Anda di halaman 1dari 8

PAPPER TENTANG DEFINISI SEJARAH DESAIN MEBEL DARI PARA AHLI (10

PAKAR)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Desain Mebel

Dosen Pengampu: Drs SUTARYA, M.M

Disusun oleh:
Muhammad Maulana Iqbal Bustomi
221260000621

PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Paper Mata Kuliah Sejarah Desain
Mebel.

Dalam penulisan Tugas Paper ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Drs SUTARYA, M.M selaku Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah Desain Mebel yang
telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga Tugas Paper dapat tersusun
dengan baik dan sesuai.

Harapan penulis adalah semoga Tugas Paper dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
pembaca lainnya serta dapat memberikan informasi yang tepat terkait isi pada Tugas Paper.
Penulis menyadari bahwa Tugas Paper ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan Tugas
Paper ini. Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih atas perhatian dan koreksi dari
berbagai pihak.

Jepara, 07 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i


KATA PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii

PEMBAHASAN.................................................................................. 1
1. Menurut Mercer (1969)..................................................................... 1
2. Menurut Piliang (2010)..................................................................... 1
3. Menurut Marizar (2003)................................................................... 1
4. Menurut Postell (2007) .................................................................... 2
5. Menurut Jamaluddin (2003) ............................................................. 2
6. Menurut Gustami (2000) .................................................................. 2
7. Menurut Eddy Supriyatna dan Marizar (2003)................................. 2
8. Menurut Sriwarno (1998) ................................................................ 3
9. Menurut Sarmi Ranti (1998) ............................................................ 3
10. Menurut Stokke (1997) .................................................................. 3

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 4

LAMPIRAN......................................................................................... 5

iii
PEMBAHASAN
DEFINISI SEJARAH DESAIN MEBEL MENURUT PARA AHLI

1. Menurut Mercer (1969)


Ada beberapa bukti tentang perkembangan desain mebel, diantaranya :
a. Situs purbakala seperti Sungai Eufrat dan Tigris ditemukan perabotan berupa batu atau
tembok dengan posisi horisontal yang kemudian ternyata diketahui sebagai tempat
tidur atau bangku tempat duduk.
b. Situs Piramid Mesir dalam salah satu dinding ditemukan gambar orang sedang duduk
pada semacam kursi, yang kemudian diketahui mereka adalah raja dan ratu.
c. Desain mebel pada masa abad pertengahan lebih bersifat nomadik (Edward Lucie
Smith, 1993), karena kebanyakan para tuan tanah atau bangsawan tidak pernah tinggal
lama di suatu tempat, sehingga mereka sering membawa perabotan rumah tangga yang
mereka perlukan.
d. Pada pertengahan abad 19 banyak inovasi yang terjadi pada konstruksi mebel seperti
pegas keong dalam mebel bersalut, mebel metal, mebel dari kayu lapis bahkan kertas.
e. Pada 1920, Marcel Breueur dan Mies Van de Rohe menerapkan kosep minimalis baru
dengan menggunakan besi tubular dan salut yang tipis dan kemudian dikembangkan
oleh Aalvar Alto (1898-1976) dengan mengganti material besi dengan kayu lapis yang
dilengkungkan. Rintisan itu kemudian berkembang di seluruh Skandinavia dan
Amerika dengan istilah mebel organik.
2. Menurut Piliang (2010)
Aspek perkembangan desain dan kaitannya antara lain:
- Pra modern: Tradisi yang kuat, Berdasar pada mitos, Irasional
- Modern : terputusnya tradisi, metafora dan teknologi, rasional
- Post modern : digalinya kembali nilai tradisi, lahirnya mitos baru, pluralism
3. Menurut Marizar (2003)
Kategori desain mebel menurut Marizar termasuk dalam desain fungsional, yaitu desain
yang banyak memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan manusia. Untuk membuat
mebel diperlukan persyaratan dan prinsip-prinsip yang berorientasi pada seluruh anatomi
dan ukuran manusia, keadaan jasmani, cara bergerak, cara bersikap, dan tuntutan selera

1
manusia. Menurut Marizar, titik tolak perencanaan mebel adalah manusia secara
keseluruhan, yang memiliki beragam kegiatan dengan berbagai tuntutannya. Tuntutan
tersebut meliputi keinginan tidur secara nyaman, keinginan duduk dengan santai, keinginan
keselamatan di dalam pekerjaan, keinginan akan keindahan, keinginan praktis, dan
sebagainya. Semua itu merupakan tuntutan yang harus dipenuhi secara sistematik.
4. Menurut Postell (2007)
Mebel dapat digunakan untuk mendukung tubuh manusia yang berperan dalam aktivitas
sehari-hari, seperti aktivitas tidur, duduk, dan istirahat. Mebel ini harus dapat memberikan
kenyamanan terhadap gerakan pengguna, menahan berat tubuh pengguna secara maksimal,
dan meminimalisir titik-titik beban yang membuat tubuh menjadi tidak nyaman. Beberapa
jenis mebel untuk mendukung tubuh manusia antara lain tempat tidur, kursi, kursi mobil,
kursi pesawat, couch, hammock, matras, sofa, dan kursi roda.
5. Menurut Jamaluddin (2003)
Aspek teknis, estetis dalam desain mebel serta terkait dengan bahan, struktur dan
konstruksi desain mebel berbahan kayu dan kayu lapis sebagai dasar dalam penciptaan seni
dalam wujud desain mebel untuk anak usia dini.
6. Menurut Gustami (2000)
Dalam buku ”Seni Kerajinan Mebel Ukir Jepara: Kajian Estetik melalui Pendekatan
Multidisiplin,” disebutkan bahwa pada abad ke-16 sampai abad ke-18, produk furniture
ukir di Jepara berkembang lebih pesat sesudah masuknya pengaruh Eropa, bahkan sampai
memasuki abad ke-20. Sebab, furniture dapat dijadikan sarana untuk menghadirkan citra
para pemakainya, sekaligus sebagai citra dari budaya yang berkembang di tengah dinamika
masyarakatnya.
7. Menurut Eddy Supriyatna dan Marizar (2003)
Dalam buku ”Mebel Klasik: Paradigma Desain di Eropa” dijelaskan bahwa, kehadiran
desain furniture klasik di Eropa merupakan representasi dari kekuatan ambisi-ambisi
manusia untuk melegitimasi status sosialnya. Supriyatna-Marizar mengatakan bahwa,
ketika bangsa Eropa masih menjajah Indonesia selama ratusan tahun memberikan dampak
yang mengalir deras masuk ke dalam tatanan budaya Indonesia. Jika kita amati,
peninggalan bangsa Eropa tersebut masih tercermin pada karya-karya desain furniture di
Jepara.

2
8. Menurut Sriwarno (1998)
Pada abad ke 15 gerakan Renaisans lahir di Eropa, pada saat itu desain kursi (mebel)
hanya di gunakan untuk raja-raja atau kaum penguasa. Sedangkan di Indonesia sendiri
sejarah duduk tidak lepas dari bagaimana cara masyarakat jaman dahulu duduk. Duduk
dengan posisi tubuh tegak tanpa sandaran, kaki bebas terjuntai atau dilipat seperti bersila.
9. Menurut Sarmi Ranti (1998)
Sedangkan kursi sendiri mempunyai banyak jenis dan ragamnya. Ada kursi tamu, kursi
makan, kursi goyang, kursi dapur, kursi taman, kursi teras dan lain-lain. Menurut bahan
dudukannya kursi dibagi menjadi dua yaitu kursi menggunakan dudukan busa dan kursi
menggunakan dudukan tanpa busa. Kursi dengan dudukan busa biasanya diletakkan untuk
kursi yang ada di dalam ruangan, kecuali kursi dapur. Dalam kursi dapur tidak digunakan
busa dikarenakan busa adalah bahan yang mudah terbakar dan mudah menyerap air,
sedangkan kursi yang tidak menggunakan dudukan busa biasanya diletakkan di luar
ruangan. Bahan dudukan kursi yang tidak menggunakan busa biasanya dibuat
menggunakan bahan alami seperti kayu, rotan, karet, serat alami namun juga plasik.
10. Menurut Stokke (1997)
Sepanjang sejarah posisi duduk selalu berbeda dari satu periode ke periode lain, dari satu
kebudayaan ke yang lain. Kurang lebih 4000 tahun sebelum masehi, Pharaoh Sang
penguasa Mesir adalah orang pertama kali duduk di kursi menjadi simbol kekuatan dan
kekuasaan. Sehingga dalam hal ini sangat berhubungan dengan sejarah desain kursi, yang
mana desain menyesuaikan dengan zamannya.

3
DAFTAR PUSTAKA

Aspari dan J. Widagdo. Desain korsi teras anyam bamboo. J. SULUH. 2(1): 69 – 80.

Fatimah, D. dan F. Maharlika. 2014. Analisis penerapan gaya desain dan eksplorasi bentuk yang
digunakan mahasiswa pada mata kuliah desain mebel I Fakultas Desain Unikom.
Majalah Ilmiah UNIKOM. 12(2): 169 – 186.

Hasimjaya, Jennie, M. Wibowo, dan D. Wondo. 2017. Kajian Antropometri & Ergonomi Desain
Mebel Pendidikan Anak Usia Dini 3-4 Tahun di Siwalankerto. J. Intra 5(2): 49 – 59.

Poetra, B. L. 2016. Perancangan Perabot Multifungsi untuk Ruang Huni Terbatas. J. Intra, 4(2):
790 – 797.

Supriyatna, E., A. P. Irawan dan M. W. Mutiara. 2019. Pengembangan desain ukir kayu pada
industri furniture di Jepara. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 3(2): 433 –
439.

4
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai