Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), konstruksi
adalah susunan (mode, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah,
dan lain sebagainya).
Sedangkan pengertian material menurut KBBI, adalah bahan yang
akan dipakai untuk membuat barang lain; bahan mentah untuk
bangunan (seperti pasir, kayu, kapur)
Dengan demikian, Material konstruksi dapat diartikan sebagai
setiap bahan yang digunakan untuk tujuan menjalankan konstruksi
atau susunan suatu bangunan. Banyak bahan alami yang digunakan
untuk kepentingan itu, di antaranya seperti tanah liat, pasir, kayu dan
batu, bahkan ranting dan daun telah digunakan untuk membangun
bangunan. Penggunaan bahan material konstruksi ini terus
mengalami perubahan seiring dengan berjalannya peradaban
manusia yang semakin betkembang di tiap masanya.
Pada awalnya penggunaan material pada masa prasejarah
masihlah menggunakan bahan-bahan alami seperti batu, kayu dan
bahan alami lainnya.
Hal ini justru berbanding terbalik dengan jaman sekarang dimana
penggunaan material menjadi lebih bervariasi dengan berbagai
macam kegunaanya masing-masing, seiring dengan meningkatnya
kecanggihan teknologi. Hal diatas merupakan contoh singkat, tentang
pengaruh perkembangan zaman terhadap penggunaan material
konstruksi

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan perkembangan material konstruksi pada masa prasejarah
2. Jelaskan perkembangan material konstruksi pada masa
peradaban Mesir, Romawi, Islam, Hindu-Budha

1
3. Jelaskan perkembangan material konstruksi pada masa revolusi
industri (1817)
4. Jelaskan perkembangan material konstruksi pada era modern
(1900-1960)
5. Jelaskan perkembangan material konstruksi pada masa pasca
modern (1960-2000)
6. Jelaskan perkembangan material konstruksi pada masa
millennium

C. Tujuan
1. Mengetahui perkembangan material konstruksi pada masa
prasejarah
2. Mengetahui perkembangan konstruksi pada masa peradaban
Mesir, Romawi, Islam, Hindu-Budha
3. Mengetahui perkembangan material konstruksi pada masa revolusi
industry (1817)
4. Mengetahui perkembangan material konstruksi era modern (1900-
1960)
5. Mengetahui perkembangan material konstruksi pada masa pasca
modern (1960-2000)
6. Mengetahui perkembangan material konstruksi pada masa
millennium (2000>)

2
BAB II
ISI

A. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Prasejarah


Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah
yang digunakan untuk merujuk kepada masa dimana catatan sejarah
yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula
pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan
untuk mengacu kepada masa dimana terdapat kehidupan di muka Bumi
dimana manusia mulai hidup.
Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah
mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa
prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan
sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Pada awalnya manusia
pada masa prasejarah menggunakan gua-gua sebagai tempat tinggal.
Akan tetapi sepertinya seni, telah mulai ditonjolkan pada masa itu. Hal ini
dapat dibuktikan dengan penemuan-penemuan lukisan sederhana yang
menggambarkan tentang kehidupan manusia pada zaman itu, seperti
berburu. Arsitektur Neolitik adalah arsitektur dari periode Neolitikum. Di
Asia barat daya, budaya Neolitikum muncul pada tahun 10.000 SM,
awalnya di Levant (Pre-Pottery Neolithic A dan PrePottery Neolithic B)
dan dari sana menyebar ke arah timur dan barat. Ditemukan budaya
Neolitikum awal di Anatolia, Suriah dan Irak pada tahun 8.000 SM, dan
budaya masyarakat memproduksi makanan pertama kali muncul di
tenggara Eropa tahun 7000 SM, dan Eropa Tengah pada 5500 SM (yang
paling awal kompleks budaya termasuk Starčevo-Koros (Cris),
Linearbandkeramic, dan Vinca).
Budaya Neolitikum di Levant, Anatolia, Suriah, utara Mesopotamia dan
Asia Tengah merupakan pembangun hebat, menggunakan lumpur-bata
untuk membangun rumah-rumah dan desa. Di Çatalhöyük, rumah-rumah

3
diplester dan dicat dengan adegan rumit manusia dan hewan. Di Eropa,
rumah-rumah panjang dibangun dari anyaman. Ditemukan juga kuburan
untuk orang mati. Makam ini sangat banyak terdapat di Irlandia, dan
sampai saat ini masih terdapat beribu makam disana.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan material
pada zaman ini masihlah berupa material alami yang diperoleh langsung
dari alam. Seperti batu dan lumpur.

B. Perkembangan Konstruksi Pada Masa Peradaban Mesir, Romawi,


Islam, Hindu-Budha
1. Perkembangan Konstruksi Pada Masa Peradaban Mesir
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa
disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah
memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri
dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah
piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.
Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal
pembuat piramida adalah Imhotep. Akibat kelangkaan kayu, kedua
bahan bangunan yang dominan digunakan di Mesir kuno adalah
dipanggang batu bata dan batu, terutama batu kapur, tetapi juga batu
pasir dan granit dalam jumlah yang cukup besar. Dari Kerajaan Lama
seterusnya, batu biasanya disediakan untuk makam-makam dan kuil-
kuil, sedangkan batu bata yang digunakan bahkan untuk istana raja,
benteng, dan bangunan penting lainnya.
Akibat kelangkaan kayu, kedua bahan bangunan yang dominan
digunakan di Mesir kuno adalah dipanggang batu bata dan batu,
terutama batu kapur, tetapi juga batu pasir dan granit dalam jumlah
yang cukup besar. Dari Kerajaan Lama seterusnya, batu biasanya
disediakan untuk makam-makam dan kuil-kuil, sedangkan batu bata
yang digunakan bahkan untuk istana raja, benteng, dinding candi Bait
dan kota-kota, dan untuk anak perusahaan bangunan di kompleks

4
candi. Bangunan rumah tinggal yang lengkap, milik keluarga
bangsawan, terdiri dari sebidang tanah yang cukup luas, yang
didahului sebuah pintu gebang. Bangunan induk terletak ditengah,
dengan bentuk segi empat, yang dibangun dengan bahan bata
mentah / Lumpur yang dikeringkan. Rumah Mesir terbuat dari lumpur
yang dikumpulkan dari sungai Nil. Itu ditempatkan dalam cetakan dan
dibiarkan kering di bawah terik matahari untuk mengeras untuk
digunakan dalam konstruksi.

2. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Peradaban Romawi


Arsitektur Romawi berkembang pada zaman Republik Romawi,
bahkan semakin marak pada zaman Kekaisaran Romawi, zaman
didirikannya sebagian besar bangunan yang masih dapat dijumpai
saat ini. Arsitektur Romawi memanfaatkan material-material baru,
khususnya beton Romawi, dan menerapkan teknologi-teknologi baru
seperti pelengkung dan kubah dalam pendirian bangunan-bangunan
yang biasanya kukuh dan direkayasa dengan baik. Banyak di
antaranya masih membekas di berbagai tempat yang pernah dikuasai
Kekaisaran Romawi, bahkan ada yang masih utuh dan dimanfaatkan
sampai sekarang.
Arsitektur Romawi berkembang sejak Republik Romawi
terbentuk pada tahun 509 SM sampai sekitar abad ke-4 M. Sesudah
jangka waktu tersebut, arsitektur Romawi direklasifikasi menjadi
arsitektur Akhir Abad Kuno atau arsitektur Bizantin. Sejumlah kecil
bangunan penting peninggalan Romawi Kuno yang masih ada saat ini
berasal dari kurun waktu pra-sekitar tahun 100 M, sementara
kebanyakan bangunan penting sintas dari penghujung zaman
kekaisaran, yakni pasca-sekitar tahun 100 M. Langgam arsitektur
Romawi terus mempengaruhi corak bangunan di bekas wilayah
Kekaisaran Romawi sampai berabad-abad kemudian. Langgam
arsitektur bangunan-bangunan bercorak Romawi yang didirikan di
Eropa Barat sejak sekitar tahun 1000 M disebut langgam Romawian
(bahasa Latin: Romanica, bahasa Prancis: Romanesque) karena
didasari bentuk-bentuk pokok arsitektur Romawi. Dinding Romawi
terdiri dari batu dan beton, yang merupakan karakter kubus.
Pembuatan lengkung busur, ditunjang oleh rangka kayu/ bekisting
sampai beton mengeras. Sedangkan beton merupakan bahan
bangunan yang bisa diproduksi secara masal, uniform dan sederhana.

3. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Peradaban Islam


Menurut Nourouzzaman Shiddiqy, sejarah peradaban Islam
dibagi menjadi 3 periode yaitu klasik, pertengahan, dan modern.
Periode klasik dimulai sekitar tahun 650 M hingga 1258 M yang
ditandai dengan jatuhnya Bagdad ke tangan Hulagu Khan. Periode
pertengahan dimulai tahun 1258 hingga akhir abad ke-17. Periode
Modern dimulai abad ke-18 sampai sekarang ini. Pada periode klasik
merupakan masa kemajuan Islam, dan Peradaban Islam masih
terpusat di Arab. Pada periode pertengahan dan Modern, peradaban
Islam sudah menjangkau wilayah yang lebih luas sehingga ada
peradaban dan kebudayaan non Arab.
Material yang digunakan pada masjid dan juga rumah-rumah adalah
bata yang berasal dari tanah liat yang dikeringkan. Untuk
memperhalus permukaan dinding maka dilakukan plester
menggunakan tanah liat. Sebagai perkuatan dinding bata tanah liat
tersebut, ditancapkan batang kayu yang tegak lurus dari permukaan
dinding.

4. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Peradaban Hindu-


Budha
Peradaban Hindu-Budha, muncul seiring dengan lahirnya
agama baru dalam peradaban umat manusia, yaitu Agama Hindu dan
Agama Buddha di Peradaban India. Kurun waktu periode ini
berlangsung antara tahun 350-an M dengan berdirinya Kerajaan
Hindu-Buddha pertama yaitu Kerajaan Kutai, hingga tahun 1520 M

6
dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit akibat serangan kesultanan
Demak. Terdapat beberapa kerajaan besar atau kerajaan utama
yang berdiri pada periode ini, antara lain: Kutai, Tarumanegara,
Sunda, Galuh, Kalingga, Medang/Mataram Kuno, Sriwijaya, Kediri,
Singhasari, dan Majapahit.
Salah satu peninggalan peradaban Hindu-Budha dalam bidang
konstruksi adalah adanya bangunan-bangunan berupa canerial yang
digunakan untuk membangun candi, yang paling sering dijumpai
adalah batu andesit dan batu bata merah. Material batu bata merah
biasanya dipergunakan pada candi yang ditemukan di areal
persawahan dan jauh dari gunung berapi, sedangkan yang
menggunakan batu andesit biasanya di dekat sungai, tidak jauh dari
gunung berapi. Material lain yang juga kerap digunakan untuk
membangun candi adalah batu bata, yang terbuat dari tanah liat
yang dicetak, kemudian dibakar.
Batu ini dapat menyerap panas dengan baik. Bata merah
sudah sangat umum digunakan sebagai material bangunan di
Indonesia, dari zaman dulu hingga saat ini. Tanah yang
digunakan untuk pembuatan bata bukanlah sembarang tanah.
Tanah tersebut harus yang agak liat sehingga bisa menyatu saat
proses pencetakan.

C. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Revolusi Industry


(1817)
Dilansir dari Wikipedia, Revolusi industry dimulai pada tahun 1776
yaitu dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Mesin uap yang
ditemukan oleh James Watt itu memiliki efesiensi yang jauh lebih murah
dibandingkan mesin uap sebelum tahun 1776. Mesin uap ini
menggunakan energi dari kayu dan batu bara. Dampak dari revolusi
industri ini memberikan pengaruh pada berbagai bidang, salah satunya
pada bidang arsitektur. Arsitektur Industrial muncul pertama kali pada
tahun 1950, dimana terdapat banyak bangunan bekas pabrik dan mesin-
mesin yang terbengkalai sehingga dimanfaatkan dengan memfungsikan
kembali pabrik yang terbengkalai dan memanfaatkan mesin yang sudah
tidak terpakai untuk menjadi elemen arsitektur (Jevremovic,2012). Gaya
arsitektur industrial semakin lama semakin berkembang dan mulai
diterapkan dalam berbagai jenis bangunan, tidak hanya berfokus kepada
bangunan industri.
Seiring dengan hadir dan berkembangnya gaya arsitektur,
memberikan pengaruh kepada berbagai negara termasuk Indonesia,
terlebih Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di bidang
industri seperti industri berbasis sumber daya mineral, pasar, ekspor, dan
pengembangan industri kecil dan menengah sehingga gaya arsitektur
industrial menjadi salah satu gaya yang banyak diminati oleh masyarakat.
Implementasi material baru pada masa ini, ialah seperti baja, reinnforced
concrete dll.

D. Perkembangan Material Konstruksi Pada Era Modern (1900-1960)


Arsitektur modern adalah pergerakan perubahan yang diawali
pada akhir abad ke-19. Selama periode tersebut terjadi revolusi teknologi,
material bangunan, dan mesin. Akibatnya ada pergeseran dari konstruksi
bangunan tradisional menjadi bangunan yang fungsional dengan
teknologi baru.
Kemunculan ini diawali dari Gedung pencakar langit yang berada di
Amerika Serikat. Menjadi akibat adanya berbagai gagasan baru, salah
satunya adalah adanya peran teknologi dalam perancangan bangunan
yaitu penggunaan bahan-bahan baru seperti beton, besi, baja, kaca, dan
sebagainya, mulailah muncul berbagai macam struktur yang sekaligus
mempengaruhi bentuk-bentuk bangunan yang sebelumnya tidak ada.
Gagasan baru tersebut terangkum dalam prinsip-prinsip Arsitektur
Modern.

8
E. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Pasca Modern (1960-
2000)
Arsitektur pasca-modern adalah sebuah gaya atau gerakan yang
timbul pada 1960an sebagai reaksi melawan austeritas, formalitas, dan
kekurangan varietas arsitektur modern, terutama dalam gaya
internasional yang diadvokasikan oleh Le Corbusier dan Ludwig Mies van
der Rohe. Gerakan tersebut memberikan sebuah doktrin dari arsitek dan
pakar teori arsitektural Robert Venturi dalam buku tahun 1966 buatannya
Complexity and Contradiction in Architecture.

F. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Millennium (2000>)


Dalam Era Millenium ini, bahan konstruksi terus berkembang
seiring dengan berjalannya zaman. Bahan konstruksi kayu mulai
ditinggalkan karena mulai sulit dicari dan mulai ada pengembangan
teknologi baru yaitu beton dan baja karena kekuatannya yang baik. Baja
memiliki keunggulan seperti konstruksinya yang ringan dibandingkan
dengan beton yang dapat memngurangi pembebanan. Selain
konstruksinya yang ringan, baja memiliki sifat yang unik seperti kekakuan,
ekuatan, dan daktail. Konstruksi modern akhir-akhir ini terutama pada
konstruksi atap bangunan, baik rumah tinggal, gudang, maupun pabrik
sedang mengembangkan penggunaan material yang dikenal dengan
sebutan baja ringan.
Baja ringan adalah baja canai dingin dengan kualitas tinggi yang
bersifat ringan dan tipis namun kekuatannya tidak kalah dengan baja
konvensional. Baja ringan memiliki tegangan tarik tinggi (G550). Baja
G550 berarti baja memiliki kuat tarik 550 MPa (Mega Pascal). Baja ringan
adalah Baja High Tensile G-550 (Minimum Yeild Strength 5500 kg/m2)
dengan standar bahan ASTM A792, JIS G3302, SGC 570. C-Truss
merupakan produk rangka atap baja ringan yang terbuat dari bahan baja
mutu tinggi (High Tensile) G550 yang dilapisi dengan: ZincAluminium
setebal 100 gr/m2 (AZ 100). Rangka atap baja ringan C-Truss cocok dan
dapat digunakan untuk rumah, ruko, sekolah dengan bentuk/model atap
seperti: pelana, prisma, joglo, atap rumah adat Minang, dan lainnya.
Selain itu, rangka atap baja ringan C-Truss juga cocok dipadukan dengan
penutup atap/genteng yang terbuat dari bahan metal (ringan), keramik,
dan bahkan beton yang relatif berat. Profil C-Truss dengan bahan
Alumunium Zinc Coated telah lulus dalam uji pembebanan kuda-kuda
baja ringan dari hasil uji Laboratorium Pengujian Pusat Litbang
Permukiman Bidang Struktur dan Konstruksi Bangunan. Keamanan
struktur rangka atap baja ringan pada bangunan akan lebih berkualitas
dan keamanan baja ringan dengan arga paling murah.

10
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selayaknya kami haturkan kehadriat Tuhan yang


maha kuasa atas rahmat, kasih, dan anugrah kami selaku penyusun
dapat menyelasaikan penulisan makalah ini yang berjudul “MATERIAL
KONSTRUKSI DARI MASA KE MASA”.
Kami selaku penulis menyadari kekurangan dari hasil tulisan makalah
kami, oleh karena itu, saran dan tanggapan serta komentar yang
membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Demikian hasil tulisan
kami, kiranya dapat berguna dan dimanfaatkan sebaik-baik mungkin.

Kupang, 03 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................ 2
BAB II ISI ............................................................................................ 3
A. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa
Prasejarah .......................................................................... 3
B. Perkembangan Konstruksi Pada Masa Peradaban Mesir,
Romawi, Islam, Hindu-Budha ............................................. 4
1. Perkembangan Konstruksi Pada Masa Peradaban
Mesir ............................................................................. 4
2. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa
Peradaban Romawi ...................................................... 5
3. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa
Peradaban Islam........................................................... 6
4. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa
Peradaban Hindu-Budha .............................................. 6
C. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Revolusi
Industry (1817) ................................................................... 7
D. Perkembangan Material Konstruksi Pada Era Modern
(1900-1960) ....................................................................... 8
E. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa Pasca
Modern (1960-2000) .......................................................... 9
F. Perkembangan Material Konstruksi Pada Masa
Millennium (2000>) ............................................................ 9
BAB III PENUTUP ................................................................................ 11
DAFTAR GAMBAR

iv

Anda mungkin juga menyukai