DI SUSUN OLEH:
Puji syukur Saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
karunia-Nya, Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah perkembangan
Material Arsitektur dan Konstruksi”. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Rifat Y. Y Maromon ST.,M.Si Dan Bapak Lodwyk Dahokohi ,ST.,MSc Sebagai Dosen
Mata Kuliah Material Arsitektur.
Tujuan penyusunan makalah ini untuk menambah pengetahuan serta wawasan
bagi pembaca tentang perkembangan material arsitektur dari masa ke masa. saya
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh Karena
itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini di
masa mendatang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
Latar Belakang .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
A. Material Arsitektur Masa Prasejarah ........................................
B. Sejarah Perkembanganmaterial arsitektur masa peradaban ...
1. Mesir..............................................................................
2. Hindu/Budha ..................................................................
3. Romawi .........................................................................
C. Masa Revolusi Industri .............................................................
1. Semen ..........................................................................
2. Beton .............................................................................
D. Sejarah Material Arsitektur dan Konstruksi Masa Modern........
E. Sejarah Material Arsitektur Masa pasca modern ......................
F. Masa Milenium .........................................................................
BAB III PENUTUP ....................................................................................
Kesimpulan ..............................................................................................
Saran........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Material Batu
Batu adalah bahan bangunan tertua yang dikenal manusia. Peradaban batu
diperkirakan sudah ada sejak 4.000 juta tahun lalu. Menutut catatan Sejarah, batu
tertua berumur sekitar 6000 tahun, penggunaan batu oleh manusia dalam struktur
bangunan Mesir kuno dan Yunani merupakan salah satu rekaman yang bisa
dicatat sebagai salah satu bagian dari kehidupan berbahan anorganik.
Karena batu memiliki unsur2 yang berkristal, maka batu memiliki batasan
kemampuan dalam menopang beban tertentu. Dengan alasan inilah maka
pembangunan bangunan batu dimasa awalnya mencari cara untuk berupaya agar
batu dapat memiliki ketahanan yang maksimal. Formasi bentuk yang umum dan
paling ringan dan sederhana yang digunakan dalam bangunan batu adalah
dengan menumpukkan batu diatas tanah datar kemudian disusun secara
bersilangan hingga membentuk beberapa elemen berupa kolom dan dinding.
Gambar 2 Menhir (tugu batu yang didirikan sebagai tempat pemujaan untuk memperingati arwah nenek moyang)
Pada umumnya bangunan batu dibangun dari potongan-potongan batu
yang disusun dan dirancang untuk dapat bertautan satu sama lain hingga
membentuk sebuah bangunan batu yang menerus dan barangkali inilah awal dari
era konsep prefabrication. Pengembangan arsitektur batu sejak awalnya sudah
memiliki susunan yang teratur berdasarkan azas perakitan yang baik. Beberapa
contoh bangunan batu telah memiliki penataan struktur batuannya berdasarkan
proporsi dan ukuran tertentu.
Sangat mungkin untuk ditelusuri bahwa kecanggihan dan kekuatan
konstruksi batu terus dilakukan. Kesan bahwa batu menjadi tidak berat dan tidak
kaku pun terus dilakukan, terlihat dari sejarah dimana bagunan-bangunan batu
pun dibuat menjulang tinggi dan memiliki berbagai macam ornamen seperti yang
ditemukan dalam era Gothic di bagian utara Eropa. Hingga saat ini, bagunan itu
sering digunakan sebagai tempat Lembaga Terhormat, Lembaga pemerintahan
ataupun Organisasi Publik dan lain-lain. saat ini, bagunan itu sering digunakan
sebagai tempat Lembaga Terhormat, Lembaga pemerintahan ataupun Organisasi
Publik dan lain-lain.
Gambar 3 Dolmen (meja batu, merupakan tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang, Adapula yang
digunakan untuk kuburan)
2. Kayu
Kayu yang merupakan bahan alami dari batang pohon memiliki manfaat
yang luar biasa bagi berbagai macam kebutuhan manusia. Salah satu manfaat
yang digunaan manusia adalah penggunaan kayu sebagai bahan bangunan baik
untuk bahan konstruksi, ornamen hingga asesories, perkakas, dan lain
sebagainya. Sebagai bahan bangunan, bukan bahan konstruksi, penggunaan
kayu telah ditemukan antara tahun 665 s/d 57 SM SM. Penggunaan konstruksi
sederhana mulai diterapkan disebuah dinasti di Jepang dimana secara umum
arsitektur jepang yang masih berhubungan dengan arsitektur korea memiliki
kesamaan hubungan kepercayaan. Beberapa bentuk yang digunakan dimasa itu
adalah digunakan pada bangunan Kuil, Kedai Minum Teh, Budhist Temple dan
tempat peribadatan agama Shinto.
Gambar 5 Arsitektur kuno Korea
1. Zaman Mesir
Peradaban Mesir sangat berpengaruh terhadap sejarah perkembangan
material arsitektur. Kondisi geografis Mesir membuat pepohonan sangat sulit
untuk tumbuh dan berkembang. Masyarakat setempat harus memutar otak untuk
memanfaatkan material lain, seperti lumpur yang dikeringkan dan batu buatan
tanah liat. Selain tanah liat, kamu juga bisa melihat penggunaan batu alam seperti
batu pasir halus, batu kapur, hingga granit.
Mereka membuat bata dengan mengeringkan endapan sungai Nil di bawah
matahari hingga tungku pembakaran. Setelah melalui proses pembakaran maka
tanah liat tersebut menjadi sekeras batu alam. Profesor Davidovits mengatakan,
bahwa tanah liat dan bahan lainnya diambil dari sepanjang Suangai Nil, lalu
bahan-bahan tersebut disatukan dengan bahan campuran lainnya dalam sebuah
wadah. Campuran semua unsur tanah liat ini selanjutnya dipanaskan pada suhu
tinggi, sehingga menyebabkan komponen-komponen kimiawi dari bahan-bahan
tersebut saling berinteraksi dan membentuk sejenis batu. Guna memudahkan
membawa material tersebut ke lokasi piramida, campuran tanah liat tersebut
ditaburi dengan zat garam, setelah agak mencair barulah tanah liat tersebut
diangkut dan ditempatkan dalam cetakan kayu yang telah dipersiapkan.
Selanjutnya dengan bantuan panas matahari, campuran tanah liat tersebut akan
membentuk batu persis seperti batu gunung berapi, yang terbentuk jutaan tahun
lalu. Dengan teknis semacam ini, menjadikan semua blok batu memiliki ukuran
dan potongan yang sama. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai jenis batu
alam sebagai material pembangunan dalam sejarah Mesir.
a. Batu Pasir
b. Batu Kapur
c. Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan.
Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai
batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cmdengan jangkauan
antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum yang berarti butir padi
Granit merupakan batuan beku asam plutonik atau terbentuk dan membeku dalam kerak bumi.
Bentuk cebakan yang terjadi dapat berupa dike, sill, atau dalam bentuk masa yang besar dan
tidak beraturan. Batuan lelehan dari granit disebut rhiolit, yang mempunyai susunan kimia dan
mineralogy yang sama dengan granit tetapi tekstur dan strukturnya berlainan. Pada piramida,
batu garanit juga digunakan sebagai material dasar yang diletakan secara tersusu
2. Zaman Hindu Budha
Arsitektur bangunan candi dirancang dengan sentuhan seni yang tinggi.
Kualitas estetis ornamen ukiran maupun seni pahat yang terdapat pada candi
mengisyaratkan bahwa pada eranya, kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha
memiliki arsitek-arsitek dengan keahlian yang mumpuni. Keberadaan relief yang
biasa menghiasi bangunan candi juga menunjukkan bahwa pada masa itu
keindahan seni telah mendapat perhatian dan menjadi bagian penting dari
kehidupan masyarakat, khususnya di lingkungan kerajaan.
a. Batu Andesit Candi terbuat dari batu hitam yang disebut batu candi, yang
sebenarnya adalah batu andesit. Andesit adalah suatu jenis batuan beku
vulkanik ekstrusif. Batuan jenis ini sering dipergunakan pada bangunan-
bangunan megalitik seperti candi dan piramida. Sejak awal dibangun cara
merekatkan antara satu batu dengan batu yang lain ialah dengan batu kunci.
Salah satu contohnya dibawah ini
b. Putih telur yang dimaksud dengan putih telur oleh Masyarakat setempat
tidak lain adalah Vajralepa atau pelapis dinding candi yang berwujud plaster
putih kekuningan untuk memperhalus dan memperindah sekaligus
melindungi dinding dari kerusakan. Vajrelepa yang berwarna putih
kekuningan dibuat dari campuran gamping, batu putih atau tuf dengan
bahan tumbuhan seperti getah pohon.
3. Romawi
Beberapa contoh bangunan yang dibangun pada masa Romawi Kuno antara lain:
Colosseum
Menara Hercules
Panteon
Circus Maximus
Ada beberapa ciri khas pada bangunan bangunan yang dibangun pada
masa romawi, daintaranya adalah:
a. Doric
Kolom Doric adalah elemen arsitektur dari Yunani kuno dan mewakili salah satu
dari lima pesanan arsitektur klasik. Kolom Doric memiliki desain yang sangat
sederhana dan lugas, jauh lebih sederhana daripada gaya kolom Ionic dan Corinthian
yang belakangan. Kolom Doric juga lebih tebal dan lebih berat daripada kolom Ionic
atau Corinthian. Untuk alasan ini, kolom Doric terkadang dikaitkan dengan kekuatan
dan maskulinitas. Karena percaya bahwa kolom Doric dapat menahan beban paling
berat, para pembangun kuno sering menggunakannya untuk tingkat bangunan
bertingkat paling rendah, dengan memesan kolom Ionic dan Corinthian yang lebih
ramping untuk tingkat atas. Kolom Doric Yunani berbagi fitur ini:
a) Poros yang bergalur atau beralur
b) sebuah poros yang lebih lebar di bagian bawah daripada bagian atas
c) tidak ada alas atau alas di bagian bawah, sehingga diletakkan langsung di lantai
atau di tanah
d) Sebuah echinus atau flare halus seperti putaran modal di bagian atas poros
e) sempoa persegi di atas echinus bulat, yang membubarkan dan membuka beban
f) kurangnya ornamen atau ukiran jenis apa pun, meskipun kadang-kadang cincin
batu yang disebut astragal menandai transisi poros ke echinus
b. Ionic
Ionik adalah salah satu dari tiga gaya kolom pembangun yang digunakan di
Yunani kuno. Lebih ramping dan lebih berornamen dari gaya Doric sebelumnya,
kolom ionik memiliki ornamen berbentuk gulir di ibu kota, di bagian atas batang kolom.
Arsitek militer Romawi kuno Vitruvius (sekitar 70-15 SM) menulis bahwa desain Ionic
adalah "kombinasi yang tepat dari kerasnya Doric dan kelezatan Corinthian.".
Karateristik kolom Ionic adalah sebagai berikut:
a) Berdiri di dasar disk yang ditumpuk
b) Poros biasanya bergalur, tetapi bisa polos
c) Shaft bisa dibakar di atas dan bawah
d) Desain Egg-and-Dart sering di antara volutes
e) Vitruvius mengatakan kepada kita bahwa "ketinggian modal Ionic hanya sepertiga
dari ketebalan kolom
c. Corinthian
Gaya Corinthian lebih kompleks dan rumit daripada Doric dan Ionic Orders
sebelumnya. Modal atau bagian atas kolom gaya Korintus memiliki ornamen mewah
yang diukir menyerupai dedaunan dan bunga. Arsitek Romawi Vitruvius (c.70-15 SM)
mengamati bahwa desain Corinthian yang halus "dihasilkan dari dua perintah lainnya.
Karena kemewahan mereka, kolom-kolom Korintus jarang digunakan sebagai kolom
teras umum untuk rumah biasa. Gaya ini lebih cocok untuk rumah-rumah Yunani
Revival dan arsitektur publik seperti gedung-gedung pemerintah, terutama yang
berkaitan dengan pengadilan dan undang-undang. Karateristik kolom Corinthian
adalah sebagai berikut:
a) Batang bergalur (beralur)
b) Capitals (bagian atas poros) dihiasi dengan daun acanthus dan bunga, kadang-
kadang dihiasi dengan gulungan kecil (volutes, seperti dalam Oronic Order)
c) Proporsi yang ditentukan. Vitruvius mengatakan kepada kita bahwa "ketinggian
ibukota mereka memberi mereka secara proporsional efek yang lebih tinggi dan
lebih ramping" daripada kolom ionik.
d) Kolom Korintus sering digunakan dalam interior dan mendukung lengkungan
d. Tuscan
Arsitektur Tuscan biasanya dibangun dengan batu kapur, travertine, marmer,
dan genteng tanah laut. Selain itu gaya ini bisa dikenali dari sentuhan elemen klasik
dan paduan dengan modernitas masa kini ditambah nuansa Eropa gaya lama.
Perpaduan tersebut memperindah arsitektur Tuscan hingga banyak diminati.
Karateristik Tuscan adalah sebagai berikut:
a) Dinding batu yang tebal yang biasanya terbuat dari batu kapur, batu pasir, dan
marmer
b) Bagian atap dan lantai menggunakan material tanah liat
c) memiliki ruang tamu luar ruangan, seperti teras, dan serambi yang menjadi media
sirkulasi udara ke dalam rumah.
d) pada bagian dalam dinding tersebut diplester. Tujuan dinding tersebut diplester
karena ideal untuk iklim hangat yang dapat menahan udara sejuk di siang hari,
dan melepaskan kehangatan di rumah pada malam hari.
e. Composite
Composite berasal dari Bahasa Inggris “composite” yang berarti gabungan
Menurut Gibson. Gibson menjelaskan bahwa sifat dari material-material pembentuk
sebelum digabung berbeda satu dengan lainnya, dan setelah digabung menjadi
material baru, akan memiliki sifat yang berbeda dari material-material sebelumnya.
Komponen utama material komposit ada beberapa yaitu:
a) Matriks
b) Penguat
Dalam komposit, material penguatnya yaitu serat (fiber). Ada yang seratnya
panjang (continuous fiber) dan ada yang serat pendek (discontinuous fiber).
Berdasarkan tipe penguat serat ini, komposit dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu,
komposit serat memanjang (continuous fiber composite), komposit serat anyam
(woven fiber composite), komposit serat pendek(discontinuous fiber composite /
chopped fiber composite) dan komposit hibrid (hybrid composite) yang merupakan
gabungan dari serat pendek dan serat panjang. Selain itu juga dikenal komposit
partikel (particulate composite) dan komposit serat chip (chip fiber composite).
Arsitektur adalah seni dan sekaligus ilmu dalam merancang bangunan. Arti yang
lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro, yaitu perencanaan dan perancangan
perkotaan, arsitektur lanskap, bahkan hingga ke level mikro, yaitu desain bangunan,
desain perabot, dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil berbagai
proses perancangan tersebut. Dengan kata lain, arsitektur bisa juga difahami sebagai
seni yang dilakukan oleh individu untuk mengimajinasikan diri mereka.
Arsitektur harus dilakukan dengan perencanaan, perancangan, dan
pembangunan bentuk, ruang, dan suasana untuk mencerminkan pertimbangan
fungsional, teknis, sosial, lingkungan, dan estetika. Hal ini membutuhkan manipulasi
kreatif dan koordinasi material dan konstruksi. Dalam sejarah pemkembangan
material arsitektur dan konstruksi terjadi masa revolusi industri yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
Revolusi
Revolusi Industri adalah suatu perubahan besar-besaran yang terjadi dalam
dunia industri karena munculnya perkembangan teknologi dalam mengelolah sumber
daya, sehingga menjadikan setiap prosesnya jauh lebih efektif dan efisien dari
sebelumnya. Seperti yang kita ketahui, arti dari kata Revolusi adalah suatu perubahan
yang terjadi dengan cepat dan mengubah dasar-dasar dari kehidupan. Sedangkan
arti dari kata Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan dari yang
tadinya berbentuk mentah, menjadi barang jadi yang memiliki nilai dan bermutu tinggi.
Salah satu material dan konstruksi yang ada dalam masa revolusi industri adalah
semen dan beton.
Semen
Semen adalah salah satu material arsitektur yang digunakan dalam
pembangunan yang berfungsi untuk merekatkan batu atau bata. Semen sebagai
bahan perekat batu atau bata yang kita ketahui selama ini berbeda dengan bahan
perekat pada zaman dahulu kala. Dalam sejarah pembangunan candi Borobudur dan
candi prambanan bahan perekat yang digunakan oleh nenek moyang kita, jembatan
di Cina, atau bangunan kuno di India dan di Pulau Buton, bahan perekat yang
digunakan oleh nenek moyang kita adalah zat putih telur, ketan atau aspal alami. Hal
ini menunjukkan bahwa fungsi semen sudah dikenal sejak zaman dahulu kala.
Pada abad ke-18 seorang insinyur asal Inggris, John Smeaton menemukan dan
mengembangkan ramuan kuno tersebut dengan mencampur batu kapur dengan
tanah liat. Campuran yang dibuatnya ini digunakan untuk pembangunan menara suar
Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris (saat ini dikenal sebagai Menara
Smeaton). Namun sangat disayangkan bahwa John Smeaton tidak membuat hak
paten atas proses pembuatan semen tersebut. Pada 1824, Joseph Aspdin, seorang
insinyur kebangsaan Inggris yang membuat hak paten atas ramuan semen tersebut
dengan nama Semen Portland. Nama Portland digunakan karena hasil akhir warna
ramuan yang diolahnya mirip tanah liat di Pulau Portland, Inggris. Bahan campuran
yang digunakan Joseph Aspdin ini tidak berbeda jauh dengan bahan yang dibuat oleh
John Smeaton. Bahan utama yang digunakan adalah batu kapur dan tanah liat. Batu
kapur yang kaya akan kalsium dicampur tanah liat atau lempung yang mengandung
banyak silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) dan
oksida besi, kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi hingga
membentuk campuran baru. Semen Portland inilah yang dikenal dan paling umum
digunakan di seluruh dunia sebagai bahan dasar beton, mortar, plester dan adukan
non-spesialisasi.
Beton
Pada tahun 1824 seorang penemu dari Inggris, Joseph Aspdin menemukan
semen portland, sebagai bahan dasar campuran yang dominan sebagai pembentuk
beton. Joseph Aspdin menciptakan semen buatan dengan cara membakar batu cadas
dengan tanah liat sekaligus. Proses pembakaran mengubah partikel kimiawi dari
material tersebut sehingga menghasilkan campuran semen yang lebih kuat dari jenis
semen biasa. Bahan campuran lain selain semen dalam beton adalah agregat.
Agregat terdiri atas pasir, pecahan batu kali, kerikil, abu, tanah liat yang dibakar.
Agregat yang halus biasanya digunakan untuk diterapkan pada konstruksi lantai (slab)
atau untuk menghasilkan permukaan beton yang halus. Sementara agregat yang
kasar digunakan untuk konstruksi beton masif. Beton yang dilengkapi dengan
batangan besi disebut sebagai beton bertulang. Jenis beton bertulang ini
dikembangkan pada tahun 1849 oleh Joseph Monier, dan mendapatkan hak paten
pada tahun 1867. Berkat temuannya lah maka hingga saat ini bahan bangunan beton
banyak digunakan untuk membuat konstruksi bangunan dengan berbagai macam
bentuk.
Berikut beberapa jenis beton yang saat ini umum digunakan dalam pekerjaan
konstruksi yaitu sebagai berikut :
1. Beton Non-Pasir
2. Beton Ringan
Beton ringan dibuat dengan memakai agregat yang berbobot ringan. Seringkali
ditambahkan zat aditif yang dapat menyebabkan terbentuknya gelembung-
gelembung udara di dalam adonan beton. Banyaknya gelembung udara yang
terjadi menyebabkan volume adonan juga semakin besar sementara bobotnya
lebih ringan dibandingkan beton lain dengan volume ayng sama. Beton ringan
biasanya digunakan untuk dinding non-struktural.
3. Beton Hampa
5. Beton Bertulang
Beton bertulang adalah adukan beton yang diberi tulangan dari baja.
Penambahan tulangan baja ini akan meningkatkan kekuatan terhadap gaya
tarik dan juga ductility struktur bangunan. Beton bertulang cocok digunakan
dalam struktur dengan bentangan yang lebar, seperti jalan raya, jembatan,
pelat lantai dan sebagainya.
6. Beton Prategang
Beton prategang adalah beton bertulang yang tulangan bajanya diberi
tegangan lebih dulu sebelum dicor, sehingga kuat untuk menyangga struktur
dengan bentangan lebar.
7. Beton Pracetak
Beton pracetak adalah beton yang dicetak terpisah di luar area pekerjaan.
Hal ini biasanya dilakukan karena terbatasnya lahan area pekerjaan dan juga
karena alasan kepraktisan. Pengerjaan bangunan dapat dipersingkat
sehingga lebih efektif dan efisien.
8. Beton Siklop
Beton jenis ini menggunakan bahan tambahan agregat yang berukuran besar
(sekitar 15 sampai 20 cm) dalam adonan beton. Hal ini untuk meningkatkan
daya tahan beton untuk digunakan dalam pengerjaan bangunan yang
bersinggungan dengan air, seperti jembatan dan bendungan.
Alasan:
Beberapa dinding harus disalurkan dengan menggunakan pondasi ini
Lebih menghemat biaya
Desain bangunan akan menjadi 3-4 lantai
Kelebihan :
Mudah dikerjakan
Tidak membutuhkan waktu yang lama
Tidak membutuhkan alat berat
Kekurangan:
Hanya dapat digunakan untuk bangunan maksimal bertingkat 3 lantai
Pada daerah tertentu susah mendapatkan material batunya
Plat Lantai
Alasan:
Bahan material lebih ringan dari beton bertulang.
Sebagai respon dari desain bangunan yang tahan gempa
Kelebihan:
Menghemat bekisting lantai
Pengerjaannya lebih cepat dan mudah
Plat terjamin rapi
Kekurangan:
• Harganya mahal
• Perlu pengaturan khusus agar tidakbanyak sia yang terbuang
Plafon gypsum
Alasan:
Material lebih ringan sehingga apabila jatuh tidak melukai penghuni
Mudah untuk pengaplikasiannya
Kelebihan:
Mudah pengaplikasiannya
Ringan
Murah
Kekurangan:
cepat melapuk apabila terdapat kebocoran
gampang pecah/retak
Alasan:
Lebih ringan daripada struktur beton
Pemilihan didasari dari ciri rumah tradisional jawa yang menggunakan
material tahan gempa
Kelebihan:
Kuat menopang bebanTahan rayap
Tahan gempa
Kekurangan:Tidak dapat untukdesain lengkung
Beban pondasi lebih berat
Penutup Atap
Alasan:
Bahannya ringan sehingga apabila terjadi gempa, material ini tidak
menyakiti penghuni bangunan
Mudah ditemukan dan mudah untuk pemasangannya
Kelebihan:
Ringan
Mudah di dapat
Mudah pengaplikasiannya
Kekurangan :
Sulit untuk dirawat
Variannya terbatas
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Setelah menyusun makalah terkait Pekembangan Material Arsitektur, penyusun
menyarankan agar sebagai seorang calon Arsitek harus betul-betul mengetahui dan
memahami apasaja material beserta fungsinya dalam dunia arsitektur dari masa ke masa
sehngga nanti ketika merancang atau membangun sebuah bangunan, maka material
yang akan digunakan juga tepat.