Anda di halaman 1dari 38

MATA KULIAH SEJARAH DESAIN INTERIOR

MAKALAH INDIVIDU PRIODISASI PEMBABAKAN DESAIN


INTERIOR

Oleh:

Christina Amelia Santosa (219022140002)

BBA

Dosen Pembimbing:

Dr. Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, S.T., M.T.

INSTITUT DESAIN DAN BISNIS BALI

Program Studi Desain Interior

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya yang telah memberi kelancaran dalam membuat makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Periodisasi Pembabakan Desain
Interior” tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ni Md Emmi Nutrisia D., S.T.,
M.T., selaku dosen mata kuliah Sejarah Desain Interior yang telah membimbing
dalam proses pembuatan makalah ini dengan baik dan benar.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari keterbatasan pengetahuan


maupun pengalamannya sehingga makalah ini tidak seratus persen benar dan
memiliki banyak kekurangan baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan
serta pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dan dapat memberikan
inspirasi bagi para pembaca untuk berkarya.

Denpasar, 29 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

BAB II PERIODE MESIR KUNO .........................................................................

BAB III PERIODE YUNANI KUNO .....................................................................

BAB IV PERIODE ROMAWI KUNO ...................................................................

BAB V PERIODE MODERN AWAL ....................................................................

BAB VI PERIODE MODERN AKHIR .................................................................

BAB VII PERIODE POST-MODERN ..................................................................

BAB VIII KESIMPULAN .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

Periodisasi merupakan sebuah pembabakan perkembangan peristiwa


sejarah yang dibagi menjadi beberapa periode atau masa tertentu yang menyangkut
aktivitas masa lalu dari manusia yang sangat beragam. Banyak bidang yang
mengalami perkembangan dari masa ke masa, sehingga periodisasi terjadi pada
berbagai aspek termasuk pada Desain Interior tersendiri. Desain Interior merupakan
sebuah bidang perancangan suatu rancangan bagian dalam sebuah geduang
(ruangan dan sebagainya) atau tatanan perabot maupun hiasan yang ada di
dalamnya agar dapat berfungsi secara maksimal dan memiliki estetika bagi civitas
penggunanya.

Secara umum, desain interior mencakup proses perancangan ruang, tata


letak, pemilihan material, dan dekorasi untuk menciptakan lingkungan yang
fungsional dan estetis sesuai kebutuhan penghuninya. Namun, seiring dengan
perubahan zaman, desain interior mengalami banyak perubahan dalam hal gaya,
teknologi, dan fungsi. Desain interior telah mengalami sejarah yang panjang sejak
zaman kuno hingga sekarang. Periode pembabakan desain interior dapat dibagi
menjadi beberapa masa, yaitu masa kuno dan kemudian masa modern. Periode kuno
meliputi desain interior Mesir, Yunani, dan Romawi, yang menekankan pada
kemewahan dan keindahan. Pada era modern awal, desain interior mengalami
perubahan signifikan dengan munculnya gerakan Art Nouveau dan Art Deco.
Kemudian era modern berakhir setelah perang dunia kedua terjadi dan mengalami
berbagai perubahan. Terakhir, terdapat masa post-modern dimana desain bangunan
mengkombinasikan gaya-gaya yang telah ada sebelumnya.
BAB II

PERIODE MESIR KUNO

A. Periodisasi Sejarah Desain Arsitektural Mesir Kuno


Mesir Kuno merupakan suatu peradaban dengan kemaujan pada
bidang arsitektur. Salah satu karya yang paling terkenal di dunia oleh Mesir
Kuno adalah piramida, yakni monumen yang dibangun sebagai makan dari
para Firaun Mesir. Bangunan ini sendiri adalah salah satu keajaiban dunia
yang masih dapat dijumpai sampai saat ono dan merupakan simbol dari
kemegahan dan kehebatan peradaban Mesir Kuno sendiri. Peradaban ini
juga memiliki banyak karya seni serta sastra seperti relief, patung, dan
papirus yang membuat tulisan-tulisan mengenai kebudayaan, sejarah, serta
agama yang mereka anut. Mesir Kuno juga memiliki sistem heiroglif yang
menjadi salah satu tulisan paling awal di dunia. Tulisan hieroglif tersebut
merupakan salah satu sistem tulisan paling awal di dunia. Tulisan ini juga
digunakan untuk mempelajari sejarah, kepercayaan, dan kebudayaan dari
Mesir Kuno hingga masa kini.

Periode prasejarah Mesir Kuno dimulai sekitar tahun 5000 SM.


Sekitaran 3100 SM, Mesir merupakan negara yang dipimpin oleh Raja
Menes, yaitu Firaun pertama di Mesir. Periode Kerajaan Lama, yang
berlangsung pada 2670 SM - 2181 SM merupakan masa kejayaan Mesir
Kuno. Kemudian pada Periode Menengan, yang berlangsung pada 2055 SM
- 1650 SM, Mesir mengalami kekacauan dan perang sipil. Namun pada
Periode Baru, yang berlangsung pada 1550 - 1069 SM, Mesir Kuno jatuh
ke tangan bangsa asing seperti Assyira, Persia, dan Aleksander Agung pada
tahun 332 SM.

Mesir Kuno jatuh karena banyak faktor. Selama Periode Menengah


dan Periode Baru, Mesir mengalami kerusuhan politik dan terus menerus
diserang oleh bangsa-bangsa asing seperti Hykos, Assyra, dan Persia. Pada
akhirnya di tahun 332 SM, Mesir ditaklukkan oleh Alexander Agung dari
Yunani. Kemudian Mesir menjadi bagian dari Kekaisaran Makedonia dan
Kerajaan Ptolemaik. Walaupun Mesir Kuno tidak menjadi kekuatan besar
seperti pada masa kejayaannya, kebudayaan, seni, dan agama mereka terus
berpengaruh pada budaya dan sejarah dunia hingga masa kini.

B. Karakteristik Umum Arsitektur Mesir Kuno


Arsitektur Mesir Kuno memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda
dengan arsitektur pada masa lainnya. Berikut merupakan ciri-ciri arsitektur
Mesir Kuno antara lain:

1. Piramida
Piramida merupakan simbol terkenal dari arsitektur Mesir Kuno yang
dibangun sebagai makan firaun dan keluarganya. Piramida dibangun
dengan bentuk segitiga yang simetris sehingga mampu bertahan selama
ribuan tahun karena memilki konstruksi yang kokoh

2. Kolom
Kolom adalah elemen penting dari arsitektur Mesir Kuno yang berbentuk
bulat atau persegi panjang dan terdapat di bagian dalam bangunan,
digunakan untuk menopang atap dan struktur bangunan

3. Relief
Relief merupakan ukiran pada dinding yang menjadi ciri khas arsitektur
Mesir Kuno yang digunakan untuk menghiasi bangunan-bangunan pada
masa itu. Relief pada arsitektur mesir kuno umumnya menampilkan sosok
firaun dan dewa-dewi serta kegiatan sehari-hari di Mesir.

4. Simetri
Simetri merupakan prinsip desain penting dalam arsitektur Mesir Kuno
yang biasa dimiliki bangunan-bangunan pada masa Mesir Kuno.

5. Bentuk Geometris
Bangunan-bangunan Mesir Kuno memiliki bentuk geometris yang
sederhana, seperti segitiga, persegi, persegi panjang, maupun lingkaran. Hal
ini menggambarkan kepercayaan Mesir Kuno pada harmoni alam dan aliran
energi.

6. Keterkaitan dengan Agama


Arsitektur Mesir Kuno sangat terkait dengan agama, dan umumnya
dibangun untuk memberi pujaan kepada para dewa-dewi. Kuil-kuil pada
masa ini memiliki ruang yang dianggap sakral, seperti halaman dalam dan
ruang ziarah, dimana masyarakat dapat berdoa dan memberi persembahan
kepada dewa-dewi mereka.

C. Ciri Interior Periode Mesir Kuno


1. Interior rumah pada zaman mesir kuno umumnya memiliki tampilan
sederhana dan fungsional. Pada masa itu, teknologi masih terbatas dan
masih menggunakan peralatan mekanik seperti mesin uap. Dengan
demikian, furnitur maupun dekorasi interior pada masa itu cenderung lebih
praktis dan fungsional.

2. Material furnitur pada zaman mesir kuno yang biasa digunakan adalah kayu
yang kuat dan tahan lama. Furnitur pada masa ini dirancang secara
sederhana dan minimalis serta mudah dibersihkan. Selain itu, penggunaan
lampu dinding dan lampu meja digunakan untuk memberikan cahaya saat
malam hari.

3. Dinding umumnya menggunakan warna netral seperti putih, abu-abu, atau


krem. Seni yang dipajangkan merupakan seni yang bersifat mekanis seperti
gambar-gambar mesin atau alat teknologi. Alat teknologi juga umum
menjadi pemandangan menarik di interior rumah mesir kuno.

4. Kesan tradisional dan fungsional juga sangat terasa dalam rumah interior
zaman mesir kuno. Pada rumah, fungsi lebih diutamakan dibangingkan
dengan desain yang rumit dan warna-warna yang mencolok jarang
digunakan.

5. Pada interior rumah, tidak banyak terdapat ornamen atau aksen khas seperti
rumah pada zaman sekarang.

D. Tokoh Terkenal dan Karyanya


1) Imhotep

Gambar 2.1 Patung Imhotep


(Sumber: https://www.worldhistory.org/imhotep/)

Imhotep adalah putera dari Ptah yang merupakan seorang kanselir Mesir
untuk Firaun Djoser, arsitek tangga piramida Djoser, dan imam besar dewa
matahari Ra di Heliopolis. Ia merupakan orang yang sangat pintar, oleh karena
itu ia diberi banyak gelar, yaitu: Kanselir Mesir Bawah, Yang Pertama setelah
Raja Mesir hulu, Administrator Istana Agung, Keturunan Bangsawan, Pendeta
Tinggi Helopolis, Pembangun, Pemahat, dan Ahli Pembuat Jambangan.
Sebagai salah satu tangan kanan raja Djoser, ia membuat Piramida Djzosèr di
Saqqara, Mesir sekitar tahun 2630-2611 SM, selama pemerintahan dinasti
ketiga Mesir.
Gambar 2.2 Piramida Djzosèr di Saqqara
(Sumber: https://www.idntimes.com/)

2) Hemiunu

Gambar 2.3 Patung Hemiunu


(Sumber: https://egyptianmuseum.org/)

Hemiunu (fl. 2570 SM) adalah seorang pangeran mesir kuno yang
diyakini sebagai arsitek pembangunan Piramida Agung Giza. Sebagai
wazir, menggantikan ayahnya, Nefermaat, dan pamannya, Kanefer,
Hemiunu adalah salah satu anggota terpenting istana dan bertanggung jawab
atas semua pekerjaan kerajaan. Makamnya terletak di dekat piramida
Khufu. Hemiunu menjabat sebagai wazir dan pembawa stempel kerajaan
untuk Khufu dan mungkin bertanggung jawab untuk membangun piramida
Khufu di Giza – Piramida Besar.
Gambar 2.4 Piramida Agung Giza
(Sumber: https://smarthistory.org/the-great-pyramids-of-giza/)

3) Senenmut

Gambar 2.5 Patung Senemut


(Sumber: https://egyptianmuseum.org/explore/middle-kingdom-architects-senenmut)

Senenmut adalah penasihat dekat dan pendamping setia Ratu Hatshepsut.


Dia juga guru dari anak tunggal Hatshepsut, seorang putri, Neferure.
Pengabdiannya mungkin dimulai pada masa pemerintahan Thutmoses II, suami
Hatshepsut. Sebagai Pengawas Kuil dan mungkin Kepala Arsitek Kerajaan,
Senenmut bertanggung jawab atas semua proyek bangunan besar selama masa
pemerintahan Hatshepsut, termasuk Kuil Kamar Mayat mahakaryanya di Deir
el-Bahri. Senenmut diyakini telah meninggal sekitar tahun 1464 SM.
Gambar 2.6 Kuil kamar mayat Hatshepsut di Deir el-Bahari
(Sumber: https://www.istockphoto.com/)

4) Amenhotep III

Gambar 2.7 Patung Amenhotep III


(Sumber: https://www.historyhit.com/facts-about-amenhotep-iii/)

Amenhotep III merupakan raja Mesir kuno yang memerintah dari


tahun 1390–53 SM dalam masa kemakmuran yang damai, yang
mengabdikan dirinya untuk memperluas kontak diplomatik dan
membangun ekstensif di Mesir dan Nubia. Di tahun kelima masa
pemerintahannya, Amenhotep melakukan kampanye melawan wilayah
bernama Akuyata di Nubia. Setelah itu pemerintahannya damai.
Amenhotep III terlibat dalam program pembangunan besar,
termasuk kuil kamar mayatnya sendiri di Thebes barat, di mana Colossi of
Memnon tetap menjadi fitur yang paling menonjol, dan sebuah kuil utama
di Soleb di Nubia. Kompleks istananya di Malkata di Thebes barat
dihubungkan ke Sungai Nil oleh pelabuhan buatan yang besar, Birket Habu.
Raja juga membangun bagian utama kuil di Luxor dan tiang di kuil di
Karnak, keduanya di Thebes kuno. Amenhotep III juga membangun banyak
gedung di Memphis.

Gambar 2.8 Makam Amenhotep III di Thebes barat


(Sumber: https://thebanmappingproject.com/tombs/kv-22-amenhetep-iii)

E. Contoh Bangunan Mesir Kuno yang Ada di Indonesia


BAB III

PERIODE YUNANI KUNO

A. Periodisasi Sejarah Desain Arsitektural Yunani Kuno


Yunani merupakan negara yang terletak di bagian tenggara Eropa yang
menjadi tempat lahirnya kebudayaan budaya barat dan gaya bangunan araitektur
dunia. Kata 'Yunani' berasal dari kata Lonia, sebuah nama kota di timur Yunani,
sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Greece yang diambil dari bahasa Latin
Graecia. Orang asli Yunani menyebutnya hellas, sehingga orang-orang Yunani
disebut hellenes. Istilah Yunani Kuno diterapkan pada wilayah yang
menggunakan bahasa Yunani pada zaman kuno. Yunani Kuno merupakan
peradaban yang dimulai dari periode Yunani Arkais, yang dimulai dari abad ke-
8 sampai abad ke-6 SM, hingga berakhirnya Zaman Kuno dan Abad Pertengahan
Awal dimulai. Peradaban ini mencapai puncaknya pada zaman Yunani Klasik
yang berkembang pada abad ke-5 sampai abad ke-4 SM. Yunani Kuno mengalami
sebuah peradaban yang memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
mengalami kemajuan.

Beberapa tahapan peradaban Yunani Kuno adalah:


a) Peradaban Arkais (750-500 SM)
Masa Yunani Arkais ditandai dengan kemunculan city-site, pengenalan
uang koin, pembentukan koloni Yunani, filsafat, kesenian teater dan
kesusasteraan. Periode ini berakhir pada tahun 510 SM saat penggulingan
kekuasaan tiran Athena

b) Peradaban Klasik (500-323 SM)


Peradaban ini ditandai dengan ancaman Kekaisaran Persia yang semakin
kuat untuk menguasai Yunani. Yunani berada di bawah kekuasaan
Macedonia yang nantinya pada masa Alexander akn memperluas
kekuasaannya sampai ke Mesir, Asia Tengah, dan India. Hal ini
memunculkan kebudayaan campuran yang disebut Hellenistik.
c) Peradaban Hellenistik (323-146 SM)
Periode ini berlangsung sejak Alexander menguasai wilayah yang luas
dalam kampanye milternya melawan Persia dan berakhir dengan Yunani
yang ditaklukkan oleh Romawi. Munculnya kekuasaan Macedonia ini
merupakan hal yang memulai penyebaran kebudayaan Yunani ke berbagai
wilayah.

d) Peradaban Yunani-Romawi
Peradaban Yunani-Romawi berlangsung sejak Romawi menaklukan
Korinthos dalam Pertempuran Khorintos pada 146 SM sampai didirikannya
Bizantium oleh kaisar Konstatinus sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi.
Terdapat berbagai peninggalan kebudayaan Yunani yang diadopsi oleh
Romawi seperti kepercayaan politeisme dan ilmu kelautan.

Bangsa Yunani mengutamakan aspek keindahan dan keagamaan. Bangsa


Yunani sendiri menganut kepercayaan politeisme, yang menyembah lebih dari
satu dewa. Dewa-dewa Yunani lebih banyak dikemukakan tentang keindahan
dunia daripada perkara rohaniah. Bangsa Yunani berpandangan bahwa dewa
merupakan makhluk-makhluk yang tampan dan cantik seperti manusia. Bangsa
Yunani termasuk bangsa yang mempunyai cita rasa yang tinggi dalam seni
bangunannya, karena bangunan Yunani dibuat atas asas keindahan yang
direncanakan atas rasa klasik dalam segala aspeknya. Berlawanan dengan
arsitektur gaya Timur Kuno seperti Mesir, Asiria, dan Persia yang membangun
didasarkan atas keinginan untuk menciptakan sesuatu yang dahsyat dan agung.

B. Karakteristik Umum Arsitektur Yunani Kuno

Yunani terkenal dengan kebudayaannya 'tinggi' yang dapat dilihat dari


pengaruh yang diberikan oleh Yunani kepada dunia hingga sekarang, seperti
filosofi, astronomi, mitologi, dan yang diterapkan sampai sekarang yaitu seni
dan desain. Arsitektur Yunani sangatlah esterik dari segi ornamental, dan
proporsi. Gaya arsitektur masa ini banyak dijadikan patokan inspirasi bagi
perkembangan arsitektur pada masa setelahnya. Gaya arsitektur Yunani Kuno
lebih dikenal sebagai arsitektur bergaya tiang karena tiang-tiangnya
menunjukkan karakteristik yang khas dari bangsa Yunani.

Orang Yunani lebih menyukai penggunaan marmer untuk bangunan


umum mereka. Namun, terdapat penggunaan kayu digunakan pada elemen
arsitektur dasar seperti kolom dan bangunan itu sendiri. Kuil awal abad ke-8
SM dibangun dengan cara demikian dan beratap jerami. Sejak akhir abad ke-7
SM, material kuil perlahan-lahan mulai diubah menjadi bangunan batu yang
lebih tahan lama; bahkan ada yang mencampurkan kedua bahan tersebut.
Beberapa sarjana berpendapat bahwa fitur dekoratif tertentu dari ibu kota kolom
batu dan elemen entablatur berevolusi dari keterampilan tukang kayu yang
ditampilkan dalam elemen arsitektur kayu yang lebih kuno.

Beberapa peninggalan arsitektur Yunani yang dikelompokkan berdasarkan


fungsing adalah:

1) Kuil
Kuil merupakan bentuk bangunan yang dominan pada Periode
Hellenistik yang digunakan sebagai istana tempat tinggal para dewa.
Bangunan ini memiliki konsep yang mengekspos kolom dan balok. Kolom
atau tiang dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu kaki tiang (base), badan
tiang (shaft), dan kepala tiang (capital). Arsitektur Yunani dalam
membangun Kuil menerapkan konsep bangunan ini cenderung simetris
dalam menerapkan konsep keseimbangan, keselarasan, dan keharmonisan.
Pada mulanya, kuil-kuil dibangun menggunakan material kayu dan batu
merah dengan dasar dinding batu, sedangkan kolom dan dinding utama
dibangun menggunakan batu gamping yang difinishing dengan plesteran
marmer. Beberapa contoh kuil yang dibangun pada peradaban Yunani Kuno
seperti Kuil Parthenon, Kuil Athena Nike, Kuil Artemis, Kuil Poseidon, dan
lain-lain.

2) Panggung Terbuka (Amphitheatre)


Panggung Terbuka memilki fungsi melaksanakan kegiatan di luar
ruangan dengan maksud bersenang-senang seperti permainan-permainan
drama dan sandiwara. Amphiteater pada peradaban Yunani Kuno dibangun
dengan bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk berjenjang di
sekitar area pertunjukan. Konstruksi panggung ini memiliki filter akustik
tinggi yang berasal dari konstruksi kursi dari bahan batuan kapur yang
dibangun mengelilingi area teater. Dengan konstruksi tersebut, bunyi suara
dapat dipantulkan ke segala arah dan dapat didengar baik oleh penonton.

Perbedaan gaya arsitektur Yunani (barat) dan gaya arsitekur Asia


(timur) adalah pada bagian pillar. Gaya pillar-pilalr Yunani sangat
mempengaruhi gaya arsitektur barat. Hal ini disebabkan karena kondisi
alam yang berbeda antara kondisi alam Yunani dan Asia yang kebanyakan
berupa hutan lebat, terdapat banyak binatang buas, kondisi iklim lembaab,
dan sering terjadinya gempa.

Gaya pilar-pillar Yunani Kuno dibedakan menajdi tiga, yakni Doria,


Ionia, dan Korinthia. Dua gaya pilar utama dalam arsitektur Yunani Kuno
dan Yunani Klasik adalah Doria dan Ionia, sedangkan Korinthia
dikembangkan pada akhir periode Yunani Klasik, tetapi lebih umum
digunakan pada periode Yunani Hellenistik dan Yunani-Romawi.

A) Gaya Doria
Gaya Doria merupakan gaya arsitektur Yunani tertua dan banyak
digunakan pada bangunan-bangunan penting seperti kuil. Pillar gaya
Doria memiliki bentuk paling sederhana diantara dua gaya pillar
lainnya, pilar ini ditandai dengan ciri kolom yang gemuk, ukuran yang
tidak terlalu tinggi, terkesan berat dengan permukaan polos, bentuk
mahkota puncaknya curva polos memutar, serta badan pillar memiliki
20 flutes (alur cekung) yang tersusun vertikal. Salah satu peninggalan
arsitektur gaya Doria yang terkenal adalah Kuil Parthenon (447-432
SM) yang terletak di Akropolis, dirancang oleh Ictinus dan Callicrates
yang dibantu oleh Pheidias dalam seni patungnya. Kuil ini dibangun
pada masa Pericles dan dipersembahkan kepada Parthenos.
B) Gaya Ionia
Setelah berkembangnya gaya Doria di seluruh Yunani, terdapat aliran
baru yang berkembang dari sekelompok susu Ionian. Aliran ini disebut
Inonia sesuai nama kelompok tersebut. Pilar gaya Ionia lebih ramping
dari pilar gaya Doria, terkadang digambarkan secara feminim dan
mempesona, terdapat dua volute yang bersebrangan (disebut juga
gulungan) dan terletak di bagian mahkota, serta badan pilar memilki 24
flutes atau alur cekung yang tersusun secara vertikal. Salah satu karya
bangunan gaya Ionia yang terkenal adalah Kuil Arthemis di Ephesus
(356 SM)

C) Gaya Korinthia
Gaya Korinthia mengandung unsur campuran antara gaya Doria dan
gaya Ionia. Pilar gaya Korinthia merupakan pilar yang paling dipenuhi
ornamen dibandingkan gaya pilar lainnya. Pilar gaya ini ditandai dengan
kolom bergalur berbentuk silinder, bentuknya ramping, dan sedikit
mengecil di bagian atas, dihiasi dengan dua baris daun acanthis dan
empat gulungan pada bagian mahkotanya, serta badan pilar memiliki 24
flutes (alur cekung) yang tersusun vertical. Gaya Korinthia kemudian
mulai digunakan pada arsitektur eksternal. Salah satu karya bangunan
gaya Korinthia yang terdapat di Yunani adalah monumen Lysikrates
yang terdapat di Athena. Gaya Korinthia banyak digunakan pada hampir
semua bangunan zaman klasik dan banyak berkembang pada daerah
kekuasaan Romawi.

C. Ciri Interior Periode Yunani Kuno


Interior Yunani cukup sederhana, luas, memiliki daya tarik khusus dari negara-
negara selatan, dan interior Yunani tidak mentolerir suatu kemewahan. Hal utama
mengenai interior Yunani adalah menciptakan ruang hidup yang nyaman dan
praktis. Beberapa karakteristik interior Yunani, yaitu:
a) Interior dilengkapi dengan kolom atau pilar yang berbentuk persegi panjang
dan tambahan pahatan seperti gaya Yunani (Doria, Ionia, atau Korinthia)
b) Desain memfokuskan pada simetri dan proporsi yang baik
c) Pahatan dan dekorasi yang digunakan berasal dari mitologi Yunani serta
menggambarkan dewa dan dewi
d) Penggunaan motif geometris, seperti lingkaran, segitiga, dan spiral
e) Penggunaan warna terbatas, biasanya hanya hitam dan putih
f) Penggunaan ornamentasi alami, seperti pohon, bunga, dan hewan.
g) Penggunaan relief dan sculpture untuk menambahkan dekorasi pada bangunan

D. Tokoh Terkenal dan Karyanya


1) Ictinus

Gambar 3.1 Patung Ictinus


(Sumber: https://peoplepill.com/people/ictinus/lists)

Ictinus merupakan salah seorang dari arsitek Yunani yang paling terkenal di
Athena karena karyanya di Parthenon di Akropolis, Kuil Misteri di Eleusis,
dan Kuil Apollo Epicurius di Bassae. Ictinus merancang Parthenon dengan
Callicrates, meskipun terdapat spekulasi bahwa mereka sebenarnya
merupakan saingan, dan bahwa Ictinus melanjutkan pekerjaan yang dimulai
oleh Callicrates. Ictinus juga terlibat dalam pembangunan kembali dan
perluasan aula Telestrion di kuil Demeter dan Persephone di Eleusis bekerja
sama dengan Coroebus, Metagenes, dan Xenocles. Aula Telestrion, tempat
Misteri Eleusinian dipertunjukkan, adalah aula persegi dengan kursi dari batu.
Ictinus mungkin bekerja di Eleusis sekitar tahun 430 SM, beberapa saat
setelah dia menyelesaikan pekerjaannya di Parthenon. Kuil Apollo Epicurius
di Bassae (di Arcadia, dekat Phigalia) konon meniru Kuil Athena Alea (oleh
Scopas) di Tegea, kuil terindah di Peloponnese, yang menggabungkan ordo
Doric, Ionic, dan Corinthian.
Gambar 3.2 Kuil Apollo Epicurius di Bassae
(Sumber: ttps://visitworldheritage.com/)

2) .
3) .
E. Contoh Bangunan Yunani Kuno yang Ada di Indonesia

Gedung Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Jawa Barat

Gedung Museum Satwa Jatim Park 2 di Malang, Jawa Timur


BAB IV

PERIODE ROMAWI KUNO

A. Periodisasi Sejarah Desain Arsitektural Romawi Kuno


Bangsa Romawi merupakan penduduk kota Roma yang dimmulai dari
perkampungan kecil di bukit-bukit Palatine dan Aventine. Raja pertama
bangsa Romawi adalah Romulus yang merupakan keturunan pahlawan Troya,
Aineias, yang berimigrasi ke Latium (Italia) setelah kejatuhan Troya. Pendirian
kota Roma sendiri secara tradisional terjadi pada tahun 753 SM. Pada masa
kerajaannya, tiga raja terakhir Romawi berasal dari bangsa Eturia atau Toscana
modern, yakni orang-orang yang paling kuat dan berpengaruh. Bangsa ini
merupakan bangsa yang mengajari bangsa Romawi mengembangkan tulisan,
ilmu, arsitektur, seni, dan agama. Kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja,
dan raja ketujuhnya dikudeta dan rakyat menggantikannya dengan sistem
pemerintahan republik pada tahun 510 SM. Hal ini membuat Kerajaan Romawi
berubah menjadi Republik Romawi.

B. Karakteristik Umum Arsitektur Romawi Kuno


Arsitektur Romawi Kuno mengadopsi unsur-unsur dari arsitektur Yunani,
sehingga menjadi suatu laggam arsitektur baru yang berbeda. Arsitektur
Romawi berkembang pada zaman Republik, bahkan semakin berkembang lagi
ketika zaman Kekaisaran Romawi berlangsung, yang dibuktikan dengan
dibangunnya sebagian besar bangunan yang masuh dapat dijumpai pada masa
sekarang ini. Material-material yang dimanfaatkan antara lain adalah beton
Romawi, dan menerapkan serangkaian teknologi baru seperti pelengkung dan
kubah dalam mendirikan bangunan kukuh dan direkayasa dengan baik. Bangsa
Romawi menghasilkan ciri khas mereka di bidang arsitekrur ketika memasuki
permulaan zaman kekaisaran, yang memadukan unsur-unsur pribumi arsitekrur
Etruski dengan unsur-unsur yang diserap dari bangsa Yunani. Hal ini termasuk
sebagian besar unsur langgam arsitektur yang sekarang disebut arsitektur klasik.

Arsitektur Romawi berkembang sejak Republik Romawi terbentuk pada


tahun 509 SM sampai sekitar abad ke-4 M. Sejumlah kecil bangunan penting
peninggalan Romawi Kuno yang masih dapat dilihat sampai saat ini berasal dari
sekitar tahun 100 M, sementara sebagian besar bangunan penting dari zaman
kekaisaran berasal dari setelah tahun 100 M. Langgam arsitektur Romawi yang
didirikan di Eropa bagian barat sekitar tahun 1000 M disebut langgam
Romawian atau Romanesque karena didasari bentuk-bentuk dari arsitektur
Romawi.

Beberapa karakteristik Arsitektur Romawi:


a) Penafsiran terhadap makna kehidupan sangat kompleks dan berpengaruh
terhadap tata bangunan
b) Konsep penataan bangunan dan landskap perkotaan dirancang secara
integratif dan skala yang lebih luas
c) Konsep perancangan menekankan pada media ekspresi arsitektural
d) Bangunan memiliki sifat monumental dan mengutamakan keagungan
e) Bentuk arsitektur mengesankan keanggunan yang bersifat formal dan
berorientasi briokratik

C. Ciri Interior Periode Romawi Kuno

D. Tokoh Terkenal dan Karyanya

E. Contoh Bangunan Romawi Kuno yang Ada di Indonesia

Benteng Pendem di Ambarawa, Semarang


BAB V

PERIODE MODERN AWAL

A. Periodisasi Sejarah Desain Arsitektural Modern Awal


Arsitektur modern awal merupakan era dimulainya arsitektur modern dan masa
ini adalah paham dan aturan arsitektur klasik mulai ditinggalkan dan digantikan
dengan pham baru Arsitektur Modern. Para arsitek modern awal mulai
bermunculan dan melahirkan karya yang menginspirasi perkembangan
arsitektur modern di berbagai negara. Desain Modern merupakan bentuk
pemecahan masalah yang dihasilkan dari perkembangan berbagai bidang ilmu
dan teknologi. Desain modernpada dasarnya adalah suatu bentuk penemuan
solusi yang bersumber dari logika dan rasionalitas yang memperhatikan
perkembangan zaman yang terjadi. Kelahiran desain modern tidak semata-mata
disebabkan penetrasi teknologi dan industri di dunia desain, akan tetapi
merupakan upaya penyatuan berbagai latar belakang IPTEK yang
berkesinambungan bagi pengembangan arsitekrur modern.

Awalnya, Arsitektur Modern muncul pada sekitar tahun 1750-an di Eropa


dengan ciri khas desain bergaya Romantic Classicm atau Neoklasik. Arsitektur
Modern baru bermunculan di negara-negara Eropa setelah dibangunnya Crystal
Palace sebagai reaksi ketidakpuasan akan gaya arsitektur klasik dan
kombinasinya pada abad ke-18. Di Amerika, gaya arsitektur modern mulai
muncul di tahun 1880-an akibat adanya erbagai gagasan baru. Salah satu
gagasan tersebut adalah adanya peran teknologi dalam perancangan bangunan
yaitu penggunaan material baru seperti beton, besi, baja, kaca, dan sebagainya
yang memunculkan serangkaian macam struktur bangunan baru dan
mempengaruhi bentuk bangunan yang sebelumnya tidak ada.

Kelahiran arsitektur modern sudah dimulai sejak jaman renainsance di


pertengahan abad ke-18. Gagasan ini pertama kali dicetuskan oleh
ReneDescartes sebagai yang disebut juga sebagai bapak rasionalisme dan
menjadiarsitek pertama filsafat modern. Kemunculan arsitektur modern juga
disebabkan oleh adanya revolusi industri akibat ekletisme, yang adalah suatu
paham memilih yang terbaik dari sebelumnya.

Arsitektur eklektisme menurut Sumalyo (1997) adalah aliran memilih


dan memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Karena
pengaruh revolusi industri, aliran eklektisme ini berkembang karena
produksinya material dan elemen-elemen dekorasi secara massal (pra-
fabrikasi). Pada perkembangannya, arsitektur modern menjadi kritik dari masa
lalu. Hal ini dikarenakan banyak pergeseran dari paradigma keindahan,dimana
arsitektur moder mendefinisikan keindahan menjadi bentuk murni dan
funsional.

B. Karakteristik Umum Arsitektur Modern Awal


Jenis-Jenis Aliran Modern Awal Pada Masa 1900-1940an:
a) Art Nouveau (1895)
b) Arsitektur Organik
c) Arsitektur Kubisme
d) Arsitektur Kontruktivisme
e) Arsitektur Modern De Stijl
f) Bauhaus
g) Gaya Internasional

C. Ciri Interior Periode Modern Awal

D. Tokoh Terkenal dan Karyanya

E. Contoh Bangunan Modern Awal yang Ada di Indonesia


BAB VI

PERIODE MODERN AKHIR

A. Periodisasi Sejarah Desain Arsitektural Modern Akhir

Modern Akhir adalah gaya arsitektur yang umumnya menggambarkan


perkembangan abad ke-20 dalam desain modern dan pembangunan wilayah
perkotaan. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan gaya desain yang
sangat berkembang pada sekitar tahun 1950-an. Gaya desain rumah atau
bangunan yang dibangun antara tahun 1940-an hingga 1980-an ini menjadi
jembatan antara gaya desain modernisme dan postmodernisme.

Modernisme Akhir adalah studi tentang bagaimana modernisme


diubah, berasimilasi, dan digambarkan setelah tahun 1945, sebelum ditantang
pada tahun 1960-an dan 1970-an. Modernisme Akhir mencakup keseluruhan
produksi seni yang dibuat antara setelah Perang Dunia II dan tahun-tahun awal
abad ke-21. Gaya desain ini juga sering menunjukkan banyak karakteristik yang
menyerupai dengan Post-Modernisme meskipun terdapat perbedaan. Arsitektur
Modernisme Akhir bersifat reduktif dan fungsionalis dibandingkan post-
modernisme. Selain menyempurnakan atau merumuskan kembali konsep-
konsep Modern sebelumnya, Modernisme Akhir juga menggunakan fitur-fitur
Modernis tertentu yang tidak umum digunakan sebelumnya termasuk sudut
radial, balok kaca, dan jalur sabuk.

B. Karakteristik Umum Arsitektur Modern Akhir


Beberapa karakteristik umum arsitektur modern akhir dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1) Fitur Desain Fungsional, yang berarti desain yang diterapkan bersifat
fungsional.
2) Memiliki Bidang Datar, yaitu garis geometris rumah yang teratur dan atap
datar adalah karakteristik utama yang paling terlihat dari arsitektur masa
modern akhir.
3) Terdapat Jendela yang besarseperti pintu geser kaca dan materi kaca lainnya
memungkinkan cahaya alami dari luar masuk ke dalam bangunan dari
berbagai sudut.
4) Penggunaan Material yang tradisional maupun non-tradisional, yang artinya
terdapat keterpaduan material yang kontras seperti material tradisional kayu,
atau non-tradisional seperti metal, plastik, dan lainnya.
5) Penggunaan Ornamen yang Minimalis, yang artinya ornamen yang digunakan
bersifat sederhana dan memiliki bentuk-bentuk geometris.

Beberapa aliran arsitekrur yang termasuk gaya modern akhir:


1. International Style (Gaya Internasional)
Aliran international style adalah aliran arsitektur modern akhir yang
menggunakan bentuk-bentuk dinamis yang mengatasi keterikatan pada
jaman neo-klasik maupun perkembangan jaman berikutnya. Bangunan
dengan aliran gaya ini tidak memiliki ciri khas tertentu sebagai penanda
zaman, sehingga bangunan dengan gaya ini dapat disebut sebagai bangunan
dengan gaya sepanjang masa karena terkesan sangat sederhana. Kualitas
gaya yang bersih, efisien, dan geometris menjadi dasar dari arsitektur
gedung pencakar langit di Amerika Serikat pada 1950-an dan 60-an. Ciri
khas gaya arsitektur ini dapat dilihat pada bentuk bangunan yang memiliki
bentuk bujur sangkar, penyederhanaan bentuk, meminimalisir penggunaan
ornamen, dan pengadopsian kaca, baja, dan beton sebagai bahan pilihan.
Gaya Internasional memberikan estetika untuk gedung pencakar langit yang
dibangun dengan permukaan bersih dan sederhana yang menjadi simbol
status kekuatan dan kemajuan perusahaan Amerika sampai saat ini.
Salah satu contoh dari bangunan dengan gaya International Style
adalah Lever House, yakni sebuah bangunan sederhana tanpa hiasan
apapun, sehingga menjadi ciri utama bahwa bangunan ini adalah bangunan
beraliran Internasional Style. Bangunan yang terletak di 390 Park Avenue
di lingkungan tengah wilayah Manhattan di Kota New York ini dibangun
pada tahun 1950 oleh arsitek Gordon Bunshaft dan Natalie de Blois dari
kantor arsitektur Skidmore, Owings & Merrill (SOM). Dibangun selama dua
tahun dari tahun 1950 hingga 1952, itu adalah gedung pencakar langit
dengan dinding tirai kaca kedua di New York City, setelah Gedung
Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Beberapa bangunan dengan gaya
arsitektur international style antara lain adalah Seagram Building di 375
Park Avenue di tengah wilayah Manhattan, Kota New York yang dibangun
pada tahun 1958 dan The Case Study House atau Stahl House di Los
Angeles, California yang dibangun pada tahun 1960.

a b c
Gambar 1.1 Bangunan gaya International Style
(a) Lever House, Manhattan, New York. (b) Seagram Building, Manhattan, New York. (c) Stahl
House, California.
(Sumber: www.archdaily.com)

2. Brutalism (Brutalis)
Arsitektur Brutalis adalah sebuah gaya arsitektur yang muncul pada
tahun 1950-an, yakni pada proyek rekonstruksi era pascaperang dunia II.
Gaya arsitektur yang cukup populer di pertengahan abad ke-20 dari tahun
1950-an hingga 1980-an ini digunakan terutama pada proyek bangunan sipil
dan bangunan institusional. Bangunan brutal dicirikan memiliki konstruksi
minimalis yang memamerkan bahan bangunannya secara ekspos dan
elemen struktural yang dominan di atas desain dekoratif. Gaya ini biasanya
menggunakan material seperti beton atau batu bata yang tidak di cat, bentuk
geometris, dan palet warna yang didominasi warna monokrom. Bangunan
dengan gaya ini lebih memprioritaskan fungsi daripada bentuk dan desain
yang bersifat minimalis atas desain yang mencolok. Beberapa contoh
bangunan terkenal yang menggunakan gaya desain arsitektur brutalis adalah
Centre Point di London, Trellick Tower di London, dan Geisel Library di
California.

a b c
Gambar 1.2 Bangunan Gaya Brutalis
(a) Centre Point, London. (b) Trellick Tower, London. (c) Geisel Library, California
(Sumber: https://en.wikipedia.org/)

3. Mid-Century Modern (Modern Abad Pertengahan)


Gaya desain mid-century modern atau modern pertengahan abad
merupakan sebuah gaya desain yang sering digunakan pada rumah tinggal
pada tahun 1950-an. Gaya ini mulai digunakan pada tahun 1945 (pasca
perang dunia II) sampai 1980an. Arsitektur modern abad pertengahan
adalah gaya arsitektur abad ke-20 yang dicirikan oleh garis-garis yang
bersih, kurva yang diredam, kurangnya ornamen, jendela besar, desain
interior berdasarkan fungsionalitas, dan denah lantai terbuka yang bertujuan
membuat ruangan di dalam dan luar ruangan saling melengkapi. Gaya
desain ini juga memiliki karakteristik yang sederhana dan terintegrasi
dengan alam.
Rumah tinggal maupun bangunan yang dibangun pada masa ini
meminimalisir penggunaan ornamen demi memiliki sebuah desain dengan
sifat minimalis. Rumah modern abad pertengahan menampilkan fasad
exterior yang berbentuk bujur sangkar dan mengutamakan fungsi bangunan.
Umumnya, rumah dengan gaya ini hanya setinggi satu lantai dan memiliki
banyak akses ke ruang terbuka. Beberapa contoh bangunan dengan gaya
desain ini adalah Schindler House di California, Kaufmann House di
California, dan Farnsworth House di Amerika.

a b

c
Gambar 1.3 Bangunan Gaya Modern Pertengahan Abad
(a) Schindler House, California. (b) Kaufmann House, California. (c) Farnsworth House,
America.
(Sumber: https://www.archdaily.com/)

C. Ciri Interior Periode Modern Akhir

Gaya ini secara garis besar memiliki beberapa karakteristik, seperti bentuk
bangunan yang umumnya berbentuk bujur sangkar, meminimalisir penggunaan
ornamen pada bangunan, terdapat penyederhanaan bentuk dan bersifat
minimalis, memiliki bentuk-bentuk geometris pada bangunan, serta
mengutamakan fungsi dari bangunan. Untuk interior dari gaya desain modern
akhir sendiri cenderung menggunakan furniture yang didominasi dengan warna
natural, mulai dari sofa, lemari, hingga meja. Untuk menampilkan kesan akhir
dari gaya modern yang kental gunakan furniture yang berbahan alami seperti
kayu atau yang non-tradisional seperti metal, plastik, vinyl, plywood, dan kaca.
Gambar 3.1 Furniture Modern Akhir

(Sumber: https://vermontwoodsstudios.com)

Penggunaan material seperti kayu dan plastik juga sangat umum


digunakan dalam elemen-elemen interior pada masa modern akhir, namun tidak
jarang material seperti keramik juga digunakan sebagai material untuk lantai.
Warna yang dominan digunakan pada gaya ini adalah warna hangat dan natural
seperti warna kayu, Warna-warna lain yang digunakan antara lain hijau zaitun,
orange, kuning, atau bahkan warna trendi seperti abu-abu, biru kehijauan dan
hitam.

Gambar 3.2 Material dan Palette Warna Modern Akhir

(Sumber: https://www.pinterest.com)
Gambar 3.3 Aksesoris Modern Akhir)

(Sumber: https://www.pinterest.com)

D. Tokoh Terkenal dan Karyanya


1. Norman Foster (1 Juni 1935 – sekarang)

Gambar 2.1 Norman Foster


(Sumber: www.google.com)

Norman Robert Foster merupakan seorang arsitek asal Manchester,


Inggris yang diakui sebagai tokoh penting dalam arsitektur modern Inggris.
Ia telah memenangkan Pritzker Architecture Prize pada tahun 1999, yang
merupakan sebuah penghargaan arsitektur internasional yang diadakan
setiap tahun. Dia adalah pendiri dan ketua dari Foster and Partners, sebuah
kantor arsitektur yang didirikan di London pada tahun 1976. Selama kurang
lebih empat decade terakhir, perusahaan ini telah bertanggung jawab atas
berbagai pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat, mulai dari rencana
induk perkotaan, infrastruktur publik, bandar udara, bangunan sipil, kantor
dan tempat kerja, hingga rumah pribadi.
Foster sering dikaitkan dengan perkembangan arsitektur dengan
teknologi tinggi. Norman Foster mendapatkan ketenaran di awal tahun
1970-an sebagai seorang arsitek kantor pusat Willis Faber dan Dumas di
Ipswich, Inggris, yakni sebuah bangunan open-plan ramah lingkungan yang
sangat penting pada masa itu. Salah satu bangunan rancangannya yang
paling menunjukkan kedekatannya dengan modern akhir adalah Kantor
Pusat Bank Hong Kong dan Shangkai, yang terletak di Hong Kong, Cina
(1979). Karya terkenal lainnya dari arsitek ini antara lain adalah Balai Kota
London, Bangunan Gherkin, Bangunan Reichstag, dan Menara Hearst.

Gambar 2.2 Kantor Pusat Bank Hong Kong dan Shanghai di Hong Kong, Cina (1979)
(Sumber: www.google.com)

2. Renzo Piano (14 September 1937 – sekarang)


Gambar 2.3 Renzo Piano
(Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Renzo Piano adalah seorang arsitek kelahiran kota pelabuhan Genoa,


Italia pada tahun 1937. Pada usianya yang ke-35 pada tahun 1972, Renzo
Piano melaksanakan proyek Pompidou Center di Paris bersama dengan
Richard Rogers yang menjadi standar ukur arsitektur dan sejarah modern
akhir. Pompidou Center sendiri merupakan sebuah museum seni modern
nasional dan terkenal mendunia karena memiliki koleksi seni abad ke-20
dan ke-21, dan bangunan ini merupakan contoh besar pertama dari
bangunan 'luar-dalam' dengan sistem struktural, sistem mekanis, dan
sirkulasi yang terlihat di bagian luar bangunan. Bangunan ini juga
merupakan karya Renzo Piano yang paling dikenal di dunia.
Renzo Piano Building Workshop (RPBW) atau RPBW Architects,
yang merupakan kantor arsitektur internasional yang dimiliki dan dipimpin
oleh Renzo Piano berpusat di Genoa, Paris, dan New York. Kantor ini
memperkerjakan lebih dari seratus arsitek, insinyur, dan spesialis bangunan.
Dengan tim yang memiliki spesialisasi di bidang bangunan ini, Piano telah
mengeksekusi desain yang mendefinisikan kota seperti The Shard di
London—gedung tertinggi di Eropa—dan beragam bangunan lain.
Beberapa bangunan karya Renzo Piano lainnya yang juga terkenal adalah
Whitney Museum of American Art di New York City, İstanbul Modern di
Istanbul dan Stavros Niarchos Foundation Cultural Center di Athena.
Gambar 2.4 Pompidou Center (1972)
(Sumber: https://www.isplora.com)

3. Santiago Calatrava (28 Juli 1951 – sekarang)

Gambar 2.5 Santiago Calatrava


(Sumber: https://en.wikipedia.org/)

Santiago Calatrava Valls merupakan seorang arsitek kelahiran Valencia,


Spanyol pada tahun 1951. Arsitek asal Spanyol ini dikenal dengan
keutamaan strukturnya, yang menjadi ciri khas estetik dan gaya
potongannya yang unik, seolah-olah bangunan rancangannya adalah sebuah
pahatan. Proyek yang sangat menggambarkan gaya yang digunakan
Calatrava adalah La Ciudad de las Ciencias, di kampung halamannya yakni
Valencia, Italia. Proyek ini dipenuhi dengan estetika gaya "neofuturist"
yang dicapai melalui materialitasnya yang sederhana dan estetika yang
berani secara formal.
Gambar 2.6 La Ciudad de las Ciencias
(Sumber: https://www.tripadvisor.co.id)

E. Contoh Bangunan Modern Akhir yang Ada di Indonesia


BAB VII

PERIODE POST-MODERN

A. Periodisasi Sejarah Desain Arsitektural Post Modern

Postmodernisme pertama kali muncul pada tahun 1960-an sebagai sebuah gaya
desain yang menyimpang dari modernisme. Postmodern adalah konsep
arsitektur yang memiliki berbagai karakter yang lebih mengutamakan gaya
hibrida, komposisi paduan, abstorsif, ambigu, inkonsisten, dan kode ekuivalen.
Paham terkenal Mies van der Rohe "less is more" dari pergerakan modern yang
fungsional berubah menjadi "Less is bore" (pemikiran Venturi). Menurut
Michael Leaf, arsitektur postmodern tidak dapat terlepas dari arsitektur modern
karena arsitektur modern lebih bersifat memaksakan gaya hidup daripada
membantu penyelesaian masalah. Keadaan ini mencapai puncaknya dengan
dilakukannya penghancuran sebuah kompleks perumahan dengan gaya
penataan arsitektur modern yang pernah mendapat penghargaan.

Postmodernisme merupakan gerakan budaya dan intelektual yang luas


yang muncul di pertengahan hingga akhir abad ke-20 sebagai reaksi dari ide dan
nilai modern yang mendominasi seni, sastra, filsafat dan arsitektur.
Postmodernisme dicirikan oleh skeptisisme terhadap narasi besar, menataratif,
dan ideologi, dan sebaliknya menekankan fragmentasi, keragaman, dan
kemungkinan budaya dan pengetahuan.

B. Karakteristik Umum Arsitektur Post Modern


Menurut Budi Sukada dalam Agus Dharma, terdapat 10 ciri arsitektur
postmodern. Namun jika sebuah karya arsitektur mempunyai enam dari ciri
tersebut, maka dapat dikategorikan ke dalam arsitektur postmodern. Kesepuluh
ciri tersebut yaitu:
a) Berkonteks urban.
b) Berwujud metaforik.
c) Mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat lokal atau populer.
d) Membangkitkan kembali kenangan sejarah (historical).
e) Menerapkan kembali teknik ornamentasi.
f) Bersifat representasional.
g) Hasil dari partisipasi.
h) Mencerminkan aspirasi umum.
i) Bersifat plural.
j) Bersifat eklektik.

C. Ciri Interior Periode Post Modern

D. Tokoh Terkenal dan Karyanya

E. Contoh Bangunan Post Modern yang Ada di Indonesia


BAB VIII

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai


perkembangan serta sejarah arsitektur dan desain interior pada beberapa masa,
dapat ditarik beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca serta
mahasiswa yang sedang mempelajari mengenai materi priodisasi pembabakan
desain interior pada masa-masa yang telah dibahas
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai