehi. Menariknya, di rumah batu terdapat perlengkapan yang cukup
lengkap. Ada lemari pakaian, tempat tidur, lemari tundan, tempat
duduk dari batu, dan wadah kerang. Lemari pakaian menjadi mebel
yang cukup penting pada waktu itu. Hal ini terlihat dari posisinya yang
terletak di dekat pintu masuk. Pada lemari pakaian ini diletakkan
pahatan bulat terbuat dari batu.
5
Pakistan, India, Burma, Korea, Monggolia.
2.1.4. Dimensi
Tujuan utama membuat disain ergonomi untuk kursi atau tempat
duduk adalah menciptakan sedemikian rupa bentuk kursi sehingga
dapat mempertahankan postur tulang punggung yang fisiologis, dengan
demikian diharapkan kerja otot tidak perlu berkontraksi. Ukuran adalah
hal yang sangat diperhatikan. Seat height (Dudukan) ukuran dudukan
antara 58 cm - 90 cm. diantara ukuran ini dapat mengambil ukuran di
tinggi seat hight 70 cm, 73 cm, 81 cm, 83 cm, dan 90 cm.
6
2. Armrest (Sandaran tangan)
Tinggi dari Dudukan: 17,5 - 22,5 cm (7"-9")
Panjang dari pangkal hingga ujung: minimum 20 cm (8")
Lebar: rata-rata 5 cm (2")
Kemiringan dari depan: 5 - 7,5 cm (2"-3")
3. Sandaran
Tinggi: 30 - 40 cm (12"-16") dari atas DUDUKAN
Sudut Kemiringan : 0°-5° (formal); 10°-15° (casual)
2.1.5. Warna
Warna merupakan salah satu unsur di dalam mendesain suatu mabel
, warna juga mempengaruhi mood atau suasana hati, dan
merupakan ekpresi dan karakter. Warna dapat mendatangkan
kenyamana fisik, maupun mental. Warna dapat menimbulkan efek
ruang secara visual. Beberapa contoh warna pada umumnya
diterapkan, sebagai berikut;
1. Merah dapat membangkitkan energi, hangat dan bersemangat, dan
memberikan kesan mewah
2. Hitam dapat membangkitkan rasa percaya diri, maskulin,
memberikan kesan megah, elegan
3. Putih dapat melambangkan kepolosan, kenyamanan, ketentraman,
putih juga bisa disebut warna netral.
2.2. Tinjauan Konsep
2.2.1. Analisis Konsep Desain
Layangan janggan merupakan representasi makhluk berwujud
ular naga yang lahir dari beberapa cerita rakyat di Bali. Layangan ini
mempunyai bentuk badan yang mirip dengan layangan pecukan.
Bedanya hanya memiliki elemen tubuh yang lengkap seperti kepala,
leher, badan, pinggang dan ekor. Yang paling menonjol adalah bentuk
ekor, karena dari bagian badan yang diteruskan dengan lembaran ekor
yang panjang. Ekor panjang ini diasosiasikan dengan symbol
7
Ananthaboga (Naga Besar) di Bali. Ananthaboga merupakan simbol
Dewa Kemakmuran yang berkedudukan di dasar Bumi. Dengan
demikian, ia memiliki mitos religius yang amat mendalam.
Ciri – ciri :
1. Ukuran 1 – 10 Meter.
2. Material bambu, rotan dan kain.
3. Warna dominan merah, putih dan hitam.
4. Bagian Tubuh :
- Kepala Janggan, sangat suci.
- Leher, berbentuk kerucut.
- Guangan, memiliki bunyi jika ketiup angin.
- Rangka badan dan pinggang, kuat atau kokoh, dan melengkung.
- Ekor, mempunyai panjang yang melebihi badan layangan.
5. Melambangkan kesucian (Sakral) dan kemakmuran.
6. Memiliki bentuk yang stabil.
7. Sekarang layangan ini menggunakan system knockdown karena
terbatasnya akses jalan yang sangat ramai.
8
2.2.2. Kriteria desain
1. Bentuk
Dengan bentuknya yang cukup unik, kursi santai yang ini akan
tampak manis jika ditempatkan di ruang keluarga. Konsepnya
sederhana namun mampu menciptakan kesan elegan. Dijamin kamu
akan betah berlama-lama di atasnya, terutama karena kakinya ditopang
oleh besi yang kokoh serta dipadukan dengan rotan cantik sebagai alas
kursi. Nuansa modern dan tradisional tercipta sempurna melalui kursi
ini.
Sebuah kursi santai bukan berarti tidak bisa menjadi karya dengan
unsur seni yang tinggi. Hal ini dibuktikan oleh hadirnya kursi
santai Peacock. Desainnya yang cukup rumit dan bahan dasarnya yang
berasal dari rotan murni membuat kursi ini terlihat berkelas, cantik,
sekaligus elegan. Tidak perlu khawatir mengenai kenyamanan kursi ini,
sandaran lengan serta bantal dudukan menjamin kamu dan keluarga
dapat bersantai dengan sempurna.
9
2. Warna
10
4. Unity
Adanya kesatuan dari bentuk, bahan dan warna dengan konsep
yang digunakan. Seperti berikut:
11
BAB III
ANALISIS DESAIN
12
baik dengan membagi bentuk layangan dan dimasukan di bagian
sandaran, dudukan maupun kakinya.
Kekurangan : Untuk bantalan pada dudukan juga dibentuk mengikuti alur
lengkungan dudukannya.
b. Bahan
1. Bambu Laminasi
Kelebihan : Material yang digunakan untuk kursi ini adalah
bambu press atau bambu laminasi yang bertujuan untuk
menekan konsep dari Layangan Janggan
Kekurangan : Kursi ini tidak bisa diterapkan pada bagian
outdoor yang sangat lama, karena bambu laminasi tidak bisa
bertahan terhadap cuaca.
1. Furnishing
Kelebihan : Penggunaan warna pada kursi dan bantalan terlihat
sangat menarik. Pada sofa menggunakan Bambu Laminasi dan
dengan finishing warna Salak Brown, sedangkan untuk bantalan
menggunakan Sponge Royal Yellow dan Polyster Dacron Foam
yang dibungkus menggunakan kain Polyester berwarna Merah.
Kekurangan : Dibutuhkan biaya yang lebih, karena penggunaan
bahan-bahan yang menunjang desain perancangan kursi ini.
2. Konstruksi
Merupakan bagian yang sangat penting agar kursi kokoh dan
kuat, mengingat penggunaan total memakai Bambu Laminasi.
3.2 Proses Pengerjaan Maket
3.2.1. Pembuatan Kerangka Kursi
(Terlampir)
3.2.2. Penyatuan Kerangka Kursi
(Terlampir)
3.2.3 Finishing Kursi
(Terlampir)
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada akhirnya sebuah desain adalah Hasil perwujudan dari
proses analisa konsep yang digunakan. Sama halnya seperti desain kursi
dengan konsep Layangan Janggan. Setiap bagian dari masing-masing yag
diaplikasikan dan dipadukan menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik.
Mulai dari perpaduan bentuk oval, dan Lengkungan adalah wujud
pengaplikasian dari Layangan Janggan.
Namun disamping hal yang berkaitan dengan pengaplikasian
konsep, nilai ergonomis juga tetap diperhatikan dan menjadi hal yang
sangat diperhitungkan. Sehingga desain yang Sudah diciptakan dapat
memenuhi kriteria yang menjadi acuan yaitu memiliki bentuk yang dapat
memadukan warna dengan baik, memiliki unity dan memiliki nilai estetis
yang tinggi.
4.2 Saran
Dalam setiap perancangan manusia selalu menjadi titik tolak
ukur, karena itu kriteria desain dan ketentuan-ketentuan yang ada pada
literatur harus menjadi acuan dalam mendesain agar nilai ergonomis dapat
tercapai dengan maksimal. Tidak hanya untuk mengejar keamanan dan
kenyamanan, tetapi juga unruk meningkatkan taraf hidup manusia.
14
LAMPIRAN
15